Happy reading
Setelah beberapa jam di rumah sakit untuk terapi kakinya. Akhirnya jam 11 siang Bella baru selesai terapi. Perkembangan kakinya juga semakin membaik, ia sudah bisa berjalan walau pelan.
"Terima kasih dok."
"Sama sama Nyonya."
Bella, Tamara, dan Kenzie keluar dari ruangan itu menuju kantin. Karena di dalam sana tadi mereka juga memerlukan tenaga apalagi Bella yang terus berlatih.
"Gue seneng dengan perkembangan kaki lu."
"Terima kasih ya. Kalian sudah menjadi sahabat terbaik gue, walau kalian itu sangat mesum dan yang dipikirkan kalian itu gak baik untuk aku. Tapi kalian adalah orang yang gue punya sekarang. Terima kasih banyak," ucap Bella dengan tulus.
Tamara yang melihat Bella ingin menangis itu langsung memeluknya. Walau mereka jarang akur tapi Tamara dan Bella saling menyayangi. Walau kadang Tamara juga cemburu dengan Bella yang diberi perhatian lebih oleh Kenzie tapi Tamara juga tahu mereka Kenzie melakukan itu karena kasih sayang sebagai adik.
"Udah jangan sedih, kita akan selalu ada buat lu. Lagipula kita satu rumah, gak mungkin kita gak setia kawan."
"Heem."
"Kalian adalah wanita kesayanganku, Bella adalah adikku sedangkan Tamara adalah kekasihku. Jadi jangan pernah sedih hanya karena masalah sepele, selama aku ada aku akan selalu menjaga kalian."
Akhirnya ketiganya itu berpelukan bagai teletubis yang baru saja bertemu.
"Dah kan sekarang kita makan siang dulu, habis ini aku harus ke rumah gadis kecil yang, kemarin. Kata Daddy nya dia sakit," ucap Bella melepas pelukan mereka.
"Cieee yang bakal dapat duda," goda Tamara.
"Dih apaan gue cuma kasihan sama anaknya ya. Kasihan dia udah gak punya Mommy. Seduh banget padahal umurnya masih 3 tahun," ujarnya dengan sedih.
"Oke, nanti kita anterin ke rumahnya. Setelah itu kita mau ke kantor ada meeting katanya," ucap Kenzie mulai memakan makanan yang ada di depannya.
"Oke."
***
Di rumah, Laura saat tahu jika Mommy nya akan datang itu sangat antusias. Ia memakai dress yang cantik untuk menyambut sang Mommy.
Sedangkan Lucas ia tak mau turun menemui Bella nanti. Lebih baik ia ada di kamar daripada melihat wanita lain di rumah ini. Padahal Nia juga perempuan.
"Sustel, Laula sudah cantik belum?" tanya Laura memutar badannya.
Walau ia masih sedikit pening tapi antusiasnya untuk menyambut Bella sangatlah tinggi membuat ia tak memperhatikan kesehatannya.
"Cantik Non. Tapi Nona Laura gak boleh banyak aktivitas dulu, kan Nona masih sakit. Nona mau nanti Mommy nya Non Laura marah karena Non jadi bandel?" tanya Nia dengan sabar menyisir rambut berwarna cokelat pirang.
"Laura mau sambut Mommy, sustel. Nanti Laula mau peluk Mommy."
"Iya Non."
Laura yang sangat lincah kadang membuat Nia kewalahan. Tak jarang ia mengajak Asep untuk merawat putri Tuannya ini.
"Ini jam belapa sus?" tanya Laura dengan antusiasnya.
"Jam 12 kurang, Nona. Nona juga sudah waktunya makan siang. Biar cepat sembuh," jawab Nia dengan lembut. Saat menyadari hari sudah siang.
"Laula mau disuapi Mommy."
Laura turun dari ranjang king size itu dan berjalan pelan menuju pintu. Nia yang melihat itu langsung menangkap Laura lalu menggendongnya.
"Non Laura mau kemana?" tanya Nia dengan lembut.
"Mau ke depan. Nanti kalau Mommy datang Laula bisa langsung peluk," jawab Laura menatap Nia dengan sayu.
"Tapi Non Laura masih sakit. Kalau keluyuran nanti Daddy nya marah loh."
"Daddy gak akan malah kok sus. Kan mau jemput Mommy di depan," jawabnya dengan senyum manisnya.
