Sebumbung Tapi Tak Bersama

Masa berkesan dalam pernikahan alias bulan madu pengantin baru Yuli dan Budi tak pernah ada. Mereka hidup bersama dalam suci pernikahan tapi tak sekata. Di dalam hati Yuli tak ada cinta untuk Budi suaminya, yang ada sebaliknya yakni rasa benci tak bertepi. Pengantin yang baru menikah itu seperti tokoh dalam film kartun Tom dan Jerry. Yuli benci melihat Budi, karena Budi juga ia terpaksa harus berpisah dengan Bagus kekasih yang selama ini ia cintai. Perpisahan yang sangat menyakitkan menyayat hati, cinta mereka yang sedang mekar indah tiba-tiba teramputasi karena datangnya Budi. Pernikahan tanpa cinta antara Yuli dan Budi telah merobek-robek cinta tulus Yuli dan Bagus tanpa ada kata putus sebelum pernikahan mereka berlangsung. Yuli dan Bagus sama-sama tak berdaya karena yang menikahkan mereka adalah orang tua mereka.

Pagi hari, Yuli baru bisa merasa lega. Seolah terbebas dari belenggu yang menjeratnya semalam. Pukul 07.00 pagi bapak dan Budi telah berangkat kerja di pabrik, jadi untuk sementara Yuli cukup nyaman tinggal di rumah. Satu-satunya tempat untuk berlindung atau menghindar dari Budi adalah rumah bude. Sebelum bapak dan Budi pulang kerja, Yuli sudah pergi meninggalkan rumahnya menuju rumah bude.

"Loh Yuli pengantin baru kok malah keluar dari rumah, bagaimana toh?" sambut bude kepada Yuli yang datang.

"Pengantin baru apa Bude? Orang saya tidak suka sama Budi kok, malah dipaksa menikah. Yang suka sama Budi kan Bapak, mengapa tidak Bapak saja yang menikah dengan Budi?" ucap Yuli melantur.

"Hush, kamu tidak boleh berkata begitu Yuli. Bagaimanapun dia itu tetap Bapak kamu. Dia melakukan begitu juga untuk kebahagiaan kamu Yuli." jawab bude.

"Bahagia apanya Bude, justru malah aku yang sakit. Sudah tahu aku suka sama mas Bagus, malah-malah dinikahkan sama Budi." jawab Yuli setengah menggerutu.

"Ya sudah Yuli, yang sabar ya. Semua pasti ada hikmahnya." ucapkan bude untuk membesarkan hati Yuli.

Selanjutnya Bude hanya bisa diam tak mau bicara lagi khawatir malah akan membuat Yuli semakin kecil hati. Bude membiarkan keponakannya belajar menghadapi yang ada, biarlah dia mengikuti kata hati dan kemauannya yang masih terlalu dini untuk mengerti akan asam garam kehidupan.

"Bi... malam ini Yuli menginap di rumahku. Jadi bibi tidak usah khawatir tentang Yuli, Insya Allah ia aman bersama kami disini." ucap Bude lewat pesawat telepon untuk memberi tahu kepada kedua orang tua Yuli.

"Oh iya, sudah kalau begitu bude. Terima kasih atas kabarnya." ucap ibunya Yuli dengan perasaan penuh senang. Sementara kedua orang tua Yuli yang mengetahui anaknya menginap di rumah budenya, mereka pun merasa lega dan hanya bisa pasrah dan berdoa kepada Tuhan yang maha kuasa. Semoga anaknya diberi petunjuk dan keselamatan akan dunia nyata yang mesti Yuli jalani. Setelah semalam menginap di rumah bude, pagi hari Yuli pun melangkah cemberut untuk kembali ke rumah orang tuanya.

"Dari mana Yuli, pagi-pagi kok baru pulang ke rumah?" sapa ibu muda tetangganya kepada Yuli.

"Habis ngondol (dugem)!!!" jawab Yuli ketus. Mendapat jawaban tak bersahabat demikian, ibu muda yang barusan bertanya langsung katup mulut. Sepertinya malu tak berani untuk menyapa lagi.

Budi Nandang Dawa, sudah menikah tapi tak bisa hidup dengan Yuli layaknya suami istri.

"Yuli, itu nasi di dapur untuk sarapan mas Budi, tolong kamu sajikan di atas meja." ucap ibu kepada Yuli yang baru kembali setelah menginap di rumah bude nya. Tanpa kata dan sedikit kasar Yuli pun langsung membawakan nasi dan sayur dari dapur ke meja balai depan untuk sarapan mas Budi suaminya. Menyaksikan kekasaran Yuli menaruh nasi dan sayur di atas meja, Budi pun hanya bisa diam sambil mengelus dada. Tanpa selera Budi pun terpaksa sarapan sebagai syarat atau bentuk penghormatan kepada ibu mertuanya yang telah bersusah payah memasak nasi untuknya.

"Dek... saya berangkat...." pamit Budi kepada Yuli yang sedang menyapu dapur. Yuli diam tanpa jawab.

