Tanpa wanita itu sadari, dari atas tepatnya di balkon yang mengarah ke depan mansion. Seorang pria hanya menatap malas dengan gelas wine di tangan kanannya.
"Sekali wanita bodoh, tetap saja bodoh. Kenapa juga aku mempertahankan wanita seperti dia," gumamnya lalu meneguk wine.
Tangan kuning langsat melingkar di perut pria itu. Aroma parfum yang cukup menyengat namun familiar membuat sang pria membiarkan sentuhan manja itu menguasai tubuhnya.
"Apa kamu tidak merindukan aku, Tuan Dion?" tanyanya.
Pria itu berbalik dan mengalungkan kedua tangannya pada wanita berparas biasa namun memiliki tubuh yang menggoda dengan dua semangka besar di depan serta silikon empuk di belakang.
"Tentu aku merindukanmu, apa malam ini aku mendapatkan service yang terbaik?" rayu Tuan Dion dengan mencolek dagu pelayan favoritnya.
Wanita itu melepaskan kedua tangannya lalu mengangkat kaos hitam longgar yang dirinya kenakan, kemudian berjinjit memasukkan kepala Tuan Dion agar satu kaos dengannya. Wine di tangan ikut goyang dan tumpah. "Cobalah, Tuan. Milikku selalu ku rawat hanya untukmu."
Tuan Dion tak sungkan mencicipi sajian di depan mata, sementara di kamar si kembar yang hanya tersekat tirai panjang berwarna biru laut tengah terjadi perang mata. Namun, dari perang mata itu membuat seorang wanita memijat pelipisnya sendiri.
"Terserah kalian mau apa, malam." pamitnya memilih meninggalkan perang mata si kembar yang berdebat karena hal di luar tanggung jawabnya.
"Tan, menginap lah..." renggek Kenzo.
Keano mengambil bantal lalu melemparkan ke saudaranya itu, "Biarkan Tanca istirahat. Pergilah, jangan lupa vitaminnya."
Tanca melanjutkan perjalanan tanpa memberikan jawaban. Kini langkah kakinya menuju kamar utama, dimana kamar itu milik Nyonya Abizar. Namun ditengah perjalanan langkahnya terhenti karena seseorang berdiri di depannya dengan wajah masam dan murka.
"Ada apa?" tanya Tanca malas.
Wanita itu menunjukkan jarinya ke wajah Tanca, membuat Tanca hanya tersenyum tipis.
"Keluar dari rumahku! Buat apa kamu mengekor putraku? Pasti hanya untuk mendapatkan uang bukan? Berapa yang kamu mau, sebutkan!" ucap wanita itu dengan angkuh dan emosi meletup.
Tanca maju selangkah kemudian menurunkan jari yang menunjuk ke mukanya itu, "Uang? Uang siapa yang kamu bicarakan? Milik mami atau milik si kembar? Setahuku, kamu hanyalah istri Tuan Dion bukan menantu keluarga Abizar. Ouh aku lupa, cintamu itu buta sampai meninggalkan kedua putramu di rumah sakit tanpa perlindungan."
"Kamu!...."
Pintu kamar utama terbuka bersamaan seorang wanita paruh baya keluar melihat ke sisi kanan. "Runa, masuk! Tidak usah dengarkan patung berjalan. Cepatlah, Nak."
"Jaga dirimu, Lea. Jangan terlalu angkuh tanpa tahu posisimu yang nyata. Jaga kakimu agar berpijak di bumi."
Tanca melewati ibu si kembar dengan tatapan santai tanpa beban, sedangkan wajah Lea merah padam bak udang rebus. Tangan wanita itu mengepal hingga kukunya memutih. Terlebih mendengar percakapan ibu mertua bersama wanita perebut putranya sangatlah akrab.
"Bantu Mami menyelesaikan masalah, masuklah sayang." ajak nyonya Abizar yang sengaja mengeraskan ucapannya agar menantu tak dianggap nya itu sadar diri.
Ceklek...
"Awas saja kalian, akan ku rebut kedua putraku dari tangan kalian berdua. Tidak ibu, tidak anak sama saja." gumam Lea berjalan dengan menghentakkan kakinya menuju kamar sang suami.
Begitu kamar terbuka, pemandangan di atas ranjang mampu mengubah emosinya menjadi derita. Ranjang bergoyang dengan suara menjijikkan diantara suaminya bersama wanita pelampiasan yang sama selama bertahun-tahun.
"Mas!" panggil Lea.
Tuan Dion menghentikan aktivitasnya sesaat, "Tutup mata jika tidak suka, diam jangan berisik!"
Tubuh Lea luruh kebawah, tangannya membungkam bibirnya dengan mata terbuka lebar menyaksikan film terpanas di dalam hidupnya.
Keesokan harinya,
Semua orang sudah berkumpul di ruang makan, tak terkecuali Tanca yang kali ini memakai masker di wajahnya. Si kembar seakan tak masalah dengan hal itu. Mereka hanya tahu di rumah utama, Tanca lebih sering memakai masker.
"Tanca, apa rapat jadi hari ini?" tanya Keano sembari mengelap bibirnya dengan tisu.
Tanca menggeser layar tablet di depannya, "Rapat pukul delapan tiga puluh, tempat kantor perusahaan. Siang juga ada rapat, tapi di hotel Paradise."
Kenzo mengambil buah apel merah lalu menggigitnya, "Boleh Aku libur hari ini?"
"Telan dulu baru bicara! Hari ini tidak ada libur untuk kita, bukan begitu Mami?" ucap Tanca melirik nyonya Abizar.
Nyonya Abizar mengangguk, "Selesaikan pekerjaan seminggu ke depan hari ini juga!"
"WHAT'S?" seru si kembar serempak.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 123 Episodes
Comments
❤️⃟Wᵃf❁︎⃞⃟ʂ𝕬𝖋⃟⃟⃟⃟🌺ᶫᶦᵃ🌍ɢ⃟꙰Ⓜ
kasian Lea nasipnya nahas sekali. sama sekali gk di anggap Sama ibu mertua,suami,dan juga anaknya. lalu buat apa dia selama ini bertahan
2022-09-27
0
🍾⃝ ͩMᷞᴇͧᴍᷡᴀͣˢ⍣⃟ₛ ❤️⃟Wᵃf 𝐀⃝🥀
astaga lea yg sabar ko bisa ya ada suami setega itu 😭😭😭
2022-09-24
0
🔵🍁⃟𐍹 𝕮𝖎ҋ𝖙𝖆 ⬪ᷢ♛⃝꙰ ❤
Lengkap sudah penderita si Lea udah gak dianggap sama sikembar,sama mertua juga liat suami selingkuh lagi
2022-09-24
0