"Untuk merayakan kebersamaan kita, bagaimana kalau kita makan malam di tempat yang paling romantis," kata Juan. Ia harus meyakinkan Nadien. Meyakinkan tak lagi marah padanya.
Nadien memikirkannya, sudah lama juga ia tak pergi bersama kekasihnya. Untuk mempererat hubungan mereka kembali karena beberapa hari terakhir mereka memang jarang bertemu karena sama-sama sibuk. Model cantik itu mengangguk sebagai jawaban.
"Kamu sudah selesai dengan pekerjaanmu 'kan?" tanya Juan, sebenarnya Juan kurang menyukai profesi kekasihnya yang menjadi sebagai model. Apa lagi menggunakan pakaian yang terbuka yang membuat mata lelaki terpana saat melihat kulitnya yang mulus. "Kamu ganti baju dulu ya, aku tidak mau banyak pasang mata saat melihatmu."
"Iya." Jawab Nadien sembari menangkup kedua pipi Juan dengan tangan, menempelkan kening dan hidungnya sesaat. Setelah itu, Nadien pergi ke ruang ganti. Menggunakan pakaian yang diinginkan oleh kekasihnya, ia sampai tak habis pikir, jarang sekali ada lelaki seperti Juan. Ia beruntung mendapatkan kekasih sepertinya.
"Sudah siap?" tanya Juan saat Nadien sudah kembali menemuinya. "Kamu terlihat cantik bila tubuhmu tertutup seperti ini," puji Juan.
"Terima kasih atas pujiannya, kita berangkat sekarang." Nadien melingkarkan tangan di lengan kekasihnya lalu berjalan menuju mobil yang terparkir di tepi jalan.
Momen seperti inilah yang diinginkan Juan, pergi jalan-jalan berdua dan menghabiskan waktu bersama. Karena kesibukan Nadien yang sering keluar kota bahkan sampai ke luar negri membuat mereka jarang bertemu. Sebelum mereka sampai, Juan menyuruh anak buahnya untuk menyiapkan tempat yang paling romantis. Booking tempat hanya untuk berdua.
Juan tipe pria yang paling romantis, di mata Nadien, sosok Juan memang sempurna. Tapi ia bingung dengan ibunya, mengapa tidak menyukai Juan? Sonia sering bilang padanya bahwa Juan laki-laki brengsek, memiliki banyak simpanan. Jika teringat kejadian tadi siang ucapan ibunya memang benar adanya, ia harus tetap waspada dengan hal ini. Pria seperti itu biasanya pintar dengan semua hal, termasuk berbohong.
Tapi di sisi lain, Juan membuktikan cintanya padanya bahwa pria itu serius dengannya. Juan juga sangat menjaga hubungan mereka, tak sekali pun Juan menyentuh Nadien. Karena tak ingin merusak anak gadis orang sebelum ia halalkan.
Mereka pun akhirnya sampai di sebuah bangunan tinggi, langit indah menemani kebersamaan mereka. Bintang-bintang bertaburan membuat Nadien sangat takjub saat melihatnya. Juan selalu bisa membuatnya nyaman bila saat bersamanya. Menjadi wanita yang paling diutamakan.
"Kamu suka 'kan tempatnya?" tanya Juan.
"Hmm, tempat ini masih baru ya? Kamu baru sekarang mengajakku kemari," kata Nadien. Pandangannya melihat ke sekeliling area.
"Karena kamu terlalu sibuk sampai kita jarang menghabiskan waktu bersama." Juan meraih tangan kekasihnya lalu mengecupnya. Nadien merasa jadi wanita yang paling sempurna saat berdampingan dengan Juan. Ia sangat bahagia malam ini.
Gadis itu tersenyum dan mendekatkan tubuhnya hingga mereka pun berpelukkan. Lantunan musik terdengar dan semakin menambah keromatisan mereka. Beberapa saat, pelukan itu terlepas karena Juan membawa Nadien ke tepi gedung, melihat lampu yang berwarna-warni dari atas sana. Memeluk Nadien dari belakang. Dunia seakan milik berdua.
Dilanjut dengan makan malam.
Saat mereka menyantap makan malamnya, dua orang memainkan alat musik biola untuk menemani hingga kehangatan itu tercipta. Nadien dibuat bahagia malam ini. Mereka menghabiskan waktu beberapa jam di sana. Seusai makan, Juan pun mengantar Nadien pulang.
"Aku masih betah di sini apa lagi bersamamu, kapan-kapan kita ke sini lagi ya? Tapi aku ingin ke sini setelah kita bertunangan," kata Nadien.
