Kemarahan Istri Pertama

Sejak istri ke duanya hamil suaminya jarang pulang ke istri pertamanya membuat istri pertamanya curiga dan akhirnya istri pertamanya bertanya pada putri pertamanya yang bernama Bela yang kebetulan tinggal bersamanya selama seminggu.

" Bela sayang, ibu mau nanya dan ibu harap Bela jujur sama ibu," pinta ibunya yang bernama Sumingsih dengan nada lembut.

" Apa ibu?" tanya Bela

" Selama kamu tinggal sama nenek, apakah ada wanita lain yang dekat dengan ayah?" tanya Sumingsih

" Kalau Bela cerita, ibu tidak marah kan?" tanya Bela polos

" Kenapa ibu harus marah? Coba cerita sama ibu," pinta Sumingsih dengan nada masih lembut.

" Sebenarnya selama ini Bela dan Dela tinggal bersama seorang wanita dan kami memanggilnya dengan sebutan ibu," jawab Bela masih polos maklum pada saat itu Bela masih berumur 8 tahun.

" Kenapa kalian memanggilnya ibu?" tanya Sumingsih sambil menahan amarahnya,

" Di suruh ayah untuk memanggil ibu," jawab Bela polos.

" Apakah ayah dan wanita itu tidur di kamar yang sama seperti ibu dengan ayah?" tanya Sumingsih

" Iya bu, setiap malam ayah dan ibu tidur di kamar bahkan kalau pas ayah datang siang - siang langsung masuk ke kamar dan tidak berapa lama ibu menyusul ke kamar," ucap Bela tanpa dosa.

Duarr                    Duarr

Bagai petir di siang hari itu yang dirasakan oleh Sumingsih ketika mendengar cerita putri kandungnya membuat Sumingsih menahan amarahnya terhadap Angel yang telah berani merebut suaminya.

" Berarti selama ini kalian berdua tinggal bersama wanita itu?" tanya Sumingsih

" Benar bu, kami tinggal bersama dan seminggu sekali kami di ajak jalan - jalan dan seminggu sekali ibu dibelikan pakaian dan perhiasan oleh ayah," ucap Bela yang masih polos tanpa mengetahui bahaya yang akan menyerang dirinya sebentar lagi.

" Apa??? Kenapa kamu tidak cerita sama ibu??? Hah!!!" Bentak Sumingsih sambil mengguncangkan ke dua bahu Bela dengan menggunakan ke dua tangannya secara berulang - ulang.

" Huaaaaaa," Tangis Bela pecah seketika

Plak

" Dasar anak bod*h, tidak berguna!!!" bentak Sumingsih kemudian menampar Bela

" Huaaaaaa.... ibu jahat...." tangis Bela semakin pecah

" Diam Tidak!!! kalau tidak diam ibu pukul!!!" teriak Sumingsih seperti orang gi*a

" Huaaaaa.... ibu jahat...Huaaaaaaa..... Bela tidak sayang sama ibu lebih sayang sama ibu Angel..." Ucap Bela sambil masih menangis

Plak

Bruk

" DIAM!!!!!" teriak Sumingsih sambil menampar kembali Bela hanya saja tamparan ini lebih kencang dari tamparan yang pertama membuat Bela jatuh ke lantai hingga sudut bibirnya pecah dan mengeluarkan darah segar.

" Ada apa ini?" tanya Teguh tiba - tiba datang dan melihat putri pertamanya menangis sambil duduk di lantai membuat Teguh berjalan ke arah Bela.

" Ayah... Hiks... Hiks..." ucap Bela sambil terisak dan menatap ayahnya.

" Sayang, kenapa ke dua pipimu?" tanya Teguh sambil berlutut agar sejajar dengan Bela

" Ibu hiks... hiks...hiks.. memukul Bela," ucap Bela masih terisak

Teguh sangat marah dan langsung berdiri dan berjalan ke arah istrinya sedangkan istri pertamanya yang tadi habis menampar Bela sangat menyesal telah menampar putrinya sampai dua kali karena baru pertama kalinya Sumingsih melakukannya membuat Sumingsih diam membeku dan belum menyadari kehadiran suaminya yang sedang bertanya pada Bela.

Plak

Plak

Bruk

Teguh yang sangat emosi karena putri pertamanya di tampar ke dua pipinya kanan dan kiri membuat Teguh menampar Sumingsih kanan dan kiri dengan sangat keras hingga ke dua sudutnya mengeluarkan darah segar hingga Sumingsih jatuh sama seperti Bela.

