Happy reading
"Aku mau Bella sama Lucas menikah setelah kita, dan kamu harus bisa wujudin keinginan aku. Wajib," ujarnya dengan serius.
Kenzie yang mendengar permintaan sekaligus keinginan sang kekasihnya itu hanya bisa diam. Ia belum bisa memenuhi semua ini. Karena menyatukan dua hati dan pemikiran itu tidaklah mudah. Walau ia tahu jika Bella mulai ada rasa pada Lucas.
"Kenapa diam? Kamu gak mau wujudin keinginan aku?" tanya Tamara dengan sedih.
Tamara ingin sekali menangis tapi ia tahan karena ini bukan sifatnya. Ia tak cengeng, tapi ini yang ia inginkan.
"Honey, bukan aku gak mau. Tapi menyatukan mereka itu sangat susah. Apalagi Lucas yang sangat mencintai mendiang istrinya."
"Tapi kan..."
"Sstt jangan dibongkar sekarang, nanti reader Tya tahu rahasia kita. Kita lagi yang di keluarkan dari ceritanya."
"Bener juga sih, ya sudah kamu harus mau menyatukan mereka hingga mereka menikah," ujar Tamara tak mau tahu dan terkesan egois.
"Nanti aku usahain ya, Honey. Ini jadi ke ketemu Laura gak?" tanya Kenzie mengalihkan perhatian Tamara.
Ia belum bisa janji untuk menyatukan Lucas dan Bella. Tapi ia akan berusaha untuk menyatukan mereka.
"Jangan mengalihkan perhatian sayang. Kamu tahu ini salah satu keinginan anak kita. Aku gak mau kalau anak kita sampe ileran gara gara keinginannya gak dipenuhi."
Mendengar jika ini adalah keinginan anaknya. Kenzie menatap Tamara.
"Benar maunya si baby?" tanya Kenzie dan dianggukkan oleh Tamara.
"Kalau memang ini maunya Baby. Kita harus kerja sama Honey. Kita harus bisa membuat Lucas dan Bella bersama. Karena kalau cuma aku sendiri yang berusaha nyatuin mereka itu gak akan mungkin berhasil,'" ucapnya dengan mengelus perut rata Tamara.
Tamara ikut mengelus perutnya, kemudian terbesit ide konyol darinya otak kecilnya.
"Aku punya ide," ucap Tamara menatap Kenzie.
"Apa?"
Tamara mulai menjelaskan ide konyolnya walau masih bisa diterima tapi apakah itu akan berhasil?
"Apa semua akan berhasil?" tanya Kenzie dan dianggukkan oleh Tamara.
Kenzie hanya bisa menganggukkan kepalanya, baginya rencana ini tak buruk. Dan ia juga berharap Bella bisa menemukan kebahagiaannya setelah ini.
Setelah puas di taman itu, Tamara dan Kenzie berlalu menuju mobil. Dan melanjutkan perjalanannya ke mansion Lucas.
"Aku mau sosis bakar itu sebelum kita makin jauh," ujar Tamara menunjuk tukang sosis bakar pinggir jalan.
"Kenapa gak bilang dari tadi?" tanya Kenzie menjalankan mobilnya menuju ke tukang sosis itu.
"Kan maunya sekarang bukan tadi," jawab Tamara dengan ketus.
Kenzie yang sudah sampai di depan penjual sosis itu langsung turun dan membelikan sosis bakar untuk kekasihnya yang sebentar lagi akan menjadi istrinya. Karena tadi ia sudah menghubungi anak buahnya untuk mengurusi semuanya.
Tak lama Kenzie kembali ke mobil dan memberikan sosis itu pada Tamara. Bagikan mendapat hadiah ia langsung tersenyum dan memakan sosis itu selagi hangat.
"Anak Papa udah puas dibeliin makanan sama Papa?" tanya Kenzie sebelum menjalankan mobilnya.
"Yes Papa. Nanti kita beli lagi jika Adek mau ya," jawab Tamara dengan suara kecil.
"Iya sayang, tapi jangan yang aneh aneh hmm."
Setelah sedikit berbincang, keduanya kembali melanjutkan perjalanan menuju rumah Lucas.
***
Di sisi lain, Lucas dan Bella sedang menemani di halaman rumah yang memang khusus dibuat untuk Laura.
"Sayang jangan lari lari ya, nanti jatuh Lo," ujar Bella pada Laura yang berlari mengejar kupu kupu itu.
"Iya Mommy."
Bella dan Lucas mengamati Laura dari kursi panjang yang ada di halaman itu.
"Bel," Panggil Lucas. Bella yang merasa dipanggil langsung menatap Lucas.
"Kenapa?"
"Sebenarnya siapa kamu? Kenapa wajah kamu bisa mirip dengan mendiang istriku?" tanya Lucas yang mulai menanyakan hal yang selalu mengganjal dipikirannya selama ini.