"Iya, aku akan mengatur waktu pertemuanmu dengan orang tuaku. Aku juga ingin bertemu dengan orang tuamu." Juan mengulurkan tangan ke arah Nadien, menggenggam tangan itu dan melepasnya sampai berada di depan mobil miliknya.
"Terima kasih sudah percaya padaku, aku mencintaimu," ucap Juan yang sudah berada di dalam mobil. Nadien menyandarkan kepala di bahunya.
"Aku beruntung dimiliki olehmu, aku pegang janjimu yang akan menikahiku," tutur Nadien.
* * *
Sampailah mereka di depan rumah Nadien. Juan tak mampir karena sudah cukup larut. Cukup mengantar dan memastikan bahwa kekasihnya pulang dalam keadaan selamat.
"Langsung istirahat ya?" Kata Juan sembari mengecup kening kekasihnya, meyentuh bibir gadis itu dengan ibu jari melihat wajahnya dengan seksama, betapa cintanya Juan pada Nadien. Tak berpikir akan meninggalkannya apa lagi menduakannya.
Nadien memejamkan mata, berharap sang kekasih menciumnya. Juan yang tahu akan kode itu pun tersenyum saat melihatnya. Ia dekatkan wajahnya ke arah wajah Nadien hingga hembusan napas menerpa di kulit mulus itu.
"Tunggu sampai kita halal," bisik Juan. "Jangan berpikir macam-macam, aku sangat mencintaimu." Nadien membuka mata dengan bibir yang mengerucut. Kesal bahwa Juan tak pernah menyentuhnya. "Aku menjaga kehormatanmu, jadi tunggu sampai waktu itu tiba."
"Keburu berlumut," kesal Nadien dengan pukulan ringan di dada Juan, tapi bibirnya tersenyum manis. "Ya udah, aku masuk. Kamu langsung pulang ya." Nadien memeluknya terlebih dulu, lalu mendongakkan wajah menatap wajah kekasihnya. "Beri aku satu kecupan saja." Nadien bermanja di sandaran pria itu. "Bukti cintamu padaku tak hanya cukup melamarku."
Juan pun akhirnya mencium bibir Nadien. Dan Gadis itu membalasnya. Ini gaya pacaran yang sangat beda baginya. Juan sangat menjaga diri untuk tidak melakukan apa pun meski dengan kekasihnya. Karena ia selalu mengingat apa kata orang tuanya. Menjadi lelaki sejati itu menjaga kehormatan seorang wanita. Juan melepaskan tautan itu, ia takut tak bisa menahan diri untuk melakukan lebih.
Di dalam rumah.
Sonia melihat dari jendela, putrinya di antar pulang oleh Juan. Giginya mengeretak saat melihat mereka berciuman mesra di luar sana. "Sahara, kamu bilang putriku bertengkar dengan lelaki itu, nyatanya ...!" Sonia kecewa pada Sahara dan Nadien malah semakin dekat dengan Juan.
"Ma," sapa Nadien yang baru masuk.
"Dari mana?" tanya Sonia.
"Pergi makan malam sama Juan," jawab Nadien.
"Sudah berapa kali Mama bilang kalau dia itu pria brengsek." Sonia marah karena Nadien susah dibilang.
"Ma, Juan itu baik. Dia tidak brengsek yang seperti Mama bilang." Nadien tak ingin mendengar ocehan ibunya, ia segera pergi dan masuk ke dalam kamar. Ia cukup membuktikan pada mamanya bahwa Juan serius bahkan sudah melamarnya. Nadien menutup pintu dengan keras karena sedikit kecewa bahwa sampai saat ini mamanya tak kunjung memberi restu padanya.
Ini tidak boleh dibiarkan, Sonia harus bisa melindungi putrinya dan melepaskannya dari laki-laki itu. Ia tak peduli siapa Juan, pokoknya ia harus bisa memisahkan putrinya dengan Juan apa pun caranya. Ia harus menemui Sahara karena ia rasa pekerjaannya belum selesai. Ia sudah membayarnya dengan sangat mahal.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 98 Episodes
Comments
Meta Lia
lanjuuuuut
2022-07-25
0
Pia Palinrungi
mamah jgn menyesal nanti juan laki2 yg baik
2022-07-24
0
Puja Kesuma
mama sonia udah mcm bodygurd aja mengawasi anaknya sampe kiss jg diliatin trus..
.awas lho mom ntar pingin😃😃😎
2022-07-23
0