Happy reading
Tin! Tin!
"Sepertinya kedua temanku sudah sampai. Laura sayang, mommy pulang dulu ya. Kamu yang pintar di rumah, jangan sakit sakit lagi."
"Laula mau ikut Mommy, Laula gak mau ditinggal Mommy huaaa," jawab Laura dengan tangisnya.
Bella yang mendengar itu hanya menatap Lucas yang berdiri ingin mengambil Laura itu.
"Laura kalau kangen sama Mommy kan bisa video call. Udah ya sayang jangan susahin Mommy lagi. Nanti Laura tidurnya sama Daddy aja," ujar Lucas menggendong Laura yang memberontak di dalam gendongannya.
"Iya nanti Laura bisa video call sama Mommy. Kamu gak usah khawatir kalau mommy tinggal pergi," ujar Bella mengelus pipi Laura yang sudah memerah. Kemudian ia mengecup pipi dan kening Laura.
"Anak Mommy kan pintar. Jadi jangan nangis lagi hmm."
"Laula mau ikut Mommy, Dad."
Lucas menggelengkan kepalanya pertanda tidak, sedangkan Bella yang mulai tak tega dengan Laura yang sudah segukan itu meminta izin jika Laura ikut dengannya.
"Maaf, tapi jika Laura ikut denganku juga tak apa apa. Daripada dia nangis terus, saya gak tega," ujar Bella pada Lucas selaku Daddy meminta izin untuk mengajak Laura.
"Gak, dia putri saya. Saya tak akan membiarkan orang lain membawanya sekalipun itu kamu," tegas Lucas pada Bella.
"Tapi lihatlah, Laura menangis seperti itu. Apa kamu tak kasihan, dia bisa sesak nafas jika menangis terus," geram Bella mengambil paksa Laura dari gendongan Lucas. Walau tak sopan tapi ia tak mau Laura terus menangis seperti ini.
"Cup cup anak baik gak boleh nangis. Nanti cantiknya hilang loh."
"Mommy gak boleh pelgi hiks, hiks nanti Laula sendili lagi," ucap Laura dengan isaknya. Gadis itu menelusupkan wajahnya di leher Bella.
Lucas yang melihat kedekatan mereka sedikit tak suka. Bisa bisanya putrinya itu nempel pada orang asing dan tak mau mendengarkannya.
Tapi saat melihat Laura seperti itu ia menjadi tak tega, apa ia memperbolehkan saja Bella membawa Laura. Tapi jika Bella meniat jahat pada putrinya bagaimana.
"Kamu bisa tinggal disini. Aku tak mau putriku terus menangis seperti itu."
Bella yang mendengar ucapan Lucas itu langsung menatap Lucas. Kenapa harus ia yang tinggal disini?
"Kenapa Laura tidak saya ajak saja. Saya punya rumah sendiri, lagipula saya tak akan menculik Laura," kesal Bella pada Lucas.
"Kita baru ketemu. Bisa saja kamu berniat jahat padanya. Kita gak akan tahu kedepannya."
"Apa serendah itu pikiran kamu sampai kamu berpikir aku memiliki niat untuk menyakiti Laura. Aku tak sekejam itu ya," jawab Bella dengan kesal dituduh yang tidak tidak.
"Kaki menginap disini atau tidak sama sekali. Lagipula Laura sudah terbiasa tanpa Mommy nya!"
Bella menatap tajam Lucas kemudian menatap Laura yang masih terisak di gendongannya.
"Apa aku menginap disini saja ya?" tanya Bella dalam hati.
Saat Lucas ingin mengambil alih Laura dari gendongan Bella, tiba tiba gadis kecil itu berteriak dan kembali menangis.
"Oke sayang, Mommy akan tinggal disini. Jangan nangis lagi hmm, Mommy sakit lihat kamu nangis sampai seperti ini," ujar Bella dengan lembut mengecup kening Laura.
"Hiks hiks Mommy benel mau menginap?" tanya Laura dengan terisak. Ia menatap Bella dengan air mata yang berlinang.
"Iya sayang. Tapi kita bilang dulu sama Om dan Tante yang ada di luar," jawabnya dengan senyum manisnya.
Lucas yang melihat senyum manis dari Bella itu menahan detak jantungnya. Kenapa senyum mereka juga sama, ini tak mungkin kebetulan.
