" Baik - baik," jawab Sumingsih akhirnya.
Dengan wajah cemberut Sumingsih memberikan ponsel milik suaminya yang layarnya sudah retak, Teguh menghembuskan nafasnya dengan perlahan karena ponselnya lowbat kemudian menatap Sumingsih.
" Berikan ponselmu?" pinta Teguh
" Untuk apa?" tanya Sumingsih dengan nada kesal.
" Jangan banyak tanya berikan saja ponselmu," ucap Teguh dengan nada setengah membentak.
" Iya .... Iya ... nih..." jawab Sumingsih sambil memberikan ponsel miliknya.
Teguh mengambil ponsel milik istrinya yang harganya sangat mahal lebih mahal dari punya Teguh, Teguh membuka ponsel milik istrinya namun ponselnya menggunakan sandi.
" Kata sandinya apa?" tanya Teguh.
" Tanggal kelahiran Ayah," jawab Sumingsih
" Ayah tahukan sampai kata sandi Ibu pakai tanggal lahir Ayah itu tanda kalau ibu sangat mencintai Ayah dan Ibu yakin istri muda Ayah menggunakan kata sandi mantan kekasihnya," sambung Sumingsih.
Sumingsih sebenarnya enggan mengatakan istri muda karena perutnya langsung mual tapi dirinya harus bersabar dan berusaha untuk mempengaruhi suaminya agar membenci Angel dan segera menceraikannya.
" Tumben kamu menyebutnya istri mudaku?" tanya Teguh.
" Ibu ingin berubah Ayah dan ingin berdamai dengan Angel," ucap Sumingsih dengan wajah penuh penyesalan.
( " Hoek... Gara - gara wanita tidak tahu diri aku terpaksa merendahkan diriku di depan suamiku," ucap Sumingsih dalam hati ).
" Syukurlah kalau kamu berubah," jawab Teguh yang masih belum bersedia memanggil istrinya dengan sebutan Ibu.
" Ayah, Ibu kan sudah berubah jadi Ibu mohon panggil nama Ibu seperti biasanya jangan kata kamu," mohon Sumingsih.
( " Awas kamu wanita yang tidak punya malu, gara - gara kamu aku harus pura - pura bersandiwara agar suamiku kembali padaku dan semoga saja misi ku berhasil agar kamu segera diceraikan oleh suamiku, selain itu aku akan terus bicara agar suamiku lupa untuk menghubungi wanita yang tidak punya malu itu," ucap Sumingsih dalam hati ).
" Baik, Ayah akan memberikan Ibu kesempatan dan Ayah harap Ibu benar - benar berubah," ucap Teguh yang tidak tega dengan wajah sedih istrinya karena bagaimanapun istri pertamanya yang menemani dirinya selama bertahun - tahun.
" Oh ya Ayah ingin makan apa?" tanya Sumingsih sambil tersenyum bahagia karena suaminya sudah merubah panggilannya.
" Ayah lagi sakit jadi makan bubur saja," jawab Teguh
" Baik Ayah, Ibu akan suapi Ayah makan," jawab Sumingsih sambil mengambil mangkok yang berada di meja dekat ranjang Teguh.
" Nanti saja, Ayah akan menghubungi Angel dulu," ucap Teguh karena dirinya sangat merindukan istri mudanya.
" Ayah makan dulu nanti selesai makan baru hubungi Angel," ucap Sumingsih sambil membuka plastik wraping yang menutupi mangkok tersebut.
( " Si*l.... Si*l... Kenapa sih yang di ingat wanita yang tidak punya malu itu sih," omel Sumingsih dalam hati ).
" Baiklah," jawab Teguh singkat.
" Ibu suapi ya," ucap Sumingsih sambil tersenyum.
" Tidak perlu biar Ayah makan sendiri," jawab Teguh sambil mengambil mangkok tersebut dengan menggunakan tangan kirinya.
Sumingsih hanya diam saja tanpa banyak bicara karena dirinya berusaha untuk menahan kesabarannya demi tujuannya walau dalam hatinya ingin sekali mencakar wajah suaminya agar Angel tidak lagi mengejar suaminya. Teguh mengambil sendok tapi tangan kanannya agak sulit digerakkan membuat Teguh memberikan mangkoknya ke arah Sumingsih.
