Bab 20 - Sulphurous

"Vins, bisa kau turunkan aku?" Bisik Pears.

"Bisa, tapi aku akan mengantarmu ke kamarmu terlebih dahulu." Kata Vins sambil melangkah menaiki satu persatu anak tangga menuju ke pintu belakang istana.

"Turunkan aku disini, Vins. Aku bisa berjalan ke kamarku sendiri." Kata Pears.

"Bahkan untuk bangun saja kau kesakitan, bagaimana kau mau berjalan sendiri ke kamarmu di lantai atas huh?" Timpal Vins tegas.

"Hanya tanganku yang sakit, bukan kakiku. Aku masih bisa berjalan kok! Cepat turunkan aku!"

Vins tersenyum skeptis, "Ohoo.. apakah kau malu pada orang-orang itu? Putri Leruviana? Jadi yang mana diantara dua putri itu yang mau dijodohkan denganmu, Pears?"

Mendengar gelak tawa Vins yang renyah, Pears seketika enggan meributkannya lagi, "Sudahlah, diam."

"Pangeran Pears!"

Rosela yang semula menunggu di dalam bersama yang lainnya itu berlari mendekat ketika melihat Pears dibopong oleh seorang penjaga memasuki istana.

"Ini dia..." Desis Vins seolah mengetahui drama apa yang akan terjadi.

Mata Vins menyipit ketika langkahnya harus terhenti karena gadis itu, yang seolah menghadangnya dengan rentetan celotehannya yang mencemaskan keadaan Pears.

"Pangeran Pears, terimakasih sudah menolong aku dan kakakku! Tapi apakah kau baik-baik saja? Kau terlihat pucat sekarang."

"Tolong beri jalan, Pangeran Pears membutuhkan penanganan darurat." Tukas Vins, menginterupsi celotehan Rosela yang sangat tidak membantu itu.

"Apa yang terjadi? Apakah orang itu sudah menghajarmu? Beraninya dia! Katakan padaku, aku bisa membuat perintah untuk mengusirnya dari Leruviana!"

"Tidak apa, tenang saja." Ucap Pears lembut.

"Astaga tanganmu.. apakah dia menyakiti lenganmu?"

"Aku tidak apa-apa kok." Jawab Pears, lalu menjerit singkat ketika Rosela berusaha menyentuh lengannya yang tidak dapat digerakkan.

"Jangan menyentuh tangannya!" Timpal Vins dingin.

Namun Rosela seolah enggan mendengarkan peringatan Vins, "Apa saja yang dia lakukan padamu? Dia harus dihukum dengan berat karena melukaimu seperti ini, Pears!"

"Aku bilang minggir." Sanggah Vins sambil menatap Rosela dengan penuh perhitungan.

Rosela yang merasa tidak terima atas sikap kurang menyenangkan yang ditujukan oleh penjaga istana kepadanya itu sontak membelalakan mata, "Kenapa kau terus menyuruhku untuk pergi? Aku hanya ingin melihat keadaan Pears! Aku mencemaskannya dari tadi!"

"Tidak perlu cemas, Pears akan segera membaik kalau kau memberi kami jalan agar Pears bisa segera diobati." Timpal Vins.

"Dan kau harusnya bicara lebih sopan kepadaku, kau tahu dengan siapa kau sedang berhadapan sekarang huh? Dasar penjaga tidak bermoral!" Sergah gadis itu lagi.

"Omelanmu itu tidak akan bisa membantu apa-apa untuk memperbaiki kondisi Pears yang parah. Jadi kalau tidak bisa berkontribusi apapun, lebih baik Putri Rosela menyingkir dan duduk dengan manis." Tandas Vins lalu melewati Rosela begitu saja.

Kerumunan orang di dalam istana memberinya jalan menuju ke kamar Pears.

Tapi Rosela masih tidak bisa menerima perlakuan terhadapnya itu.

