Happy reading
Setelah menerima piring dari pelayan tadi, Lucas langsung membawanya ke meja yang ada di kamar itu.
"Kenapa bentuknya sangat mengiurkan, padahal ini sisa dari makanan Laura," ujarnya dengan pelan menatap bentuk pasta yang ada di depannya ini.
Lucas mulai memakan pasta itu dengan pelan, ia ingin merasakan masakan wanita itu. Kenapa ia sangat penasaran dengan wanita itu.
Deg
Lucas yang mulai merasakan makanan itu di lidahnya itu hanya bisa menahan air matanya.
"Kenapa? Kenapa rasanya mirip sekali dengan masakan kamu sayang?"
"Sebenarnya siapa kamu Bella, kenapa kamu bisa semirip itu dengan Laura. Apa kamu kembarannya?"
"Enggak, Laura tak punya kembaran. Bahkan Laura adalah anak tunggal, tak mungkin memiliki kembaran. Tapi kenapa bisa? Apa ini sebuah kebetulan?"
Hingga akhirnya air mata yang di tahan Lucas turun juga. Ia sudah tak sanggup menahan air matanya lagi. Ia kembali mengingat saat saat istrinya pertama kali memasakkan dirinya dulu. Saat itu mereka belum menikah, disaat Lucas masih pria biasa.
Flashback on
Tepat saat itu, adalah 2 bulan mereka menjalin hubungan sepasang kekasih. Laura yang baru pulang kampus langsung mendatangi kontrakan sang kekasih, karena ia juga seorang anak yatim piatu. Tak ada yang bisa melarang.
Saat itu entah kenapa turun hujan dengan lebat, Laura yang terjebak di dalam kontrakan sang kekasih itu hanya bisa bermanja dengan Lucas di dalam kamar. Kelaurpun sangat dingin, lebih baik mereka menghangatkan diri di balik selimut. Ingat mereka tak melakukan apapun.
"Lapar deh. Ternyata begini aja juga bisa buat orang lapar ya," ujar Laura menyenderkan kepalanya di dada sang kekasih.
"Kita masak yuk, yank. Aku baru saja membeli bahan masakan."
"Yuk, udah lama juga tanganku ini gak pegang alat dapur."
Lucas yang ditinggal di kamar sendiri itu kesal, padahal ia masih mau mengelus kepala dan mencium kening kekasihnya itu.
"Ayank, cepat katanya mau masak bareng!!"
Mendengar teriakan Laura, Lucas langsung bangun dari kasurnya menuju dapur. Ia melihat kekasihnya yang sudah siap dengan pisau di tangannya. Tapi bahan bahannya masih ada di kulkas.
"Bahan bahannya mana?" tanya Lucas.
"Masih di dalam. Kamu yang ambil ya, aku gak mau dingin."
Ya, itulah alasannya karena kulkas jika dibuka membuatnya kedinginan apalagi ini masih hujan kalau sudah panas mungkin ia akan gercep.
Lucas yang mendengar itu hanya menggelengkan kepalanya dan mencubit hidung mancung Laura. Ia membuka kulkas dan mengambil bahan makanan itu.
Setelah drama berberapa saat mereka masak bersama. Tak lupa dengan canda dan tawa yang selalu mengiringi merek di dapur itu membuat keduanya tak sadar jika hujan semakin lebat.
"Ay, airnya naik tuh gimana?" tanya Laura tak sengaja menatap keluar.
"Kita makan di kamar aja. Disini dingin," ujar Lucas mengaduk masakan mereka. Sedangkan Laura hanya mengangguk melanjutkan ia menggoreng udang itu.
"Nanti kalau kita punya anak aku mau, kita yang masakin dia. Biar gak sembarangan makan yang aneh aneh," ujar Laura dan dianggukkan oleh Lucas.
"Aku ngikut Nyonya Laura saja," jawab Lucas mencium pipi kekasihnya.
"Kotor tahu."
"Aku suka apapun di diri kamu."
Setelah mereka selesai masak, Lucas dan Laura membawa makanan itu ke kamar dan memakannya di sana. Masakan sederhana tapi kebersamaan mereka yang membuat semuanya berbeda. Lucas dan Laura saling menyuapi hingga makanan itu habis.
Setelah habis, Laura langsung berlalu menuju kasur itu dan membaringkan tubuhnya.
