Ijab qobul

Meskipun pasokan listrik terbatas untuk setiap kamp. Namun pagi ini, Adam dengan di bantu oleh beberapa rekannya sedang memasang panel surya pada atap bangunan yang baru saja mereka selesaikan.

Setidaknya dengan panel surya, mereka bisa memiliki alat untuk sekedar menyimpan bahan makanan. Seperti halnya lemari pendingin, ataupun sekedar alat untuk mengusir serangga.

Sementara yang lain melanjutkan untuk memasang wallpaper ataupun mengecat bagian tembok depan rumah. Ada pula yang memasang semua instalasi listrik dan memastikan semuanya berfungsi dengan baik.

Para orang dewasa pun sibuk mengatur semua perabotan rumah yang sudah disediakan oleh tuan muda Altan company. Bagian dapur terlihat sudah rapi, beberapa piring dan peralatan makan lainnya sudah tersusun rapi pada tempatnya. Begitupun dengan semua peralatan memasak.

Beberapa kursi serta karpet tebal mulai menghiasi ruang depan yang memang di buat lebar dan menyatu dengan dapur. Hanya beberapa lemari buku serta tempat perabotan makan dan beberapa rak lainnya yang membuatnya terpisah.

Semua perlengkapan kamar tidur sudah tertata rapi. Mulai dari kasur, bantal, guling, selimut dan bahkan lemari pakaian sudah tertata rapi. Aleena bahkan sudah mengisi penuh lemari pendingin yang sudah mulai berfungsi. Beberapa makanan instan yang tidak perlu masuk ke dalam lemari pendingin pun sudah tersedia dan bahkan bertumpuk. Misalnya mie instan, susu, kopi, bubuk coklat, selai, beras, gandum dan bahkan peralatan mandi seperti pasta gigi, sabun mandi, sabun cuci piring, detergen dan bahkan kebutuhan pribadi wanita. Semua sudah tersusun rapi di dalam kardus masing-masing.

Semua pengungsi mengucapkan terimakasih berulang kali, karena mereka merasa begitu beruntung dengan semua itu. Bisa mendapatkan tempat tinggal yang layak saja mereka sudah bersyukur. Apalagi mendapatkan berbagai fasilitas serta banyak sekali bahan makanan, membuat mereka melakukan sujud syukur kepada tuhan. Hanya doa terbaik yang bisa mereka berikan terhadap kebaikan semua orang yang telah membantu mereka melewati semua rintangan, hingga tiba di tempat ini dengan selamat.

"Semoga tuhan selalu menyelamatkan kalian."

"Semoga tuhan memberikan balasan yang terbaik untuk semua kebaikan yang telah kalian berikan kepada kami."

Adam dan yang lainnya hanya bisa berucap kata amiin, untuk semua doa terbaik yang mereka panjatkan.

Karena penduduk harus bisa hidup mandiri dan tidak terlalu bergantung kepada pemberian orang lain maupun pemerintah. Green sudah menjalankan beberapa robot untuk membuka lahan pertanian di belakang rumah tersebut. Beberapa pohon buah pun mereka tanam di samping serta beberapa di halaman depan. Green mulai menanam beberapa biji cabai paprika serta banyak lagi sayuran lainnya. Mereka hanya perlu merawat semua tanaman tersebut.

Beny bahkan memberikan pengetahuan tentang cara menanam, merawat dan juga memanen melalui sebuah layar lebar yang disaksikan oleh semua penghuni rumah tersebut termasuk anak-anak. Nadeen berencana untuk membeli beberapa ayam ternak milik penduduk setempat.

Jimmy mulai mengukur kembali sepetak lahan, untuk membuat sebuah rumah kecil untuk beberapa ekor hewan peliharaan. Termasuk juga sapi maupun domba. Beberapa penduduk lain pun kembali datang untuk membantu sesuai dengan kemampuan mereka, begitupun dengan beberapa tentara yang tidak sedang bertugas.

Seperti biasanya Aleena dan Nadeen bekerja di dapur untuk menyiapkan sejumlah makanan. Kali ini mereka sudah bekerja di dapur baru di dalam rumah tersebut. Semua wanita dewasa yang tinggal di rumah tersebut mulai berbagi tugas. Mulai dari menyapu, mengepel lantai, mencuci pakaian serta peralatan makan dan juga memasak.

Aurel sudah membawa semua anak-anak sejak pagi tadi, setelah mereka semua makan pagi dengan di bantu beberapa rekan seusianya. Gadis itu membawa anak-anak tersebut untuk sekedar bermain dan belajar sesuai dengan usia mereka, karena ada juga pengajar dari pihak kemiliteran dan pemerintah yang bertugas di tempat tersebut.

