"Pilihlah!" seru Tanca melepaskan kalung di tangannya.
Byuuur......
Deg....
Jantung terasa lari marathon mendadak hampir terlepas dari tempatnya. Rasa cenat cenut yang berirama tak stabil dengan mata membulat sempurna. Tiba-tiba saja bibirnya kelu beberapa detik, hingga suara teriakan orang-orang menyadarkannya kembali.
"Ada orang terjun!" seru orang-orang cukup samar karena jarak yang cukup jauh.
Langkah sepatu bernada keras meng geruduk menghampiri Kenzo, belum sampai pada titik dimana Tuan Muda berdiri di pinggir jembatan. Kegilaan kedua terjadi di depan mata semua orang yang ada di jembatan dengan mulut terbuka dan mata terbelalak.
Byuuur.....
"Tuan....."
"Cepat panggil bantuan!" seru seorang polisi yang langsung menepi ke sisi jembatan dan melihat ke bawah sana.
Air yang bergejolak terlihat mulai tenang kembali. Terjun ke dalam air di bawah jembatan cinta adalah hal konyol. Semua orang tahu, di bawah sana sangatlah dalam dan juga gelap. Air yang nampak tenang menandakan kedalaman yang sulit dijangkau.
Ditengah insiden terjun bebas dari dua orang yang tengah merayakan sesuatu, membuat petugas kepolisian yang di sewa kalang kabut. Hingga salah satu letnan berinisiatif menghubungi pihak keluarga.
"Selamat malam, Nyonya. Saya ingin melaporkan, jika Tuan Muda K terjun ke danau jembatan cinta." lapor letnan Ibnu.
[Lakukan pencarian sekarang juga! Pastikan pewaris ku selamat.]~ jawab dari seberang dan memutuskan panggilan secara sepihak.
Meninggalkan para polisi yang sibuk memikirkan cara untuk menemukan Tuan muda K. Di bawah sana, di dalam air mata Kenzo terbuka menatap sekelilingnya. Hingga menemukan sosok yang dicarinya. Wanita bergaun peach yang kini terlihat seperti dewi air, cantik alami.
Kenzo berenang mencoba mendekati Tanca, namun wanita itu justru berenang menjauh. Tak ingin kehilangan, membuat Kenzo berenang secepat yang dirinya bisa. Tapi, tubuhnya tak seperti Keano dimana mampu bertahan di dalam air lebih dari sepuluh menit.
Kenzo tak mampu bertahan lagi dan memilih berenang ke atas permukaan untuk mengambil nafas. Sorot lampu yang menyebar ke segala penjuru dengan serampangan menyambut matanya ketika menyembul ke permukaan. Tapi, dirinya tak ingin kehilangan Tanca. Maka dari itu, Kenzo kembali menyelam berenang menuju arah Tanca.
Perjuangan Kenzo tak semudah memegang telinga dengan satu kaki diangkat seperti saat siang hari. Kini bukan hanya soal kesalahan ringan, tapi dirinya harus membuktikan cinta di dalam hatinya pada sang kekasih hati.
Sementara di atas jembatan para polisi sudah memanggil bantuan. Karena tak ingin gegabah, maka mereka berunding melakukan sesi penyelamatan.
"Sebaiknya kita pakai perahu dari seberang sana untuk menyusuri danau. Kita semua tahu, semakin malam maka suhu air danau semakin dingin melebihi air putih di dalam kulkas." jelas letnan Ibnu pada krus tim SAR.
Seorang pria paruh baya dengan atribut lengkap tim SAR mengamati keadaan danau dengan lebih seksama. "Bagaimana dengan para korban? Jika dua orang itu tengah menikmati makan malam romantis, mungkinkah keduanya sengaja bunuh diri?"
Prook!
Prook!
Prook!
"Apa kalian masih belum bertindak!"
Suara cempreng dengan oktaf delapan mampu mengalihkan semua kru dan polisi di atas jembatan. Terlebih letnan Ibnu bergegas menghampiri sosok yang baru saja datang dengan wajah murka.
"Nyonya Abizar,"
"Apa kalian sudah menemukan cucuku?" tanya Nyonya Abizar.
