Happy reading
Lucas terbangun dari tidurnya dengan nada nafas terengah. Mimpi itu bagaikan mimpi terindah setelah tidur. Lucas memang sering bermimpi tentang sang istri. Lucas masih berharap suatu saat ia dan sang istri beserta anak bersama bagaikan keluarga bahagia.
"Andai dulu aku tak bodoh sayang," gumamnya dengan nada sesalnya.
Lucas mengingat dulu saat istrinya memasukkan pelayan yang ternyata adalah musuh dari keluarga istrinya. Dulu sempat ia tak setuju dengan apa yang istrinya bawa, tapi Laura selalu merengek untuk memperbolehkan orang itu tinggal.
Alhasil istrinya malah diracuni oleh orang berkedok pelayan kepercayaan Laura itu hingga akhirnya Laura meninggal setelah melahirkan putrinya.
Lucas berlaku menuju kamar mandi dan lagi lagi aroma sabun istrinya itu menyeruak dalam kamar mandi itu.
"Setidaknya walau kamu sudah tak ada, aroma kamu masih ada di ruangan ini."
Lucas masih mengingat saat dimana mereka melakukan itu, bahkan Laura sampai merengek di bawahnya karena kelelahan. Semua itu terekam jelas di otak Lucas.
"Andai... andai... dan andai!!"
Pria bertubuh kekar nan seksi itu tengah berendam dibathtup berwarna putih bersih itu, ia kembali menutup matanya dan menikmati gelembung sabun yang membuat tubuhnya rileks.
Semau ingatan dimana saat Laura memijatnya di kamar mandi juga masih saja sering berkeliaran. Tapi Lucas tak menyesal mengingatnya dengan begitu ia akan selalu dekat dengan istrinya.
"Bahkan milikku tak bereaksi apapun pada wanita lain. Hanya kamu sayang, aku tak tahu apa yang akan terjadi setelah ini," gumamnya menggosok pan*kal pahanya itu.
"Apa kamu akan kembali? Atau kamu memang sengaja meninggalkan aku bersama anak kita?"
Setelah beberapa lama berendam di bathtup, Lucas menyelesaikan mandinya dan memakai pakaian santainya. Hari ini ia akan seharian menemani putri tercintanya untuk bermain dan semuanya.
"Daddy..."
Mendengar teriakan Laura dari luar kamar membuat Lucas mempercepat ritual mandinya.
Lucas hanya melilitkan handuk putih itu, hanya untuk menutupi bagian bawah saja. Kemudian berlalu menuju pintu kamarnya.
Ceklek
"Daddy, balu selesai mandi?" tanya Laura dengan polosnya. Gadis itu sudah rapi dengan dress berwarna pink yang tadi dipakaikan baby sisternya.
"Iya sayang," jawabnya mengangkat tubuh Laura masuk ke dalam kamar.
Meninggalkan baby sister yang masih terbengong karena melihat roti sobek milik majikannya secara live.
"Astaga, bisa gila aku kalah begini terus. Asep help calon istrimu ini," gumam Nia berlala menuju dapur menghampiri calon suaminya yang sedang membuat teh.
Nia dan Asep memang calon pengantin. Mereka sama sama bekerja di rumah keluarga Lucas. Dan mereka juga tahu apa yang sudah terjadi pada keluarga bosnya dulu.
Di kamar, Laura sedang duduk di meja rias kamar itu. Ia mengambil bingkai foto wanita yang sangat cantik itu.
"Mommy," ucapnya tersenyum mengelus pigora itu.
Gadis kecil itu belum tahu apa yang sebenarnya terjadi dengan ibunya. Yang ia tahu, Mommynya sudah berada di atas sana.
Lucas yang melihat putrinya memegang bingkai foto sang istri itu hanya tersenyum kecut. Lucas tahu putrinya itu merindukan Mommynya yang sudah lama pergi meninggalkan mereka.
"Sayangnya Daddy. Lagi apa?" tanya Lucas duduk di kursi meja rias itu.
Laki laki 26 tahun itu sudah sangat fresh dengan pakaian santainya. Bahkan tak ada yang mengira jika Lucas adalah seorang duda yang sudah memiliki putri.
"Lihat Mommy. Cantik sepelti Laula," jawab Laura dengan senyum kecilnya.
"Hahaha, kalian memang wanita yang paling cantik di mata Daddy. Bahkan nama kalianpun sama," jawabnya mencubit perut bulat putrinya.
Laura memang berisi karena kekeringan jajan dan makan makanan manis. Lucas tak marah asalkan Laura bisa mengontrol makanan manis agar tak berlebihan.