" Tangan Ayah sulit digerakkan, suapi Ayah," pinta Teguh.
" Baik Ayah," jawab Sumingsih patuh sambil tersenyum manis tapi lebih manis senyuman Angel karena senyuman Angel sangat tulus berbeda dengan senyuman Sumingsih yang tidak tulus.
Sumingsih tersenyum kemudian mulai menyuapi suaminya dengan telaten hingga dua menit kemudian mangkok yang berisi bubur habis tanpa sisa.
Awalnya Sumingsih sengaja menyuapi Teguh buburnya sedikit agar Teguh benar - benar lupa menghubungi Angel tapi Teguh memintanya satu sendok penuh agar cepat habis.
Sumingsih meletakkan mangkok kosong itu dengan sengaja di lambat tin agar mengulur waktu kemudian mengambil gelas untuk diberikan ke suaminya, Teguh meminum hingga gelas itu menjadi kosong.
" Ayah mau nambah lagi?" tanya Sumingsih ketika melihat suaminya ingin menghubungi Angel.
" Tidak," jawab Teguh sambil menekan nomer telepon Angel yang sudah hapal di luar kepala.
" Oh ya Ayah, Ibu baru ingat kalau anak - anak kita belum di kasih makan jadi Ibu minta ponsel milik Ibu untuk menghubungi tetangga kita," ucap Sumingsih berbohong.
" Memang anak - anak di tinggal di rumah tanpa pengawasan orang dewasa?" tanya Teguh dengan nada kesal pasalnya ke tiganya masih kecil.
" Kan Bela sudah besar jadi bisa menjaga ke dua adiknya apalagi Dela juga sudah pintar jadi Bela bisa mengurus semuanya dengan mudah," jawab Sumingsih.
( " *Si*l, kenapa aku bodoh ya seharusnya aku kan bisa bilang kalau ke tiga putri kami di titip ke tetangga," maki Sumingsih pada dirinya sendiri* ).
" Bela itu baru berumur 8 tahun, Dela berumur 6 tahun dan Dila berumur 4 tahun mereka bertiga masih kecil seharusnya Ibu titip ke tetangga atau Ibu di rumah mengurus ke tiga putri kita biar Angel yang mengurus Ayah," ucap Teguh dengan nada masih kesal dengan jalan pikiran istrinya.
" Bukannya sebentar lagi Bela umur 9 tahun, Dela berumur 7 tahun dan Dila berumur 5 tahun jadi mereka sudah besar dan bisa mengurus dirinya sendiri, karena kalau membawa mereka Ibu merasa repot," jawab Sumingsih yang merasa dirinya tidak bersalah.
" Asal Ibu tahu selama Bela dan Dela tinggal di rumah Angel, setiap Angel pergi selalu membawa Bela dan Dela jarang di titip tetangga dan ketika Ayah bertanya Angel selalu mengatakan tidak pernah repot sedangkan Ibu selalu bilang repot kalau membawa anak - anak jalan. Bahkan Angel meminta Ayah untuk mengajak jalan - jalan bersama anak - anak biar anak - anak tidak bosan di rumah sedangkan Ibu mengajak jalan - jalan tanpa membawa anak - anak dengan alasan yang sama repot. Itu yang membuat Ayah betah tinggal di rumah Angel karena Ayah merasakan apa itu keluarga tidak seperti Ibu yang hanya memikirkan dirinya sendiri," ucap Teguh dengan nada penuh kecewa karena istrinya tidak pernah sadar dari dulu hingga sekarang.
( " Si*l .... Si*l kenapa nyebut wanita yang tidak punya malu itu sih, dasar wanita jala*g," umpat Sumingsih dalam hati ).
" Maaf, Ibu tidak akan mengulanginya lagi," ucap Sumingsih dengan wajah di buat seakan dirinya sedih dan menyesali apa yang dilakukannya.
" Baik, kali ini Ayah memaafkannya sekarang cepat hubungi tetangga kita agar anak - anak kelaparan," perintah suaminya sambil memberikan ponselnya.