Letnan Ibnu menggelengkan kepala lalu menunduk, "Maaf, nyonya. Kami masih melakukan......"
"Pergilah lakukan sekarang!" titah Nyonya Abizar menekankan perintahnya.
Letnan Ibnu membungkukkan setengah badan lalu kembali menghampiri tim SAR.
"Kami sudah sepakat untuk melakukan pencarian dari dua arah, satu jalan dari tepi menggunakan perahu para pedagang dan satunya lagi ikut terjun....."
Mendengar penjelasan yang satu masuk kan dan satunya lagi membahayakan anggota tim SAR, membuat Letnan Ibnu menautkan kedua alisnya.
"Lakukan cara pertama, setelah sampai di beberapa titik baru terjun melakukan pencarian di dalam air. Setahuku, Tuan Muda memiliki kelas renang sejak kecil. Tapi ntah dengan wanitanya," jelas Letnan Ibnu.
Nyonya Abizar yang berdiri tak jauh dari tempat perundingan cukup mendengar jelas ucapan semua orang. Terlebih ucapan Letnan Ibnu tentang wanita yang dimiliki sang cucu. Langkah kakinya berjalan menghampiri kerumunan.
"Wanita mana yang kamu maksud?" tanya nyonya Abizar.
Letnan Ibnu mendongak menatap sosok yang memberikan pertanyaan. "Nyonya, hari ini Tuan Muda menyewa taman demi memberikan kejutan pada seorang wanita cantik. Hanya saja usianya di atas Tuan Muda."
Nyonya Abizar mengambil ponsel dari tas jinjingnya, lalu membuka layar dan men scrol isi galeri hingga menemukan sebuah foto. "Apa ini orang nya?"
Letnan Ibnu melihat sebuah foto wanita cantik tengah berdiri di belakang Duo K dari ponsel nyonya Abizar yang di perlihatkan ke arah nya. "Benar, Nyonya. Wanita itu yang bersama Tuan muda."
Wajah tegang nyonya Abizar perlahan memudar, helaan nafas dalam mengubah mood wanita itu. Terlebih setelah mendengar siapa yang bersama cucunya. Senyuman tipis terbit dari bibirnya, membuat Letnan Ibnu bingung tak memahami apa yang sebenarnya terjadi.
"Nyonya tenang saja, kami akan berusaha untuk menemukan Tuan muda." ucap Letnan Ibnu khawatir dengan keadaan nyonya besar itu.
"Bagi saja tim menjadi dua, sambut dari kedua seberang. Tunggulah tiga puluh menit!" titah nyonya Abizar yang terdengar ambigu di telinga semua orang.
Keraguan terlihat jelas di mata semua orang, tapi tak membuat senyuman di wajah nyonya Abizar luntur. Justru wanita itu memilih duduk di kursi, lalu menuangkan jus sari buah delima ke dalam gelas yang tersedia. Setiap gerakannya sangatlah elegan, terlebih cara meneguk minuman dari gelas kaca tinggi membuat tatapan mata semua orang ikut merasakan haus seketika.
"Apa yang kalian tunggu? Pergilah!"
Tak ingin mengalami kegagalan, para tim SAR dan anggota polisi melakukan seperti yang diperintahkan nyonya Abizar. Dua tim telah dibagi, dan bersiaga di tepi danau.
Kedua tim menunggu dengan gigitan nyamuk serta angin malam yang cukup dingin selama beberapa menit. Belum sampai lima belas menit, para kru mulai merasa cemas. Bagaimana jika korban tidak selamat? Bukankah tugas tim SAR melakukan pencarian dan menyelamatkan.
"Bro, aku tidak tahan lagi. Kenapa kita tidak melakukan rencana kita saja?" tanya pria paruh baya yang dipanggil komandan oleh kru tim SAR.
Letnan Ibnu menatap danau yang tenang dengan kegelapan yang nyata. "Apa kamu tidak tahu keluarga Abizar?"
Komandan tim SAR menggelengkan kepala.
