Cinta Merah Jambu

Cinta Merah Jambu

Sekolahku

Udara pagi terasa sejuk, tiga siswi sekolah menengah atas yakni: Lili, Yuli dan Nana melangkah bersama menuju jalan raya.

Percakapan mereka terdengar sahaja. Terdengar tawa Lili menimpali Nana yang sedang bercerita, "Semalam Yuli baru saja mendapat salam dari mas Bagus sang tentara muda, tapi dia tidak berani membalas salamnya."

"Ah... Nana jangan bikin gosip, aku kan malu." ucap Yuli sambil senyum sipu.

"Ini bukan gosip Yuli... tapi fakta, bagaimana kalau nanti saya sampaikan saja salam balik dari kamu ke mas Bagus?" tawar Nana kepada Yuli.

"Wah, jangan dulu Nana... Beri aku waktu dulu untuk sholat sunnah malam minta petunjuk kepada tuhan. Apakah mas Bagus itu jodoh untuk aku, apa bukan?" jawab Yuli sambil tertawa.

"Wah... Gaya kamu itu loh Yuli pakai sholat sunnah malam segala... sholat lima waktu saja banyak yang bolong kok, sekarang mau sholat hajat tengah malam!" ucap Nana mendengus.

"Tahu saja kamu Nana." jawab Yuli sambil tertawa.

"Nanti saja deh Nana, soalnya kalau salam dari mas Bagus itu langsung saya jawab. Sepertinya masih terlalu pagi, iya apa tidak Nana?" ucap Yuli dengan pertimbangan matang.

"Betul- betul." ucap Lili akan pertimbangan Yuli yang sengaja mengulur waktu untuk menjawab salam kepada mas Bagus.

"Tumben, otakmu top juga Yuli." ucap Nana sambil mengacungkan jempol buat Nana.

"Iya dong Nana, kita mesti lihat dulu kesungguhan mas Bagus itu sampai dimana. Apakah dia mau berjuang untuk meraih cinta merah jambu yang aku punya ataukah dia hanya sekedar menggoda saja." lanjut Yuli sok dewasa.

Lili dan Nana hanya saling pandang, sejenak kemudian mereka lalu tertawa bersama membenarkan akan ucapan Yuli bak seorang guru saja.

Lili dan Nana jadi teringat akan perjuangan Irfan dan Joko yang gigih berjuang untuk mendapatkan jawaban cinta dari mereka dulu.

"Cinta yang mudah didapat akan mudah pergi, sebaliknya cinta yang sulit didapat akan awet untuk selamanya." ucap Nana meniru ucapan nasihat dari pak Ganjar guru fisika di sela jam pelajaran di kelas tiga tahun yang lalu.

"Itu Nana meniru saja ucapan pak Ganjar saat menerangkan bab ilmu aksi dan reaksi dalam pelajaran fisika di kelas waktu sekolah menengah pertama dulu." ucap Lili sambil tersenyum.

"Loh masih ingat juga kamu Lili akan keterangan pak Ganjar di sekolah dulu?" tanya Nana.

"Masih dong Nana, dimana ada aksi disitu pasti ada reaksi seperti kutub negatif dan positif dalam magnet dan besi." jawab Lili sambil tersenyum.

"Memang pertemuan antara dua orang muda-mudi yang sedang jatuh cinta itu akan cepat menimbulkan aksi dan reaksi, tapi untuk soal Mas Bagus yang baru saja menyampaikan salam sebaiknya jangan dulu kau respon." ucap Lili penuh kedewasaan.

"Betul-betul!" lanjut Nana mendukung kebenaran ucapan Lili.

Lili, Yuli dan Nana kini tersenyum bersama di sela langkah kaki mereka menyusuri jalan raya menuju ke sekolah mereka.

Sebenarnya rasa kagum dan simpati Yuli akan sosok Bagus yang gagah perkasa selama ini memang ada, tapi itu semua masih terbenam di dasar lubuk hati.

