Happy reading
"Kaki sudah mendapatkan apa yang aku suruh?" tanya Lucas seraya menghisap pu*ing rokok itu.
Seseorang yang sedang berada di seberang telepon itu sekejap terdiam takut jika di marahi oleh bosnya.
"Maaf bos tapi semua tentang wanita bernama Bella yang saya dapat sudah saya kirim ke email Anda. Silahkan dilihat bos."
"Hmm."
"Tapi bos, saya tidak bisa mendapatkan secara lengkap informasinya bos. Karena informasi wanita itu ada yang menyembunyikan," jawabnya dengan tegas. Walau takut tapi itulah kenyataannya yang harus ia beri tahu.
"Tetap selidiki siapa dia sebenarnya, apakah ada riwayat operasi plastik? Dan semacamnya."
"Baik bos."
Tuttt
Panggilan itu terputus, Lucas langsung melihat email yang dikirim orang suruhannya. Ia mulai membaca informasi tentang Bella.
"Kenapa dia tidak memiliki marga?"
Lucas juga membaca jika Bella adalah pewaris tunggal dari sebuah perusahaan di Australia yang cabangnya ada di Indonesia.
"Ternyata dia juga kaya, tak menutup kemungkinan jika dia melakukan operasi plastik untuk mendapat wajah dan suara itu."
Lucas terus membaca informasi itu, tidak ada riwayat keluarga. Bahkan sedikit sekali informasi itu.
***
Sedangkan di kamar Laura, Bella mulai membacakan dongeng yang diinginkan Laura. Saat ingin terlelap, tiba tiba Laura ingin Daddy nya ikut tidur bersama mereka.
"Ayolah sayang kita tidur berdua saja ya. Nanti Mommy peluk kamu biar hangat, biarkan Daddy tidur di kamarnya sendiri," bujuk Bella mengelus rambut Laura.
"Gak mau Mom. Mau tidur sama Daddy juga," rengeknya dengan mata berkaca-kaca.
Hingga mau tak mau Bella harus menelepon Lucas agar datang ke kamar Laura.
"Laura sayang, kamu ngomong sama Daddy sendiri ya. Kalau Mommy yang bilang dia gak akan percaya," ujar Bella memberikan ponselnya pada Laura.
"Ada apa sayang?"
"Laula mau tidur sama Daddy," jawab Laura dengan sendu.
"Kan sudah sama Mommy, Daddy masih kerja sayang."
"Laula gak mau tahu, Daddy harus ke kamal Laula. Kalau enggak Laula akan malah sama Daddy!!"
Tutt
Jika biasanya Lucas yang mematikan telepon dari orang orang. Kini putrinya sendiri yang dengan berani mematikan panggilan telepon Lucas.
"Gak Daddy nya gak anaknya sama aja," batin Bella menatap Laura yang terlihat marah.
"Ni mommy hpnya."
"Terima kasih sayang. Sekarang kita tidur hmm, Mommy gak mau kamu sakit lagi."
"Kita nunggu Daddy dulu mommy. Kita tidul baleng sama Daddy."
"Ha tidur bareng?" tanya Bella dan dianggukkan oleh Laura.
Apa maksudnya ia akan tidur bertiga dengan Lucas dan Laura atau bagaimana. Huhh memikirkan itu sungguh membuat Bella pusing.
***
Di kamar Lucas kesal sendiri dengan putrinya yang dengan berani menutup panggilan telepon itu. Apa sifatnya menurun pada putrinya.
"Aku harus bagaimana sayang? Apakah aku harus tidur di kamar anak kita atau tetap disini?" tanya Lucas pada pigora sang istri di kamar itu.
Dengan segala keputusan akhirnya Lucas keluar dari kamar menuju kamar putrinya. Ia tak mau putrinya tak tidur hanya karena menunggunya. Karena ia tahu betapa keras kepala sang putri yang sama seperti mendiang istrinya.
Sampainya di kamar Laura, Lucas langsung membuka pintu kamar itu dan melihat dua orang yang sedari kemarin mengganggu pikirannya.
"Daddy sudah datang. Sini Dad, Laula mau Daddy sebelah sini," ajak Laura menepuk sisi ranjang nya.
Lucas hanya mengangguk dan naik ke atas kasur itu. Seraya mengelus rambut sang putri.
"Sekarang Daddy sudah ada disini. Laura tidur," ucapnya dengan lembut seraya mengecup kening sang putri.
"Mommy sama Daddy peluk Laula."
Mereka hanya diam dengan tatapan saling pandang, kemudian mereka mengangguk dan memeluk Laula dari posisi mereka.
"Aku melakukan ini demi Laura, kamu jangan berharap lebih."
"Dih siapa juga yang berharap lebih. Anda kali."
