BAB 9

Nadia memandangi punggung Sofia yang hampir menghilang di balik pagar rumahnya. Mukanya merah padam karna di permalukan oleh Nadia. Niat hati mau menyakiti eh malah terbalik dia yang di permalukan.

Sedang Nadia merasa shock menyadari wanita di masa lalu suaminya itu tiba tiba muncul di rumahnya.

Tapi yang lebih membuatnya sakit hati adalah Pras tega tidak menceritakan pertemuan dengan mantannya itu.

Dia pun sengaja mempermalukan Sofia dengan berbohong bahwa lipstik itu tidak ada.

"Lho mana temanmu itu Nad?" bu Warsih tiba tiba muncul di belakang Nadia.

Dengan cepat Nadia mengusap kedua mata dengan punggung tanganya. Dia tidak mau ibunya tau apa yang sebenarnya terjadi.

"Dia sudah pergi bu, lagi buru buru katanya" jawaban Nadia justru membuat bu Warsih penasaran.

"Aneh sekali, lama tidak bertemu tapi koq buru buru begitu" gumam bu Warsih heran.

"Aku mau mandi dulu, sebentar lagi mungkin temenku Lisa yang datang, suruh tunggu sebentar ya bu" ucap Nadia sambil beranjak masuk neninggalkan ibunya yang keheranan oleh tingkahnya

"Apa sebenarnya yang terjadi pada Nadia dan Pras? Sepintar apapun mereka menyembunyikanya aku pasti bisa mengetahuinya. Ucap bu Warsih geram.

Lalu dia pergi kedapur karna mendengar suara gaduh dari sana.

"Kamu jangan belagu ya, cuman pembantu juga" omel Toni pada Mar yang menolak membuatkanya jus.

"Ada apa ini ribut ribut?" tanya bu Warsih menatap Mar dan Toni bergantian.

"Pembantu ini sangat belagu bu, aku minta jus saja dia bertingkah" kata Toni.

"Bukan gitu Nyah, mas Toni minta jus saya bilang bikin sendiri karna saya lagi nyuci baju bapak" elak Mar.

"Kamu ya.. Lepas kerjaanmu itu dan buatkan Toni apa yang dia minta!" bu Warsih melotot kearah Mar.

"Jangan pernah membantah saya atau pun Toni, karna saya bisa membuatmu angkat kaki dari rumah ini" ancam bu Warsih.

"Baik nyah" Mar ketakutan dan bergegas membuatkan jus yang di minta Toni.

"Ibu hebaat. " puji Toni.

Sementara itu Nadia membukakan pintu buat Lisa.

"Ada apa Nad?"

Nadia langsung mengajak Lisa masuk kekamar si kembar lalu menguncinya dari dalam. Dia tidak mau ada yang mendengar percakapan mereka.

Nadia bercerita tentang lipstik yang dia temukan, juga tentang Sofia yang datang pagi ini.

" Tunggu dulu, kalau mendengar cerita kamu ada yang sedikit janggal Nad"

"Maksudmu Lis?"

"Ada kemungkinan ini adalah ulah Sofia sendiri. mas Pras tidak tau kalau dirinya dijebak"

" Siapa yang jamin kalau tidak terjadi apa apa di antara mereka, mas Pras saja tidak cerita apapun padaku" keluh Nadia.

"Yaa mungkin dia menganggap Sofia itu tidak penting atau mungkin juga dia sudah berusaha berterus terang tapi kamunya yang keburu emosi"

Nadia terdiam.. Apa yang di katakan sahabatnya masuk akal juga melihat betapa culasnya Sofia dari dulu.

"Semua masuh butuh kejelasan Nad, sebagai sahabat aku sarankan jangan keburu mengambil kesimpulan, sebaiknya kamu bicarakan baik baik sama mas Pras jangan pake emosi, karna mungkin saja tujuan Sofia adalah agar kalian saling salah faham dan bubar" Nadia mencerna semua yang di katakan Lisa. Setelah berdiskusi dengan Lisa Nadia merasa lebih tenang.

*****

Sementara itu Pras masih berkutat dengan pekerjaan kantor.

Saat makan siang tiba dia merasa malas keluar karna merasa pekerjaanya masih nanggung lalu Pras menghubungi Fani bawahanya untuk membelikanya makan siang.

Selang beberapa menit pintu di ketok.

"Tok tok tok"

"Masuk !" ucap Pras sambil matanya tetap pada layar monitor di depanya.