Akhirnya karena tak tega dengan Laura yang terus merengek itu. Akhirnya membawa Laura ke teras depan, tentu dengan penjagaan yang ketat walau di rumah tak menutup kemungkinan jika ada yang ingin menyakiti Laura.
"Sambil nunggu Mommy nya. Non Laura sambil makan ya," bujuk Nia pada Laura yang hanya menggelengkan kepalanya. Laura hanya mau disuapi oleh Mommy nya.
"Tapi nanti Mommy marah kalau lihat Laura gak mau makan," bujuk Nia lagi.
"Gak mau!!!"
"Laula mau Mommy, pokokna Mommy."
Jika Nona mudanya sudah kekeuh seperti ini ia bisa apa. Akhirnya Nia membiarkan apa yang dilakukan Nona Mudanya di teras menunggu sang Mommy. Nia sendiri tak tahu siapa yang dipanggil mommy ini.
***
Setengah jam berlalu Nia dan Laura menunggu di teras hingga Laura lelah dan terlelap. Bersamaan dengan sebuah mobil berwarna biru yang datang ke rumah besar ini.
"Mungkin itu orang yang dimaksud Tuan," ucap Nia dalam hatinya.
Sedangkan Bella yang masih berada di dalam mobil itu dapat melihat Laura yang tidur dalam gendongan seorang wanita yang dia yakini sebagai baby sister.
"Mau pakai kursi roda atau jalan?" tanya Tamara pada sahabatnya.
"Jalan aja, gue udah bisa jalan sendiri kok."
Akhirnya mereka membiarkan Bella turun sendiri tanpa bantuan kursi roda. Lagipula Bella sudah banyak latihan dan perkembangan kakinya sudah bagus tapi tak boleh terlalu lelah.
Nia yang melihat seorang wanita yang persis dengan Nyonya nya itu cukup terkejut. Ia ak menyangka masih ada orang yang mirip dengan Nyonya nya. Apa wanita itu operasi plastik? Mungkin begitulah pikiran Nia yang melihat Bella berjalan pelan itu.
"Nyonya," pelan Nia berjalan mendekati Bella.
"Bella, kita pergi dulu. Nanti kita jemput lagi," ucap Kenzie dan dianggukkan oleh Bella.
Mobil mewah itu keluar dari area rumah itu. Sedangkan Bella melanjutkan jalannya kearah Nia.
"Permisi. Apa Laura tidur?" tanya Bella pada Nia.
"Bahkan suaranya juga mirip. Ini kembaran Nyonya atau siapa?" tanya Nia dalam hati.
"Halo."
"Eh emm Nona Muda sudah menunggu Anda sejak jam 12 kurang tadi. Mungkin sekarang dia kelelahan," jawabnya dengan jujur.
Bella yang mendengar itu merasa bersalah pada gadis kecil ini. Padahal Laura masih sakit tapi mau maunya ia menunggunya di depan rumah.
"Ya sudah, tolong antarkan dia ke kamarnya. Saya tak mau dia tambah sakit karena terlalu lama di luar."
Nia mengangguk dan mengajak Bella masuk, tapi tiba-tiba tatapan Bella mengarah pada mangkuk yang masih penuh dengan makanan.
"Apa Laura tadi belum makan?" tanya Bella pada Nia.
"Belum Nyonya. Nona ingin disuapi oleh Nyonya, hingga menolak suapan saya," jawabnya naik ke lift itu menuju lantai dimana kamar Laura.
"Maaf. Panggil saja Bella, aku bukanya Nyonya kamu. Aku hanya teman Laura, kamu tak perlu sungkan denganku."
Nia yang mendengar itu tersenyum dan menganggukkan kepalanya. Nia pikir orang yang ditunggu Nona Mudanya akan jahat dan sombong tapi kenyataannya Bella sangat baik bagi Nia.
Sampainya di kamar, Nia langsung membaringkan Laura di kasur itu dengan pelan. Nia dan Bella menemani Laura yang sedang terlelap itu.
***
"Ternyata dia sudah datang."
Bersambung
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 74 Episodes
Comments
susi 2020
🙄🙄
2023-10-03
0
susi 2020
😎😎
2023-10-03
0
Eka ELissa
smoga bela bneran momy nya laura...yg kedua...atau...enthlah hy emak yg tau
2022-07-22
2