DI ANTARA DUA HATI

DI ANTARA DUA HATI

BAB 1

"Mas, libur panjang kali ini kita ajak anak anak kemana?" tanya Nadia pada suaminya sambil menyodorkan secangkir teh hangat.

Pras tertegun sejenak...

"Sebenarnya mas sudah punya rencana untuk anak anak"

"Rencana apa?" kejar Nadia sambil bergelayut manja di pundak Pras.

"Kita ajak anak anak ke pondok pesantren, disana mereka bisa tau bagaimana kehidupan anak anak yang kurang mampu di didik di ajari ilmu agama" Pras menghentikan kalimatnya dan melirik wajah istriya yang kelihatan tidak suka.

"kenapa Dik?" Pras mencoba mencari jawab dari ekspresi wajah istrinya.

"Aku pikir mas Pras akan membawa kami ke Bali kek atau Borobudur kek" canda Nadia dengan bibir manyun.

Pras menyembunyikan senyumnya.

Dia sangat faham sifat istrinya yang sangat menyukai hal hal yang berbau glamour.

"lalu maunya kemana?" Pras menyentuh dagu istrinya.

Saat itu Kayla dan Nayla anak kembar mereka masuk dan berebut naik kepangkuan ayahnya.

"Ayah.. kay mau liburanya di Disneyland" celoteh bocah yang berusia 6 tahun itu.

Pras tersenyum geli mendengar kemauan Kayla. dari mana dia tau yang namanya Disneyland, namun Pras tetep mengangguk. dan beralih kearah putri yang satunya.

"Kalau Nay maunya kemana?" tanya Pras sambil mencubit pipi cuby anak itu.

"Kalau Nay nggak mau kemana mana yah.. mau ke rumah Nenek aja" jawab Nayla polos.

Pras takjub melihat kebijakan anaknya itu,

Sedangkan Nadia hanya diam menyaksikan tingkah kedua putri mereka.

"iya sudah, nanti kita tentuin mau kemana liburanya, sekarang kalian mandi gih,sudah sore nih"

Pras tersenyum mengantar kepergian anak anaknya.

Walaupun mereka tergolong hidup tidak kekurangan di karnakan Pras yang punya kedudukan cukup baik di perusahanya bekerja, dedikasinya pada pekerjaan membuat dia di sayangi rekan maupun atasan dan di segani lawanya. Namun

Pras selalu berusaha menanamkan sifat sederhan dan budi pekerti yang baik pada istri dan kedua putrinya.

***

"Dik, besok mas ada tugas keluar, mungkin sekitar 3 hari, tapi kalau urusan kelar dalam sehari dua hari mas bisa langsung pulang" ujar Pras pagi itu seraya menyiapkan tas kantornya.

Nadia hanya mengangguk, di pikiranya hanya ada bagaiman caranya mendapatkan tambahan uang dari suaminya karna dia sedang mengincar sebuah barang brended itupun karna di panas panasi oleh seorang wanita sainganya di tempat biasa mereka nyalon.

"Mas, bisa aku minta uang tambahan?" ujarnya hati hati saat mereka sedang menikmati sarapan bersama. matanya tak berani menatap Pras.

"Memangnya sudah habis yang mas kasi bulan ini? kan sudah mas tambahin Dik" tanya Pras sambil menyuap nasi kemulutnya.

"Masih mas tapi nggak seberapa, tau kan apa apa serba naik sekarang, dan kemarin itu si Mar pinjem uang untuk di kirim kekampung katanya, karna ada keluarganya yang lagi sakit parah"

"Ooh begitu, iya nanti mas transfer. dan nggak usah di minta lagi yang sudah di pinjem si Mar, hitung hitung kita beramal karna menolong orang yang lagi kesusahan apalagi Mar bukan orang lain lagi buat kita"

Nadia bersorak dalam hati karna dapat alasan yang pas untuk menjawab pertanyaan suaminya. itulah Pras yang selalu baik dan tak pernah bepikiran buruk pada orang apalagi pada istrinya.

"Makasi mas" ujarnya gembira.

"Masa cuman makasi?" Pras melingkarkan tanganya pada pinggang ramping Nadia yang sedang membereskan meja bekas mereka makan.

"Lalu?" tanya Nadia sambil membalikan badan.

"tidak ada, cuma aku mau bilang makasi sudah jadi istri dan ibu yang baik buat aku dan anak anak"

"Itukan sudah seharusnya mas"

Pras mendaratkan sebuah kecupan di kening istrinya.

"Ciyeee cieee" sorak Kayla dan Nayla yang sedari tadi menonton adegan itu.

"Ayah dan ibu jadi malu nih, ayo kita berangkat"

"Daah ibuu" teriak kayla dan nayla dari dalam mobil.

"Daah, nanti ibu jemput ya.."

Setelah Pras dan anak anaknya pergi Nadia menghempaskan pantatnya di sofa.

tiba tiba ponselnya berdering..

"Hallo Nad, kita jadi kesalon nggak?" terdengar sebuah suara dari sebrang.

"Jadilaah... tungguin aku 5 menit sampek sana ya" jawab Nadia.

Setelah itu Nadia menyambar tas dan kunci motornya.

"Mar saya mau keluar, kalau bapak nelpon dan nanya bilang saya ke pengajian!" pesan Nadia pada seorang gadis asisten rumah tangganya.

"Baik bu"

Jawab Mar patuh.

"Udah lama nunggu ya?" tanya Nadia pada sahabatnya Lisa. setibanya di depan salon.

