S!al, kenapa aku melakukan percobaan dengan wanita seliar itu. Aku membutuhkan TanCa. Aaargggh, kenapa kepalaku jadi pening sekali. Lebih baik aku hubungi TanCa. ~ batin Kenzo dan mengambil ponselnya.
Satu panggilan di lakukan, dan tak perlu menunggu lama. Panggilan dijawab, belum sempat menyapa. Sambutan dari seberang, membuat Kenzo berimajinasi liar. "Honey...."
[Datanglah! Aku menunggu.]~ jawab dari seberang.
Kenzo menutup panggilan, dan meninggalkan ruangan kerjanya. Tanpa pikir panjang. Langkah kakinya menyusuri lorong perkantoran, dan masuk ke lift khusus. Baru saja menekan tombol, wajah saudara kembarnya terlihat dan menahan pintu lift. "Kamu, mau kemana?"
"Emm, aku...."
Keano menatap Kenzo lebih serius. Wajah bingung dan kegugupan si Enzo, sudah pasti ada yang disembunyikan saudara kembarnya. "Keluar!"
Kenzo menghela nafas, dan mau tidak mau harus keluar dari lift. "Ayolah, aku harus pergi. Please."
Reaksi berlebihan seorang Kenzo, sudah pasti ada yang tidak beres. Keano menatap dari atas ke bawah tubuh Kenzo. Hingga matanya berhenti pada tongkat ajaib yang menegang di bawah sana. "Astaga, kamu ini. Pergi sana!"
Kenzo tersenyum sumringah dan kembali masuk ke dalam lift, melambaikan tangan ke arah Keano yang tersenyum masam. Pintu lift tertutup, dan Keano memilih kembali ke ruangan kerjanya. Setelah memeriksa beberapa divisi. Akhirnya bisa bersantai. Meeting pun ditunda karena beberapa anggota dewan masih bertugas di lain kota.
Para karyawan hanya menundukkan wajah, membiarkan Keano lewat menuju ruangan direktur utama. Pintu kaca dengan tulisan Presdir Twins K, menjadi tujuannya. Tidak ada bodyguard di depan pintu, karena sistem keamanan perusahaan dengan sistem canggih melalui pantauan alat yang diciptakan duo K. Pintu didorong, dan langkah Keano masuk. Udara dari AC jauh lebih dingin di dalam ruangan kerjanya.
"Sebaiknya aku bereskan pekerjaan dan pergi ke Villa Flow siang ini. Ya, seperti itu saja. Ayo kerja Ano, dan jangan lupa membeli hadiah untuk TanCa." ucap Keano.
Kursi besar dengan sandaran empuk dan bisa berputar. Keano membuka laptop dan beberapa berkas untuk melakukan pemeriksaan kerjasama dengan beberapa perusahaan lain. Selama beberapa waktu fokusnya hanya pada pekerjaan. Hingga suara sesuatu jatuh dari kamar pribadi, mengalihkan perhatian pria itu.
"Kenzo pergi, lalu siapa di dalam sana? Tidak mungkin tikus, apalagi kucing. Aku periksa dulu." gumam Ano.
Langkah kaki Ano mendekati pintu yang menuju kamar pribadi, tangannya memutar knop pintu dan pemandangan di dalam, membuat mata pria itu membulat sempurna. Seorang wanita dengan penampilan berantakan tanpa sehelai benang pun, dan tatapan wanita itu seperti haus belaian. Melihat pergerakan wanita itu, Keano kembali menutup pintu.
Kenzo, semua ini pasti ulah mu. Bagaimana jika TanCa tahu, astaga.~batin Ano sembari mengobrak-abrik beberapa laci mencari obat penawar.
Pencarian hingga ke laci nomor lima, barulah satu pil putih di temukan dan itu obat penawarnya. Keano segera mengambil segelas air putih. Langkahnya bergegas kembali ke kamar pribadi. Sambutan wanita itu sungguh agresif dengan meraba dan meracau tidak jelas. Ken menahan tubuh wanita itu dan menjejalkan obat, serta air putih untuk memastikan obat terminum.
Bruuug.....
Keano menghempaskan tubuh wanita itu ke ranjang. Bukannya menangis, tapi justru masih meracau tidak jelas. Melihat itu, Ano segera menggendong tubuh si OG ke kamar mandi. "Diam!"
Wanita itu berdiri di bawah shower yang menyala. "Tuan, jangan pecat saya. Saya butuh uang untuk operasi ibu. Saya mohon, biarkan....."
Keano membekap mulut wanita itu dengan tatapan tajam. "Berisik."
Selama satu jam Keano tetap membekap si OG di bawah air shower. Tubuh polos si OG tak membuat jiwa lelakinya bangkit. Justru matanya jijik menatap si OG, tapi mengingat yang terjadi pada wanita itu adalah ulah Kenzo. Tentu sebagai saudara, harus menyelesaikan masalah yang sudah terjadi.
Satu jam kemudian…..
Keano menyambar handuk baju dan dilemparkan ke arah si OG. "Pakai!"
Wanita itu bukan hanya kedinginan, tapi juga malu. Handuk dipakai dengan tangan gemetaran, membuat Keano melirik dan menghela nafas. "Cepatlah! Aku tunggu di luar."
Braak…..
Pintu ditutup sangat keras, membuat wanita itu meringkuk dan meremas handuknya. Pikirannya kembali jernih. Betapa liar dan agresifnya saat bersama pria tampan di dalam kamar. Lelehan air mata menjadi pelarian rasa malu, dengan langkah kaki diseret meninggalkan kamar mandi.
Pria tanpa jas dengan pakaian basah, berdiri di depan dinding kaca dan menatap ke arah luar. "Tanda tangani dokumen itu!" Tangan Keano menunjuk ke arah meja tanpa berbalik.
Si OG berjalan mendekati meja, dan mengambil selembar kertas yang di maksud pria di depan dinding kaca. Matanya tak bisa menahan rasa malu dan sakit hatinya. Kertas itu seperti membeli harga dirinya. Keano berbalik dan menatap reaksi si OG. Wajah merah dengan lelehan air mata.
Wanita lemah. Bagaimana dirinya berpikir tetap bertahan dan maju. Jika bertahan di dalam badai pun. Sudah menyerah.~ batin Keano menatap si OG dengan senyuman tipis nan sinis.
"Bagaimana?" tanya Keano.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 123 Episodes
Comments
off
yah kasihan namanya juga lagi di obat ya gimana nyerah keano
2022-10-23
1
Farlia♡V
Kali Tanca tau emang dia bakal ngamuk? dia aja main dengan 2 pria kok, masa Ken yang main sama cewek lain dia marah? kan gak adil.
2022-09-28
0
°•𝕃Ꭵɐ•°🫐°•ᒪ⅁•°
Keano kan tau dia lagi di obat, ya lemah pun jadi kuat karena obat itu, gimana sih 😒
2022-09-27
0