Beberapa orang tentara terlihat memulai latihan mereka dengan berlari mengelilingi seluruh kamp, seraya mengucapkan beberapa yel-yel. Bahkan terkadang mereka terdengar seperti sedang bernyanyi, karena mengucapkannya secara berulang kali.

Aleena tidak lagi mengurus anak-anak, gadis itu membiarkan mereka terbiasa dengan orang lain yang akan mengasuh mereka nantinya. Anak-anak yang berumur lebih dari enam tahun juga mengerti, jika suatu saat Aleena akan pergi meninggalkan mereka. Meskipun demikian, gadis itu juga memberikan pengertian bahwa setiap orang yang ada di tempat itu pasti akan mengurus serta menjaga mereka semua.

Beberapa hari sudah berlalu. Rumah peternakan pun sudah selesai di buat dan bahkan sudah terisi beberapa ayam, domba serta sapi. Tugas mereka sudah selesai. Akhirnya Adam bersama semua anggotanya berniat pergi dari tempat tersebut. Begitupun Noha serta rekannya, mereka berdua harus kembali ke dalam tim kesatuan mereka.

Adam meminta kepada Aleena, Nadeen dan Jimmy untuk bekerja dengan dirinya. Jimmy dan Nadeen menerima tawaran tuan muda tersebut. Keduanya menyanggupinya walaupun akan membahayakan keselamatan mereka. Tersisa Aleena, Noha ingin adik perempuannya itu ikut pergi dengannya kembali ke kamp perbatasan.

Namun Aleena menolak. Gadis itu akan menerima tawaran dari tuan muda Altan company. Karena mereka ingin mencari keberadaan sang profesor, meskipun hal itu mustahil. Noha begitu berat untuk melepaskan kepergian adik perempuannya. Namun Aleena memastikan bahwa ia akan baik-baik saja dan akan selalu mengirimkan kabar.

Adam memberikan sebuah benda pipih berbentuk persegi panjang kepada sang kapten. Dengan benda tersebut, mereka bisa saling berkomunikasi meskipun berada di dalam pedalaman. Namun mereka hanya bisa berkomunikasi lewat tulisan, jika keberadaan mereka benar-benar jauh dari jangkauan sinyal satelit. Dengan benda tersebut, mereka bisa saling mengetahui keberadaan masing-masing. Adam mencoba meyakinkan sang kapten, jika Aleena akan baik-baik saja.

"Meskipun diriku masih memiliki banyak kekurangan. Namun aku akan berusaha menjaga setiap orang yang setia kepada ku dan juga Altan company."

Noha menarik kerah baju Adam setelah mendengar ucapan pria kaya tersebut.

"Aku tahu kau seorang tuan muda kaya raya. Namun ketahuilah, saat ini adikku adalah kehormatan bagiku dan keluarga ku. Aku lebih memilih untuk menikahkannya dengan seorang budak muslim yang akan selalu menjaga kehormatannya sebagai seorang wanita muslimah. Dari pada membiarkannya pergi bersama dengan pria kaya seperti dirimu tanpa ikatan sama sekali."

Rocky sempat mengarahkan senjatanya kepada Noha, saat pria itu mulai menarik kerah baju majikannya. Namun Adam memintanya untuk tidak bertindak apapun dengan isyarat lambaian tangan.

"Dengar kapten. Tidak mudah untuk membuat sebuah ikatan tanpa perasaan apapun. Namun aku pun sudah mendengar bahwa banyak orang yang menikah bahkan hanya bertemu sekali. Apa menurutmu aku layak menjadi pendamping dari Aleena yang begitu taat dengan agama serta semua ajaran di dalamnya. Kita sudah bersama meskipun tidak terlalu lama. Jika memang menurut mu aku memenuhi semua kriteria dalam menjadi suami yang baik bagi dirinya, aku pun bersedia untuk menikah dengannya."

Noha melepaskan tangannya dari leher pemuda di hadapannya. Pria itu terdiam sejenak, seolah berpikir tentang sosok pria muda yang telah beberapa hari ini bersamanya. Sementara Aleena terlihat begitu terkejut dengan perbincangan dua pria berbeda umur tersebut. Dengan terbata-bata, Aleena mencoba memperingatkan kakaknya.

"Ha... Hati-hati dengan ucapan mu kak."

Wajah Aleena berubah pucat. Gadis itu melihat kakaknya yang sedang berfikir apa yang tidak ia mengerti. Noha beralih menatap ke arah Aleena dan mulai berbicara.

