Setelah Pras pergi, bu Warsih masuk kedalam kamar Pras secara diam diam. Mar yang lagi sibuk mengawasi si kembar tidak menyadarinya.
"Kapan aku punya kamar seluas ini" tanya bu Warsih pada dirinya sendiri.
Bu Warsih mengedarkan pandangan kesekeliling kamar itu. Matanya berbinar saat melihat lemari besar di pojok.
"Dalam lemari itu pasti ada banyak barang berharganya" gumamnya lagi.
Perlahan dia mengamati lemari itu dan membukanya.
"Huh tidak ada barang yang berharga" sungutnya kesal. Dia berharap dapat menemukan uang atau perhiasan.
Dia tidak tau kalau perhiasan Nadia
sudah habis di gadaikan untuk bayar hutang ke rentenir.
Tiba tiba dia mendengar derap langkah mendekat.
"Mati aku! Ada yang datang" bergegas dia bersembunyi di balik pintu. Bu Warsih menahan nafas saat tau yang datang adalah Pras. Dia semakin gemetar karna Pras tak kunjung keluar.
Mar datang mendekat,
"Bapak? Saya pikir siapa soalnya melihat pintu yang terbuka makanya saya samperin"
"Iya makasih ya Mar sudah waspada, saya balik lagi karna ketinggalan sesuatu. Jawab Pras.
"Mana Eyang Mar, kok tidak keliatan?"
"Mungkin di kamarnya pak, lebih baik begitu, kakau udah keluar kamar jadi ribet, nyuruh inilah nyuruh itulah Mar jadi pusing"
Pras hanya tersenyum menanggapi ocehan gadis itu.
Sedang Bu Warsih yang mendengar pengaduan Mar ke majikanya menjadi gusar.
"Awas kamu Mar, aku akan bikin perhitungan sama kamu" kata Bu Warsih tentunya dalam hati.
Mata Bu Warsih melotot sempurna saat melihat gepokan uang di brankas Pras. sandi saat Pras membukanya juga tak luput dari pengawasan Bu Warsih.
Pras keluar dan menutup kembali kamarnya.
Saat itulah Bu Warsih beraksi.
Di ambilnya beberapa gepok uang itu, lalu menutupnya dan keluar kamar dengan hati hati.
"Eyang dari mana?" suara Mar mengejutkan Bu Warsih yang mengendap endap.
"Dasar pembantu kurang ajar, bikin aku jantungan saja!" Bu Warsih mrndorong jidat Mar.
"Maaf eyang" kata Mar polos.
"Sudah kedapur sana! Biar aku sendiri yang urus cucu cucuku" ucap Bu Warsih dengan angkuhnya.
Setelah puas menghina Ma, Bu Warsih bergegas ke kamarnya.
Mar masih berdiri mematung di tempatnya.
"Ada apa dengan wanita tua itu ya,, aneh sekali" Mar bertanya tanya dalam hatinya.
****
Pras sudah berada di kantor dan menandatangani beberapa berkas penting.
Tiba tiba dia teringat Sofia, sudah beberapa hari ini dia tidak melihatnya masuk kerja, padahal yang dia dengar dari Arif bahwa Sofia sudah keluar dari rumah sakit.
Di saat termenung sendiri, tiba tiba ada yang mengetuk pintu.
"Silahkan masuk!"
"Kamu Rif?" sapa Pras ketika melihat Arif nongol di pintu.
"Iya pak, saya dapat informasi tentang Bu Sofia" kata Arof sambil duduk di depan Pras.
"Ohya, kenapa lagi dia?"
"Yang saya dengar Bu Sofia memang benar hamil, dan laki laki yang menghamilinya adalah pak Hendra"
"Hendra? Apa saya tidak salah dengar Rif?"
"Benar pak, dan yang lebih parahnya pak Hendra tidak mau bertanggung jawab"
"Kasian Sofia" ucap Pras pelan.
"Begini saja Rif, kamu cari terus informasi tentang mereka, kalau perlu saya akan bantu bicara pada Hendra"
Arif mengangguk tanda mengerti.
"Kalau begitu saya permisi pak"
"Iya, saya juga mau segera pulang karna sudah janji pada anak anak"
Siang itu Pras bersiap mengajak anak anaknya pergi jalan jalan.
"Yuk kita berangkat" Ajak Nayla tidak sabar.
"Mana Eyang? Ajak Eyang sekalian sana!"
Pras berniat mrngajak mertuanya biar sekaligus bisa membantu menjaga anak anaknya.
"Ibu tidak bisa pergi Pras, mendadak kepala ibu pusing sekali" ucap Bu Warsih beralasan.