Hal itu membuat Sumingsih sadar kemudian menatap suaminya dengan penuh kebencian, Sumingsih berdiri kemudian memukul dada suaminya membuat Teguh menahan ke dua tangan Sumingsih.

" Kenapa kamu menikah lagi? Apa salahku ayah? Apa salahku? Hiks... His... Hikss..." ucap Sumingsih sambil terisak.

Bruk

" Oh kamu sudah tahu kalau ayah sudah menikah? Baiklah ayah akan katakan kenapa ayah menikah lagi," ucap Teguh kemudian mendorong tangan Sumingsih hingga terjatuh kembali.

" Pertama selama bertahun - tahun kita menikah kamu sibuk dengan pekerjaanmu dan tidak memperdulikan suamimu ini, yang ke dua ayah sudah memberikan kamu gaji sebulan tapi uang proyek ayah malah kamu ambil diam - diam di saat ayah sedang tidur siang dan kamu pakai untuk kamu hambur - hambur kan dengan membeli yang tidak perlu, yang ke tiga setiap ayah minta hubungan suami istri kamu selalu menolak dengan berbagai alasan padahal seorang pria butuh pelampiasan dan hanya Angel yang bisa melakukan ke tiga hal keinginan ayah," ucap Teguh dengan tegas.

" Aku akan berubah tapi dengan satu syarat ayah menceraikan istri ayah karena ibu tidak ingin di madu," ucap Sumingsih

" Sampai kapanpun ayah tidak akan menceraikan istri ke dua ayah," ucap Teguh bersikeras

" Kenapa ayah?" tanya Sumingsih

" Karena dari di tahun ke tiga hingga sekarang kamu tidak pernah bisa berubah walau ayah berulang kali mengatakannya," ucap Teguh

" Ibu janji akan berubah, ibu mohon," mohon Sumingsih

" Ayah tidak mungkin menceraikan istri ke dua ayah karena istri ke dua ayah sedang hamil jadi mana mungkin ayah menceraikannya," ucap Teguh

" Apa??? Pokoknya ibu tidak perduli ceraikan istri ke dua ayah kalau tidak ibu akan bu nuh diri," ancam Sumingsih.

" Kalau ayah di suruh memilih maka ayah akan memilih istri ke dua ayah dan ayah menceraikan kamu karena cinta ayah sudah lama hilang," jawab Teguh dengan tegas.

" Apakah ayah mencintai wanita murahan itu dari pada aku istri pertama ayah?" tanya Sumingsih tidak percaya dengan apa yang dikatakan oleh suaminya.

" Jangan pernah menghina istri ke dua ayah karena istri ke dua ayah lebih baik dari kamu dan ya benar ayah sangat mencintai istri ke dua ayah dari pada kamu," ucap Teguh.

Duarr      Duarr

Bruk

Bagai petir di siang bolong itu yang dirasakan oleh Sumingsih hingga tubuhnya melemas dan ambruk ke lantai sedangkan Teguh tidak perduli karena baginya sudah terlambat.

Sudah cukup dirinya bersabar menanti istrinya untuk sadar dan kini mata hatinya sudah tertutup untuk istri pertamanya yang sudah menemaninya bertahun - tahun.

" Dulu ketika kita menikah ayah belum bekerja dan ibu tidak pernah mengeluh, ibu rela ketika gaji ibu di pakai buat keperluan sehari - hari kita tapi setelah dua tahun kemudian ayah mendapatkan pekerjaan hingga sekarang dan menjadi sukses dan dengan teganya ayah memilih wanita itu dari pada ibu," ucap Sumingsih dengan wajah penuh kecewa.

" Ayah meminta maaf karena lebih memilih istri ke dua dari kamu istri pertama karena sifat mu yang egois dan tidak pernah perduli dengan keinginan ayah yang membuat ayah berubah. Ayah tidak minta aneh - aneh hanya ingin agar ibu lebih perduli dengan ayah dan menjadi istri yang pengertian," jawab Teguh sambil menggendong Bela yang masih terisak.

" Kamu mau kemana?" tanya Sumingsih

" Ayah mau ke rumah istri ke dua ayah di sana ayah merasakan hidup di Surga sedangkan ayah tinggal bersamamu seperti hidup di neraka setiap hari kamu mintanya uang dan uang kalau tidak ada kamu marah - marah tidak jelas," ucap Teguh sambil pergi dari rumahnya dan berjalan ke arah motornya.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!