BAB 4

Malamnya Pras tidak bisa tidur, pikiranya terganggu oleh kehadira Sofia. Kenapa mereka di pertemukan lagi di saat keluarganya sudah lengkap dan bahagia.

Pras ingin cepat cepat malam berlalu, merampungkan pekerjaanya dan pulang pada keluarganya. Bukan karna dia masih ada rasa pada sofia, melainkan takutnya sofia berulah dan mengodanya.

waktu sudah menunjuk pukul 03:00 dini hari saat Pras mulai merasakan matanya sangat berat.

Diliriknya layar ponsel..

"Masih ada waktu sebentar" gumamnya sambil menguap lebar dan memejamkan mata.

"Maaf ya rif, saya kesiangan" ucap Pras saat membuka pintu pagi itu dan mendapati Arif sudah rapi.

"Bapak tidak apa apa? Kayaknya bapak kurang sehat" selidik Arif.

"Ngak apa apa, saya hanya kurang tidur, tunggu 10 menit lagi saya siap siap" ujar Pras kemudian yang di jawab anggukan oleh Arif.

"Bapak belum sarapan kan?" tanya Arif saat mereka sudah di dalam mobil.

"Ngak keburu, nanti di lokasi saja" jawab Pras.

" Ting"

Suara notif masuk di ponsel Pras, saat di periksa ternyata chat dari Nadia.

[ Mas, segera hubungi aku]

" Sukurlah signalnya sudah normal " ucap Pras lega.

[ Dari kemarin tidak ada signal dek, maafin mas ya.. Nanti mas tlpon kalau sudah di lokasi ] balasan chat Pras ke istrinya.

Mobil melaju dengan tenang karna memang jalurnya tidak ramai.

"Ehmm pak, ngomong ngomong mbak Sofia dimana ya? " tanya Arif tiba tiba.

"Saya kurang tahu, kamu lihat kan saya kesiangan tadi" jawab Pras jawab acuh.

Arif mengangguk sambil mengetuk ngetukan jarinya di stir mobil.

"Maaf lo pak, kalau boleh saya tahu, benar kalau mbak Sofia itu bagian dari masa lalu bapak ?" tanya Arif hati hati.

Mendapat pertanyaan itu Pras terdiam sejenak.

Melihat Pras terdiam dan menghela nafas panjang membuat Arif tak enak hati dan buru buru berkata.

, "Tdak usah di jawab pak, maaf saya cuman asal nanya saja" ujar Arif merasa bersalah.

"Iya rif, saya dan Sofia memang pernah dekat, tapi itu jauh sebelum kehadiran Nadia dalam hidup saya" ujar Pras ahirnya sambil membuang muka keluar jendela mobil.

"Di antara kami sudah tidak ada apa, yang saya takutkan kalau kehadiranya hanya untuk mengacaukan rumah tangga saya. Karna saya hafal sifatnya.

"Maaf ya pak, saya sudah membuka lembaran masa lalu bapak" ujar Arif.

" Sudahlah,, toh semua hanya masalalu, semoga yang saya cemaskan tidak terjadi" Pras berusaha tersenyum bijak.

Sekeras apapun Pras menepis kenangan itu tetap saja tidak bisa. Bayangan Sofia yang telah menghianatinya 7 tahun lalu kembali menari nari dalam benaknya. Satu kekawatiran Pras adalah jika Sofia hadir kembali untuk balas dendam karna versi Sofia Pras lah yang bersalah telah meninggalkanya. Padahal kenyataan dia telah menduakanya. Tapi Pras merasa penghianatan Sofia terhadapnya adalah petunjuk allah bahwa dia bukan jodoh yang baik untuknya. Karna itu pula Pras semakin mantap untuk berpisah dengan Sofia walau saat itu Sofia tidak mau menerima alasan apapun.

Setelah sampai di lokasi, Pras menepati janjinya untuk menelpon Nadia begitu sampai.

[ Hallo mas, kenapa susah sekali di hubungi? Mas baik baik saja?"] suara Nadia cemas.

[Iya, mas baik.. Tidak ada signal dari kemarin mas minta maaf ya atas kejadian ini, gimana keadaan di rumah, si kembar juga]

[ Baik mas, trus mas kapan pulang?]

[ Insya allah nanti sore dek, salam ya buat Kay dan Nay]

lalu telpon terputus. setidaknya Pras bmerada lega karna sudah bisa menghubungi keluarganya

***

Sementara itu di tempat lain, Nadia sedang bersiap siap mengantar si kembar kesekolah.

"Toni juga, Kemana sih ni anak bawa mobilku, janjinya cuman satu hari, ini sudah tiga hari tidak nongol nongol" Nadia mengomel sendiri.