Tak lama Laura terlelap dengan nyamannya diantara pelukan sang Mommy dan Daddy.
"Aku akan tidur di sofa. Kamu tetap peluk Laura jangan sampai dia bangun lagi," titah Lucas yang dianggukkan oleh Bella karena ia juga sudah mengantuk.
Lucas berjalan menuju sofa membawa bantal kamar itu. Ia mulai membaringkan tubuhnya di sofa yang bisa untuk di buat kasur kemudian tertidur.
Mereka semua terlelap dengan nyenyaknya hingga tak terasa sudah pukul 12 malam. Bella terbangung dari tidurnya karena haus ingin minum.
Tak sengaja ia melihat Lucas yang tidur di sofa sepertinya kedinginan apalagi AC kamar itu menyala.
Terbesit rasa kasihan pada pria itu, walau ia tak menyukai Lucas tapi ia tetap memiliki rasa kasihan pada orang lain.
Depan pelan Bella mengambilan selimut yang ada di lemari Laura. Lalu menyelimutkan ke tubuh Lucas, tapi sekejap ia memandang wajah tampan Lucas dengan teliti. Ia tak asing dengan wajah itu tapi siapa? Dimana?
Saat ia ingin kembali ke kasur, tangannya di tarik oleh Lucas dan akhirnya ia ikut terbaring di pelukan Lucas.
"Sayang jangan tinggalkan aku. Ku mohon," lirihnya seraya memeluk tubuh Bella. Lucas tak sadar siapa yang ia peluk karena ia sedang bermimpi memeluk tubuh istrinya yang ingin pergi lagi darinya.
"Aku buka istrimu, hei.."
"Aku mau kamu kembali," gigau Lucas meletakkan wajahnya di dada Bella dengan nyaman.
Bella bingung dengan dirinya sendiri, kenapa ia ikut nyaman dengan posisi ini. Tanpa sadar ia mulai mengelus-elus rambut tebal Lucas yang sedang menjadikan dadanya sebagai bantal itu.
"Kenapa denganku ini?"
Pelukan Lucas sangat erat hingga membuat Bella tak bisa keluar dari pelukan Lucas.
Bella pasrah saat kantuk itu kembali menyerangnya. Kini Bella terlelap dalam pelukan Lucas yang sangat erat itu, tapi ia nyaman dengan pelukan itu.
***
"Mama, papa jangan tinggalkan Rara hiks."
"Rara sendiri."
"Mama, papa... hiks hiks hiks."
Lucas yang terganggu dengan suara tangisan seseorang itu mulai bangun dari tidurnya. Ia terkejut saat melihat seorang wanita yang ada di pelukannya.
"Bella."
"Mama... Rara mohon."
"Papa..."
"Darah Papa.... Mama... Rara hiks hiks."
Lucas yang mendengar ucapan dari mulut Bella itu hanya bisa mendengarkannya. Kenapa Bella sebut Rara. Siapa Rara? Kenapa Mama dan Papanya?
Karena kasihan dengan Bella akhirnya Lucas mengelus rambut Bella dengan lembut. Ia juga baru sadar jika tadi ia yang menarik tangan Bella lalu memeluknya. Karena itu sudah kebiasaan saat tidur.
"Hiks hiks Mama Papa."
"Sstt jangan menangis, aku disini," bisiknya mengelus lembut rambut Bella.
Entah kenapa sikapnya ini muncul lagi pada Bella, padahal ia adalah orang yang sangat cuek akan suatu hal tapi tidak bisa dengan ini. Sama seperti saat ia bersama istrinya, ia tak bisa cuek dengan wanita yang sudah melahirkan satu buah hati untuknya itu.
Cups
"Jangan menangis, aku disini. Tenanglah," bisiknya lagi. Tak lupa kecupan di kening Bella yang mulai tenang itu.
Setelah apa yang ia lakukan pada Bella itu hanya bisa merutuki kebodohannya.
"Maafkan bibir aku sayang. Aku sudah ingkar untuk hanya menjaganya untukmu," batin Lucas.
Tapi ia tak bisa dipungkiri, pelukan ini rasanya sama seperti pelukannya pada Laura istrinya.
"Tapi aku menyukai ini."
Setelah mengucapkan itu, Lucas memposisikan tubuh mereka senyaman mungkin dan akhirnya ia terlelap kembali.
Bersambung
Tya Bayangin posisi mereka kok romantis ya. Jadi iri. Kalian sama gak?
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 74 Episodes
Comments
susi 2020
😘😘
2023-10-03
0
susi 2020
😎😎
2023-10-03
0
Soumena Mishy
pasti kembaranx Laura atau ni Laura hilang ingatan
2022-10-11
0