Calista memandangi punggung pria muda yang sudah sabar menunggu nya. Lebih tepatnya mereka saling menyayangi dan berniat akan menikah beberapa tahun kemudian.
Pria itu adalah Leon Rodriguez. Anak semata wayang dari pasangan Aaron Rodriguez dan Elena. Pria tampan, mapan pada usia muda.
Ia menyeka air mata yang menetes tanpa permisi di pipinya. Hari ini bukan hanya hubungan mereka yang akan berakhir. Namun, persahabatan kedua orang tua mereka akan merenggang karena keputusan nya ini.
Calista berjalan mendekati Leon. Sebenarnya, Leon sudah tidak menetap di Indonesia karena melanjutkan pendidikan di New York. Dalam satu Minggu ini Leon pulang ke Indonesia karena rindu keluarga juga Calista.
"Hai, kak!" sapa Calista membuat Leon bangkit menoleh ke arahnya.
Leon memeluk lalu mengacak rambut Calista adalah kebiasaannua ketika mereka bertemu. "Kenapa harus bertemu disini? apa hatimu sedang gak baik?" tanya Leon lembut.
Calista memangeminta bertemu di taman, bangku yang biasa mereka duduki menikmati senja dan pemandangan ikon Jakarta.
Calista tersenyum miris mendengar pertanyaan Leon. Bukan hanya hatinya yang sedang tak baik. Masa depan, hubungan mereka, dan kebahagiaan nya sudah tidak baik-baik saja.
Keduanya duduk saling diam dengan mata fokus menatap ke depan. Calista menghela nafas panjang agar keberaniannya tersulut.
"Kak. Aku gak bisa ikut kakak lanjut kuliah ke New York," ucap Calista membuat Leon menoleh lalu kembali ke pandangan semula.
"Gak apa, sayang. Kakak dukung dimana kamu ingin meneruskan pendidikan, yang penting kakak lah tempat kamu berpulang."
Calista membuang muka karena air matanya kembali menetes lalu di seka nya kembali.
"Itu gak akan mungkin, kak!" ucap Calista lirih tetapi masih bisa di dengar oleh Leon.
"Ya gak mungkin. Karena kakak ada di New York dan kamu jauh dari kakak. Maksud kakak, berkelana lah sesuka kamu tapi pada akhirnya kamu kembali pada kakak."
Calista menunduk dan menggeleng. Isak tangis mulai terdengar. Ia tak sanggup mengucapkan perpisahan kepada pria sebaik Leon.
"Jangan tunggu aku, Kak. Karena aku gak akan pernah pulang ke kakak," ucap Calista mambuat Leon menatapnya yang masih menunduk.
Leon memiringkan badan ke arah Calista. Tentu saja ia tahu maksud ucapan Calista apalagi melihat gadis kesayangan nya menangis.
"Ada apa, Calt? apa yang terjadi?" tanya Leon lembut.
Suara lembut Leon justru semakin membuat hati Calista nyeri. "Aku ingin mengakhiri hubungan kita dan membatalkan perjodohan kita kak. Maaf, carilah yang cewek yang bisa membuat kamu bahagia. Aku pulang kak, jangan cari aku lagi!" setelah mengucapkan itu, Calista bangkit, berlari menuju mobil yang ia tumpangi tadi.
"Kita pulang, Pak!" ucap Calista pada sang sopir setelah masuk ke dalam mobil. Ia kembali menangis sejadi-jadinya.
Sedang Leon diam mematung mendengar ucapan perpisahan sepihak yang baru saja terucap dari bibir Calista. Gadis cantik yang mampu membuat hatinya bergetar untuk pertama kali ketika baru mengenal cinta.
Tangan nya terkepal. Ego nya terinjak-injak karena tak dihargai. Selama hidup di luar negeri yang begitu banyak godaan wanita, sebisa mungkin ia menjaga hati dan dirinya agar bisa menikahi Calista beberapa tahun kelak.
Tapi, apa ini? haruskah berakhir seperti ini?
...****...
Calista menghapus air matanya lalu keluar dari mobil. Berulang kali menghela nafas agar tak terlihat begitu menyedihkan.
Dahi nya berkerut melihat para pelayan tampak begitu sibuk. Ia pun melangkah menuju dapur mencari Mami Ivy.
Ia semakin bingung karena begitu banyak makanan di atas meja. "Apa akan ada tamu, Mi?" tanya Calista ketika melihat Mami Ivy menaruh sepiring ikan nila asam manis di atas meja.
