Masakan Mommy

Happy reading

"Pantas saja Laura langsung memanggilku Mommy. Ternyata wajah kami mirip, bahkan mata hidung semuanya sama. Apa aku punya kembaran ya?" tanya Bella menatap foto yang ada di kamar Laura dengan pelan. Tak mau membuatnya rusak.

"Mereka terlihat seperti sepasang suami istri yang sangat mencintai. Tapi kenapa dia pergi meninggalkan pria itu?" tanya Bella masih tak habis pikir.

"Hufftt namanya juga takdir, mautkan gak ada yang bisa lawan."

Bella terus menatap foto foto yang ada di sana, hingga tatapannya mengarah pada foto Lucas yang sedang menggendong Laura saat kecil. Entah kenapa rasa hangat itu memenuhi hatinya.

Bella tak tahu ini perasaan apa. Kenapa mereka seperti tak asing bagiku. Apa dulu kita pernah bertemu?

"Mommy."

Bella yang mendengar itu langsung menoleh dan menghampiri Laura dengan senyum lembutnya. Sedangkan Laura langsung memeluk Bella dengan erat seolah ak mau ditinggal oleh Mommy nya lagi.

"Maafkan Mommy sayang. Tadi Mommy harus ke rumah sakit dulu. Maaf jika membuat Laura menunggu terlalu lama," ujarnya dengan lembut kemudian mengecup kening Laura.

"Mommy kenapa ke rumah sakit? Mommy sakit?" tanya Laura dengan khawatir.

"Mommy gak sakit sayang. Cuma periksa kaki Mommy."

Laura mengangguk tanda paham, tapi ia tak melepas pelukan erat itu dari Mommy nya.

Bella mengecek suhu tubuh Laura tapi ternyata panas gadis itu sudah turun. Ia bersyukur karena gadis kecil itu sudah lebih baik.

Hingga suara dari perut Laura membuat Bella mengerutkan keningnya. Ia menatap jam di dinding kamar itu ternyata sudah jam 1 siang saja.

"Laura lapar hmm? Kata Suster Nia, Laura gak mau makan karena nunggu Mommy ya?"

"Ya Mommy. Laura mau dimasakin Mommy."

Bella yang mendengar itu hanya tersenyum tulus dan membelai pipi lembut Laura.

"Laura mau Mommy masakin apa?" tanya Bella dengan lembut.

"Pasta."

Bella yang mendengar jawaban itu hanya tersenyum. Akhirnya ia bisa memasak lagi, setelah di rumahnya ia dilarang keras untuk masuk ke dapur oleh Kenzie dan Tamara.

"Ya sudah kalau gitu, Laura mau disini atau ikut Mommy!" tanya Bella.

"Ikut."

"Ya sudah, cus kita ke dapur."

Laura pun mengikuti sang Mommy. Seolah tahu Mommy nya sedang sakit, Laura berinisiatif untuk jalan sendiri tapi tetap menggandeng tangan Bella.

"Daddy kemana sayang? Kok gak nemenin Laura sih tadi?" tanya Bella menekan angka 1 di lift itu.

"Katanya kerja, Mom. Daddy sudah jaga Laura tadi malam. Sampai Daddy tidur di kamal Laula," jawab Laura dengan senyumnya.

Laura memang tak kekurangan kasih sayang dari Daddy nya. Materi juga tak kekurangan apa pun, apa yang ia inginkan bisa dengan cepat terkabulkan. Tapi Laura haus akan kasih sayang seorang Mommy, apalagi Laura sudah tak memiliki kedua Oma dan Opanya sejak kecil. Laura tak bisa merasakan kasih sayang seorang Oma dan Opa selama hidupnya.

Akhirnya mereka sampai di lantai bawah, Bella dan Laura langsung berjalan menuju dapur. Para pelayan yang melihat Nona Muda mereka masuk ke dalam dapur itu langsung menghentikan mereka.

"Nona mau kemana?" tanya salah satu pelayan pada mereka.

"Mau lihat Mommy masak."

"Jangan Non, nanti Tuan Besar marah. Dan memecat kami semua. Nona kecil mau apa, biar kami buatkan," ujar mereka yang membuat Laura menatap mereka semua tajam.

"Laula gak mau, Laula mau Mommy yang masak! Nanti kalau Daddy malah, bial Laula yang hadapi," tambah Laura menepuk dadanya yang membuat mereka menelan ludahnya kasar.