Yuli rasanya tak kuasa untuk membalas salam dari mas Bagus yang dititipkan lewat Nana untuknya, rasa malu yang menyelubungi hati membuat Yuli tak membalas salamnya.

Senda gurau antara Lili dan Nana tadi ternyata mengandung makna juga, menambah keteguhan hati Yuli agar tidak gegabah bereaksi akan aksi dari mas Bagus lewat salamnya.

Pukul 07.00 pagi bel berdentang tanda awal masuknya jam pelajaran pertama dimulai.

Lili dan Nana masuk di ruang kelas mereka, sementara Yuli adik kelas Lili dan Nana duduk di ruang yang berbeda yakni di kelas 2 bersama teman satu kelasnya.

Jadwal pelajaran Bahasa Indonesia dan Matematika Yuli dan teman-teman satu kelasnya ikuti dengan cermat. Rika dan Santi teman satu-satunya Yuli saat istirahat sekolah menghias senyum mereka, setelah mengikuti pelajaran matematika dengan rumus yang membuat kepala pusing. Untung saja ada Rika yang encer otaknya, jadi Yuli dan Santi bisa bertanya tentang kesulitan matematika dengan rumusan yang baru saja diterangkan pak Untung guru matematika.

Pukul satu siang, jadwal pelajaran di sekolah selesai. Siswa-siswi berhamburan keluar kelas untuk kembali ke rumah. Lalu-lalang siswa-siswi disambut tukang angkot yang parkir di depan sekolah mengais rezeki.

Tiga puluh menit kemudian, Yuli, Lili dan Nana melangkah ceria dari angkot yang baru saja mengantar mereka kembali di bibir pelataran perumahan Puri Asri.

Sisa tawa dan canda mereka saat melangkah maju di komplek perumahan Puri Asri masih ada di sela badan mereka yang lemas karena kehabisan energi setelah mengikuti pelajaran di sekolah.

Meski perut mereka terasa lapar dan langkah terasa berat, tapi mereka selalu bisa tersenyum karena Nana selalu bisa mencairkan suasana dengan canda lucunya.

“Lili, Nana nanti sore main lagi ya ke rumahku.” ucap Yuli kepada kedua sahabatnya.

"Kenapa Yuli, penasaran ya dengan pesan mas Bagus selanjutnya?" jawab Nana sambil tersenyum menggoda kepada Yuli sahabatnya.

"Nana ini ada-ada saja, ya enggak lah Nana." jawab Yuli sambil tersenyum sipu. "Kebetulan ibuku di rumah, baru saja membuat kue bolu. Kalau kamu main ke rumahku, nanti aku kasih deh kue bolu satu biji." sahut Yuli.

"Oke... mau Yuli, tapi jangan satu biji dong. Karena porsi perut aku itu tiga kue bolu baru bisa kenyang." jawab Nana sambil tertawa cekikikan.

"Ya sudah, yang penting nanti sore kamu datang saja dulu ke rumah. Nanti saya kasih deh kue bolu." ucap Yuli kepada Lili dan Nana.

"Siap Bos!!!" jawab Lili dan Nana kompak mengangkat telapak tangan di kening mereka. Lalu mereka bertiga tertawa bersama akan sikap konyol mereka yang selalu ceria dalam canda.

