"Semua sudah siapkan?" tanya Jihan pada pegawai yang kini tengah sibuk mempersiapkan acara pernikahan putra semata wayangnya. Orang tua Juan tentu senang dengan keputusan yang tidak duga itu.
Sedangkan Sahara, gadis itu kini tengah dirias. Tak pernah terpikirkan bahwa dirinya malah yang terjerumus dengan pernikahan itu. Pernikahan yang didasari oleh kemarahan dari seorang Juan Ardinata. Pria itu marah karena sikap Sonia yang menilainya sangat rendah. Bagaikan macan terbangun dari tidurnya, emosi Juan meletup-letup.
Kini sang pengantin sudah duduk berdampingan, tak sedikit pun Juan melihat ke arah Sahara. Gadis itu tertunduk karena ia tahu ada kobaran api di diri sang pengantin pria. Setelah resmi menjadi sepasang suami istri, pesta digelar sangat meriah. Pernikahan itu diliput secara langsung distasiun televisi sehingga Sonia dapat melihat kabar berita.
Berita tersebar luas, sampai di telinga Nadien Chandra Kirana. Gadis itu sangat kecewa, tak menyangka bahwa percintaannya kandas ditengah jalan. Sonia sangat terkejut saat tahu siapa Juan sebenarnya.
"Brengsek, ternyata lelaki itu malah menikahi Sahara. Kenapa aku tidak tahu kalau lelaki itu pengusaha muda yang sangat kaya raya." Sesal Sonia terpancar. "Apa Nadien tahu kabar ini?" Ia berharap Nadien tidak tahu karena ia ingin Nadien kembali, bukankah Juan mencintai Nadien? Tentu pria itu tidak mungkin melupakannya begitu saja bukan?
"Arghh ...," kesal Sonia.
* * *
Setelah resepsi pernikahan selesai, Sahara langsung dibawa ke hotel oleh Juan. Sahara setengah ketakutan saat melihat suaminya mulai melepas kancing kemejanya.
"Bukankah ini pekerjaanmu menjadi gadis bayaran? Sayang sekali kalau aku tidak menerima servisan darimu, kamu butuh uang 'kan?" Juan menghampiri ranjang, dan di sana terdapat sebuah koper yang berisikan uang. Mengambil uang itu lalu melemparnya pada Sahara.
Sahara terheyak karena terkejut. Juan benar-benar memandangnya wanita hina. Menjual diri hanya untuk mendapatkan uang. "Sonia membayarmu untuk tidur denganku 'kan? Aku rasa uang ini jauh lebih banyak dari Sonia."
Sahara merasa terhina sekali, tapi apa kata Juan memang benar adanya. Profesinya memang gadis bayaran, tapi ia tidak menjual diri. Waktu itu ia tak bisa berpikir jernih karena takut Sonia mengambil uang yang sudah ia pakai untuk biaya rumah sakit.
Sahida sendiri tidak tahu bahwa cucunya menikah. Sahida tahu dari warga yang mengetahui dari kabar televisi. Yang warga tahu Sahara menjual diri pada pria yang kini telah menikahinya. Entah, kabar itu meluas begitu saja dengan sendirinya. Sahida menangis karena Sahara tidak mengatakan apa-apa, pantas saja lelaki itu memperlakukannya dengan sangat baik sekali waktu itu, ternyata ini alasannya.
Tubuh Sahara bergetar saat Juan mulai menghampirinya. Juan meraih dagu Sahara, menatapnya dengan tajam. "Lepas semua pakaiannmu, aku sangat rugi jika aku tidak mendapatkan pelayanan darimu."
Ya, Tuhan ... Apa dia benar menganggapku wanita hina? Lupakah dia bahwa dia yang pertama menyentuhku?
"Kenapa diam? Jangan tunjukkan wajah sedih palsumu, kamu senangkan mendapatkan uang banyak dariku?" Juan tersenyum tipis. "Ayo lakukan, kamu 'kan istriku!"
Ya, aku memang istrinya. Tapi segitunya memperlakukanku? batin Sahara menjerit. Meski begitu, Sahara tetap melucuti pakainnya satu persatu. Juan menatap tubuh Sahara yang hampir bertelanjang. Setelah semuanya terlepas, Sahara langsung meraih selimut untuk menutupi tubuhnya.
Juan menarik selimut itu dengan kasar. Sahara terkejut, ia hanya bisa menutupi bagian tubuhnya dengan tangan. Rasa malu itu sangat menjalar, matanya mulai menggenang.
"Kamu lebih pantas seperti ini," ucap Juan. "Jangan pikir, aku akan menyentuhmu! Malam itu adalah malam terburuk yang aku alami, pernikahan kita hanya sekedar settingan, Sahara!" cetus Juan, lalu ia berlalu keluar dari hotel.