Toni adalah adik angkat Nadia, sifatnya urakan dan semaunya, tapi ibu warsih sebagai ibu angkat Nadia selalu membelanya. baru 3 bulan Toni tinggal bersama Nadia itupun atas permintaan ibunya dengan alih alih biar Toni belajar mandiri ikut bekerja di kanttor Pras. Tapi apa? Toni sering mengecewakan Pras.

Karna dasar Pras orang baik saja makanya dia tidak marah pada Toni

"Kenapa bu,?" tanya Nayla membuyarkan lamunanya.

"Itu paman kamu bawa mobil ibu ngak ada kabar" jawab Nadia ketus.

" Kapan ayah pulang bu?" tanya Kayla saat mereka memasuki ruang kelas.

" Tadi ayah sudah nelpon, katanya sore nanti pulangnya" suara Nadia melunak.

Kayla dan Nayla saling pandang dengan wajah sumringah.

"Yes.." ucap Nayla bersemangat.

Nadia tertegun memperhatikanya.

Memang dia tidak menyangkal kalau Pras lebih dekat dengan kedua putri mereka ketimbang dirinya. Maka tak heran kalau Kay dan Nay merasa sangat kehilangan ayah mereka walaupun baru 2 hari.

"iya sudah, ibu pulang ya, nanti ibu jemput lagi"

Kedua anak itu mengangguk dan terus berbaur dengan teman temanya.

Baru saja Nadia mau menyalakan motor,

Ponselnya bergetar, saat di periksa ternyata Lisa.

[ Ada apa Lis?]

[Gawat Nad, wanita bulet berpipi penuh itu di rumahku sekarang, kamu bisakan langsung kesini?] suara Lisa terdengar panik dari sebrang.

[okey okey, kamu tenaang, aku segera datang] jawab Nadia.

[Buruan Nad ! aku tidak mau di jepit dan jadi korban keteknya yang berlemak itu lagi] rintih Lisa.

Panggilan terputus.

Nadia merasa bingung, saat ini dia tidak pegang uang sampai 10 jeti, tapi memang hari ini janjinya pada wanita itu. Mau gimana lagi

Bodo amat nantilah di pikirin, yang penting dia harus menyelamatkan Lisa terlebih dahulu.

Nadi langsung tancap gas kerumah Lisa sahabatnya.

Dari halaman rumah Lisa sudah terlihat wani bertubuh subur itu sedang mengawasi Lisa yang duduk di depanya sambil mengibas ngibaskan kipas kebesaranya.

"Naah ini dia nih biangnya" sambut wanita itu ketus.

"Naad.. Kamu bawa uangnya?" bisik Lisa hawatir.

"Tidaak" jawab Nadia berbisik juga.

"Ehemm! lagi bisik bisik apa? Mau cari alasan mungkir lagi ya?" ucap wanita itu, tatapanya tertuju pada Nadia.

Sedang Nadia menelan salipanya.dan memaksakan bibirnya untuk tersenyum.

" Tidak madam, Kami hanya bertanya kabar saja, lama tidak bersua, iya kan Lis?"

"I iya madam, teman saya ini pasti bawa uangnya' ucap Lisa asal.

Nadia mendelik oleh ucapan Lisa tersebut.

"Oww bagus, itu harapan saya, tapi kalau kalian bohong lagi. Rumah ini akan kami sita."

"Aduh Nad, plis deh bayar hutangmu, apa yang terjadi kalau suamiku tau"

"Tapi aku juga tidak pegang uang sebanyak itu Lis, emang ini semua salahku... Tapi aku juga bingung."

"Kamu telpon saja mas Pras dan minta uang bereskan" ujar Lisa yang mulai panik.

Apa yang di ucapkan Lisa barusan justru jadi ide buat Nadia.

"Begini madam.. Saya bukanya tidak mau bayar hutang, pasti saya bayar ko' tapii... Ada tapinya."

"Tidak udah pake tapi tapi, mana duitnya?

wanita itu memberi isarat pada anak buahnya hingga 2 orang pria tinggi besar dan berkumis maju dan mendekati Nadia dan lisa

"Madam suami saya lagi di luar kota. Rencananya kalau dia sudah pulang baru saya bayar ke madam. Dan untuk jaminan sementara pegang ini dulu.

Nadia melepaskan jam tangan kesayanganya untuk jaminan.

"Ini asli?" tanya wanita itu sambil mengamati jam tangan yang di pegangnya

"Asli madam" Nadia meyakinkanya.

"Okey.. Saya kasi kamu waktu sampai besok, jadi ingat jangan macam macam debgan saya"

Wanita itu berlalu bersama anak buahnya,

Nadia dan Lisa bisa lolos sementara.

JANGAN LUPA LIKE DAN KOMEN YAA!!

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!