"Ma.", terdengar suara sendu, yang membuat nya membuka mata seketika. ibu Cellya menoleh ke asal suara.
Nampak Sean sudah berdiri di depannya. cepat-cepat ibu Cellya memalingkan wajahnya dan segera menghapus air matanya.
"Maaf, mama tidak menyadari kedatangan mu.", ucap ibu Cellya, ia masih berusaha tersenyum di depan menantunya.
Sean duduk di samping ibu mertua nya. ia menggenggam tangan lembut itu.
"Maaf, karena Sean tidak bisa menjaga Cellya dengan baik.", ucapnya lirih, pandangan nya menunduk menatap tangan mertua yang berada di genggaman nya.
"Maaf, karena Sean hanya bisa diam di rumah tanpa membantu mama mencari Cellya.",
"Maaf, karena Sean tidak bisa di andalkan.",
"Mama, pasti kecewa kan?!.",
"Karena, Sean tidak bisa di andalkan?!.",
"Sean benar-benar tidak berguna.", ucapnya. kali ini, suaranya mulai bergetar menahan Isak tangis.
Wajah Sean tersungkur di pangkuan mertuanya, badannya mendadak lemah terduduk di lantai.
Ia tak kuasa menahan kesedihannya lagi. semuanya ia keluarkan lewat air mata yang menetes di tangannya, hingga tangan ibu mertua nya pun ikut basah.
Isakan tangisnya terdengar sendu, mewakili perasaannya yang lara menanti kabar sang istri.
Ibu Cellya menghela nafas. ia mencoba membuat hati nya lebih lega, agar bisa menenangkan menantunya.
Berusaha menenangkan diri sendiri, agar kekacauan dalam hati dan pikirannya tidak di rasakan oleh putranya.
"Dengarkan, mama!.", ucap ibu Cellya pelan sembari mengusap surai rambut Sean.
"Untuk menjadi yang di andalkan, kau harus kuat terlebih dahulu.",
"Jadi, fokus saja pada penyembuhan dan pemulihan mu terlebih dulu.",
"Jika kau kuat, jangankan tangan Cellya. dunia pun bisa kau genggam dengan erat.", ucap ibu Cellya, sembari menepuk punggung dan mengusap pundak menantunya beberapa saat.
Sesak di dadanya kian menggema mendengar ibu mertua nya menguatkan. sengguk tangis nya makin menjadi.
"Ayo!, lihat mama!.", ucap ibu Cellya. ia mengangkat dagu Sean. membuat pria yang duduk di lantai itu, mendongak pelan.
"Dengar kan mama baik-baik.",
"Kau harus segera pulih, Ok?!.",
"Kau harus selalu kuat. fokus pada kesehatan mu dulu.",
"Kau tau?!, apa yang sangat di harapkan Cellya darimu?!.", tanya ibu Cellya, Sean menggeleng pelan.
"Dia ingin kau mengingat nya lagi.",
"Sekarang, kau sudah mengingat nya. dia juga pasti sedang berusaha untuk segera pulang.",
"Kau percaya, kan?!.", ucap ibu Cellya, meyakinkan menantunya dan membuat Sean mengangguk yakin. ibu Cellya tersenyum melihat Sean.
Ia menarik menantunya itu, agar berpindah dan duduk di sampingnya.
"Dengar!.",
"Hari ini, mama sudah mendapatkan informasi tentang Cellya.",
"Mama yakin, kita akan segera bertemu dengan putri, mama.", ucap ibu Cellya.
"Benarkah?!.", tanya Sean, tidak percaya. tapi ibu Cellya mengangguk kuat. meyakinkan Sean bahwa mereka akan segera bertemu dengan Cellya.
"Mama, sedih hanya karena mama merindukan nya.", ucap ibu Cellya, dengan senyuman.
Sean tersenyum senang. "Jadi, fokus saja pada kesehatan mu, ok?!.",
"Tentu, kau tidak ingin saat dia pulang melihat mu dalam keadaan sakit, kan?!.", ucap ibu Cellya. Sean mengangguk.
"Ya, dia pasti sedih.", sahut Sean, sendu.
"Maka dari itu, ikuti perkataan mama. kau harus segera sehat dan pulih.", ucap ibu Cellya penuh penekanan. Sean mengangguk dan segera memeluk ibu mertua nya hangat.
