Hari ini, Juan kembali memulai aktivitasnya seperti biasa. Berangkat ke kantor untuk mengelola perusahaan yang memang sudah diamanahkan oleh orang tuanya. Menjadi ahli waris tunggal Ardinata grup satu-satunya. Juan bekerja sangat giat karena ia menjadi kebanggaan orang tuanya.
Karisma yang menarik membuat semua karyawan kaum hawa terpana padanya, dan ada juga yang berlomba untuk mendapatkan perhatian kecil dari bosnya. Tapi Juan tetap pada pendiriannya, cintanya tak akan goyah pada satu wanita yang pada saat ini menjalin hubungan dengannya
Juan tengah berkutat di depan layar laptop, saat sedang bekerja ia mendapat panggilan telepon. Juan mengangkatnya, yang katanya mendapati seorang tamu. Dan ia pun langsung menyuruh tamu itu masuk ke dalam ruangannya.
"Hai, sayang?" sapa tamu itu yang tak lain adalah Nadien Chandra Kirana. Seorang model yang sangat cantik, mereka telah menjalin hubungan selama 3 tahun lamanya. Nadien mendekat ke arah Juan dan lelaki itu memundurkan kursi ke belakang yang ia duduki, meraih tubuh Nadien yang tengah mendekat ke arahnya.
Nadien mendudukkan tubuhnya di pangkuan sang kekasih, mengalungkan tangan dengan gaya manjanya. "Ada apa? Tumben datang tidak menghubungiku dulu, apa tidak ada pemotretan hari ini?" tanya Juan yang masih memeluk erat pinggang kekasihnya.
"Apa kedatanganku mengganggu? Aku hanya rindu, apa setiap kali aku datang aku harus menghubungimu dulu?" tanya balik Nadien.
"Bukan begitu, sayang. Kalau aku tau kamu datang aku tidak akan menyibukan diri seperti ini." Juan mengendus aroma tubuh Nadien dengan dalam, sudah beberapa hari ini ia tak bertemu dengan kekasihnya. Akhir-akhir ini Nadien sedikit sibuk karena tengah naik daun. Bahkan pada saat di pesta kemarin pun ia tak dapat menani Juan.
"Aku mau kita makan siang hari ini, kamu harus meluangkan waktu seharian denganku." Ucap Nadien sambil menutup laptop yang masih menyala di atas meja kerja Juan.
"Oke, apa pun akan aku lakukan untukmu, sayang." Jawab Juan sambil mencium bahu kekasihnya.
"Tidak untuk makan siang, kamu juga harus mengajakku jalan-jalan, kita sudah lama tidak jalan bersama. Aku mau nonton, jalan-jalan ke mall. Pokoknya menghabiskan waktu bersamamu hari ini," ujar Nadien.
"Iya, aku juga kangen masa-masa itu." Juan juga ingin mengenang masa-masa saat pacaran dulu sebelum akhirnya mereka sibuk dan jarang bertemu.
Nadien beranjak dari pangkuan Juan, seraya membetulkan pakaiannya yang mini. Pakaian yang ia kenakan adalah model baju dres ketat dengan panjang di atas lutut. Dan Juan meraih jas yang menggantung di sandaran kursi kebesarannya, memakainya lalu meraih kunci mobil di atas meja dan mereka pun segera pergi ke retoran. Berjalan sambil bergandengan tangan, semua karyawan melihat keromantisan mereka.
* * *
"Pergi ke restoran XX sekarang, anak buahku bilang anakku berada di sana bersama si brengsek itu," ucap Sonia pada panggillannya yang terhubung dengan Sahara. Sonia tahu kemana pun anaknya pergi, karena ia menyewa penguntit untuk mengawasi putrinya. Putri satu-satunya yang ia miliki tentu harus dijaga dengan baik, termasuk dengan siapa anaknya menjalin hubungan.
Sahara mengangguk dan mengerti apa yang di perintahkan, ia pun siap-siap untuk segera ke restoran tersebut. Seperti biasa, ia harus merubah tampilannya terlebih dulu saat akan bertemu dengan lelaki itu.
Di restoran.
Nadien dan Juan sudah memesan makanan, mereka duduk di meja paling belakang. Saat asyik menyantap makan siangnya, tiba-tiba Sahara datang menghampiri meja yang di duduki oleh Juan dan Nadien.
