Seminggu lalu balasan surat dari Yuli sempat membuat Bagus terbuai akan indahnya mas depan. Mimpi indah itu kini seakan terbalik 180 derajat dari indahnya harap yang bersemayam. Kabar kembalinya Yuli ke pelukan Budi suaminya, membuat hati Bagus hancur luluh. Semaian cinta yang mulai bersemi, kini pupus untuk yang ke dua kali. Bagai petinju yang kalah di medan laga dengan ribuan penonton yang ada. Biru langit mendadak kelabu seiring awan putih berlalu seakan semua yang ada kini memandang dirinya hina. Hancurnya cita-cita cinta, membuat Bagus merana, hingga dia merasa asing dengan semua yang ada.
"Sudah jangan terlalu sedih, masih banyak wanita lain di dunia ini selain Yuli." ucap Joko menghibur Bagus sahabatnya. Bagus menyeduh lagi kopi dalam cangkir untuk yang kedua kali, sebungkus rokok kini ia buka lagi.
"Bagaimana kalau kamu nanti saya perkenalkan dengan teman istriku, Dina namanya." sambung Joko. Bagus hanya tersenyum berat menimpali Joko sahabatnya, seiring asap rokok yang ia hembuskan terbang ke udara.
"Dia itu cantik loh... tidak kalah cantik sama si Yuli." terang Joko.
"Sudah begini saja, hari minggu kamu main dah ke rumah saya. Soal Dina biar Nana nanti yang atur. Daripada energi kamu habis percuma karena larut dengan Yuli yang sudah berkeluarga, mendingan mulai saat ini kamu tata itu masa depan yang ada." lanjut Joko kepada sahabatnya.
"Kapan-kapan saja dah, kali ini saya belum siap." jawab Bagus tak bersemangat.
"Ya sudah, kalau begitu saya cabut dulu, sudah malam soalnya." pamit Joko berlalu pergi dengan motornya.
Malam ini atau mungkin malam-malam selanjutnya semua yang ada tak ada yang mampu mengobati hati Bagus yang merana, tak terkecuali Joko sahabatnya. Hati Bagus kini menjadi sunyi setelah Yuli benar-benar pergi. Meski surat-surat balasan dari Yuli sudah ia bakar, tapi bayang-bayang Yuli masih terus menari-nari di angannya. Tak ada wanita lain yang Bagus cinta selain Yuli yang telah menghiasi hidupnya lewat kata-kata dalam balasan suratnya. Yuli yang sejuk dan indah bagai mata air yang mendinginkan jiwa kini telah pergi meninggalkan luka. Luka yang teramat perih, lebih perih dari luka sebelumnya. Kepingan waktu terus berlalu, entah sampai kapan ia akan terus larut dalam kesedihan tak bertepi. Tak kuat rasanya Bagus membayangkan malam-malam Yuli bersama Budi suaminya. Cinta yang belum terputus itu membimbing sedih kala kelebat bayang senyum Yuli datang menyapa.
Setahun sudah sosok Yuli masih terkenang dalam hatinya, hingga menciptakan ribuan bait syair untuknya. Mata, bibir dan senyum manis Yuli terus saja melekat dalam hati. Cinta pertama begitu sulit untuk Bagus lupakan, seolah tak ada yang mampu menggantikan. Cerita akan Yuli selalu saja tercipta, seperti mata air cinta yang tak pernah kering dari rasa rindu. Meski jauh jangkauan seperti perahu di tengah lautan tanpa sampan, tapi rasa tembus segala aral itu sulit sekali ia tepis. Pesona Yuli membuat Bagus yang terperdaya rindu kini seperti kupu-kupu terbang di atas telaga biru, ingin rasanya ia minum tapi bahaya tenggelam dan sambar ikan-ikan yang berenang berdiri menantang. Diam menanti sebuah keajaiban datang disela bayang-bayang, mengepak sayap terbang mengisi helai waktu sarat makna seorang abdi.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 75 Episodes
Comments