Dari balik pintu, di luar kamar ibu Sean nampak berpelukan dengan Ellyana yang sedari tadi mendengarkan pembicaraan mereka.
Ibu Sean juga sedih dengan keadaan sekarang ini, tapi sesuai perkataan besannya, ia hanya perlu menjaga Sean agar tidak drop dan cepat pulih seutuhnya.
......................
Hari-hari berikutnya, sama seperti hari sebelumnya. Sean fokus terapi untuk pemulihan nya.
Untuk menghilangkan kejenuhannya, ia pun mulai sedikit demi sedikit membantu ayahnya di perusahaan. tentunya, tidak full seperti dulu.
Bila Sean sudah mulai merasa tidak nyaman, ia akan segera pulang dan beristirahat. ini adalah salah satu cara yang bisa ia lakukan untuk mengalihkan kerinduan nya pada istrinya.
Dan ibu Sean berkutat dengan butik serta fokus kesehatan dan pemulihan putra semata wayangnya. itupun atas permintaan besannya.
Sementara ibu Cellya fokus dengan kerjaan serta pencarian putri nya yang pastinya di bantu asisten Han beserta anak buah nya.
"Nyonya. setelah di lacak, IMEI ponsel nona berulang kali terus berpindah tempat.",
"Akhirnya, kita berhasil menemukan nya.", lapor asisten Han pada ibu Cellya, yang tengah duduk di tempat kerjanya.
"Dimana?.", tanya ibu Cellya bahagia dan penuh harap.
Asisten Han mendekat dan menyerahkan sebuah tas plastik hitam. ibu Cellya yang nampak bingung itu hanya menatap tas plastik itu, sebelum akhirnya ia memutuskan untuk membuka nya.
Ya, di dalam tas itu nampak ada tas putrinya. dia hafal betul itu tas Cellya karena, itu adalah tas yang dia berikan pada putrinya ketika ulang tahun. dan Cellya sangat menyukai tas itu karena modelnya yang simpel.
Mata ibu Cellya melihat asisten Han sekilas, sebelum melanjutkan membuka isi tas itu.
Dan benar saja, di dalam tas itu terdapat identitas putrinya, ponsel dan beberapa kartu debit serta black card.
"Tas itu di temukan di gerobak sampah, nyonya.",
"Orang yang membawa tas itu, mengaku menemukan tas nona di TPA, dan ia hanya mengambil nya.",
"Isinya masih utuh, seperti saat ia menemukan tas ini di TPA. hanya mungkin, uangnya saja yang hilang. karena pada saat itu, ia juga tidak melihat adanya uang di tas, nona.", ucap asisten Han, melaporkan.
Ibu Cellya masih diam. ia berusaha mencerna ucapan asisten Han, di tengah-tengah kemelut pikiran nya.
"Menurut orang kita. kemungkinan, tas ini di ambil.", sambungnya.
"Maksudnya di curi?!.", tanya ibu Cellya, mencoba memperjelas maksud asisten Han, yang hanya menjawab nya dengan anggukan.
"Tapi kenapa sampai sekarang Cellya tidak mencoba menghubungi kita?!.",
"Dia hafal semua nomor telepon ku, nomor telepon Ellyana, bahkan dia hafal nomor telepon suami serta mertua nya.",
"Kenapa dia tidak mencoba meminta tolong ke kantor cabang ayah mertuanya di Singapura?!.",
"Kenapa sampai saat ini dia menghilang?!.",
"Kenapa?!.", tanya ibu Cellya, emosional.
Ya, bagaimana tidak emosional?!. putrinya menghilang tanpa pesan, tanpa pamit. hilangnya pun di negeri orang. orang tua mana yang tidak sedih.
Tidak tau bagaimana keadaan dan nasib putrinya. bahkan orang kepercayaan nya tidak bisa menemukan jejak keberadaan nya.
Asisten Han hanya menunduk. ia tidak tau harus menjawab dan berkata apa. dia pun telah mengerahkan semua anak buah yang ia punya untuk mencari tahu dan bekerja keras demi bisa menemukan nona nya.
Ibu Cellya terdiam. ia menghapus buliran bening yang mengalir dari kedua netra nya.
"Apa mungkin, dia lelah dengan hubungan pernikahan nya?!.",
"Sehingga ia melakukan semua ini?!.", ucap ibu Cellya.
...----------------...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 112 Episodes
Comments