Kelopak bunga mawar berhamburan, membuat Tanca berguling di atas ranjang. Hawa dingin dari AC seperti tak berpengaruh bagi wanita cantik itu. Dingin di dalam hatinya sudah lebih dari cukup.
"Aku menunggu kalian. Cepatlah datang jalan masa depanku,"
Meninggalkan wanita cantik dalam balutan kelopak bunga mawar di atas ranjang, di kamar lain si kembar masih berusaha melepaskan jeratan selendang putih. Ikatan yang saling membelit, membuat duo K serba salah. Keano menatap cermin sekali lagi, satu benda terlihat mengkilap terselip dibawah parfum.
"Hey, diamlah! Jika kamu bergerak terus, ikatan semakin erat." seru Kenzo.
Keano tidak peduli dan berusaha mengambil benda mengkilap itu, tapi karena tubuh yang terikat bersama. Tubuh keduanya semakin tak seimbang. Kenzo hampir limbung ke arah lain, membuat Keano berhenti bergerak. "Enzo, kamu tidak apa-apa?"
"Hmm," Kenzo mendengus sebal dengan bibir mencebik.
"Aku ingin mengambil silet dibawah parfum. Bisa kamu tahan pergerakan sebentar?" ujar Keano memberikan penjelasan.
Kenzo melirik ke arah dimana benda tajam yang dimaksud saudara kembarnya. Benar dibawah parfum ada sebuah silet tanpa kertas pembungkus. "Kenapa tidak bilang dari tadi? Biar aku saja yang ambil, posisiku lebih dekat...."
"As you wish, cepatlah!" tukas Keano dengan berdiri lebih santai.
Kenzo berusaha meraih silet dengan menyenggol botol parfum agar berpindah tempat. Silet tajam yang mengkilap terlihat jelas. "Turunkan tubuh!"
Keano hanya mengikuti perintah Kenzo dan keduanya sedikit menurunkan tubuh. Hingga tangan kanan Kenzo bisa mengambil silet setelah berusaha menjulurkan tangan dengan susah payah.
Huft....
"Aku dapat silet nya, sekarang?" tanya Kenzo dengan polosnya.
Jika posisi tidak seperti pungguk merindukan bulan. Sudah pasti Keano akan menjitak kening saudaranya itu. "Gunakan itu untuk memotong selendang!"
"Aduuh, jangan ngegas bro. Masih normal telingaku....."
"Enzo!" sela Keano dengan nada tekanan.
Kenzo menghela nafas dan mulai menggoreskan silet ke selendang dengan posisi kikuk. Keano bisa melihat bagaimana saudara kembarnya itu melakukan perintahnya dengan bibir cemberut dari pantulan cermin. Wajah kesal dengan racauan tidak jelas, membuat Kenzo tidak sadar telah menggores kulit tangan Keano.
"Ano, bantu aku! Silet ini sangat kecil...."
Keano menahan rasa nyeri di tangannya dan mencoba menarik kain yang sobek. Perlahan sobekan semakin membesar, membuat wajah tampan itu tersenyum. "Kamu tarik sisi satunya dan aku tarik sisi ini, kita lakukan secara bersama! Lemparkan silet ke atas meja rias."
Kenzo melemparkan silet, dan menatap cermin. Dari pantulan jelas terlihat selendang putih berubah menjadi bercampur warna merah. Meskipun tidak banyak, tapi warna merah itu tetap terlihat jelas. Keano yang sadar dimana tatapan saudaranya terpaku hanya tersenyum dan mengangguk. "Ayo,"
Kenzo mengangguk dan wajahnya tak lagi cemberut. Keduanya memegang satu bagian kain yang sobek, lalu dengan kode mata menarik kain secara bersamaan ke arah berlawanan arah.
Sreeeet.....
Selendang terlepas dengan satu tarikan. Kini Kenzo dan Keano bernafas lega. Keduanya berbalik dan saling pandang dengan senyuman puas.
Greeb
Kenzo memeluk Keano dengan manja, wajahnya masih cemas dan merasa bersalah. Pelukan dilepas, tangan Keano diangkat. Sayatan cukup panjang dan dalam dengan darah mengalir. "Maaf, aku tidak sengaja. Ayo hukum aku...."
Keano melepaskan tangannya dari genggaman Kenzo dan menepuk pundak saudaranya itu. "Come on, ini hanya luka kecil. Pergilah! Aku akan istirahat dan obati lukaku."
Kenzo menatap Keano dengan tatapan terharu. Sesulit apapun keadaan yang keduanya alami. Saling mendukung satu sama lain dan melindungi menjadi dasar utama hubungan keduanya. Kenzo memeluk Keano sekali lagi.
"Kali ini aku mengalah, anggap ini hukuman ku. Jangan menolak, kamu tahu Kenzo tak pernah menyerah. Tapi, malam ini biarkan Tanca mendapatkan pria terbaik," Kenzo menarik napas sejenak. "Lagipula, aku tidak mau dihukum seperti anak TK lagi..."
Takk.....
"Auw kenapa menjitak ku? Sakit tau," keluh Kenzo dengan bibir maju.
Keano tersenyum dan mengusap rambut Kenzo. "Pergilah! Aku tak apa, pekerjaanku masih banyak...."
Tanpa mendengarkan ceramah lebih panjang lagi dari pria bijak alias Keano. Kenzo menarik tangan saudaranya itu dan membawa keluar dari kamar cobaan. Setelah memastikan Keano berada di sisi luar kamar, tangan dilepaskan. "Sampaikan salamku untuk Tanca, malam special harus dengan pria special."
Braak!
"Astaga sejak kapan Enzo bijak seperti itu? Mana pake acara tutup pintu segala. Sekarang aku harus bagaimana?" gumam Keano bingung.
Sepanjang sejarah, baru kali ini saudaranya itu mau mengalah dan memberikan tanpa syarat. Terlebih ini soal wanita terpenting di dalam hidup keduanya. Perhatian Tanca seperti energi baru di setiap waktu, membuat keduanya menjalani hidup dengan semangat. Keano melangkahkan kaki meninggalkan pintu kamar percobaan dan menatap pintu berwarna putih dengan hiasan dreamcatcher bulu merak.
Dari semua kamar, hanya kamar itu menjadi kamar larangan. Peraturan jelas sejak dulu. Dimana kamar berhias dreamcatcher bulu merak hanya boleh dimasuki saat usianya sudah cukup. Itu artinya hari spesial Tanca tahun ini menjadi bukti usia duo K sudah cukup umur. Senyuman di wajah berganti menjadi kecemasan. Keraguan tiba-tiba menyusup ke dalam relung hati.
Tak!
Langkah Keano terhenti di depan pintu.
Apa yang harus aku lakukan? Disana ada Kenzo dan di dalam kamar ini ada Tanca. Apakah ini adil?~batin Keano menatap dua kamar bergantian.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 123 Episodes
Comments
Farlia♡V
etdah sempet-sempetnya ngerasa bersalah cuma karena sayatan kecil doang, 🙄
2022-10-24
0
🍾⃝ͩᴢᷞᴜᷰɴᷡɪᷧᴀకꫝ 🎸🎻ଓε🅠🅛⒋ⷨ͢⚤
🤔 apa yang akan d lakukan keano makin penasaran
2022-10-23
0
°•𝕃Ꭵɐ•°🫐°•ᒪ⅁•°
Jangan nyesel udah memberikan kesempatan buat Keano loh ya Ken
2022-09-27
0