Sumingsih menerima ponselnya untuk menghubungi tetangganya dan dengan sengaja Sumingsih berlama - lama menghubungi tetangganya dengan menanyakan kabarnya kemudian menanyakan keluarganya karena mendapatkan tatapan tajam dari suaminya membuat Sumingsih bertanya mengenai ke tiga anaknya setelah hampi setengah jam Sumingsih ingin berbicara dengan Bela membuat Teguh menghembuskan nafasnya dengan berat.
Sumingsih tersenyum devil melihat wajah frustrasi suaminya hingga satu jam lebih akhirnya Sumingsih menutup teleponnya.
" Lama sekali teleponnya," omel Teguh sambil tangan kirinya di angkat ke arah istrinya untuk meminta ponsel milik istrinya.
" Ya namanya nitip ke tiga anak kita kan harus basa basi dulu tidak mungkin langsung ke intinya," jawab Sumingsih beralasan sambil memberikan ponsel miliknya ke arah suaminya.
Suaminya menerima ponsel milik istrinya tanpa menjawab ucapan istrinya karena membuang energinya. Teguh menekan nomer telepon Angel setelah selesai Teguh menekan tombol hijau namun terdengar suara dari operator telepon kalau pulsanya tidak mencukupi membuat Teguh berusaha untuk menahan amarahnya dengan cara memejamkan matanya sedangkan Sumingsih tersenyum menyeringai.
( " Rasain kamu wanita ular, suamiku tidak bisa menghubungimu karena aku sengaja menelepon lama - lama agar pulsaku habis," ucap Sumingsih dalam hati dengan senyum kemenangan ).
Teguh menghembuskan nafasnya dengan perlahan kemudian membuka ponsel miliknya kemudian berlanjut membuka ponsel milik istrinya.
" Ayah mau ngapain?" tanya Sumingsih.
" Kartu milik Ayah akan Ayah pindahkan ke ponsel milik Ibu," jawab Teguh dengan nada santai sambil memindahkan kartu miliknya tanpa memperdulikan rasa sakit pada jari jemari tangan kanannya.
( " *Si*l ternyata suamiku lebih pintar dari yang aku kira, pulsaku habis supaya suamiku tidak menghubungi wanita ular itu tapi usahaku sia - sia," ucap Sumingsih dalam hati* ).
" Oh ya Ayah aku lupa bilang ke tetanggaku kalau susu putri kita ada di lemari dapur," ucap Sumingsih ketika melihat suaminya sedang menekan nomer Angel.
" Biar Ayah yang telepon," jawab Teguh .
" Selain itu ada lagi yang ingin aku katakan," ucap Sumingsih.
" Nanti saja Ayah akan telepon Angel dulu," jawab Teguh.
" Tapi Ayah..." ucapan Sumingsih terpotong oleh Teguh.
" Diam!!" bentak Teguh.
Sumingsih langsung terdiam namun ke dua tangannya digenggam erat menahan amarahnya sedangkan Teguh menekan tombol nomer telepon Angel kemudian menekan tombol berwarna hijau dan sambungan pertama langsung di angkat oleh Angel.
( " Halo Ayah, Ayah kenapa tiga hari tidak menghubungiku?" tanya Angel dengan nada sedih ).
( " Bukankah istriku tahu kalau Ayah mengalami kecelakaan?" tanya Teguh ).
( " Tahu Ayah, tapi kenapa baru sekarang menghubungiku aku kuatir tahu," ucap Angel dengan nada masih sedih ).
( " Kalau kuatir kenapa tidak datang ke rumah sakit?" tanya Teguh dengan nada kecewa ).
( " Waktu Ayah masuk ke rumah sakit aku datang dengan ditemani mba Diah tetangga sebelah kita tapi sampai di rumah sakit kak Sumingsih menghinaku di lobby rumah sakit sebagai pelakor dan penyebab Ayah mengalami kecelakaan. Apakah memang gara - gara Ibu maka Ayah mengalami kecelakaan?" tanya Sumingsih ).
( " Apa??? Itu tidak benar justru gara - gara Sumingsih, Ayah mengalami kecelakaan," jawab Teguh sambil menahan amarahnya ).
( " Apa? Tega sekali kak Sumingsih menuduh diriku di depan umum. Ayah lebih baik Ayah menceraikan kak Sumingsih karena kak Sumingsih sering membuatku malu," pinta Angel dengan nada kesal ).
