Mommy

Happy reading

"Mommy!!"

Pekikan itu membuat mereka semua menatap gadis yang berada di gendongan Daddynya itu. Termasuk juga seorang wanita yang dipanggil mommy itu.

Wanita yang duduk di kursi roda itu menatap Laura yang memberontak dari gendongan Lucas.

Setelah lepas Laura berlari menuju wanita itu dan memeluknya. Lucas masih terdiam di tempatnya melihat seorang wanita yang duduk di kursi roda itu.

Kakinya masih bergetar melihat wanita yang sangat mirip dengan Laura istrinya itu. Itu adalah wanita yang tadi ia lihat di mobil tadi.

"Laura."

Sedangkan wanita yang di peluk itu hanya terdiam menatap gadis yang memeluknya itu.

"Mommy, apa hiks Tuhan sudah mengabulkan doa Laula hingga Mommy datang hiks," isak Laura dalam pelukan wanita itu.

Wanita itu terenyuh saat gadis itu menangis dengan pilu dalam pelukannya.

Tangannya mulai terulur untuk mengelus punggung Laura dengan lembut. Entah kenapa melihat tangis gadis ini juga membuatnya sakit.

"Cup cup sudah jangan menangis, anak baik gak boleh nangis. Nanti digigit sapi ompong loh," ujarnya seraya mengelus punggung Laura.

Laura mengangkat kepalanya dan menatap wanita itu, tangan kecilnya mulai menyentuh wajah wanita itu.

Deg

"Kenapa mata kami sama? Kenapa hatiku menghangat saat merasa tangannya berada di pipiku," batin wanita itu merasakan tangan hangat Laura menyentuh kulitnya.

"Ini Mommynya Laula kan?"

Wanita itu masih diam ia tak tahu apa apa kenapa dipanggil Mommy.

"Daddy, Mommy sudah pulang," teriak Laura menatap Daddy nya yang masih terdiam di tempatnya.

Lucas yang tersadar itu mulai melangkah ke arah mereka, degup jantung keduanya pun tak bisa terelakkan hingga membuat wanita itu merasa ada yang aneh pada dirinya.

"Sayang, ini bukan Mommy," ujar Lucas yang membuat hati Laura dan wanita itu sakit bersamaan.

"Kenapa hatiku sakit?" tanya wanita itu.

"Dak, ini Mommy Laura. Daddy jangan bicala gitu, kasihan Mommy."

"Maaf Nyonya, anak saya salah menganggap Anda," ucap Lucas dengan wajah datarnya yang membuat wanita itu mengangkat kepalanya dan menatap Lucas.

"Ya," jawabnya tak kalah datar.

"Sayang, ayo kita pergi. Kita mau ke timezone kan?" ajak Lucas menarik tangan Laura yang masih memeluk kaki wanita itu.

"Dak mau, Laula mau sama Mommy aja. Laula tak mau ikut Daddy ke sana," jawabnya melepaskan tangannya dari tangan Daddy nya.

"Laura."

"Maaf Tuan. Jika Nona memang tidak mau kenapa harus dipaksa. Bicarakan dengan lembut, jangan dengan pemaksaan seperti itu," ujar wanita itu mengelus lembut pergelangan tangan Laura.

"Emm nama kamu Laura kan?" tanya wanita itu dan dianggukkan oleh Laura.

"Laura ikut Daddy ya, nanti Daddy diambil wanita lain loh kalau Laura tidak ikut," bujuk wanita itu yang membuat Laura menatap Daddy nya tak suka.

"Kalau begitu, Mommy ikut Laula sama Daddy."

"Maaf, tante gak bisa. Tante ada janji dengan teman tante," jawabnya dengan lembut.

Mendengar penolakan itu membuat Laura langsung menangis karena ajakannya ditolak oleh Mommy nya.

Mereka yang memang sedari tadi menjadi objek orang orang di mall itu. Membuat tak enak, wanita itu langsung memeluk Laura agar tak menangis.

Sedangkan Lucas hanya diam mengamati saja.

"Kalau Anda tak keberatan, Anda bisa ikut kami ke timezone. Sepertinya putriku sangat nyaman dengan Anda. Karena mungkin dia menganggap Anda adalah Mommynya."

"Maaf kalau boleh tahu dimana Mommy Laura?" tanya wanita dengan lembut mengelus punggung Laura.

"Dia sudah tiada," jawabnya yang membuat wanita itu merasa bersalah.

"Maaf."

