Happy reading
Setelah pamit pada pelayan dan baby sister kepercayaannya. Luas dan Lautan pergi dari rumah itu menuju mobil Lucas.
Lucas sengaja tak membawa supir karena ia ingin menikmati weekend hanya bersama putrinya.
Lucas memasang sabuk pengaman untuk putrinya karena ia tak mau putrinya kenapa napa.
Mobil itu sudah di lengkapi dengan senjata dan anti peluru hanya untuk berjaga jaga jika ada orang yang berniat jahat pada mereka. Tentu saja, Laura tak tahu, yang ia tahu dari mobil Daddynya ini adalah foto ibunya yang ada di depan sana.
"Kita mau kemana Dad?" tanya Laura menatap jalanan, entah kenapa ia sangat suka dengan pohon pohon yang tinggi dan sangat rapi itu.
"Ke suatu tempat, sayang," jawab Lucas dengan senyum manisnya.
Senyum yang hanya bisa di dapatkan oleh Laura dan Laura istrinya. Ia sangat tertutup dan di kenal kejam setelah kepergian sang istri tercinta.
Lucas tak akan segan segan membun*h orang yang bermain main kepadanya apalagi putrinya ini. Lucas yang tiga tahun lalu adalah karyawan biasa kini sudah mampu mendirikan perusahaan sendiri dengan kerja kerasnya. Perusahaan itu di beri nama L Group.
"Daddy, itu apa?" tanya Laura menujuk seseorang yang sedang berdiri di pinggir jalan.
"Itu manusia silver sayang," jawabnya dengan lembut.
"Silvel? Kalau Laula ini manusia apa?" tanya Laura dengan polosnya.
Lucas yang mendengar pertanyaan sang putri itu hanya tersenyum dan mengelus rambut lembut putrinya.
"Laura adalah manusia yang Tuhan ciptakan untuk Daddy jaga, dan juga Daddy sayangi. Laura adalah wanita tercantik dan terbaik buat Daddy dan Mommy," jawab Lucas dengan senyum khasnya.
"Kalau Mommy manusia apa, Dad?" tanya Laura lagi.
"Kalau Mommy adalah wanita tercantik yang hadir saat Daddy susah. Dia bagaikan malaikat buat Daddy, intinya Mommy adalah orang yang paling the best di dunia ini," jawab Lucas yang membuat Laura menatap foto yang ada di depannya.
Dalam perjalanan mereka selalu saja ada yang Laura tanyakan pada Lucas. Dan Lucas pun selalu menjawa pertanyaan dari sang putri.
Hingga mobil itu berhenti di sebuah toko bunga. Lucas keluar dari mobil itu dan membeli bunga mawar putih kesukaan istrinya itu.
Setelah itu, Lucas kembali ke dalam mobil dan memberikan buket bunga mawar itu pada putrinya.
"Ini buat Laula?" tanya Laura mencium bau bunga itu.
"Bukan sayang," jawab Lucas kembali melakukan mobil itu.
Sedangkan Laura tampak cemberut ternyata bunga cantik ini bukan untuknya. Tapi buat siapa?
"Yahh, buat siapa dong? Padahal bunganya cantik, Laula suka," ucapnya dengan sedih.
"Itu buat seseorang yang sangat berarti buat kita."
"Mommy?" tanya Laura dan dianggukkan oleh Lucas.
"Gak apa-apa kan menanti bunganya buat Mommy?" tanya Lucas mengelus rambut putrinya.
"No plopblem, Dad."
Akhirnya setelah bernegara saat mereka bercengkerama di dalam mobil. Mobil itu sudah sampai di pemakaman yang ada di kota itu.
Lucas melepas sabuk pengamannya dan juga sabuk pengaman putrinya. Lalu mereka turun dari mobil itu membawa bunga mawar putih itu.
"Daddy ini namanya tempat apa?" tanya Laura menatap banyak makam yang berjejer itu.
"Ini namanya makam, disinilah tempat Mommy," jawab Lucas.
"Oh jadi Mommy ada disini. Dimana, Dad?" tanyanya dengan polos mulai memanggil Mommy nya.
"Mommy, Laula datang. Mommy dimana?" teriak Laura memanggil sang Mommy.
Lucas yang mendengar teriakan itu langsung menutup bibir putrinya.
"Jangan teriak sayang, nanti mereka smua bangun," ujar Lucas yang langsung dianggukkan oleh Laura.