"Nggak juga, masuk yuk! aku liat si nenek lampir sudah di dalam" ucap Lisa.

Mereka bergegas masuk dan dan duduk bersebelahan.

" Mbak saya cuma mau rambut di rapiin sedikit saja!" seru Nadia pada pada seorang gadis yang biasa menanganinya.

"Baik mbak" jawab seorang gadis dan mulai merapikan rambut Nadia.

" Hai semua..., liat nih koleksi tas baruku, bagus nggak? ini keluaran terbaru lho"

Ucap seorang wanita di samping Nadia sambil memamerkan sebuah tas yang sangat cantik dengan sombong. matanya menyapu seluruh ruangan dan sengaja melirik kearah Nadia dan Lisa. Nadia melengos kesal melihat ulah wanita itu.

"Iih palingan juga kayak kemarin itu, sudah heboh hebohnya eh ternyataa palsu" ejek Nadia yang di sambut gelak tawa oleh Lisa.

Si Wanita yang mereka juluki mak lampir pun menjadi tambah keki.

"Bisanya cuma ngeledek, padahal mereka juga nggak bakalan mampu beli" cibir wanita itu.

"Siapa bilang kita tidak mampu beli, emang berapa sih nominalnya? biar aku borong!" Nadia sesumbar.

"Nggak usah di ladenin Nad" Lisa menenangkan Nadia.

"Tuu kan Pasti cuma omong doang" rupanya si Wantai sengaja memancing emosi Nadia.

Nadia merasa kesal karna wanita sainganya itu selalu bisa lebih dari dirinya.

"Siaal.. "Umpat Nadia. saldonya sendiri sudah menipis padahal uang jatah untuk mertuanya pun yang Pras percayakan padanya sudah dia sunat untuk membeli sebuah perhiasan mahal dan tentunya tanpa sepengetahuan suaminya.

Nadia mengecek ponselnya dan mendengus kesal saat tau suaminya belum mentransfer sejumlah uang seperti janjinya.

"kok sampe jam segini mas Pras belum ngasi aku uang siih? apa dia lupa ya?"

Nadia membatin kesal.

Dia berusaha membuktikan bahwa dirinya juga mampu membeli apa yang di miliki wanita itu

"Kenapa tiba tiba cemas gitu? saldo lagi tipis ya.. atau pak misua bangkrut? makanya jangan sesumbar" ujar wanita itu lagi sambil melirik kearah ponsel Nadia.

"Mau tau aja!" bentak Nadia dengan kesal.

[Dik kamu lagi di mana? anak anak sudah nunggu, ibu gurunya nelpon mas]

Sebuah pesan dari Pras mengejutkan Nadia.

bukankah dia harus menjemput anak anak.

[ Iya mas, aku segera menjemput anak anak, aku sedang berada di rumah bunda Aisah]

balas Nadia berbohong. bunda Aisah adalah ketua majlis ta'lim di komplek mereka tinggal.

dan tentu saja Pras tidak akan melarangnya untuk kesana.

"Lis, aku duluan ya, mau jemput anak anak"

"Oke, hati hati Nad" pesan Lisa.

***

Pagi itu Pras bersiap berangkat keluar kota.

" oh ya dik, tadi ibu nelpon waktu kamu di kamar mandi, besok malam mau ngadain yasinan bersama para jompo dan anak yatim, kamu dan anak anak di minta datang, aku sudah bilng ada tugas di luar kota jadi tidak bisa ikut"

ujar Pras pada istrinya yang sedang menyispka beberapa keperluanya.

Nadia hanya mengangguk tanpa berkomentar. dia tidak berminat dengan kegiatan yang seperti itu. menurutnya hanya membuang waktu tenaga dan uang.

Namun di depan Pras dia selalu menunjukkan hal yang sebaliknya.

"Ayah jangan lupa oleh olehnya"

"Boneka yang besaar ya Yah" ucap si kembar .

"Jangan nakal, nurut apa kata ibu" kataPras sambil merangkul kedua putrinya.

Setelah itu dia mencium kening istrinya.

"Mas akan merindukanmu dik" bisik Pras di telinga Nadia.

Nadia tersipu dan mencubit pinggang suaminya.

"Malu ah sama Kay dan Nay"

Sedangkan kedua anak kembar itu cekikikan menyaksikan kedua orang tuanya.

Sebenarnya Nadia sangat beruntung karna bersuamikan Pras yang penyayang dan pengertian, dan yang terrpenting adalah fakta Pras sangatlah mencintainya.

begitupun sebaliknya dia sangat mencintai Pras, bahkan dari semasa mereka kuliah Nadia sering di buat cemburu karna banyak kaum hawa yang mengincar Pras.

Siapa yang tidak terpikat pada seorang mahasiswa yang sudah tampan, berprestasi, supel dan mendapat kepercayaan menjadi asisten dosen pula di kampus mereka.

Namun sayangnya Nadia tidak sefaham dengan Pras tentang banyak hal. tapi Pras selalu berusaha memperkecil celah perbedaan di antara mereka hingga mahligai rumah tangganya pun selaku adem ayem. Namun sifat matrealistis Nadia makin menjadi ketika Pras mendapat promosi naik jabatan di kantornya karna otomatis pundi pundi mereka pun ikut bertambah tak ketinggalan gaya hidup Nadia juga ikut naik level.

Terpopuler

Comments

Vivi Bidadari

Vivi Bidadari

Jika istri tak bisa menahan ingin memenuhi gaya hidup bak sosialita padahal hidup dlm kesederhanaan itu indah dan nyaman

2022-12-28

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!