Episodes
1 Sekolahku
2 Surat Pertama
3 Harum Bunga
4 Sketsa Masa Depan
5 Pesta Pernikahan
6 Sebumbung Tapi Tak Bersama
7 Kesabaran mas Budi
8 Budi Undur Diri
9 Surat Layang
10 Nasehat Bapak
11 Seberkas Sinar
12 Tak Seindah Mimpi
13 Penawar Rindu
14 Cinta Bersemi
15 Antara Jakarta dan Tegal
16 Getar Asmara
17 Janur Kuning
18 Cinta Rahasia
19 Manisnya Madu
20 Memori Di Pesisir Pantai
21 Sebuah Pengakuan
22 Bahtera Berlalu
23 Istana Kecil
24 Cobaan Datang
25 Pudar Warna
26 Diam Bukan Tak Tahu
27 Bulan Sabit
28 Bagus Kelayu
29 Dinamika Politik
30 Bola Keberuntungan
31 Kerudung Hitam
32 Berkawan Dalam Duka
33 Bunga Mawar Merah
34 Sadar Diri
35 Kepak Sayap
36 Sebuah Jalan
37 Senyum Yuli
38 Tersanjung
39 Maju Kena Mundur Tak Bisa
40 Cincin Permata Biru
41 Terguling-guling
42 Dia Datang
43 Ikrar Janji Suci
44 Syukuran Nikah
45 Janda Rasa Perawan
46 Basah-basah Seluruh Tubuh
47 Panggilan Tugas
48 Deru Hiu Kencana
49 Indonesia Berduka
50 Tabur Bunga
51 Bangkitnya Srikandi
52 Tumbuh Kembang
53 Cek dan Ricek
54 Waspada
55 Sebab-Sebab Mundurnya Galih
56 Kharisma
57 Menyelam Sambil Minum Air
58 Pertemuan
59 Bersatu Meraih Asa
60 Restu
61 Mediator
62 Registrasi
63 Taktik dan Strategi
64 Strategi Lawan Politik
65 Anjangsana
66 Simbol
67 Jatuhnya Ndaru
68 Hasil Akhir
69 Suka dan Duka
70 Pelantikan
71 Berlibur ke Pantai
72 Terkenang
73 Tunas Harapan
74 Naik Daun
75 Kembang-Berkembang
Episodes

Updated 75 Episodes

1
Sekolahku
2
Surat Pertama
3
Harum Bunga
4
Sketsa Masa Depan
5
Pesta Pernikahan
6
Sebumbung Tapi Tak Bersama
7
Kesabaran mas Budi
8
Budi Undur Diri
9
Surat Layang
10
Nasehat Bapak
11
Seberkas Sinar
12
Tak Seindah Mimpi
13
Penawar Rindu
14
Cinta Bersemi
15
Antara Jakarta dan Tegal
16
Getar Asmara
17
Janur Kuning
18
Cinta Rahasia
19
Manisnya Madu
20
Memori Di Pesisir Pantai
21
Sebuah Pengakuan
22
Bahtera Berlalu
23
Istana Kecil
24
Cobaan Datang
25
Pudar Warna
26
Diam Bukan Tak Tahu
27
Bulan Sabit
28
Bagus Kelayu
29
Dinamika Politik
30
Bola Keberuntungan
31
Kerudung Hitam
32
Berkawan Dalam Duka
33
Bunga Mawar Merah
34
Sadar Diri
35
Kepak Sayap
36
Sebuah Jalan
37
Senyum Yuli
38
Tersanjung
39
Maju Kena Mundur Tak Bisa
40
Cincin Permata Biru
41
Terguling-guling
42
Dia Datang
43
Ikrar Janji Suci
44
Syukuran Nikah
45
Janda Rasa Perawan
46
Basah-basah Seluruh Tubuh
47
Panggilan Tugas
48
Deru Hiu Kencana
49
Indonesia Berduka
50
Tabur Bunga
51
Bangkitnya Srikandi
52
Tumbuh Kembang
53
Cek dan Ricek
54
Waspada
55
Sebab-Sebab Mundurnya Galih
56
Kharisma
57
Menyelam Sambil Minum Air
58
Pertemuan
59
Bersatu Meraih Asa
60
Restu
61
Mediator
62
Registrasi
63
Taktik dan Strategi
64
Strategi Lawan Politik
65
Anjangsana
66
Simbol
67
Jatuhnya Ndaru
68
Hasil Akhir
69
Suka dan Duka
70
Pelantikan
71
Berlibur ke Pantai
72
Terkenang
73
Tunas Harapan
74
Naik Daun
75
Kembang-Berkembang

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!