( " Kalau Ayah tetap membela Sumingsih lebih baik Ayah ceraikan Ibu," sambung Angel ).
( " Tidak - tidak lebih baik Ayah menceraikan Sumingsih dari pada menceraikan mu," ucap Teguh dengan nada tegas ).
( " Sekarang kamu datang ke rumah sakit, Ayah tunggu," sambung Teguh sambil menahan amarahnya ).
( " Baik Ayah," jawab Angel patuh sambil tersenyum devil ).
Tut Tut Tut
Sambungan komunikasi langsung terputus secara sepihak oleh Teguh kemudian Teguh menatap tajam ke arah istrinya yang sangat dibencinya karena berani memfitnah Angel istri yang sangat dicintainya.
" Mulai sekarang kita bukan suami istri lagi dan tunggulah surat perceraian dariku," ucap Teguh.
" Kenapa kamu membela wanita itu? Bukankah aku sudah mau menerima istri muda Ayah?" tanya Sumingsih sambil menahan amarahnya,
" Ayah tahu kalau Ibu berpura - pura jadi Ayah minta ibu keluar dan jangan pernah temui Ayah lagi," usir suaminya dengan nada tegas.
Ceklek
Tiba - tiba pintu ruang perawatan terbuka membuat mereka berdua menatap ke arah pintu tersebut dan melihat dokter dan perawat berjalan ke arah mereka berdua.
" Dokter, usir wanita ini dan jangan pernah ijinkan untuk datang ke ruangan ini." pinta Teguh.
" Baik pak, maaf bu silahkan keluar dari ruangan ini," ucap dokter tersebut dengan nada lembut.
" Tapi dokter saya ini istrinya," ucap Sumingsih yang enggan di usir.
" Maaf bu, suami ibu tidak bersedia ibu datang jadi kami harap ibu keluar,'' jawab dokter tersebut dengan nada masih sopan.
" Saya tahu, dokter pasti ingin merayu suami sayakan? lebih baik dokter pergi dari sini kalau tidak saya akan laporkan kalau ada dokter murahan ingin merayu suami saya," ucap Sumingsih sambil tersenyum sinis.
" Suster panggil dua sekuriti," pinta dokter tersebut tanpa memperdulikan ucapan Sumingsih.
" Baik dok," jawab perawat tersebut.
" Dasar wanita gi*a, pergi!!!!" usir Teguh
" Gara - gara wanita mu ra han itu Ayah tega mengusirku?" tanya Sumingsih tidak percaya.
" Pergi!!!!!" teriak Teguh dengan suara menggelegar memenuhi ruangan tersebut.
" Uhuk.... Uhuk... Uhuk ...."
Selesai Teguh berteriak tiba - tiba Teguh batuk - batuk bersamaan pintu ruangan perawatan terbuka tampak dua sekuriti datang bersama perawat kemudian dokter tersebut memerintahkan agar membawa Sumingsih keluar dari ruangan tersebut.
" Akan aku balas kamu Teguh dan Angel, tunggu saja!!!" teriak Sumingsih.
Ketika suaminya mengetahui kenapa Angel tidak datang membuat suaminya mengambil keputusan menceraikan istri pertamanya membuat istrinya marah dan dendam terhadap Angel.
Seminggu Kemudian
Tidak terasa waktu berjalan dengan cepatnya dan Teguh sudah sembuh pasca kecelakaan dan kini Teguh sudah resmi bercerai dengan Sumingsih dan hak asuh jatuh ke tangan Sumingsih mengingat ke tiga putri mereka masih kecil - kecil.
Sejak suaminya menceraikan istri pertamanya hidup Angel bahagia terlebih tempat tinggal barunya aman karena mantan istrinya tidak bisa masuk ke perumahan tersebut karena pihak sekuriti melarangnya untuk masuk.
" Kamu puas sayang?" tanya Teguh ketika mereka selesai melakukan hubungan suami istri.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 34 Episodes
Comments
auliasilviana
lah, proses perceraiannya cepet banget thor
2023-04-04
0
Sumawita
Bagus Teguh itu pilihan tepat,,,,,jangn bawa anak" dulu sebelum angel lahiran
2022-08-05
0