"Oke, Tuan saya menginap disini sampai Laura tenang," ucap Bella kemudian berjalan pelan menuju pintu depan.
Lucas juga baru sadar ternyata Bella sudah bisa berjalan padahal kemarin masih di kursi roda.
"Sepertinya masih sakit," gumam Lucas berjalan menuju kamarnya tanpa menunggu anaknya.
Laura dan Bella yang sudah sampai di luar, Tamara dan Kenzie juga sudah keluar dari mobil karena menunggu Bella.
"Laura ngomong sama Om dan Tante kalau Mommy masih disini."
Dengan pelan Bella mengusap air mata yang mengalir di pipi Laura. Laura yang tahu itu perintah langsung menatap Tamara dan Kenzie.
"Om hiks Tante hiks, Mommy Bella mau tidul sama Laula," ucap Laura yang membuat mereka terkekeh gemas dengan ucapan Laura.
"Ohh kalau Mommy gak kami bolehin gimana?" tanya Tamara pada Laura seraya mengecup pipi gembul itu.
"Huaaa Laura nanti nangis lagi," rengek Laura menyembunyikan wajahnya di leher Bella.
"Udah jangan godain Laura lagi. Aku gak mau dia nangis kejer lagi kayak tadi," ucap Bella mengelus punggung Laura.
"Kaki lu udah baik di buat jalan sambil gendong gitu?" tanya Kenzie dan dianggukkan oleh Bella.
Mereka berdua yang sudah mendapat jawaban jika Bella menginap di rumah besar itu mulai pergi dari area rumah itu. Sedangkan Bella dan Laura masuk ke dalam rumah.
***
"Mau yang gembul kayak gadis tadi," rengek Tamara pada kekasihnya.
Kenzie yang melihat tingkah lucu kekasihnya itu hanya bisa menggeleng seraya mengacak acak rambut pirang Tamara.
"Kalau begitu kita harus rajin buat. Apapun hasilnya nanti itukan tetap anak kita," jawab Kenzie mengecup punggung tangan Tamara.
"Tentu karena itu adalah buah cinta kita," balas Tamara dengan senyum tulusnya.
Kenzie yang sudah tak tahan ingin memakan sang kekasih itu membelokkan mobilnya menuju hotel yang tak jauh dari tempat mereka. Tamara yang melihat jalan itu hanya menggeleng, tapi ia tak menghentikan Kenzie.
"Mau cepat cepat ya," goda Tamara.
"Heem, aku mau sampai besok pagi kita main."
Plak
Mara memukul lengan Kenzie yang sudah ada di dadanya.
"Kamu mau buat aku gak bisa jalan hah? Kamu gak ingat apa saat pertama kita lakuin itu? Padahal cuma tiga jam tapi aku gak bisa jalan sampai dua hari."
Kenzie yang mendengar itu langsung menatap Tamara dengan mesum. Ia teringat saat pertama kali membobol gawang kekasihnya yang sangat sempit dan menggigit bahkan sampai sekarang milik kekasihnya itu sudah menjadi candu baginya.
"Kamu membuatnya bangun saja, lihatlah Honey. Aku sudah tak tahan," ucap Kenzie menujuk miliknya yang sudah bangun hanya karena memikirkan itu sang kekasih.
"Dasar otak selang*angan, tapi entah kenapa aku suka," jawab Tamara mengelus pedang yang masih terbungkus itu.
"Honey..."
Tamara hanya tertawa hingga akhirnya mereka sampai di hotel bintang 5 yang sangat tinggi itu.
Untungnya hotel itu salah satu aset milik Bella jadi ia dan Tamara juga memiliki kamar khusus disana.
Tak menunggu lama, Kenzie turun dan mobil dan menggendong Tamara menuju kamar mereka yang berada di lantai atas. Resepsionis dan karyawan juga sudah tahu siapa mereka hingga membiarkan saja setelah memberikan kunci kamar.
"Aku mau dua."
"Kembar? Aku akan berusaha!!"
Bersambung
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 74 Episodes
Comments
susi 2020
🥰🥰
2023-10-03
0
susi 2020
🙄
2023-10-03
0
♍Endah Wahyu♍
Makin penasaran siapa sebenarnya Bella.
Dan siapa pula Kenzy dan Tamara..
2022-07-17
3