Kecewa seperti gambaran kekesalan dalam hati. Rasa kecewa merupakan bagian kehidupan yang pasti dirasakan setiap orang. Hal itu karena kehidupan yang dijalani tak selalu berjalan seperti yang dikehendaki.
"Aku tak bisa berhenti berpikir kalau aku membenci diriku sendiri. Bukan, aku benci posisiku di dunia ini."
"Ekspektasi yang terlalu tinggi menimbulkan rasa sakit pada hati sendiri."
"Aku tak tahu mana yang lebih buruk, mengetahui kalau kau pembohong atau memercayai bualanmu."
"Saat kau berharap, sebenarnya kau sedang menyiapkan diri untuk mendapatkan kekecewaan."
Calista berdiri tepat depan jendela kamar baru yang seharusnya menjadi kamar pengantin bagi dua insan baru saja menikah.
Sedari malam, dua jam setelah kepergian Carlos. Calista menghubungi suaminya itu namun, nomor ponsel yang diberi Carlos tidak bisa dihubungi hingga pagi.
Ia tersenyum getir. Sekali lagi menyadari bila dirinya belum cukup kuat menghadapi rintangan sebagai peran pihak ketiga. Calista tidak sejahat itu.
Diseka air matanya kembali lalu menarik nafas berulangkali agar tangisnya redah. "Semangat. Pantang bagimu untuk lemah, Calista. Ada janin yang harus kamu jaga."
Ponselnya berdering. Nama Papi Edzard tertera disana. "Ayolah, Pi. Aku sudah besar. Masak iya kedua adikku boleh tinggal sendiri sementara aku, enggak."
"Ya sudah. Kita bicarakan di rumah. Sekarang kamu pulang."
Calista menghela nafas mendengar titah Papi Edzard. "Baiklah."
Calista bersiap pulang ke rumah utama. Seperti biasa, Ia menggunakan taksi online jika bepergian. Baru disadari bila letak Apartemen yang diberi Carlos begitu jauh dari lingkungan nya.
Sesampainya di rumah. Papi Edzard sudah menunggu nya. "Pagi, Pi."
Papi Edzard bangkit langsung memeluk Calista. Pelukan cinta pertama nya walau bukan orang tua kandung.
"Kedua adikmu sudah ninggalin Papi. Sekarang kamu juga mau ninggalin Papi?" cerca Papi Edzard sedih.
"Kan biar gampang berduaan sama Mami," sahut Calista menahan tangis.
"Mami kamu tambah galak. Papi takut tambah cinta," ucap Papi Edzard mencairkan suasana.
Di urai pelukan itu lalu keduanya duduk bersebelahan disaksikan Mami Ivy duduk di seberang mereka.
Papi Edzard menghela nafas. "Kamu sudah dewasa sekarang. Apa kamu meminta pindah tinggal bersama Anita untuk menjauh dari ruang lingkup hidupmu saat ini atau kamu menjauh dari dia yang sudah merenggut kesucian mu?"
Calista menggigit bibir bawah bagian dalam agar tanginnya dapat ditahan. Ia menggeleng. "Bukan, Pi. Calista ingin lebih mandiri. Kita masih di kota yang sama, bukan?"
"Hem. Baiklah. Kamu sudah sarapan?"
"Sudah. Tapi kalau disuapi Papi, aku masih mau!" ujarnya. Sudah menjadi suatu kebiasaan bagi Papi Edzard menyuapi Calista dan Malya ketika makan.
"Ayo kita makan," ajak Papi Edzard.
Mami Ivy melihat itu terharu dan merasa bersalah pada suaminya karena telah membohongi dan kebohongan itu begitu besar.
...****...
Kebiasaan Carlos setelah Calista hamil adalah muntah karena mencium apapun yang membuat penciuman nya merasa tak nyaman. Baik itu dari aroma makanan ataupun aroma tubuh orang lain.
Nadia datang langsung memijat tengkuk Carlos. Sedang Carlos mencuci mulutnya. "Makasih, sayang."
Nadia mengangguk. "Kenapa kalau pagi kamu begini, sih? setelah itu kamu biasa saja," ucapnya heran.
"Masuk angin," sahut Carlos ngasal.
"Apa karena sudah gak muda lagi jadi kalau habis bercinta gak tahan polos?"
Carlos terkekeh. Andai Nadia tahu jika dirinya walau sudah tua bisa menghasilkan anak dan saat ini sedang dihukum oleh anak yang belum lahir.
"Aku belum setua itu, Nad."
Keduanya bersiap untuk berangkat liburan ke Turki. Tanpa disadari Carlos. Jika saat ini ada istri lain yang tengah ditelantarkan.
...****...
Malam ini, Calista tidak kembali ke Apartemen. Ia merasa, untuk satu bulan atau dua bulan lagi masih bisa menginap di rumah orang tua angkatnya.
Carlos?
Bukankah dirinya seperti ban serep yang akan diganti jika ban utama telah rusak atau telah bosan?
Mata Calista menatap layar benda pipih miliknya. Disana terlihat satu postingan Nadia di media sosial. Sekali lagi Calista merasa dirinya benar-benar hancur.