"Habis makan jangan langsung baring gak baik buat kesehatan," ujar Lucas menarik tangan Laura hingga Laura terduduk.
"Maaf."
Lucas tersenyum dan mulai mengecup bibir manis kekasihnya itu. Laura yang mendapat seranagan dari Lucas itu langsung membalas dan mengalungkan tangannya di leher Lucas.
"Udah berapa menit? Aku mau bobo."
"Tapi kamu sudah membangunkannya," ujar Lucas menunjuk bawahnya yang sudah bangun.
"Lihatlah dia bergerak," ejek Laura menunjuk benda itu yang bergerak membuat Lucas langsung kesal pada kekasihnya ini.
"Kamu ini ya."
Lucas menormalkan rasa itu, setelah normal ia kembali memeluk erat tubuh Laura. Dan menarik selimut, berencana ingin langsung tidur saja dengan memeluk Laura.
Cups
"Love you, Laura Isabella," ungkap Lucas saat ingin tidur. Hal itu sudah biasa untuk Laura.
"Love you too my boyfriend."
Flashback off
Kini semua itu hanyalah kenangan yang ditinggalkan Laura untuknya. Sakit di dadanya tak bisa di tahan. Air matanya juga ikut mengalir dengan deras.
Ia tak bisa begitu saja melupakan semua kenangan mereka. Kenangan manis yang Laura tinggalkan. Bahkan sampai sekarang ia belum percaya jika istrinya sudah tiada.
"Aku merindukanmu sayang. Sangat merindukanmu," ujar Lucas dengan tangisnya yang tak kunjung mereda.
Lucas menepuk dadanya sendiri untuk mengurangi sesak. Hingga akhirnya ia sudah tenang dan meminum air putih yang ada di sana.
***
Tak terasa hari sudah mulai sore. Laura juga sudah mandi dengan Bella yang sedari tadi bersamanya. Laura selalu nempel padanya hingga mau tak mau Bella harus menuruti apa yang Laura katakan.
"Laura sayang, makan malam yuk. Mommy sudah masak buat kamu."
"Sama Daddy ya, Mom."
"Iya sayang biar pelayan yang panggil Daddy Laura," jawabnya mulai mengangkat Laura dari kasurnya itu. Gadis kecil itu sudah memakai baju piyamanya atas pilihan Bella.
Mereka turun dari kamar menuju meja makan, sampainya di meja makan Bella langsung menyuruh pelayan untuk memanggil Tuan mereka makan malam bersama. Setelah itu ia akan pulang ke rumahnya sendiri.
Lucas yang dipanggil pelayan itu langsung ikut bergabung dengan Laura dan Bella. Ia sudah sedikit tenang saat mengingat mendiang sang istri.
Dari kejauhan Lucas melihat Bella dan Laura yang tampak seperti ibu dan anak pada umumnya. Bella sangat menyukai Laura begitupun sebaliknya.
"Daddy tahu gak tadi tadi Laula dimasakin pasta sama Mommy," ucap Laura pada sang Daddy yang sudah duduk di kursinya itu.
"Ya Daddy tahu."
Bella mulai mengambilkan makanan untuk Laura dan dirinya sendiri. Ia masih kesal dengan Lucas yang tadi mematikan telepon seenak jidat.
"Mommy ambilin juga buat Daddy."
"Daddy bisa ambil sendiri, sayang," jawab Bella menatap Lucas dengan tajam.
"Ayolah mommy, bantuin Daddy."
Akhirnya mau tak mau Bella harus mengambilkan makan malam untuk Lucas. Sedangkan Lucas hanya bisa mengamati wajah ayu Bella yang sedang mengambilan makanan itu.
"Benar benar sama, bahkan aku tak melihat perbedaan darinya," batin Lucas menatap Bella.
"Aku tahu aku cantik gak usah di lihatin kayak gitu juga dong," ketus Bella meletakkan piring itu di depan Lucas.
Lucas yang ketahuan memperhatikan Bella itu langsung membuang muka dan mengambil minumnya.
"GR banget."
Mereka pun makan malam dengan tenang di meja makan. Sesekali Bella membantu Laura untuk melepas duri ikan yang ia masak. Dan semua itu tak lepas dari tatapan Lucas.
Bersambung
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 74 Episodes
Comments
susi 2020
🤩🤩
2023-10-03
0
susi 2020
😎😎
2023-10-03
0
Nani Lestari
Bella adl Laura
2022-10-15
0