"Hey! Kembali kau! Dasar penjaga tidak sopan! Akan kulaporkan kau kepada Pangeran Jerriel!" Serunya, menggema di dalam istana. Namun Vins tidak mempedulikannya.

Beberapa penjaga yang menyadari bahwa sosok pria dalam busana prajurit itu adalah Vins, berbondong-bondong membantunya mengangkat tubuh Pears menuju ke lantai atas.

Sedangkan Griselda diantara kerumuan orang-orang di ruangan tengah istana itu, melihat tingkah adiknya lalu menghampirinya dan menepuk bahunya dengan keras, "Apa yang kau lakukan?"

"Penjaga itu sudah bicara tidak sopan padaku, Kak! Aku kesal melihat tingkahnya!"

"Penjaga yang baru saja kau teriaki adalah Vins! Yang ada di dalam baju penjaga dan penyamarannya itu adalah Pangeran Vins!"

Rosela tercenung mendengar Griselda menggerutu di depannya, menyesali perbuatannya barusan.

......................

Mereka sudah tiba di kamar Pears.

Pears duduk di tepi ranjang sementara Vins bersendakap melihatnya yang sedang dirawat oleh beberapa pelayan.

"Apa yang terjadi? Kenapa orang dari Leruviana menyerangmu seperti itu?"

"Orang itu mau melukai Putri Griselda dan Rosela, Vins." Kata Pears.

"Tapi kau tidak seharusnya turun langsung untuk melawannya. Masih ada penjaga yang akan mencegahnya. Lihat apa yang kau dapat setelah berusaha melawannya?"

"Aku hanya ingin menolong, lagipula dalam situasi seperti itu aku tidak sempat memikirkan apapun. Apakah hal seperti itu terdengar tabu untukku melakukannya?"

"Bukan begitu, aku hanya mencemaskanmu." Timpal Vins.

"Vins, kau meragukan aku ya?" Pertanyaan Pears terdengar sedih.

"Tidak. Aku tahu kau bisa melakukannya. Aku percaya kau bisa melawannya. Hanya saja, kau tidak bisa sembarangan, kau harus tahu bahwa tidak semuanya bisa kau taklukkan." Ujar Vins serius.

"Manusia itu bahkan memiliki sesuatu yang sulit dijelaskan di dalam tubuhnya, yang bisa mengendalikan dirinya dengan begitu gilanya. Dan itu sebabnya dia membuatmu tidak bisa melawan karena kekuatannya tidak lagi sebanding denganmu, Pears." Sambungnya.

Vins menggulung lengan bajunya yang panjang itu hingga menunjukkan gelang yang dipakainya, "Kau tahu kenapa Paman Hugo memberi gelang-gelang ini untuk kita?"

"Ada sesuatu di dalam sini ya?" Tanya Pears nampak skeptis.

"Semacam itu. Gelang ini bisa menolong kita pada situasi seperti ini."

"Kau yakin? Bagaimana?"

Vins mengangguk dengan mantap, "Aku sudah membuktikannya sendiri ketika aku pergi ke tengah kota dengan Ben, ada satu pengawal Leruviana lainnya disana juga mengalami hal yang sama seperti disini. Dan ketika gelang ini menyentuhnya, gelang ini seolah meluluhkannya dalam sekejap."

"Wah, aku baru tahu soal itu. Seharusnya aku mengetahuinya lebih awal ya. Bodoh sekali.." Desis Pears. Lalu kembali menatap Vins dengan serius, "Tadi katamu.. kau pergi ke tengah kota? Kapan?"

Vins mengerjapkan mata dan terdiam sesaat, "Ya. Beberapa jam yang lalu."

"Untuk apa? Paman tahu tentang itu?" Pears menyelidik.

"Ti-tidak. Tapi aku tidak sendirian. Aku pergi dengan.. dengan Ben. Aku hanya mengantarnya pulang. Itu saja."

