Altan Magic box

Truk berhenti di depan sebuah gerbang yang tertutup portal dengan beberapa penjaga. Seseorang yang sejak tadi duduk di sebelah Adam dan hanya diam dengan headset yang selalu berada di telinganya, kini melompat keluar dari dalam truk dan berbicara dengan petugas.

Tak berselang lama, portal pun terbuka begitupun dengan gerbang besar. Terlihat sebuah bangunan besar yang terdiri beberapa lantai.

"Masuk ke pintu besar di sebelah kanan."

Adam mengarahkan kemana truk itu harus bergerak. Truk mulai memasuki sebuah ruangan yang cukup besar. Terlihat seseorang yang mulai mengarahkan dimana truk itu harus berhenti.

"Akan ada beberapa orang yang akan membawa kalian untuk beristirahat sejenak. Kita tidak mungkin langsung melanjutkan perjalanan kembali. Anak buah ku akan mengatur semuanya."

Adam berucap tenang, sebelum ia melompat dari dalam truk.

Noha dan lainnya membantu anak-anak dan para orang tua untuk keluar dari dalam truk. Beberapa pria berseragam terlihat mendekati dan mulai membantu mereka.

"Waaooo.. Sang petarung tangguh ternyata telah di temukan."

Seorang wanita cantik, berpakaian serba hitam dengan rambut panjang yang diikat ekor kuda, tersenyum kecil saat melihat Oby melompat dari dalam truk.

Gerrrrr..

Oby sedikit menggeram saat melihat wanita bertubuh seksi tersebut. Aleena mengusap punggung kucing besar tersebut untuk membuatnya tetap tenang.

"Kau tidak pernah mau menurut padaku. Dan sekarang kau lebih memilihnya.Kau membuat ku kesal Oby."

Wanita tersebut menatap tajam wajah Oby dengan melipat kedua tangannya di depan dada.

"Henna, jangan mengacau. Tolong kau bantu mereka untuk sekedar membersihkan diri dan persiapkan semua keperluan mereka. Hei tunggu.. Bagaimana bisa kau berada di tempat ini?"

Seorang pria dengan headset yang selalu menggantung di lehernya berucap keras, seraya berjalan memasuki ruangan tersebut.

Tanpa berucap apapun, Henna memalingkan wajahnya dan beralih mengantar Aleena serta yang lainnya ke beberapa ruangan terpisah untuk membersihkan diri serta beristirahat sejenak.

"Beberapa pelayan akan mengantarkan pakaian ganti serta beberapa keperluan lainnya. Tiga jam lagi kita makan malam. Jadi bersiaplah."

Henna berucap seraya tersenyum kecil kepada Aleena. Sementara Aleena hanya mengangguk mengerti dan mulai memasuki sebuah ruangan bersama dengan anak-anak. Sementara beberapa orang tua berada di ruangan yang berbeda.

Aleena mulai memandikan beberapa anak kecil dan mengganti pakaian mereka. Sementara anak yang lebih besar, sudah bisa mengurus diri mereka sendiri. Beberapa pelayan juga terlihat membawakan beberapa pakaian ganti dengan berbagai ukuran dan juga beberapa tas ransel kecil yang bisa di bawa oleh anak-anak. Tak lupa beberapa botol air minum beraneka bentuk dan juga makanan ringan.

Semua anak tersenyum ceria dengan apa yang telah mereka dapatkan. Aleena membantu membagi semua barang-barang tersebut.

"Sebaiknya kalian simpan saja semua makanan ringan ini. Karena sebentar lagi kita akan makan malam dan harus kembali melakukan perjalanan panjang. Kalian mengerti?"

Semua anak hanya mengangguk mengerti dan mulai memasukkan semua barang mereka ke dalam tas ransel kecil yang akan mereka bawa.

Setelah semua anak-anak itu siap, Aleena bergegas masuk ke kamar mandi untuk membersihkan tubuhnya dan juga bersiap untuk perjalanan selanjutnya.

Sementara Nadeen memberikan arahan kepada para orang tua yang juga diberikan ruangan terpisah antara pria dan wanita. Jimmy yang bertugas untuk mengarahkan para pria yang juga ikut dalam perjalanan mereka.

Noha yang sudah mendapatkan perawatan medis atas lukanya, terlihat kembali memeriksa truk yang akan membawa mereka.

"Kau bisa mempercayai mereka semua. Mereka adalah orang-orang terlatih."

Seorang pria yang masih saja mengalungkan headset pada lehernya, terlihat berjalan mendekati Noha.

"Kau terlihat bukan seseorang yang berasal dari negeri ini."

Noha tersenyum kecil.

"Aku Beni. Dari Indonesia. panggil saja Ben."

Beni mengulurkan tangannya untuk bersalaman, sebelum kembali berucap.

"Singkat cerita, aku bertemu dengan Adam dan dia meminta ku untuk bekerja di tempatnya."

Noha menerima uluran tangan Beni.

"Gaya bahasa mu terdengar begitu lancar. Apakah kau sudah lama berada di negri ini?"

"Hampir lima tahun."

