Kebahagiaan Lili dan Nana yang lebih dulu membina rumah tangga dengan suami yang memiliki profesi sebagai tentara, membuat tali kasih antara Yuli dan sersan Bagus kian kuat saja. Kehadiran mas Bagus dalam hidup Yuli telah memupuk harapan besar yang siap untuk ia tuai setelah lulus sekolah nanti. Yuli kian yakin akan sosok mas Bagus yang akan menjadi suaminya kelak nanti. Bersuamikan seorang abdi negara sama seperti kedua sahabatnya yakni Lili dan Nana, kemana saja mereka melangkah selalu membuat dan disegani oleh warga. Lili dan Nana sebagai wanita tampak sempurna dalam hidupnya bak dewi rupa yang duduk penuh karisma di temani kesatria dalam kereta kencana. Bukan hanya Lili dan Nana sebagai istri yang memancarkan kharisma wibawa dalam hidupnya, bahkan orang tua dan sanak kadang mereka juga ikut disegani oleh warga. Bersuamikan seorang tentara dengan gaji tetap setiap bulan dengan jaminan honor pensiun di hari tua, rasanya hidup mereka paripurna.
Yuli kian ceria membalas surat-surat dari mas Bagus yang ia terima. Kebahagian Lili dan Nana memandu khayal remaja bernama Yuli gemulai seperti kupu-kupu terbang dari tiap kuncup bunga yang merekah di pohonnya. Meski hanya sebatas lewat surat sebagai sarana komunikasi cinta mereka. Hari-hari Yuli kian terasa indah membayangkan masa depan dengan mas Bagus sang pujaan hati. Waktu terus berjalan memandu Yuli dan teman-teman akhirnya lulus dari sekolahnya. Terasa lama Yuli menanti datangnya sosok Mas Bagus yang ia harap akan melamar dirinya. Tapi mas Bagus yang Yuli nantikan, dalam suratnya menyatakan siap untuk melamar diri Yuli pada tahun berikutnya. Yuli rupanya harus bersabar menunggu satu tahun lagi hingga akhirnya mas Bagus benar-benar datang melamar dirinya.
Bapak dan ibu kandung Yuli sebagai orang tua juga ikut merasakan resah dengan tali kasih yang telah Yuli dan Bagus bina cukup lama. Sebagai orang tua, mereka tentu ingin mendapatkan kepastian dari mas Bagus dengan datang ke rumahnya. Tapi mas Bagus yang mereka nantikan tak juga datang untuk menyatakan sikapnya. Padahal mas Bagus sering berpesan untuk datang ke rumah orang tua Yuli dan menyatakan kepada mereka, bahwa satu tahun lagi ia akan datang untuk melamar Yuli.
Tapi rupanya Bagus punya pertimbangan lain yang membuat dia tak datang ke rumah orang tua Yuli. Sepertinya ada perbedaan pendapat antara Bagus dan orang tua kandungnya itu yang telah membuat mas Bagus tidak berani untuk melangkah lebih jauh tanpa restu mereka.
Sementara orang tua Yuli tampak tidak bisa menolak datangnya calon pendamping lain yang datang. Dialah mas Budi seorang perjaka tua teman dari bapak Yuli yang bekerja di pabrik teh kemasan. Mas Budi memang cukup lama berteman dengan bapaknya Yuli semenjak mereka kerja di pabrik teh. Orang tua Yuli yang sudah memiliki calon suami untuk Yuli memang tidak serta merta menyatakan langsung kepada Yuli anaknya.
Suatu hari, bibi menyuruh Yuli untuk mengantarkan makanan kepada paman di bengkel motor milik bibi. Ini merupakan siasat atau cara bapak Yuli mengatur rencana untuk mengenalkan Yuli dengan calon suaminya.
"Yuli, tolong kamu antarkan makanan ini ke bengkel Paman." pinta bibi kepada Yuli. Tanpa curiga Yuli pun mengantarkan dua susun kotak nasi dan lauk ke bengkel paman di ujung perempatan jalan raya.
Seperempat jam kemudian sekembalinya Yuli dari bengkel. Bibi kemudian bertanya lagi kepada Yuli, "Dek Yuli, selain Paman, apakah ada orang lain di bengkel?" tanya bibi kepada Yuli yang baru tiba di rumahnya.
"Tidak ada siapa-siapa kok Bi di bengkel, cuman ada seorang laki-laki berkulit agak hitam yang sedang membetulkan sepeda motornya," Yuli menjawab.
"Akhirnya saya taruh saja itu kotak nasi di atas meja bengkelnya Paman." jawab Yuli kepada bibi.
"Loh kok Paman tidak ada di bengkel? Apa mungkin dia lagi ke warung untuk beli rokok atau kopi?" tanya bibi.
"Bisa jadi Bi, soalnya saya itu malas untuk bertanya soal dimana Paman berada kepada laki-laki yang ada di bengkel tadi Bi." jawab Yuli lagi.
"Terima kasih ya, Yuli telah mengirimkan kiriman nasi itu untuk Paman." ucap bibi kepada Yuli.
"Ya sama-sama Bi." jawabnya.
Satu minggu kemudian, laki-laki yang kemarin Yuli temui di bengkel milik paman. Kini tiba-tiba datang ke rumah menemui bapaknya Yuli. Yuli cuek saja dengan kedatangan laki-laki itu yang sedang berbincang dengan bapaknya di ruang tamu. Namun dari gerak tubuh dan mimik laki-laki itu menunjukan kalau diantara mereka tampak sudah saling kenal lama. Yuli yang tidak tahu-menahu hubungan antara bapak dan laki-laki berkulit agak hitam di ruang tamu itu, membimbing Yuli bersikap biasa saja saat di rumah. Tapi begitu Yuli mendengar bisik antar tetangga di samping rumahnya, Yuli pun jadi lemas terkulai mendengarnya.
"Itu loh calon suaminya Yuli." ucap dan bisik-bisik tetangga saat mereka melihat laki-laki itu di ruang tamu rumahnya.
Bisik-bisik antar tetangga di sekitar lingkungan, membuat kabar itu cepat menyebar. Berita tentang datangnya laki-laki bernama Budi ke rumah orang tuanya untuk melamar Yuli itu bak petir yang menyambar di siang hari. Yuli meratap menangis di kamar menyesali nasibnya yang tak seindah bayangannya selama ini. Mas Bagus yang Yuli nantikan sebagai calon suami, tapi malah yang datang justru laki-laki lain yang sama sekali tak Yuli cinta.
Penolakan yang Yuli sampaikan melalui ibu juga terasa lebih nikmat dibandingkan kekuatan ayah yang memegang kendali keluarga. Yuli jadi merana tak tahu arah seperti bunga yang dipotong pucuk nya. Yuli bak perahu tidak berdayung lagi. Ingin hati mendekat dan mengajak mas Bagus untuk lari tapi tak bisa karena sebulan lagi harus menikah dengan laki-laki pilihan bapaknya.
Yuli kini lebih banyak diam dari biasanya, ia tidak lagi tinggal di rumah. Yuli kini lebih memilih tinggal di rumah bude. Semua terasa asing di matanya.
"Hai, Yuli si calon pengantin." sapa tetangga di sekitar rumah bude.
Yuli yang dulu ramah dan ceria kini berubah acuh tak acuh juga ketus kala menjawab sapa mereka.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 75 Episodes
Comments