Matanya mulai terpejam karena malam tadi tak dapat tidur nyenyak. Di tengah kesadaran, ia merasa seseorang yang diyakini itu adalah Carlos naik ke atas ranjang lalu baring tepat di perutnya.
"Iih.. Geli, Om!" pekik Calista saat Carlos mencium perutnya berulang kali.
"Aku rindu kalian," ucap Carlos mendongak menatap Calista dengan mata sayu.
"Om."
Carlos membenamkan wajah diantara payu dara Calista. "Aku gak akan memaksa," ucapnya mengerti bila Calista belum siap menyerahkan diri karena dirinya belum bisa mengabaikan Nadia begitu saja.
Namun, tanpa disadari Carlos. Dirinya perlahan sudah mengabaikan Nadia.
Calista hanya diam membiarkan Carlos berbicara pada janin yang dikandungnya sembari mengelus kepala sang suami.
Hingga dapat dirasa hembusan nafas Carlos sudah teratur menerpa kulit bagian perutnya. Ia pun menunduk melihat Carlos tertidur memeluk perutnya. Akhirnya Calista ikut tertidur.
...****...
Sedang di kediaman Carlos. Nadia berulang kali menghubungi sang suami tetapi tidak jua ada jawaban karena Carlos membuat nada dering ponselnya hanya getaran saja.
Nadia khawatir Carlos marah padanya karena tidak memberi kabar saat liburan kemarin. "Astaga. Kenapa kamu ceroboh sekali, Nadia!' maki Nadia pada dirinya sendiri lalu mencoba menghubungi Carlos kembali tetapi tetap tak dijawab seperti sebelumnya.
...****...
Tanpa terasa waktu sudah sore. Pegawai Kantor kebanyakan sudah kembali pulang selain mereka hendak lembur. Begitu juga Bimo sudah kembali pulang setelah mengantarkan pakaian baru untuk Calista sesuai permintaan Carlos dan diletakkan di atas meja dihadapan Sofa.
Carlos menatap wajah polos Calista yang tertidur dengan nyenyak. Kepala di topang tangan nya dan tidur miring kearah sang istri.
Ia pun menyalakan ponsel lalu menekan icon kamera dan memotret Calista yang tertidur. Lalu dikecup kening, turun ke mata, hidung, dan terakhir bibir.
Carlos terkekeh melihat Calista tidak terganggu hanya menggeser semakin rapat ke dadanya.
"Sayang. Bangun, ini sudah sore!" ucap Carlos seraya mengusap pipi Calista.
Calista menggeliat. "Sebentar lagi," ucapnya lalu memeluk Carlos dan tertidur kembali.
Akhirnya Carlos membiarkan Calista tidur dalam pelukan nya. Karena langit sudah gelap dan ia melihat ponsel Calista berulang kali bergetar, membuatnya kembali membangunkan Calista.
"Maaf. Aku ketiduran," ucap Calista menggeliat.
"Apa selama hamil, kamu suka tidur?"
"Iya, Om. Jam tidur aku nambah. Aku mau mandi," Calista bangkit namun tangannya dicekal Carlos.
Tidak ada ucapan keluar dari mulut Carlos saat Calista menubruk dadanya. Calista berdehem karena merasa gugup.
"Om risih gak kalau aku ikuti ke Kantor?" tanya Calista mendongak menatap Carlos.
Carlos merapikan anak rambut Calista ke telinga. "Aku justru suka kamu temani aku ke Kantor."
"Berarti istri Om suka kesini juga, dong!"
"Hanya sesekali. Karena Om gak mau dia bosan nungguin Om kerja. Apa kamu juga bosan?"
Calista menggeleng. "Kan aku sudah bilang, anak kita mau dekat Papi nya."
Carlos mengecup pucuk kepala Calista dengan sayang. "Boleh aku memanggilmu, Sayang?"
Calista mengangguk. "Om kayak anak baru gede," sahut Calista terkekeh.
Carlos berdecak langsung mencubit pipi Calista lalu mencium dan me lu mat bibir Calista penuh naf su.
"Iihh.. Om suka banget cium bibir aku tiba-tiba. Mana bangun tidur belum sikat gigi," omel Calista langsung terduduk setelah ciuman itu selesai.
Calista turun dari ranjang menuju kamar mandi. Ia memilih berendam lebih dahulu. Carlos juga ikut masuk kamar mandi setelah sudah melepas seluruh pakaian nya dan ikut berendam di bathtub, duduk tepat di belakang Calista.
"Om."