"Iya nak Budi, hati-hati ya di jalan." Jawab ibu mertua menimpali. Budi melangkah meninggalkan Yuli dan ibunya di dapur, kemudian suara sepeda motor yang Budi kendarai terdengar melaju meninggalkan rumah mereka untuk menuju ke pabrik tempat kerjanya.

Episodes
1 Sekolahku
2 Surat Pertama
3 Harum Bunga
4 Sketsa Masa Depan
5 Pesta Pernikahan
6 Sebumbung Tapi Tak Bersama
7 Kesabaran mas Budi
8 Budi Undur Diri
9 Surat Layang
10 Nasehat Bapak
11 Seberkas Sinar
12 Tak Seindah Mimpi
13 Penawar Rindu
14 Cinta Bersemi
15 Antara Jakarta dan Tegal
16 Getar Asmara
17 Janur Kuning
18 Cinta Rahasia
19 Manisnya Madu
20 Memori Di Pesisir Pantai
21 Sebuah Pengakuan
22 Bahtera Berlalu
23 Istana Kecil
24 Cobaan Datang
25 Pudar Warna
26 Diam Bukan Tak Tahu
27 Bulan Sabit
28 Bagus Kelayu
29 Dinamika Politik
30 Bola Keberuntungan
31 Kerudung Hitam
32 Berkawan Dalam Duka
33 Bunga Mawar Merah
34 Sadar Diri
35 Kepak Sayap
36 Sebuah Jalan
37 Senyum Yuli
38 Tersanjung
39 Maju Kena Mundur Tak Bisa
40 Cincin Permata Biru
41 Terguling-guling
42 Dia Datang
43 Ikrar Janji Suci
44 Syukuran Nikah
45 Janda Rasa Perawan
46 Basah-basah Seluruh Tubuh
47 Panggilan Tugas
48 Deru Hiu Kencana
49 Indonesia Berduka
50 Tabur Bunga
51 Bangkitnya Srikandi
52 Tumbuh Kembang
53 Cek dan Ricek
54 Waspada
55 Sebab-Sebab Mundurnya Galih
56 Kharisma
57 Menyelam Sambil Minum Air
58 Pertemuan
59 Bersatu Meraih Asa
60 Restu
61 Mediator
62 Registrasi
63 Taktik dan Strategi
64 Strategi Lawan Politik
65 Anjangsana
66 Simbol
67 Jatuhnya Ndaru
68 Hasil Akhir
69 Suka dan Duka
70 Pelantikan
71 Berlibur ke Pantai
72 Terkenang
73 Tunas Harapan
74 Naik Daun
75 Kembang-Berkembang
Episodes

Updated 75 Episodes

1
Sekolahku
2
Surat Pertama
3
Harum Bunga
4
Sketsa Masa Depan
5
Pesta Pernikahan
6
Sebumbung Tapi Tak Bersama
7
Kesabaran mas Budi
8
Budi Undur Diri
9
Surat Layang
10
Nasehat Bapak
11
Seberkas Sinar
12
Tak Seindah Mimpi
13
Penawar Rindu
14
Cinta Bersemi
15
Antara Jakarta dan Tegal
16
Getar Asmara
17
Janur Kuning
18
Cinta Rahasia
19
Manisnya Madu
20
Memori Di Pesisir Pantai
21
Sebuah Pengakuan
22
Bahtera Berlalu
23
Istana Kecil
24
Cobaan Datang
25
Pudar Warna
26
Diam Bukan Tak Tahu
27
Bulan Sabit
28
Bagus Kelayu
29
Dinamika Politik
30
Bola Keberuntungan
31
Kerudung Hitam
32
Berkawan Dalam Duka
33
Bunga Mawar Merah
34
Sadar Diri
35
Kepak Sayap
36
Sebuah Jalan
37
Senyum Yuli
38
Tersanjung
39
Maju Kena Mundur Tak Bisa
40
Cincin Permata Biru
41
Terguling-guling
42
Dia Datang
43
Ikrar Janji Suci
44
Syukuran Nikah
45
Janda Rasa Perawan
46
Basah-basah Seluruh Tubuh
47
Panggilan Tugas
48
Deru Hiu Kencana
49
Indonesia Berduka
50
Tabur Bunga
51
Bangkitnya Srikandi
52
Tumbuh Kembang
53
Cek dan Ricek
54
Waspada
55
Sebab-Sebab Mundurnya Galih
56
Kharisma
57
Menyelam Sambil Minum Air
58
Pertemuan
59
Bersatu Meraih Asa
60
Restu
61
Mediator
62
Registrasi
63
Taktik dan Strategi
64
Strategi Lawan Politik
65
Anjangsana
66
Simbol
67
Jatuhnya Ndaru
68
Hasil Akhir
69
Suka dan Duka
70
Pelantikan
71
Berlibur ke Pantai
72
Terkenang
73
Tunas Harapan
74
Naik Daun
75
Kembang-Berkembang

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!