"Dan kenapa kau memakai baju seperti itu?" Cecar Pears.

"Oh.. aku hanya meminjamnya dari Ben."

"Bilang saja kau sedang menyamar. Kau juga kabur dari istana!"

Vins tersenyum angkuh, "Tapi yang penting sekarang aku sudah pulang dengan selamat, kan?"

"Dengan selamat apanya... Kau sempat diserang juga seperti Jerriel waktu itu, kan?"

"Tapi sekarang aku baik-baik saja kan? Sekarang lihat dirimu...."

Pears menelan kata-katanya yang ingin menyudutkan Vins, dan kembali tertunduk, "Kau benar. Selalu seperti ini. Aku hanya ingin menolong, tapi berakhir dengan merepotkan semua orang." Lirih Pears, ditutup dengan seulas senyum getir terukir di wajahnya.

"Tapi akhirnya kau bisa menghalaunya dengan kekuatanmu sendiri, kan?" Ujar Minea yang menghampiri mereka setelah mengambil beberapa obat untuk luka Pears.

Pears menatap Minea atas pertanyaan itu, "Itu semua berkat Vins."

Menyadari ada yang salah pada kata-katanya tadi hingga membuat Pears mendadak sedih, Vins segera menyentuh bahunya, "Tapi jika tidak ada kau, Putri dari Leruviana pasti sudah terluka sekarang."

"Maafkan aku sudah membuat kalian cemas... Aakh!" Pears tiba-tiba merintih ketika Minea mencoba menggerakkan tangannya.

"Tangan kirimu nampaknya cukup parah,"

"Lalu bagaimana, Minea?" Tanya Vins khawatir.

"Pangeran harus melakukan terapi, jadi sementara ini lengan Pangeran Pears harus dibidai supaya tulangnya bisa membaik."

Mendengar penuturan Minea, Pears hanya menengadah kepada Vins dengan sendu.

Lengan kirinya harus memakai balutan yang menggantung di lehernya sampai batas waktu yang tidak ditentukan. Dan selama itu juga Ia harus beristirahat dari segala aktivitas yang memacu fisiknya.

"Ini tidak akan lama, kan?"

"Kalau itu tergantung dari kondisimu sehari-hari. Baiknya kau memerlukan istirahat total untuk mencegah keparahannya."

"Aku tidak bisa latihan dengan saudaraku lagi?" Lirih Pears. "Karena aku harus cepat sembuh supaya Vins tidak merebut posisiku sebagai murid terbaik Paman Hugo." Cetus Pears manja, yang disambut gelak tawa Vins, Minea, dan beberapa pelayan yang merawatnya.

"Tenang, Pears. Ini hanya sementara. Lagipula selama itu juga kau masih bisa mengasah kemampuan berpedangmu diatas meja makan. Tangan kananmu masih lihai membelah daging dengan pisau, kan?" Goda Vins lalu tertawa kecil.

"Ledek saja terus..." Desis Pears.

"Oh ya. Bagaimana keadaan Jerriel?" Tanya Vins kepada para pelayan.

"Dia mungkin sudah tidur, syukurlah Pangeran Jerriel sudah tidak mengeluhkan sakit di kepalanya lagi."

"Aku akan kesana untuk melihat keadaannya." Kata Vins sambil meraih sebuah kain panjang yang dibawakan oleh salah seorang pelayan untuknya.

Ia mengenakan mantel tipis berbahan satin yang biasanya Ia kenakan ketika akan pergi tidur, Ia harus menutupi baju penjaga yang sedang dipakainya saat ini dari orang-orang di istana.

Saat tiba di lorong kamar Jerriel, beberapa pelayan nampak baru saja keluar dari sana dengan membawa beberapa barang seperti pecahan keramik pot bunga, pecahan gelas, dan sejenisnya.

"Apakah Jerriel baik-baik saja?" Tanya Vins khawatir. "Jerriel yang melakukan itu??"