"Ya. Nanti malam ada tamu kata Papi," sahut Mami Ivy menghampiri Calista lalu memeluknya.
Pelukan Mami Ivy begitu nyaman. Ingin rasanya menangis namun ia tak ingin membuat semua orang khawatir padanya.
"Semua akan baik-baik saja. Kalau memang Leon jodoh kamu, pasti akan kembali dan menerima kamu!" ucapa Mami Ivy begitu menenangkan.
Calista mengangguk lalu pamit ke kamar untuk bersiap makan malam bersama dengan tamu yang tak tahu itu siapa.
Usai mandi dan memilih dress putih serta ber-make up, Calista turun menuju ruang makan setelah salah satu pelayan memanggilnya.
Rumah sudah kembali sepi karena kedua adik kembarnya sudah kembali ke Asrama karena tahun ajaran baru sudah dimulai.
Langkahnya melambat ketika mendengar suara tawa dari Ayah Aaron mantan calon mertuanya. Calista membalikkan badan namun panggilan dari Bunda Elena membuatnya harus mendekat ke mereka.
"Sayang sekali Leon gak bisa datang karena ada pekerjaan mendadak tadi," tutur Bunda Elena membuat orang tua nya diam begitu juga dirinya.
"Gak apa-apa, Bun!" sahut Calista.
Makan malam tersebut pun berlangsung. Ternyata, kedatangan Ayah dan Bunda Leon bertujuan menyampaikan keinginan untuk Leon dan Calista bertunangan lebih dahulu.
"Maaf Ayah, Bunda. Calista gak bisa nerusin perjodohan ini," ucap Calista penuh keyakinan. Toh, hidupnya sudah hancur sejak kejadian malam itu.
Ayah Aaron dan Bunda Elena terkejut karena yang mereka ketahui, anak mereka menjalin kasih sejak Calista kelas X SMA.
"Maafkan kami, Pat. Kami terpaksa membatalkan perjodohan anak kita. Ada sesuatu yang tak bisa kami jelaskan disini. Tapi aku pribadi mengakui jika batalnya perjodohan ini karena kesalahan ada di kami."
"Maksudmu apa, Bob? kenapa harus minta maaf? aku tahu kalau kamu sudah minta maaf maka ini adalah masalah yang serius," cerca Ayah Aaron sedari dahulu selalu mengetahui bagaimana Papi Edzard.
Papi Edzard terpaksa menceritakan dan membuka luka Calista kembali. Mami Ivy dan Bunda Elena mendekati Calista langsung memeluknya.
"Aku mengerti sekarang. Tapi aku tetap ingin perjodohan ini tetap berlanjut," putus Ayah Aaron membuat Papi Edzard mengerti jalan pikiran sahabatnya itu.
Papi Edzard menggeleng. "Enggak. Leon begitu kalem sedang anak bungsuku pecicilan dan manja. Gadisku pasti akan merepotkan anakmu. Apalagi gadisku masih SMA," tolak Papi Edzard.
"Kita tunggu sampai mereka benar-benar dewasa," Ayah Aaron mengerling mata berbisik pada Papi Edzard.
...****...
Di salah satu Perumahan elit. Lebih tepat rumah Carlos dan Nadia. Di guyuran shower, Carlos mengacak rambutnya yang basah. Dirinya benar-benar frustasi memikirkan kejadian malam itu hingga berakibat percintaan nya pada Nadia terganggu.
Beberapa saat lalu, seperti biasa Nadia akan menggodanya jika sehari saja tak melakukan hubungan suami istri. Tetapi apa yang terjadi? bayangan tubuh polos Calista terngiang dalam ingatan membuatnya tak fokus pada permainannya dan itu membuat Nadia cemberut sedari tadi.
Carlos menyudahi guyuran nya, melilitkan handuk ke pinggang lalu keluar dari kamar mandi. Saat sudah keluar, ia melihat Nadia sudah rapi seperti hendak pergi.
"Mau kemana?"
"Segeralah bersiap. Aku lupa ngabari kalau malam ini kita di undang makan malam sama Ivy."
Deg
Visual Calista aku ganti ini ya..
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 100 Episodes
Comments
Cicih Sophiana
semoga aja mereka berjodoh... klo Tuhan berkehendak tdk ada yg tdk mungkin...
2025-04-03
0
꧁✯☞︎︎︎𝘼𝙇𝙒𝙄𝙇☜︎︎︎✯꧂
Perjodohan belok Arah
2022-08-17
2
Naviah
kasian Leon
2022-08-05
0