"Nyonya tolong kami."

Para pelayan menatap Bella dengan tatapan memohon kepada Bella. Sedangkan Bella yang di tatapan itu hanya tersenyum.

"Sudah tak apa apa. Nanti Laura akan saya jaga, dia akan duduk saja. Saya yang masak bukan dia. Kalau kalian gak percaya kalian bisa ikut jaga Laura."

"Tapi kalau Tuan marah bagaimana, Nyonya?" tanya salah satu dari mereka.

"Saya yang akan hadapi," jawab Bella.

Akhirnya mereka menganggukkan kepala mereka dan ikut membantu menjaga putri Tuannya.

Bella langsung diberitahukan oleh para pelayan dimana tata letak bahan bahan makan yang ada di dapur besar itu.

Hingga Bella kini mulai paham itu langsung memasang celemek ke tubuhnya dan mulai memasak pasta untuk Laura.

"Mommy jangan pakai melica ya, Laula gak suka melica," ucap Laura yang duduk tak jauh dari Bella.

"Kok bisa sama, Mommy juga gak suka merica. Padahal teman teman Mommy pada suka," balas Bella sedikit terkejut.

Kenapa bisa pas seperti ini, ia juga alergi dengan merica. Apa ini sebuah kebetulan atau apa, jujur Bella sendiri tak tahu.

"Gak tahu Mommy, tapi kata Daddy. Laula sama Mommy Laula juga gak suka sama melica, suka gatel gatel," jawab Laura dengan polosnya. Itu yang dikatakan Daddy nya saat alerginya kumat berberapa bulan lalu.

Mereka terus bercerita dengan Bella yang memasak makanan untuk Laura. Setelah beberapa menit, akhirnya makanan yang di buat Bella jadi.

Ia langsung menyajikan pasta itu di meja makan, lalu menyuruh Laura memakannya selagi masih hangat.

"Terima kasih sudah ikut menjaga Laura, kalian bisa pergi," ujar Bella pada para pelayan yang tadi membantunya menjaga Laura.

"Sekarang Laura makan ya," ujar Bella dengan senyum mengambilkan sendok dan garpu untuk Laura.

"Suapin ya Mom."

"Manja banget sih nak. Sini deketan sama Mommy, biar Mommy suapin putri manja mommy."

Entah kenapa ia langsung menganggap Laura sebagai putranya. Mungkin karena bajak persamaan dalam mereka.

Laura yang disuruh mendekat itu langsung turun dari kursi dan duduk di pangkuan Bella. Bella tak apa karena bobot Laura masih normal untuk kakinya.

"Buka mulutnya anak Mommy," ucap Bella menyuapkan pasta itu.

Laura yang melihat itu langsung membuka mulutnya. Kemudian Laura menyuapkan pasta itu pada Laura.

"Enak. Mommy sangat pintal memasak, nanti masakin buat Daddy juga ya mom."

Bella yang mendengar permintaan Laura itu hanya tersenyum, ia tak ada niat untuk memasakkan Lucas. Tapi kalau untuk Laura ia sangat mau dan bersemangat.

"Lihat nanti saja sayang. Sekarang habiskan dulu makanan kamu dulu."

Tanpa mereka tahu, Lucas melihat apa yang Bella dan Laura lakukan di sana itu hanya mengulas senyumnya. Melihat senyum dan tawa dari putrinya itu membuat hatinya tenang.

"Tuan mau makan siang?" tanya salah satu pelayan yang melihat Lucas.

"Bawakan apa yang dimakan putri saya ke kamar saya. Cepat."

"Baik Tuan. Tapi mungkin sisanya hanya sedikit, karena Nyonya tadi hanya membuat untuk nona kecil."

"Tak apa."

Lucas berlalu menuju lift lagi menunggu masakan wanita yang mirip dengan istrinya. Pelayan itu langsung mengambil pasta yang masih ada di dapur itu lalu membawanya ke kamar tuanya.

Banyak dari pelayan di sana berdoa agar Bella menjadi nyonya mereka dan melengkapi keluarga mereka.

Bersambung

Terpopuler

Comments

susi 2020

susi 2020

😘😘

2023-10-03

0

susi 2020

susi 2020

🤩🥰

2023-10-03

0

Patrish

Patrish

masih nunggu..siapa Bella ya..