"Iya, Pangeran." Sahut para Pelayan dengan hati-hati.

Vins bergegas membuka pintu kamar Jerriel yang terbuka separuh, dengan hati-hati Vins melongokkan kepalanya ke dalam dan melihat tubuh besar Jerriel berbaring di ranjangnya dengan posisi tidur yang tak beraturan.

Ia masih mengenakan mantel lengkap dengan sepatu butsnya, dan Ia berbaring melintang di tengah ranjangnya dengan kaki yang menggantung.

"Dia baru saja tidur?" Tanya Vins kepada pelayan.

"Iya, Pangeran. Setelah berteriak di dalam kamarnya dan menyenggol beberapa barang hingga berjatuhan, ketika Ia berjalan sempoyongan karena pusing kepala. Pangeran Jerriel bilang ingin tidur karena lelah."

Sekali lagi Vins melihat ke dalam kamar Jerriel yang nampak berantakan.

Beberapa sisa vas bunga pecah yang tanahnya mengotori lantai. Barang-barang di meja Jerriel yang nampak kacau. Kamarnya yang begitu mewah itu nampak sangat berantakan.

"Kalian boleh pergi, biar aku saja yang membersihkan sisanya ya." Kata Vins pada para pelayan yang langsung membungkuk hormat padanya lalu berjalan pergi meninggalkannya sendirian di lorong.

Vins mendekati ranjang Jerriel dan berniat melepas sepatu dan mantelnya, lalu memindahkan posisi tidurnya agar menjadi lebih nyaman.

Rambut Jerriel yang sedikit berantakan tidak lagi memancarkan kilauan pada helaian rambut berwarna merahnya. Mungkin itu sebabnya Jerriel bisa lebih tenang sampai terlelap.

Untuk memastikannya, Vins mengulurkan tangannya untuk merapikan rambut Jerriel dan menutupi helaian rambut merah miliknya itu.

Vins pernah mendengar cerita, ketika keluarganya hendak memotong habis rambut Jerriel kecil yang memiliki perbedaan sejak lahir itu, para peramal mencegah dan mengatakan bahwa helaian rambut merah yang dimiliki Jerriel itu sangat istimewa, karena helaian rambut itu tumbuh dengan alami di antara rambut hitam Jerriel yang lebat sejak dia lahir.

Mereka bilang Jerriel akan tumbuh menjadi anak yang kuat dan special. Namun tak ada yang bisa menjelaskan apa kaitannya rambut merah dan kekuatan yang dimiliki, dan mereka juga kesulitan untuk menjelaskan kekuatan apa yang dikaruniakan kepada Jerriel sejak di dalam kandungan?

Seiring Jerriel tumbuh menjadi remaja, kekuatan itu seolah berperang hebat di dalam dirinya sehingga membuat Jerriel menjadi sosok yang temperamen dan angkuh.

Tidak ada yang memberitahu tentang bagaimana caranya agar Jerriel bisa berkuasa penuh atas pikiran dan tubuhnya ketika kekuatan itu seolah perlahan menggerogoti dan mengambil alih diri Jerriel yang sesungguhnya.

Ia merasa prihatin melihat keadaan Jerriel yang belakangan ini memburuk, dan seolah kekuatan itu yang semakin membesar berusaha mengalahkan diri Jerriel yang sesungguhnya.

Vins ingin menghentikannya. Namun Ia sendiri tidak mengerti apa penyebab Jerriel seperti itu. Yang Ia tahu, rambut merah itu selalu menyala dan membuat Jerriel tak terkendali. Tapi apa yang membuatnya menunjukkan tanda-tanda itu?

Pikiran Vins yang sedang bergelumit malam itu berujung pada buku misterius tentang Umoya yang belum selesai dibacanya. Yang Ia yakini ada hubungannya dengan hal ini.

...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...

Jangan lupa like, komentar, dan votenya yaa :)

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!