"Yuli, ini ada titipan surat dari mas Bagus." ucap Nana sambil menyodorkan surat kepada Yuli yang lagi asik membaca majalah sekolah di teras rumahnya.
"Eh, Nana dan Lili. bikin saya jadi kaget saja kamu." ucap Yuli kepada Nana dan Lili yang sudah duduk di kursi sebelah Yuli.
"Pesan dari mas Bagus, bila Yuli sudah membaca isi suratnya. Mohon cepat dibalas, begitu pesan dia." ucap Nana kepada Yuli.
Yuli tersenyum ragu kala memegang surat yang baru ia terima, "Benarkah ini surat dari mas Bagus?" bisik batinnya.
"Jangan bercanda kamu Nana." ucap Yuli lagi.
"Eh masih ragu juga kamu Yuli, sudah kamu baca saja dulu sana isi suratnya biar yakin." jawab Nana singkat.
"Oke, silahkan duduk. Maaf nih saya tinggal dulu ya sebentar." ucap Yuli gemulai seiring langkah kaki menuju ke dalam kamarnya, meninggalkan Lili dan Nana yang duduk di kursi balai rumahnya.
"Oke Yuli, jangan lupa kue bolu pisang. Saya tunggu." ucap Nana mengingatkan.
"Beres!" jawab Yuli singkat.
Setibanya di kamar, Yuli lalu membuka dan membaca isi surat yang baru ia terima dari Nana.
Dek Yuli yang baik,
Salam Jumpa...
Sebelumnya mas Bagus minta maaf,
kedatangan surat ini mengganggu atau membuat Yuli tidak nyaman, tapi terus terang saja lewat surat inilah mas Bagus bisa mengatakan isi hati ini.
Dek Yuli yang baik, mengapa sih kamu tidak pernah membalas salam saya yang ku titipkan lewat Nana?
Padahal selama ini aku ingin sekali berteman dengan kamu loh dek Yuli.
Tahu tidak dek Yuli?
Setiap hari saya selalu menanti salam balik dari kamu, tapi sayang kamu tidak pernah membalas salam itu.
Kadang hati ini sampai gundah karena menanti salam balik dari kamu dek Yuli.
Sejak pertama mas Bagus melihat dek Yuli, bayangan wajah dek Yuli selalu bermain di dalam angan mas Bagus.
Mungkin ini yang namanya cinta dek Yuli, hingga kemana saja mas Bagus melangkah, selalu saja ada bayang wajah dek Yuli yang menemani diriku ini.
Bila di hati dek Yuli belum ada cinta pria lain, izinkanlah cinta mas Bagus bersemi di hati dek Yuli.
Semoga lewat surat ini, dek Yuli mau menerima aku sebagai seorang kekasih abadi hingga kelak kita menikah nanti. Dek Yuli tahulah maksudku?
Ini saja yang bisa aku tulis buat dek Yuli, besar harapan mas Bagus semoga dek Yuli mau menerima cintaku ini.
Ku tunggu jawaban surat dari dek Yuli, agar resah dan gelisah di hatiku ini berubah menjadi bahagia bersemi sepanjang hari.
Dariku yang selalu mencintai dek Yuli.
(Bagus Saputra)
Yuli kini tersenyum setelah membaca isi surat dari mas Bagus seorang tentara yang tampan perkasa. Masih tengkurap di atas kasur kamar, Yuli baca itu surat tiga kali. Yuli lalu bangkit dari ranjang kamar, ia simpan itu surat di sela tumpukan buku pelajaran sekolah dalam lemari.
"Bagaimana, masih tidak percaya?" tanya Nana saat Yuli kembali sambil menenteng air mineral dan satu piring berisi kue bolu pisang di tangan.
"Iya Nana, percaya. Tapi rahasia loh Nan, kamu jangan cerita ke teman lainnya loh Nan." ucap Yuli sambil meletakkan piring di atas meja.
"Beres Yuli, dijamin aman deh." jawab mantap Nana.
"Kalau boleh tahu, apa sih isi suratnya Yuli?" tanya Lili penasaran.
"Anu Lili, Nana. Mas Bagus cuman tanya kenapa salamnya tidak pernah saya balas dan mas Bagus bilang katanya mas Bagus cinta sama aku." jawab Yuli kepada kedua sahabatnya.
"Wah romantis banget!!!" ucap Lili sambil tersenyum.
Yuli hanya tersenyum sipu mendengar pujian dari Lili.
"Bagaimana menurut pendapatmu tentang mas Bagus Nan?" tanya Yuli seiring senyumnya yang masih mengembang.
"Dia orangnya baik, ramah dan juga ganteng kok Yuli." jawab Nana sambil tersenyum makan kue bolu pisang di atas meja.
"Sudah jangan ragu dengan mas Bagus Yuli. Kan diantara kita bertiga, cuma kamu yang belum punya pacar." lanjut Nana.
Yuli mendongak ke atas awan, memang selama ini Nana dan Lili sudah cukup lama saling surat menyurat dengan Joko dan Irfan.
Lili yang cantik dan penyabar rasanya memang sangat cocok dengan Irfan tentara gagah nan tampan. Sementara Nana yang ceria juga serasi sekali dengan tentara Joko yang hitam manis itu.
"Yuli, kok malah diam." tegur Nana membuyarkan Yuli dalam lamunan.
"Ah tidak Nan, cuma ingat kamu sama Lili saja kok. Mengingatkan aku untuk rajin saling surat-menyurat dengan mas Joko dan mas Irfan." jawab Yuli.
"Maka dari itu Yuli, balas dong itu suratnya mas Bagus. Biar kamu nanti bisa merasakan indahnya cinta seperti kita." Jawab Nana sambil tertawa.
"Kata orang, hidup tanpa cinta. Rasanya seperti sayur tanpa garam." lanjut Lili seiring senyum mengembang.
"Nanti saja deh Nan balas suratnya, sampai datang lagi surat dari mas Bagus berikutnya." ucap Yuli kepada Nana.
"Mas Bagus di tes dulu nih kesungguhannya?" tanya Lili.
"Iya dong, ikut seperti langkah kamu dulu waktu saat menguji Irfan sebelum menjadi pacar." jawab Yuli kepada Lili.
Lili dan Nana lalu mengacungkan jari jempol tangannya kepada Yuli. "Top dah!!!" ucap mereka kompak.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 75 Episodes
Comments
Nopiah Maulani
bagus,
2023-05-04
1