"Aku Bella, dari Australia. Papaku dari Amerika sedangkan Mama asli Indonesia, hingga aku dengan mudah berbahasa Indonesia," jawabnya dengan jujur.
"Apa mereka orang tua kamu?" tanya Lucas memperlihatkan sebuah foto yang kemarin ia ambil di kamar Laura.
"Darimana kamu mendapatkan foto ini?" tanya Bella mengambil foto itu. Pantas saja ia cari cari tak ketemu itu foto.
"Jatuh di kamar Laura, dan aku ambil," jawab Lucas.
"Ya ini orang tuaku. Mereka meninggal saat aku masih 10 tahun," jawabnya menatap foto orang tuanya yang sudah pergi meninggalkannya.
"Apa kamu memiliki kembaran?" tanya Lucas lagi dengan wajah serius.
"Enggak, aku anak tunggal. Kenapa sih kamu bertanya seperti itu?" tanya Bella dengan kesal. Karena dia bagai diintrogasi oleh Lucas.
"Aku hanya berfikir jika kamu itu ke kembaran istriku. Kalian sama tidak ada perbedaan apapun," jawab Lucas.
Bella yang mendengar itu hanya mengangguk, ia juga sadar jika ia sangat mirip dengan Laura yang tak lain adalah istri Lucas.
"Aku gak tahu, tapi aku gak punya kembaran," jawab Bella menatap Lucas.
Lucas yang mendengar itu hanya bisa menghembuskan nafasnya. Orang suruhannya sudah memberitahukan jika rahasia Bella memang sangat sulit untuk ditembus.
"Andai kamu tahu, dua orang yang kamu bilang orang tua itu adalah orang tua Laura. Mendiang istriku yang sudah meninggal dunia setelah melahirkan Laura 3 tahun lalu," ujar Lucas dengan sendu.
Ia akan kembali sedih saat mengingat tentang istrinya yang menyuruhnya untuk menjaga putri mereka karena akan pergi.
"Tiga tahun lalu?" batin Bella mengingat sesuatu.
"Kata Kenzie dan Tamara tiga tahun lalu aku koma, Lu. Dan baru sadar berberapa bulan yang lalu, aku tak bisa menggerakkan kakiku dan juga aku amnesia," jawab Bella dengan jujur.
"Koma?"
"Iya. Dan yang aku punya hanya mereka berdua. Untung sekarang aku udah bisa jalan lagi walau ingatan aku belum kembali," jawab Bella menatap kakinya yang sangat bersih.
"Gak mungkin jika Bella itu Laura kan? Aku melihat sendiri istriku dimakamkan. Tidak mungkin orang yang sudah meninggal hidup lagi?" batin Lucas.
"Sepertinya aku harus menanyakan hal ini pada Kenzie dan Tamara," lanjutnya masih dengan batinnya.
Lucas masih diam seraya menatap Bella yang sedang mengamati Laura bermain.
Tiba tiba mereka dikejutkan oleh suara Tamara yang baru sampai itu.
"Laura sayang Tante datang nih. Coba lihat apa yang Tante bawa," ucap Tamara dengan nada kencang.
Laura yang melihat Tamara itu langsung menghampiri Tante kesayangannya itu. Karena ia melihat Tamara membawa boneka di tangannya.
"Tante Mala," teriak Laura berlari menuju Tamara.
Gadis kecil itu memeluk Tamara, dan dibalas oleh Tamara. Sedangkan Kenzie berjalan ke arah Lucas dan Bella.
"Bagaimana keadaan kamu disini?" tanya Kenzie mengecup kening Bella yang sudah ia anggap sebagai adik. Entah Kenapa ia tak suka jika Kenzie dekat dengan Bella.
"Baik kok. Tumben kesini? Mau ngapain?" tanya Bella.
"Jenguk kamu sekalian tuh Tamara pingin ketemu Laura. Kangen katanya," jawab Kenzie.
Bella mengangguk, dan berdiri menuju Tamara dan Laura.
"Ada yang ingin aku tanyakan padamu. Bisa ikut aku sebentar?" tanya Lucas pada Kenzie yang mulai bingung.
"Boleh aja."
Bersambung
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 74 Episodes
Comments
heaven
apaan sih anj bikin aing penasaran aja😤
2022-08-24
0
Eka ELissa
apakah...bela laura itu orang yg sama....tapi yg mninggal di kubur siapa....enthlah hnya emaak yg tau...
nex...maak...😘😘😘
2022-07-23
1
Siti Zuriah
kenzie bakal jujur ga ya klo bella sbnr nya laura karna hanya kenzie dan tamara yg tau soal bella sbnr nya, smoga aja kenzie jujur k lucas agar mereka kembali menjadi keluarga yg utuh dan bahagia
2022-07-22
0