Lucas menggendong Laura hingga sampai di mana makam bertuliskan Laura Isabella.
"Ini makam Mommy. Dia sudah lama menunggu putrinya datang," ujar Lucas menurunkan putrinya di samping makam itu dengan pelan.
"Mommy," lirih Laura menatap makam yang sangat terawat itu dengan sedih.
"Berikan bunga kesukaan Mommy di atas sini," ujar Lucas dan dianggukkan oleh Laura.
"Mom, Laula bawa bunga cantik buat Mommy. Semoga Mommy suka," ucap Laura meletakkan bunga itu di atas makam sang ibu, tampak sekali putrinya itu sedih dengan hal ini.
Merasa putrinya sedih itu, Lucas langsung memeluk putri kesayangan itu dengan lembut.
"Sudah jangan sedih, Mommy sudah bahagia di atas sana."
Laura tersenyum tipis dan mengangguk, jujur ia sangat mengingkan kasih sayang seorang ibu tapi ia juga sadar saat ini ibunya susah tak ada. Laura hanya bisa mendengar cerita dari Suster Nia yang selalu menceritakan tentang ibunya.
"Anak kita sudah besar sayang, umurnya sudah tiga tahun. Dan selama tiga tahun pula kami pergi meninggalkan kami," ucap Lucas dengan senyumnya.
Ia tak mau sedih di hadapan sang putri. Walaupun sebenarnya ia ingin menangis dan mengeluarkan air matanya.
"Kenapa mommy ditutup tanah, Dad?" tanya Laura menatap Daddynya.
Lucas yang mendengar itu hanya bisa tersenyum, jujur ia tak sanggup menjawab pertanyaan putrinya.
"Suatu saat Laura akan tahu kenapa Mommy di tutup tanah," jawab Lucas dengan mata memanas.
Laura yang tak mendapat jawaban dari Daddynya itu hanya bisa menekuk wajahnya. Kan kasihan Mommynya kalau sampai engap.
"Satu yang harus Laura tahu, Mommy sudah tenang dan tidak merasakan sakit lagi. Tapi Mommy akan selalu ada dalam hati Laura," ucap Lucas mengelus batu nisan itu bertuliskan nama istrinya itu.
Laura yang belum terlalu paham itu hanya mengangguk dengan polosnya.
Setelah beberapa saat mereka disana, Lucas mengajak putrinya untuk pergi. Tapi sebelum itu.
"Mommy, Laula pelgi dulu sama Daddy. Mommy yang tenang tidurnya, nanti Laula akan kesini lagi," ucap Laura.
Terlihat Laura mengecup batu nisan itu dengan lembut bahkan Lucas bisa merasakan betapa rindunya Laura pada ibu kandungnya.
Sebenarnya bukan hanya Laura yang rindu dengan Laura istrinya, karena Lucas juga sangat merindukan kasih sayang istrinya.
"Aku pergi dulu sayang, nanti aku akan kesini lagi sama Laura. Putri kita yang cantik ini," ujarnya dengan senyum manisnya menutupi kesedihnya.
Cups
Lucas juga mengecup singkat batu nisan itu dengan pelan. Dan dengan cepat ia mengusap air matanya yang sempat jatuh ke pipinya.
"Aku akan penuhi janjiku sayang untuk selalu menjaga putri cantik kita," ucapnya dengan pelan.
Setelah itu, Lucas mengangkat tubuh berisi putrinya berlalu meninggalkan makam itu menuju mobil mereka yang terparkir disana.
Laura yang melihat makam mommynya semakin menjauh itu hanya bisa menahan tangisnya. Ia menatap Daddynya yang berjalan dengan raut wajah sedih itu.
Laura memeluk leher Lucas dan menyembunyikan wajahnya di leher sang Daddy.
"Mommynya akan sedih kalau kita sedih, jadi Laura gak boleh sedih seperti ini," ucap Lucas mengelus punggung putrinya yang bergetar itu.
"Hmmm."
Bersambung
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 74 Episodes
Comments
wonder mom
simple tp bikin mengalir
2023-03-22
0
Nur Haidah
Wkkkkwkkkwkkkk
ada-ada aja si papi
2022-11-06
0
Sri Mulyati
Tetap semangat 💪💪💪 juga up nya Thorrr 😘😘😘😘😘😘😘😘😘
2022-09-17
0