"Ya sudah, kalau begitu. Tante akan menemani Laura main. Tapi jangan nangis lagi, tante gak suka Laura jadi anak yang cengeng," ucapnya dengan lembut hal itu cukup membuat Laura diam dari tangisnya.

"Yee Mommy ikut Laula main."

"Ayo Daddy, kita main."

Tapi sebentar Laura melihat Wanita yang ia panggil Mommy itu berada di kursi.

"Ini apa?" tanya Laura memegang kursi roda itu.

"Ini kursi roda, Sayang. Tante lagi sakit jadi harus pakai ini."

"Laula mau duduk juga," ujarnya dengan semangat ia ingin merasakan bagaimana rasanya duduk di kursi yang bisa berjalan.

"Sayang itu tidak baik," tegur Lucas yang membuat Laura kembali berkaca kaca.

"Tidak apa-apa, Tuan. Nona bisa duduk di pangkuan saya," jawabnya dengan santainya.

Wanita itu mengangkat Laura ke atas pangkuannya. Dan mulai menjalankan kursi roda.

"Biar saya yang mendorong."

Wanita itu hanya pasrah membiarkan Lucas mendorong kursi rodanya menuju timezone.

"Mommy, Mommy... Nanti Laula mau dibacakan dongeng sama Mommy," celoteh Laura yang membuat wanita itu menatap Lucas.

"Laura sayang, Tante gak bisa ikut Laura ke rumah. Dia punya rumah sendiri," bukan wanita itu yag menjawab tapi Lucas.

"Mommy, Dad. Bukan Tante!"

"Iya, Mommy tidak bisa ikut pulang bersama kita," ujar Lucas yang membuat wanita itu gugup.

Panggilan Mommy dari mereka membuat jantungnya berdetak tak normal.

"Astaga kenapa jantung ini, tapi kenapa aku tak marah walau dia memanggil Mommy. Rasanya tak asing," batin wanita itu memeluk tubuh mungil itu dari belakang.

Sampailah mereka di timezone, banyak dari mereka yang menunduk saat melihat Lucas datang bersama putri dan seorang wanita di kurs roda itu.

"Mommy, Daddy. Laula ke sana dulu. Mommy jangan pergi lagi, nanti Laula sedih."

Wanita itu tersenyum dan mengangguk. Laura berlari ke arah tempat bermain. Kenapa Lucas tak ikut, karena ia sangat bosan jika bermain seperti itu dan Laura sangat memahami hal itu dari Daddynya.

Lucas dan wanita itu menunggu Laura di sudut ruangan itu seraya mengamati Laura yang tampak tertawa lepas dengan bermain.

"Maaf memanggilmu Mommy, aku tak bisa menolak apa yang putriku minta," ucap Lucas yang membuat wanita itu menatap pria berusia 26 tahun itu.

"Tak masalah, aku senang Laura seperti itu."

"Walau pertama bertemu entah kenapa aku sangat dekat dengan dia," lanjutnya dengan santai.

"Siapa namamu?" tanya Lucas yang merasakan ia juga sangat dekat dengan wanita yang mirip dengan mendiang istrinya itu.

"Namaku Bella, Anda?" tanya Bella yang sepertinya masih bersikap formal.

"Namaku Lucas, senang bisa berkenalan denganmu. Dan bersikaplah biasa, jangan terlalu formal seperti itu."

"Baiklah."

Mereka kembali diam, entah kenapa Lucas yang biasanya dingin dan irit bicara kepada orang asing menjadi lebih banyak bicara kepada Bella padahal mereka baru bertemu.

Sedangkan disudut tempat lain, ada dua orang yang sedang mengamati sahabatnya dari jauh.

"Dia bisa menemukan kebahagiaannya," ucap seorang wanita menatap Bella yang sepertinya tak menyadari keberadaan mereka.

"Sepertinya begitu, aku rasa dia sudah menemukan kebahagiaan sendiri," jawab laki laki yang ada di sebelahnya.

"Aku gimana?"

Laki laki itu menatap kekasihnya yang tampak sendu. Mereka berpacaran lebih dari 5 tahun tapi laki laki itu belum ada niat untuk serius.

"Setelah Bella menikah, kita juga akan menikah," jawabnya mengecup bibir kekasihnya.

Bukan ia tak mau tapi ia belum menyelesaikan tugasnya untuk menjaga Bella.

Bersambung

Siapa Bella? Siapa dua orang itu?