"Seperti janji Daddy kemarin. Hari ini kita akan jalan jalan berdua, menikmati weekend ini berdua. Bersama putri Daddy ini," ujarnya mengangkat tubuh putrinya dan meletakkan pigora foto sang istri di nakas.
"Laula minta foto Mommy yang besal, Dad."
"Oke nanti kamu pilih sendiri, setelah itu di cetak."
"Asikk, makasih Daddy," ujar Laura mengecup pipi Daddynya yang sangat mulus.
Tiada bulu bulu di wajah Daddynya, walaupun Lucas adalah keturunan asli Arab dan Amerika.
"Apapun untuk putri Daddy ini."
Lucas menggendong putrinya dengan satu tangan menuju lift. Ia menekan angka 1.
"Putri Daddy hari ini mau kemana?" tanya Lucas dengan lembut.
"Mommy."
Hati Lucas bagai tersayat karena jika Nisa mengucap Mommy. Apa ia harus mengajak Laura ke makam istrinya, apa Laura kuat jika melihat kuburan istrinya.
Sampailah mereka di meja makan, mereka hanya makan berdua. Sepi itulah yang ia rasakan karena hanya terdengar dentingan sendok dan garpu pada piring saja disana.
Nia dan Asep yang ada di dapur dan melihat itu cukup prihatin. Tuannya itu sangat sangat menjaga cintanya terhadap Nyonya mereka yang sudah tidak ada.
"Andai Nyonya masih ada, pasti mereka tak akan sesedih itu," ujar Nia pada Asep yang sangat kasihan pada Tuan dan Nona mereka.
"Aku masih berharap Nyonya kembali ke rumah ini, dan menghidupkan suasana dalam rumah ini," jawab Asep dan dianggukkan oleh Nia.
Karena bagaimanapun yang menjadi panutan mereka agar tetap mesra adalah Tuan dan Nyonya mereka yang dulu selalu memperlihatkan bucinnya Tuan mereka pada Nyonya mereka.
"Sudahlah. Kita hanya bisa berdoa," ujar Nia memakan bubur ayam yang tadi ia buat.
"Hmmm."
Kembali pada Laura dan Lucas yang sedang menikmati sarapan mereka seperti hari hari biasa yang sepi. Karena Lucas tak mengizinkan satu orangpun masuk ke ruang makan, karena tak mau di ganggu.
Setelah selesai memakan sarapan pagi mereka. Laura meminum susu setroberi yang selalu menjadi minuman favoritnya.
"Laura sudah selesai?" tanya Lucas dan dianggukkan oleh Laura.
Laura memperlihatkan gelas susu yang sudah habis sampai bawah itu pada Daddynya.
"Anak pintar, sekarang kita berangkat. Daddy ingin mengajak Laura ke suatu tempat dulu ya sebelum jalan jalan," ujar Lucas pada putrinya yang hanya mengangguk.
"Nia, Asep."
Nia dan Asep yang namanya di panggil itu langsung meninggalkan bubur mereka yang ada di dapur menuju ruang makan.
"Ya Tuan."
"Aku pergi bersama Laura, kamu di rumah saja awasi pelayan yang kalian kira mencurigakan," titah Lucas da dianggukkan oleh mereka.
Karena di rumah ini yang ia percaya hanya Nia dan Asep yang sedari awal selaku ikut ia. Asep berusia 29 tahun sedangkan Nisa 28 tahun. Dulu mereka berdua adalah orang yang Lucas dan Laura angkat karena sedang kesusahan.
"Baik, Tuan."
"Jaga rumah dengan baik, awas aja sampai kalian lalai hanya dengan bermesraan saja," ujar Lucas yang membuat mereka menelan ludahnya kasar.
Karena jika Tuan mereka tak ada, biasanya mereka masuk ke kamar dan biasalah. Kalian juga tahu pasti.
"Baik, Tuan."
Bersambung
Yuk baca juga novel Tya yang judulnya Anisa
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 74 Episodes
Comments
Sri Mulyati
Semangat 💪💪💪 juga up nya Thorrr 😘😘😘😘😘😘😘😘😘😘
2022-09-17
0
Eka ELissa
biar bisa brengan baca ma yg lain...
pdhl lok udh byak susah ngimbangin nya...kjar...nya..
kyak anisa ...hdeh...smpe skarang lok ke kejar...🙏🙏mklum curi" waktu baca nya maak....
2022-07-22
3
Eka ELissa
maaak...bsok lok py karya baru woro"....dari bap awal dong...😁😁🙏
2022-07-22
1