"Keluarga Abizar sudah terlatih sejak dini. Bahkan latihan militer pun mereka pelajari dan terapkan. Bukan hanya itu, ada alasan kenapa para abdi negara tidak mau membantah kekuasaan King of DIAMOND ini. Mereka selalu siap membantu negara di beberapa bidang teknologi, maka dari itu negara juga siap menjaga dan melindungi garis keturunan Abizar Family. Intinya dibalik semua yang kita lihat, toleransi dari bisnis keluarga mereka sangat jauh dari pemikiran kita yang orang awam." jelas Letnan Ibnu.
Komandan tim SAR mengangguk seakan paham, "Lalu, bagaimana kamu tahu jauh sekali tentang...."
"Aku dipilih menjadi pelatih salah satu dari sekian banyaknya kandidat untuk mengajarkan beberapa hal pada para pelayan dan bodyguard yang siap bekerja di rumah utama Abizar. Sudah jangan bahas lagi, coba awasi danau. Seharusnya sebentar pagi waktu yang ditentukan berakhir." jelas Letnan Ibnu mengakhiri rasa ingin tahu teman sejawatnya itu.
Benar saja yang dikatakan Nyonya Abizar, dari jarak lima meter terlihat seseorang berenang mendekati tepi danau. Namun, bukan hanya satu orang tapi dua orang.
"Cepat siapkan selimut!" seru Letnan Ibnu.
Komandan tim SAR memberikan isyarat pada salah satu anak buahnya yang bergegas berlari meninggalkan tepi danau menuju jalan keluar taman.
"Tuan!" seru Letnan Ibnu berjalan mendekati sosok Kenzo yang semakin terlihat mendekat bersama seorang wanita di sisinya.
Kenzo melompat naik ke tepi danau, lalu mengulurkan tangannya ke Tanca. "Ayo!"
Tanca menerima uluran tangan Kenzo dengan senang hati. Kini keduanya berdiri di tepi danau dengan pakaian yang basah kuyup dan kulit pucat. Hanya saja penampilan Tanca terlihat lebih menggoda. Gaun yang basah semakin membentuk lekuk tubuh Spanyol nya dengan sangat jelas. Terlebih belahan dada kentara meskipun terbalut kain.
Kenzo menyadari diamnya semua orang bukan karena hal lain. Siapa yang tidak melotot jika melihat kesempurnaan kemolekan tubuh seorang wanita. Tak ingin memberikan kesempatan lebih, Kenzo menarik tubuh Tanca ke dalam dekapannya.
"Jangan bergerak, aku tidak rela berbagi meskipun itu hanya sedetik sekalipun." bisik Kenzo membuat Tanca tersenyum puas dan membalas pelukan Kenzo penuh semangat.
"Kalian pergilah!" seru Kenzo.
Cukup satu perintah, semua orang membubarkan diri. Namun, Letnan Ibnu masih tetap stay. "Tuan,"
"Apa kamu tuli?!" sindir Kenzo.
"Di atas ada Nyonya besar...."
Kenzo mengeratkan pelukannya, Tanca membalas mengusap punggung prianya itu. "Calm down, i can handle."
"Pergilah, sampaikan pada nenek. Aku akan ke rumah seminggu lagi."
"Apa kamu tidak merindukanku, anak nakal?"
Suara serak berat, namun terkesan lembut membuat Kenzo memejamkan mata. Sementara Tanca masih mengusap punggung pria nya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 123 Episodes
Comments
Rangga Putra
Tanca ini karena terobsesi dendam, jadi apa pun bahaya didepan dia gak takut ya 🤔
2022-10-23
0
ẅ͜͡üɭäN⃟●⃝ғғ♕︎٭ཽ࿐🐊
apa sang nenek sudah tau permainan tanca ? apa sekedar tahu bahwa tanca orang yg di sukai cucunya saja ? ko nenek jadi misterius sih 😂
2022-10-23
0
☠ᵏᵋᶜᶟ♚⃝҉𓆊ᴅᴇᴡᷢɪͣ ғͭᴏᷡʀͣᴛᴜɴᴀᴀᷟ
awasi yg cermat pak itu korban bunuh diri apa pembunuhan
2022-10-23
0