"Wah, kebetulan sekali kita bertemu di sini. Sudah lama kita tidak bertemu, apa kamu melupakanku, hah?" tanya Sahara, "aku 'kan kangen," rengek Sahara terdengar manja di pendengaran Juan dan Nadien.
"Kangen?" ulang Nadien, "apa maksudnya bilang kangen?" Hidung Nadien kembang kempis karena menahan amarah. Ia tak terima ada yang bilang kangen kepada kekasihnya.
"Kenapa memangnya? Salah, kalau aku bilang kangen sama pacar sendiri?" tanya Sahara to the poin.
Nadien berdiri sambil menggebrak meja. Napasnya tersengal dan dadanya naik turun karena masih terkejut dengan kejadian ini. Mendengar penuturan Sahara membuatnya naik darah.
"Aku dengannya memang memiliki hubungan di belakangmu," kata Sahara pada Nadien, "maaf ya, sayang. Sepertinya aku harus jujur pada kekasihmu ini," jelasnya lagi pada Juan.
Juan hampir sempat bersuara, beluma Juan berucap, Nadien langsung meraih gelas dan menumpahkan air itu di wajah Juan. Memaki Juan dan Sahara habis-habisan. "Dasar brengsek," ucapnya pada Juan, "kamu juga, dasar pelakor, wanita murahan!" cacian itu pada Sahara.
Juan menatap tajam ke arah Sahara, tatapan yang mengintimidasi. Lalu menghampiri Nadien lebih dekat. "Sayang, ini salah paham. Aku tidak mengenalnya, aku tidak memiliki hubungan dengan wanita lain selain dirimu," jelas Juan pada Nadien, lalu meraih tangan kekasihnya.
Tapi, Nadien langsung menghempaskan tangan Juan. Ia tak menyangka bahwa Juan berbuat tega kepadanya, ia kecewa karena kekasihnya sudah membohonginya. "Aku benci, aku benci," teriak Nadien, "tidak ada maling ngaku, Juan. Kamu urus pacarmu ini!" Setelah mengatakan itu, model cantik itu pun segera pergi dan meninggal restoran.
Hanya menisakan Juan dan Sahara. Pada saat Juan akan menyusul Nadien, langkah Juan tertahan karena Sahara meraih tangannya. "Biarkan saja dia pergi, percuma kamu jelasin sekarang yang ada nanti dia semakin marah padamu," kata Sahara.
Juan menghempaskan tangan Sahara sampai gadis itu terkejut melihat wajah Juan yang merah karena emosi padanya. Siapa yang tak emosi? Juan dan Nadien tengah makan bersama, mendapati seorang wanita yang mengaku-ngaku sebagai pacarnya dan menjalin hubungan di belakang kekasihnya.
"Dasar wanita gila!" maki Juan, "apa maumu? Kenapa mengaku-ngaku sebagai kekasihku, hah? Bertemu juga baru sekali," ocehnya lagi.
"Tenang, tarik napas." Ucap Sahara seraya mempraktekkannya. "Aku bisa jelasin, anggap ini sebagai tes ujian, seberapa besar cinta kekasihmu padamu? Dia akan percaya aku atau tidak padamu? Kalau dia lebih percaya padamu, itu artinya dia sangat mencintaimu, dan jika tidak ... Ya, berarti cintanya masih bisa dinilai," jelas Sahara dengan tenang.
"Omong kosong dengan ucapanmu! Aku tidak akan percaya dengan ucapan gila-mu, aku belum pernah bertengkar dengan kekasihku. Tiba-tiba kamu datang dan mengacaukan segalanya," kata Juan.
"Sabar, aku sudah bilang padamu, aku hanya menguji seberapa besar cinta kekasihmu padamu," jelas Sahara, ia berharap mereka bertengkar hebat dan hubungan mereka pun berakhir. Dengan begitu, misinya selesai sampai di sini. Ia bisa terbebas dari jeratan Sonia,
Tapi Juan tetap marah dan tidak terima. "Urusan kita belum selesai." Ucap Juan dengan tatapan tajamnya, setelah itu ia pun pergi dengan sejuta sesak di dada, meninggalkan Sahara sendiri yang masih berada di restoran.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 98 Episodes
Comments
Meta Lia
lanjuuuuut
2022-07-25
0
Puja Kesuma
😃😃😃betul..klo nadien cinta sama juan pasti lbh tau ttg juan dan gk mgkin percaya oleh ucapan org lain pasti lbh percaya sama kekasihnya
2022-07-23
1
Rinda_Rey
lanjuuut kak
2022-07-19
0