Dan bodohnya ia sempat percaya jika Carlos tulus atas pernikahan mereka kemarin. Apalagi melihat betapa bahagia Carlos ketika diijinkan mengelus dan mengecup perut nya.
"Bodoh," umpatnya lalu melangkah masuk ke kamar mandi.
Tengah malam pintunya di ketuk pelan dan Calista segera membukanya. Mami Ivy menyerahkan segelas susu hamil.
"Minumlah dan segera tidur."
Calista hanya mengangguk saja dan mencoba tersenyum lalu menuruti apa yang dikatakan Mami Ivy.
...****...
Pagi hari usai sarapan bersama dengan orang tua angkatnya. Ia pamit pada Mami Ivy untuk ke rumah Anita. Padahal itu hanya alasan. Bagaimana bisa ke rumah Anita jika sahabat ya itu sedang bekerja.
"Nyonya Calista," sapa seseorang yang dikenal Calista.
Saat ini Calista tengah berjalan di sekitar perumahan orang tuanya. "Om Bimo," balasnya.
Bimo keluar dari mobil menghampiri Calista. "Mau kemana?" tanya Bimo.
"Gak ada. Aku pengen cari warung kelontong," ucapnya tiba-tiba ingin makan kelontong.
"Di Perumahan elit mana ada, Nyonya." kekeh Bimo membuat Calista mencebik.
"Jangan panggil aku Nyonya. Aku hanya rahim pengganti," Calista tersenyum getir, menunduk teringat nasib dirinya.
Bimo mengacak rambut Calista merasa iba. "Jangan rendahkan dirimu, gadis cantik. Ayo Om ajak kamu ke warung kelontong langganan, Om."
Tentu saja ia tahu keberangkatan Carlos secara tiba-tiba itu. Ia begitu marah pada Carlos namun tak dapat melakukan apapun. Hanya menghibur Calista mungkin bisa membuat gadis itu tidak merasa sendirian.
"Mau ke warung kelontong pakai jas begini, Om?" kekeh Calista melihat tampilan Bimo sudah rapi.
Bimo mencebik. "Gak masalah. perut gak mandang dengan apa tubuhnya berpakaian. Yang penting makanan itu masuk ke dalamnya."
Calista setuju. Keduanya masuk ke dalam mobil. Melaju menuju tujuan yang disebut Bimo tadi.
Sepanjang perjalanan hingga selesai makan kelontong keduanya tidak ada memulai membincangkan Carlos. Calista bisa melupakan permasalahan pelik untuk sesaat.
"Setelah ini kamu mau kemana?" tanya Bimo.
"Pulang, Om. Kalau sudah siang bawaan nya ngantuk terus," sahut Calista mulai menguap ketika di dalam mobil.
"Kalau ngantuk, tidur saja. Nanti Om bangunin," ucap Bimo mengetahui jika Calista sedari tadi menguap.
Calista mengangguk lalu memejamkan mata. Sedang Bimo kembali fokus tetapi tangannya mencengkram erat kemudi yang dipegangnya.
Bagaimana bisa Carlos yang dikenalnya menjadi pria bajingan seperti ini. Meninggalkan istri sedang hamil muda. Bahkan posisi dan kehamilan itu mungkin saja belum bisa diterima Calista sepenuh hati.
Sebenarnya, Bimo tahu bagaimana Nadia dibelakang Carlos. Tetapi, ingin membongkar apa yang diketahuinya itu tidak akan mungkin karena bukan rana Bimo berbicara pada Carlos.
Tetapi, jika Carlos meminta menyelidiki Nadia maka dengan senang hati Bimo melaporkan apa saja selama ini yang diketahuinya.
Bimo menghentikan mobil di basement Apartemen Carlos. Ia terpaksa menggendong Calista karena sedari tadi menunggu dan membangunkan Calista tak kunjung bangun.
Gadis malang.
Setelah merebahkan Calista, Bimo langsung pergi dari sana.
Langit tampak mulai gelap barulah Calista terbangun. Bawaan hamil membuatnya sering mengantuk dan tidur dalam waktu lama.
Calista merenggangkan otot dan baru menyadari bila ia sudah berada di kamar pengantin yang ternoda oleh janji palsu sang suami.
Aku kembali pada kenyataan.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 100 Episodes
Comments
Cicih Sophiana
kacauin mereka Rist kamu gak bahagia.mereka pun jgn biarkan bahagia...
2025-04-05
0
Qaisaa Nazarudin
Alasan paling bodoh yg oernah ku,BUKAN RANAH KU UTK MEMBONGKARNYA,kalo kamu mmg ingin hidup carlos tdk di kekang dlm pelukan ular itu,harusnya kamu yg berusaha menilong Carlos,bukannya pasrah gitu, Percuma kamu di bayar mahal,tapi gak becus..🙄🙄
2024-08-18
1
Qaisaa Nazarudin
Emangnenak jadi orang ketiga?? Makanya jangan jadi BODOH DAN BEGO..kamu tuh masih muda cantik lagi,ngapain masih berharap sama lakik orang,Hanya utk menghidupin anak mu ,ortu kamu masih mampu,Pergi lah jauh ketempat yg bisa bikin kamu tenang, dan lahiran disana,dan besar kan anak mu..
2024-08-18
1