Carlos mengecup bahu Calista. "Aku gak akan melakukan itu kalau bukan kamu yang memberi izin," ucap Carlos pengertian.
Calista menoleh kebelakang. "Aku bantu pakai cara lain mau?"
Carlos membalikkan badan Calista kehadapannya. Menelisik dan mencari keyakinan melalui tatapan istri kecilnya. "Aku gak mau di tinggal saat lagi on kayak waktu itu, yang!"
Calista hanya diam namun jemari di bawah air itu sudah mengelus junior Carlos membuat sang empu mengerang.
Tetapi, Carlos masih bisa menahan keinginan nya sehingga mencekal tangan Calista lalu menggeleng. "Jangan sayang. Aku masih berusaha agar menepati janji bahwa bibir ini hanya milikmu, tetapi aku belum tentu bisa berjanji bahwa Junior setia padamu. Aku masih punya istri lain," ucap Carlos lirih.
Satu tangan lain yang tak di cekal Carlos mengepal. "Aku tahu. Makanya aku mau bantu Om dengan cara lain," Calista mengerling mata lalu keluar bathtub menuju ke lain sisi menghidupkan shower.
Sekuat tenaga menahan malu dan amarah dibawah guyuran air shower, bergaya sen sual ke arah Carlos.
"Kemarilah, Om!"
Carlos sendiri sangat tersiksa karena menahan diri agar tidak menyerang Calista. Tetapi, pertahanan nya goyah. Ia bangkit menyusul Calista.
Dua tubuh polos itu basah di guyur air shower. Kedua wajah saling tatap dengan tubuh merapat. Diikuti naluri, kedua tangan Calista sudah mengalung dileher Carlos dan Carlos sendiri sudah menangkup wajah Calista dan kedua bibir telah bertemu.
"Kamu semakin pintar," bisik Carlos dengan suara berat.
"Aku ikuti gimana Om lakukan," sahut Calista membela diri.
Carlos tak menjawab karena sudah melanjutkan aksinya. Mencium leher dan memberi jejak kepemilikan serta memberi sentuhan di area yang membuat Calista semakin bersemangat melakukan aksinya.
Lenguhan, erangan, dan desa han mulai terdengar lirih. Hingga pada tugas Calista, ia berjongkok, tangan nya dengan lihai memijat junior membuat sang empu mendongak seraya mengerang nikmat.
"Aahh...," erang Carlos sembari meremas rambut panjang Calista, menyalurkan kenikmatan atas perlakuan Calista.
Begitu lama Calista bekerja hingga Carlos mencapai puncak kenikmatan. Carlos menuntun Calista agar berdiri. "Terimakasih, sayang!" ucap Carlos tulus lalu mengecup kening dan bibir Calista.
Calista hanya diam saja. Carlos membantu membersihkan semburan cairan masa depan yang terkena payu dara Calista lalu menggendong ala bridal menuju bathtub.
Carlos membantu Calista mandi, menyabuni tubuh istri kecilnya dengan telaten.
"Pasti Om sering mandiin istri Om kan?"
Carlos terkekeh. "Mulai sekarang harus sering mandiin istri Om yang ini," sahut Carlos membuat Calista membenarkan ucapannya.
Padahal, Carlos hanya menyembunyikan kenyataan bahwa ia belum pernah memandikan Nadia karena jika habis bercinta di dalam kamar mandi, maka setelah sampai puncak kedua nya mandi masing-masing. Carlos mandi dengan shower, Nadia di bathtub. Bukan seperti ini.
Sekali lagi Carlos membandingkan kedua istrinya.
"Pakailah bajumu, sayang. Aku akan mandi," ujar Carlos dituruti Calista.
Calista keluar dari kamar mandi dengan seringai diwajah cantiknya. Ia mengambil sesuatu di dalam tas.
Sebuah celana da lam renda dan tipis berwarna merah terang, lalu membuka lemari khusus pakaian Carlos. Di selipkan benda yang dipegangnya diantara pakaian Carlos.
Kemudian ia memilihkan pakaian untuk Carlos agar suami tua nya itu tidak curiga.
"Baiklah. Semoga berhasil," ucapnya. Wajah cantik nya berubah menjadi wajah jahat.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 100 Episodes
Comments
Cicih Sophiana
belajar sadis di mana sayang nya om Carlos ini 🤭😁
2025-04-05
0
꧁✯☞︎︎︎𝘼𝙇𝙒𝙄𝙇☜︎︎︎✯꧂
Mau Bikin Kejutan buat Nadia nih Calista
2022-08-18
0
Naviah
semangat thor
2022-08-05
0