Aleena bersama dengan para anak-anak terlihat berjalan mendekati beberapa meja dan kursi yang telah di sediakan. Begitupun Nadeen dan juga Jimmy beserta semua orang tua.

"Henna. Kau belum menjawab pertanyaan ku. Tidak seharusnya kau berada di sini."

Beni kembali bertanya, saat melihat kehadiran Henna bersama dengan yang lainnya.

"Sebelum mereka memblokade kota ini, manager wilayah meminta bantuan untuk keamanan tempat ini. Jadi mereka meminta ku untuk tetap di sini dengan membawa beberapa orang. Aku memiliki surat tugas, jika kau meragukannya."

Henna menunjukkan selembar kertas yang berada di dalam sakunya.

"Baguslah jika kau membawa beberapa orang. Mereka akan tetap menjaga tempat ini, sementara kau akan ikut bersama dengan kami."

Adam yang baru saja memasuki ruangan tersebut, menyahut ucapan Henna dan menghela nafas sejenak sebelum kembali berucap.

"Dengarkan semuanya. Kita akan kembali melanjutkan perjalanan setelah makan malam. Sebelumnya akan aku perkenalkan dua orang yang akan bersama dengan kita nantinya. Dia Beni, otak sekaligus tangan kanan ku. Sementara yang cantik itu bernama Henna, dia yang akan menjadi kaki Beni. Maksud ku, yang akan menjaga kita dengan pengawasan Beni. Entahlah, tapi ku harap kalian mengerti dengan ucapan ku. Intinya, mereka akan membantu perjalanan kita. Sekarang silahkan makan."

Adam pun ikut duduk bersama dengan yang lainnya untuk sekedar mengisi perut mereka. Anak-anak pun terlihat begitu menikmati makanan mereka. Baju baru dengan pakaian hangat yang sangat nyaman serta sebuah tas kecil dan beberapa mainan, membuat anak-anak itu tersenyum ceria.

"Nona Aleena, silahkan ikut aku untuk mengisi perbekalan anda. Begitupun dengan anda berdua."

Beni mempersilahkan Aleena untuk berjalan mengikutinya ke beberapa ruangan usai makan malam. Begitu juga Nadeen dan Jimmy. Noha pun mengikuti mereka untuk menjamin keamanan adik perempuannya.

"Ini ruang amunisi. Seseorang yang bisa mengendalikan Oby, pastilah bukan wanita biasa. Silahkan anda pilih dan masukkan ke dalam tas persediaan yang nona miliki."

Ruangan pertama yang ditunjukkan Beni adalah ruangan senjata. Aleena mengambil beberapa benda yang mungkin ia perlukan di ruangan tersebut. Nadeen dan Jimmy juga di perbolehkan mengambil barang yang mereka inginkan.

Ruangan selanjutnya lebih luas dari ruangan sebelumnya. Ada banyak sekali jenis makanan di tempat itu. Mulai dari minuman, makan instan, makanan kaleng hingga sayuran kering. Setelah mengisi penuh semua persediaan di dalam tas ruangnya. Aleena berjalan mendekati sudut yang berisi beberapa obat-obatan, serta mengambil beberapa.

"Aku akan menunjukkan beberapa produk terbaru dari Altan company."

Adam membawa mereka pada sebuah garasi yang cukup besar. Ada beberapa jenis alat transportasi di tempat itu.

"Silahkan pilih yang anda mau nona."

"Tas ruang ku mungkin tidak bisa jika harus menyimpan benda sebesar itu."

Aleena menjawab dengan polosnya.

"Baiklah, begini saja. Aku akan memberikan kalian masing-masing satu motor ATV untuk semua medan dan juga satu motor super cepat."

Adam menghentikan sejenak ucapannya untuk menekan satu tombol, hingga membuat sebuah motor ATV berubah menjadi sebuah kotak kecil.

"Untuk mengaktifkannya, kalian tinggal menekan tombol yang ada. Jangan lupa untuk meletakkannya di tempat yang tepat. Silahkan kalian pilih sendiri. Kami memberinya nama Altan Magic box."

Aleena yang masih terkesima dengan mulut yang hampir terbuka, terkejut saat Nadeen menyentuh pelan bahunya. Mereka mulai mempraktekkan semua yang di ucapkan oleh tuan muda Altan company tersebut.

"Untuk kendaraan besar seperti truk, mini van ataupun jip. Belum bisa diperkecil, namun hanya bisa di masukkan ke dalam ruang penyimpanan yang cukup luas tentunya."

Adam kembali melanjutkan penjelasannya.

"Ben, tolong kau perbesar ruang penyimpanan milik nona Aleena. Sebagai penerus tuan profesor, dia berhak atas semuanya."

Beni mendekati Aleena dan meminta tablet yang biasa ia gunakan untuk mengendalikan tas kecilnya.

"Prosesnya sekitar lima belas menit nona. Silahkan anda memilih beberapa koleksi berharga kami yang lain."

Beni tersenyum kecil saat menyambungkan tablet milik Aleena ke sebuah komputer yang ada di ruangan tersebut.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!