Sedangkan Sahara, ia menangis karena mendapat perlakuan dari suaminya. Juan benar-benar mempermalukan Sahara di hadapannya. Ia tak menyangka bahwa Juan akan semarah ini padanya.
"Nenek ..." Sahara menangis, tanpa ia tahu bahwa sang nenek pun membencinya karena menduga telah menjual diri. Sahida sering menasehati cucunya agar tidak terjerat dengan pekerjaannya.
* * *
Juan pergi ke club malam, ia merasa hidupnya hancur karena menikahi Sahara. Sedangkan yang dicintainya adalah Nadien. Tapi rasa sakit yang disudutkan oleh Sonia sangat merendahkan dirinya. Juan melihat keberadaan Nadien di club.
"Nadien," ucap Juan.
Nadien pun sama, ia tengah galau karena Juan menikah. Nadien yang mendengar langsung menoleh ke arah sumber suara, gadis itu menghindar karena benci cintanya telah terkhianati.
"Nadien, tunggu!" seru Juan.
"Belum cukup membuatku sakit hati? Bahkan kamu sudah mempermalukanku di hadapan orang tuamu. Bukahkah ini malam pengantinmu, harusnya kamu tengah berbahagia. Jangan lagi kamu menampakkan diri di hadapanku!" Nadien berlalu.
Sejujurnya, Juan tak ingin melakukan ini. Tapi penilaian Sonia padanya sangat buruk, sampai ia berani menyewa seorang wanita agar masuk ke dalam hidupnya. Dengan gontai, Juan kembali ke club dan menghabiskan beberapa gelas minuman sampai dirinya mabuk berat. Anak buah Juan datang untuk menjemput, dan langsung mengantarnya ke hotel di mana seharusnya sepasang pengantin itu menghabiskan waktunya.
Sahara terkejut mendapati suaminya datang dalam keadaan mabuk berat. Sahara membawa tubuh Juan dengan cara memapah pria itu ke arah ranjang. Pria itu terus meracau menyebut nama kekasihnya. Di sini, Sahara merasa bersalah karena semua ini ulahnya. Tapi di sisi lain, ia pun ikut terjerat karena Juan malah menikahinya.
Keesokan paginya.
Sahara baru selesai membersihkan diri, tak lama, petugas hotel datang lalu mengetuk pintu. Membawakan sarapan untuk mereka, sampai batas ambang pintu pelayan itu mengantarkan makananya.
"Terima kasih," ucap Sahara.
Lalu, Juan terbangun dalam keadaan kepalanya yang masih pusing. Ekor matanya menangkap sosok wanita yang kini telah resmi menjadi istrinya. "Hari ini aku mau bertemu dengan nenek-ku," ucap Sahara tiba-tiba.
"Pergilah, tidak ada yang melarangmu," cetus Juan. Sikapnya benar-benar berubah 190° derajat, Juan berprilaku seperti itu saat dirinya tahu bahwa Sahara suruhan Sonia.
Tak berlama-lama lagi, Sahara langsung pergi tanpa sarapan lebih dulu. Ia khawatir pada neneknya karena sudah dua hari ini ia menitipkannya pada tetangganya, pada ibu Novan.
Setibanya di gang kecil, warga mulai berbisik tentang dirinya.
"Gak nyangka, demi uang dia rela menjual diri," kata seorang wanita.
"Lah, 'kan profesinya memang gitu, Bu. Siapa pun yang membutuhkan jasanya tinggal panggil saja dia," timpal ibu yang lain.
Sahara tidak ingin mendengar lebih lama lagi, ia buru-buru pergi ke rumah Novan untuk menjemput nenek Sahida.
"Novan, bagaimana nenek-ku?" tanya Sahara pada Novan yang tengah ada di depan teras rumahnya. Bukannya menjawab, Novan malah melihat Sahara dari ujung kepala sampai ujung kaki. Tak menyangka teman sejak kecilnya akan melepas keperawanannya demi uang.
"Apa tidak ada pekerjaan lain selain menjual diri?" Novan sangat kecewa.
Deg
Sahara merasakan nyeri di dada dengan perkataan Novan, sahabatnya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 98 Episodes
Comments
Pia Palinrungi
sabar sahara, akqn indah pd wkt nya
2022-08-20
0
Ivonovi
kasian Sahara, yg sabar ya nduk..
2022-08-01
0
Rinda_Rey
pedes banget tuh omongan novan,
kalo ama suami sendiri apa di sebut jual diri😤
lanjuut😘
2022-08-01
0