Terpopuler

Comments

susi 2020

susi 2020

😘😘

2023-10-03

0

susi 2020

susi 2020

🙄

2023-10-03

0

Sri Mulyati

Sri Mulyati

Tambah penasaran Thorrr 🙄🙄🙄
Semangat 💪💪💪 juga up nya Thorrr 😘😘😘😘😘😘😘😘😘😘

2022-09-17

0

lihat semua
Episodes
1 Hanya Mimpi
2 Andai Nyonya Masih Ada
3 Makam Mommy
4 Pesona Daddy Lucas
5 Mommy
6 Laura Butuh Mommy
7 Laura Sakit
8 Ragu
9 Kedatangan Bella
10 Masakan Mommy
11 Banyak Persamaan
12 Menginap
13 Tidur Bersama
14 Pagi Hari
15 Permintaan Maaf
16 Selembar Foto dan Ingatan
17 Telat 1 bulan
18 Garis Dua
19 Permintaan Tamara
20 Minta Adik
21 Kebenaran
22 Mengingat
23 Senyum Manis
24 Cerita Tentang Kakak
25 Laura Minta Adik!!
26 Makan Malam
27 Istri Nakal Leo
28 Tangisan Laura
29 Memandikan Anak dan Ayah
30 Siapa Dia?
31 Wanita Dari Masa Lalu
32 Taman Bermain
33 Kangen
34 Call Me Daddy Boy
35 Jangan Ucapkan Kata Perpisahan
36 Cerita Tentang Nessa
37 Malam
38 Masa Pacaran
39 Tahanan
40 Belum Seberapa
41 Meminta Izin
42 Ikut Ke Kantor
43 Menemani Bekerja
44 Pembullyan Arka
45 Kebahagiaan
46 Kenzie Mabok
47 Markas
48 Balasan yang setimpal
49 Tugas Istri
50 Pernikahan
51 Jika kamu mau
52 Laura
53 Harus Memastikan
54 Sate
55 Ayo Ceritalah
56 Kejadian Minggu lalu
57 Buah Aneh
58 Kalian Kesayangan Daddy
59 Kak Leo Dimana
60 Mau Itu
61 Berlalunya waktu
62 Air Mata Bahagia
63 Hadiah Terindah
64 Mendongeng
65 Pagi yang Panas
66 Lepas kangen
67 Pemotretan
68 Tinggal Bersama
69 Promosi Novel Baru
70 Novel Baru
71 Minta Tolong
72 Promosi
73 Yuk mampir
74 mampir sini
Episodes

Updated 74 Episodes

1
Hanya Mimpi
2
Andai Nyonya Masih Ada
3
Makam Mommy
4
Pesona Daddy Lucas
5
Mommy
6
Laura Butuh Mommy
7
Laura Sakit
8
Ragu
9
Kedatangan Bella
10
Masakan Mommy
11
Banyak Persamaan
12
Menginap
13
Tidur Bersama
14
Pagi Hari
15
Permintaan Maaf
16
Selembar Foto dan Ingatan
17
Telat 1 bulan
18
Garis Dua
19
Permintaan Tamara
20
Minta Adik
21
Kebenaran
22
Mengingat
23
Senyum Manis
24
Cerita Tentang Kakak
25
Laura Minta Adik!!
26
Makan Malam
27
Istri Nakal Leo
28
Tangisan Laura
29
Memandikan Anak dan Ayah
30
Siapa Dia?
31
Wanita Dari Masa Lalu
32
Taman Bermain
33
Kangen
34
Call Me Daddy Boy
35
Jangan Ucapkan Kata Perpisahan
36
Cerita Tentang Nessa
37
Malam
38
Masa Pacaran
39
Tahanan
40
Belum Seberapa
41
Meminta Izin
42
Ikut Ke Kantor
43
Menemani Bekerja
44
Pembullyan Arka
45
Kebahagiaan
46
Kenzie Mabok
47
Markas
48
Balasan yang setimpal
49
Tugas Istri
50
Pernikahan
51
Jika kamu mau
52
Laura
53
Harus Memastikan
54
Sate
55
Ayo Ceritalah
56
Kejadian Minggu lalu
57
Buah Aneh
58
Kalian Kesayangan Daddy
59
Kak Leo Dimana
60
Mau Itu
61
Berlalunya waktu
62
Air Mata Bahagia
63
Hadiah Terindah
64
Mendongeng
65
Pagi yang Panas
66
Lepas kangen
67
Pemotretan
68
Tinggal Bersama
69
Promosi Novel Baru
70
Novel Baru
71
Minta Tolong
72
Promosi
73
Yuk mampir
74
mampir sini

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!