"Kamu Mar, ayo sekali sekali keluar rumah" ajak Pras.
"Mar pingin banget sih pak, tapi setrikaan masih numpuk, kalau Mar tinggal nanti ibu marah marah"
"Iya sudah kalau begitu kita jemput Nenek yuk" tiba tiba Pras ingat ibunya.
Kedua anak kembar itu setuju, jadilah mereka meluncur kerumah Bu Laila terlebih dulu.
"Assalamualaiqum Nenek" teriak Nayla mengejutkan Bu Laila.
"Eeh Kay, Nay.. Sama siapa?" tanya Bu Laila terkejut campur gembira..
"Ayo tebak nek" ujar Kayla.
Saat itu Pras muncul di pintu, dia mencium tangan ibunya.
"Ibu sehat?"
"Alhamdulillah nak" jawab Bu Laila, matanya mencari cari.
" Dimana Nadia?"
"Nadia sedang ada acara bersama teman temanya, karna itu Pras bawa anak anak untuk jalan jalan, ini sekalian jemput ibu untuk ikut bersama kami"
"Kalian apa apaan sih, Nenek sudah tua, mendingan dirumah saja" jawab Bu Laila.
"Ayolah Nek" Kayla menarik narik tangan Neneknya.
Pada saat itu muncul Zahra dari pintu.
"Assalamualaiqum anak anak.." ucap Zahra ketika melihat si kembar sambil berjongkok dan merentangkan kedua tanganya.
"Tante cantik.." seru mereka dan menghambur ke pelukan Zahra.
"Wah yang asik bertemu tante cantik sampai lupa ada Nenek disini" gurau Bu Laila.
Zahra tersipu ketika menyadari disitu juga ada Bu Laila dan Pras yang sedang memperhatikan mereka.
"Maaf Bu" ucapnya sambil mencium tangan Bu Lai
la dan tersenyum kearah Pras.
"Sudah lama Mas?" tanya Zahra sopan.
"Baru sampai juga" jawab Pras.
"Tante temani kita ke mall yuk!" celetuk Nayla.
Semua saling pandang
"Ke mall?" ulang Zahra.
"Pas sekali, kebetulan nak Zahra datang, tolong temani anak anak ya, ibu ada jadwal pengajian di tetangga sebelah, lagian ibu sudah tua rasanya tak pantas lagi ketempat tempat seperti itu" kata Bu Laila memohon.
"Maksud ibu?" tanya Pras dan Zahra bersamaan.
Bu Laila mengangguk.
"Ayo ayah, kita berangkat!" Kayla semakin tak sabar. Bu Laila tersenyum pada Zahra memberi isyarat agar mau ikut.
Zahra memandang Pras.
"Owh iya, ikutlah bersama kami" kata Pras akhirnya.
"Ayo ayo sana berangkat, nanti keburu sore" ujar Bu Laila.
Karna di paksa oleh si kembar juga ahirnya Zahra tidak bisa menolak.
Pras menyetir dengan tenang, sedang Zahra duduk dengan kikuk di sebelahnya.
"Mbak Nadia kenapa tidak ikut Mas?" tanya Zahra memulai percakapan.
"Ada acara reoni dengan teman temanya, saya pikir cuma sekali saja tidak apa apalah di izinkan" jawab Pras.
Mereka kembali terdiam., hanya suara si kembar yang terdengar riuh di bangku belakang.
Siang menjelang sore itu mereka lewati dengan ceria. Sedikit kecanggungan di antara Pras dan Zahra mulai terkikis, apalagi di warnai dengan tingkah polah si kembar yang selalu mengundang tawa mereka.
Setelah puas bermain, mereka menikmati es krim bersama.
"Seru ya Nay, coba kalau ibu ikut, pasti lebih seru" ucap Kayla yang membuat Zahra tersedak.
"Kamu nggak apa apa?" tanya Pras sembari membukakan botol air putih untuknya.
"Minum dulu!"
"Terimakasih Mas" ucapnya pada Pras.
"Saya yang terimakasih karna kamu sudah mau meluangkan waktu untuk menemani anak anak, mereka kelihatan happy sekali"
"Kapan kapan kita pergi bersama lagi ya Tante.."
Zahra hanya tersenyum menanggapi ajakan Kayla.
Hari hampir gelap saat mereka sampai di rumah Bu Laila.
Setelah solat magrib disana pras mengajak anak anaknya untuk pulang.
MOHON DUKUNGANYA TERUS YAA!!
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 34 Episodes
Comments
Zakkha
di lanjut terus ya bun...., tetap semangat ya dlm merangkai kata demi kata.💪
2023-01-02
0