2022-10-11

0

lihat semua
Episodes
1 Hanya Mimpi
2 Andai Nyonya Masih Ada
3 Makam Mommy
4 Pesona Daddy Lucas
5 Mommy
6 Laura Butuh Mommy
7 Laura Sakit
8 Ragu
9 Kedatangan Bella
10 Masakan Mommy
11 Banyak Persamaan
12 Menginap
13 Tidur Bersama
14 Pagi Hari
15 Permintaan Maaf
16 Selembar Foto dan Ingatan
17 Telat 1 bulan
18 Garis Dua
19 Permintaan Tamara
20 Minta Adik
21 Kebenaran
22 Mengingat
23 Senyum Manis
24 Cerita Tentang Kakak
25 Laura Minta Adik!!
26 Makan Malam
27 Istri Nakal Leo
28 Tangisan Laura
29 Memandikan Anak dan Ayah
30 Siapa Dia?
31 Wanita Dari Masa Lalu
32 Taman Bermain
33 Kangen
34 Call Me Daddy Boy
35 Jangan Ucapkan Kata Perpisahan
36 Cerita Tentang Nessa
37 Malam
38 Masa Pacaran
39 Tahanan
40 Belum Seberapa
41 Meminta Izin
42 Ikut Ke Kantor
43 Menemani Bekerja
44 Pembullyan Arka
45 Kebahagiaan
46 Kenzie Mabok
47 Markas
48 Balasan yang setimpal
49 Tugas Istri
50 Pernikahan
51 Jika kamu mau
52 Laura
53 Harus Memastikan
54 Sate
55 Ayo Ceritalah
56 Kejadian Minggu lalu
57 Buah Aneh
58 Kalian Kesayangan Daddy
59 Kak Leo Dimana
60 Mau Itu
61 Berlalunya waktu
62 Air Mata Bahagia
63 Hadiah Terindah
64 Mendongeng
65 Pagi yang Panas
66 Lepas kangen
67 Pemotretan
68 Tinggal Bersama
69 Promosi Novel Baru
70 Novel Baru
71 Minta Tolong
72 Promosi
73 Yuk mampir
74 mampir sini
Episodes

Updated 74 Episodes

1
Hanya Mimpi
2
Andai Nyonya Masih Ada
3
Makam Mommy
4
Pesona Daddy Lucas
5
Mommy
6
Laura Butuh Mommy
7
Laura Sakit
8
Ragu
9
Kedatangan Bella
10
Masakan Mommy
11
Banyak Persamaan
12
Menginap
13
Tidur Bersama
14
Pagi Hari
15
Permintaan Maaf
16
Selembar Foto dan Ingatan
17
Telat 1 bulan
18
Garis Dua
19
Permintaan Tamara
20
Minta Adik
21
Kebenaran
22
Mengingat
23
Senyum Manis
24
Cerita Tentang Kakak
25
Laura Minta Adik!!
26
Makan Malam
27
Istri Nakal Leo
28
Tangisan Laura
29
Memandikan Anak dan Ayah
30
Siapa Dia?
31
Wanita Dari Masa Lalu
32
Taman Bermain
33
Kangen
34
Call Me Daddy Boy
35
Jangan Ucapkan Kata Perpisahan
36
Cerita Tentang Nessa
37
Malam
38
Masa Pacaran
39
Tahanan
40
Belum Seberapa
41
Meminta Izin
42
Ikut Ke Kantor
43
Menemani Bekerja
44
Pembullyan Arka
45
Kebahagiaan
46
Kenzie Mabok
47
Markas
48
Balasan yang setimpal
49
Tugas Istri
50
Pernikahan
51
Jika kamu mau
52
Laura
53
Harus Memastikan
54
Sate
55
Ayo Ceritalah
56
Kejadian Minggu lalu
57
Buah Aneh
58
Kalian Kesayangan Daddy
59
Kak Leo Dimana
60
Mau Itu
61
Berlalunya waktu
62
Air Mata Bahagia
63
Hadiah Terindah
64
Mendongeng
65
Pagi yang Panas
66
Lepas kangen
67
Pemotretan
68
Tinggal Bersama
69
Promosi Novel Baru
70
Novel Baru
71
Minta Tolong
72
Promosi
73
Yuk mampir
74
mampir sini

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!