" Trimakasih, letakkan di situ saja"

"Di sini mas?" suara itu mengagetkan Pras sehingga memaksanya mendongak pada sosok tubuh tinggi semampai yang sudah berdiri di depanya. Pras ternganga..

"Kamu ??"

"Iya kaget kaan?"

"Dimana Fani?"

"Tadi memang Fani yang membelikan makanan ini, tapi karna dia kebelet kekamar kecil jadi aku menawarkan diri untuk mengantarnya pada mas Pras"

Pras berdehem untuk menetralisir suasana.

"Lalu kamu ada keperluan apa disini?" tanya Pras. walaupun merasa sangat geram karna mengingat kemungkinan masalah lipstik itu adalah perbuatanya namun Pras berusaha tetap profesional karna ini area kantor.

"Masa mas Pras belum tau kalau bu Rosa di pindah ke kantor cabang yang baru, dan aku yang menggantikanya"

Pras masih bengong mendengar penjelasan Sofia. Kalau memang iya kenapa pak anwar tidak konfirmasi padanya.

"Berarti kita rekan lo, kita akan bekerjasama mas, ups! maaf pak Pras maksudku"

" Besok aku mulai kerja, ku harap kita bisa bekerjasama ya"

Lalu Sofia meninggalkan Pras yang masih termangu sendiri.

"Fani, keruangan saya sebentar!"

Pras memanggil Fani untuk minta penjelasanya tentang Sofia.

"Iya pak?"

"Saya ingin tau tentang bu Rosa yang di pindah dan di gantikan oleh Sofia?"

"Iya pak itu benar"

"Kenapa pak Anwar tidak memberitau saya?"

"Kalau itu saya kurang faham pak, sebaiknya bapak konfirmasi ke pak Anwar langsung, tapi yang saya dengar sekarang beliau sedang ada di sumedang di istri mudanya"

Pras berterimakasih dan memnyuruh Fani kembali.

"ada apa lagi ini? Sangat aneh pak Anwar merekrut pegawai baru tanpa konfirmasi ke aku, padahal aku juga punya wewenang untuk itu" ucap Pras sambil mengetuk ngetuk meja.

Pras meraih ponselnya saat melihat ada pesan masuk.

[Pras cepat kerumah sakit, asam lambung ibu kumat]

"Ibu.." tanpa pikir panjang Pras meraih kunci mobilnya dan setengah berlari keluar setelah sebelumnya berpesan pada Fani.Sesampai di rumah sakit Pras langsung bertanya di mana ibunya di rawat.

"Pasien atas nama ibu Laila ya pak?"

Pras mengangguk cepat.

"Di ruang anggrek no 3 pak" ucap perawat itu tersenyum sopan.

Setelah mengucapkan trimakasih dia langsung menuju ruangan yang di maksud.

"Ibuu.." Pras mendekati ibunya yang terbaring lemas, matanya terlihat sayu.

"Pras.." tangan bu Laila meraih tangan Pras.

"Kenapa sampai begini bu, apa kata dokter? pasti ibu tidak teratur makan." pras merasa bersalah karna tidak bisa menjaga ibunya.

"Tidak apa apa, jangan panik begitu, cuma asam lambung ibu yang naik. namanya juga penyakit orang tua" bu Laila mengenggam tangan Pras.

Saat itu tanpa Pras sadari seorang gadis berjalan dengan anggun memasuki ruangan itu sambil menenteng tas krese kecil.

Dia tertegun sejenak saat melihat Pras membelakanginya dan belum menyadari kedatanganya.

"Nak Zahra dini ibu kenalin sama anak ibu "

Seketika Pras membalikkan badanya.

Pras juga tertegun saat matanya berpapasan dengan mata indah milik Zahra.

"Oh iya bu" sahut Zahra sedikit gugup.

Pras menatap Zahra tanpa kedip.

Penampilanya sangat sopan, dengan memakai pakaian syar'i,

Zahra merasa kikuk di tatap oleh Pras.

"Maaf nama saya Zahra" ucap Zahra seraya menagkupkan kedua tanganya di depan dada.

"Ooh saya Prasetyo" jawab Pras tergagap.

"Untung ada Zahra yang membawa ibu kesini" bu Laila tersenyum lembut kearah Zahra.

"Oh ya bu, saya sudah tebus obat buat ibu, sekalian ini ada bubur, ibu makan ya!?":

Dengan cekstan Zahra membuka bubur dan menyuapi bu Laila.

Pras memandang mereka dengan heran.

"dimana ibu kenal gadis ini? Mereka terlihat sangat akrab" batin Pras.

Terpopuler

Comments

balqis

balqis

lanjuut..

2022-11-07

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!