"Jika kau ingin pergi dengannya. Aku mau dia mengucap ijab qobul dengan ku."

Aleena terdiam dengan semua ucapan kakaknya. Selama mereka bersama, memang Adam adalah seorang yang taat beragama dan beribadah. Noha pun berpikiran demikian. Namun pria ini hanya tidak ingin mati dengan membawa beban bahwa dia masih memiliki seorang adik yang bahkan belum ia nikahkan.

Sementara sang ayah sudah terlebih dahulu meninggal dunia. Semua pekerjaan dan bahkan semua hal yang dilakukan olehnya, sangat berhubungan kematian. Noha tidak ingin adiknya hanya seorang diri dalam menjalani semua kesulitan hidup di negri ini.

Lama mereka terdiam untuk berpikir tentang semua keputusan yang akan mereka ambil. Hingga suara Adam membuyarkan lamunan semua orang.

"Aku hidup sebatang kara. Aku memiliki keluarga, namun dia hanyalah ayah tiri. Sementara ayah kandungku sudah lama meninggal. Dan ibuku juga sudah menikah lagi dengan pria lain. Bukannya aku memuji diriku sendiri, namun aku berusaha untuk tidak meninggalkan sholat lima waktu serta selalu berusaha menjalankan apa yang di minta oleh agamaku. Jika Aleena berkenan, aku akan melakukan ijab qobul dengan mu sebagai wali sah nya. Jika Alena berkenan, aku tidak akan meminta hak ku sampai pernikahan ini tercatat sah oleh negara."

Aleena kembali berucap terbata-bata, setelah mendengar semua ucapan Adam.

"Ka... Kakak. Tolong pikirkan baik-baik."

"Kau yang harus berpikir Aleena. Maukah kau menikah dengannya, atau tidak. Jika tidak, kau tetap akan ikut bersama dengan ku."

Noha beralih menatap adik perempuannya yang hanya terdiam. Aleena mulai berucap dengan sedikit menunduk, dan bahkan ia terlihat memejamkan matanya.

"Kita sudah bersama cukup lama. Aku tahu tuan Adam adalah orang baik. Namun apakah kau mau menerima semua kekurangan ku nantinya. Termasuk dengan keburukan wajah maupun tubuh dan sifat ku."

"Kau sudah tahu semua tentang diriku. Harta yang ku miliki bahkan bukan milik ku dan keluarga sah ku. Aku Adam Badar Altan bersedia menjadi pendamping hidupmu. Apakah kau bersedia menjadi istri ku?"

Aleena hanya diam. Noha menganggap diamnya Aleena adalah persetujuan darinya.

"Siapkan kamera untuk merekam semua ini. Ayo duduk di sana."

Noha beralih duduk di kursi yang biasa mereka gunakan untuk makan bersama. Adam mengeluarkan beberapa tumpuk uang kertas yang masih tersegel rapi.

"Saat ini aku tidak membawa benda berharga, hanya ada beberapa uang ini."

Aleena masih saja diam, namun kedua kakinya ikut melangkah dan duduk di kursi yang masih kosong. Tangan gadis itu begitu dingin, saat Nadeen menyentuhnya dan mencoba memberikan ketenangan. Beni mulai mengeluarkan kamera, Green pun melakukan hal yang sama. Burung itu seolah tidak ingin ketinggalan momen penting tersebut.

Seluruh penghuni rumah tersebut pun ikut berdiri berkeliling di sekitar tempat tersebut. Kamera mulai menyala dan mengambil gambar semua orang yang ada di ruangan tersebut. Jimmy, Nadeen serta semuanya akan menjadi saksi dari pernikahan tersebut. Beni dan Rocky yang akan menjadi saksi utama, jika ada pihak yang berkepentingan tentang pernikahan tersebut.

Noha sudah menggenggam erat tangan Adam yang terasa sedikit bergetar. Setelah mengucapkan kalimat syahadat, prosesi ijab qobul tersebut di mulai. Aleena benar-benar diam terpaku, saat serentak semua orang meneriakkan kata sah.

Meskipun belum tercatat di mata hukum, namun Aleena dan Adam sudah sah menjadi pasangan suami istri. Beni sudah mengirimkan rekaman video tersebut kepada pengacara kepercayaan Adam. Dan dia yang akan mengurus semua dokumen yang diperlukan. Beberapa foto dari dokumen yang dimiliki oleh Aleena pun sudah dikirimkan.

Terpopuler

Comments

Raphtalia Star

Raphtalia Star

SAH!!

2023-01-05

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!