Belenggu Hasrat Tante Cantik
Langit malam telah bergeser, berganti pagi dengan kicauan burung di pohon mangga. Seorang pria dengan celana boxer masih terlelap menikmati mimpi indahnya. Hingga usapan lembut yang menjalar kemana-mana, mengusik waktu tidurnya. Usapan itu semakin terasa dan membangunkan ular naga di bawah sana.
"Hentikan," pinta pria itu dengan suara serak khas bangun tidur.
Bukannya berhenti, justru tangan lembut itu semakin liar memainkan peran nya. "Bangun, Ano. Sudah pagi."
Kelopak mata terbuka dan pandangan pertama yang tertangkap lensa matanya adalah seorang wanita cantik dengan pakaian sexy. Wanita itu tersenyum manis ke arah Keano. "Mau terapi?"
"Apa Ken, sudah terapi?" tanya Keano polos.
Wanita cantik itu, mengedipkan mata dengan senyuman yang lebih manis. Pagi yang indah ketika keindahan ciptaan Tuhan memberikan sentuhan cinta sedingin hujan.
"Mau terapi atas atau bawah?" tanya wanita itu dengan mengusap kulit putih Ano.
Keano memejamkan menikmati sentuhan yang membangkitkan gairah di pagi hari. "TanCa, @ah. Jangan disitu....."
Des@han dari bibir Keano, membuat TanCa semakin gencar memberikan pijatan lembut di area keramat pria itu. Ular naga semakin tegak dan mengeras, TanCa tersenyum penuh arti. "Nikmati saja, sayang. All your mine."
Keano meremas ujung selimut, gelenyar aneh mulai menyebar ke seluruh nadinya. Darahnya berdesir hebat. Gelora panas dingin menguasai tubuh dengan senyuman TanCa yang semakin liar. Lihatlah tangan lembut wanita itu dengan semangat meremas ular naga. Terapi pagi bawah telah dimulai.
"@ahhh.... Hurry baby...." desah Keano.
TanCa semakin mempercepat tempo merem@s ular naga milik Keano. Remas@n demi remas@n semakin membuat Keano meracau tidak jelas. Hingga semburan cairan putih keluar membasahi tangan wanita itu dan lumer kemana-mana.
TanCa merayap dan memposisikan tubuhnya di atas Keano. Bibir merah alami pria dibawahnya sangat menggoda. Tanpa permisi, bibir itu direnggut dan ses@pan lembut diberikan. Keano menikmati pagutan bibir cherry ber kelopak mawar dengan senang hati. Seakan tak ingin kalah, bibirnya ikut membalas pergulatan lidah dengan rakusnya.
Pagutan selama beberapa menit itu menyisakan kenikmatan, bibir terpisah dan keduanya berebut udara untuk bernafas. "Mandilah, aku tunggu di bawah. Kita sarapan bersama."
Cup
Satu kecupan di kening mengakhiri sesi terapi pagi darinya. Tanpa mencuci tangan, wanita cantik itu turun dari ranjang Keano dan berjalan keluar meninggalkan kamar pria yang lemas di ranjang. Bagaimana pagi harinya selalu dimulai dengan terapi yang begitu menyiksa tubuh dan jiwa sebagai pria normal.
"Bangun, Ano. Ingat malam nanti, malam istimewa TanCa." ucap Keano dan bangun.
Tubuhnya sudah polos, dan itu ulah TanCa. Sejenak Keano menatap tubuh polosnya di depan cermin, tubuh tinggi semampai dengan postur kekar dan tampan rupawan bak seorang model. Tapi, semua yang ada pada dirinya adalah milik TanCa seorang.
Keano bergegas ke kamar mandi, tanpa menutup pintu dan menyalakan shower. Air dingin menetralkan perasaan di dalam hatinya. Tidak malam ataupun pagi, akan ada terapi yang memanaskan tubuhnya. Semua terjadi selama bertahun-tahun. Sekelebat ingatan melintas. Dimana semua bermula, dan sentuhan manja TanCa menjadi candu.
Aku menikmati setiap permainan ranjangnya. Bagaikan sengatan setrum yang menjalar, memacu semangat hidupku. ~ Keano.
Meninggalkan Keano yang menikmati kesegaran air, di kamar lain ada seorang pria dengan wajah mirip Keano. Pria itu sudah berpenampilan rapi dan mengambil botol parfum beraroma mawar. Senyuman di bibirnya, membuat lesung pipinya timbul.
Tok!
Tok!
Tok!
"Masuk!" ucap pria itu.
Semprotan parfum menyebarkan harum wangi mawar ke seluruh ruangan kamar. Seorang pria paruh baya masuk dengan membawa beberapa map di kedua tangannya. "Permisi, Tuan Kenzo ini file untuk meeting hari ini."
Kenzo meletakkan botol parfum, dan berbalik menatap pria paruh baya di depan pintu. "Ok. Taruh di meja seperti biasa, paman kapan balik? Bukannya izin pulang kampung?"
"Hehehe, Tuan tahu kan. Bagaimana nyonya, beliau tidak mengizinkan jika pewaris bisnis bekerja terlalu larut." Paman meletakkan map di atas meja kaca.
Kenzo paham maksud paman itu. "Istirahat saja hari ini. Meeting biarkan aku dan Ano yang pergi. Besok paman bisa mulai bekerja!"
"Terima kasih, Tuan. Kalau begitu saya permisi." pamit paman dan membungkukkan badan.
Kenzo melambaikan tangan, dan membiarkan paman itu keluar, meninggalkan kamarnya. Sekali lagi Ken menatap penampilannya di cermin dan menyambar jas di atas kursi. "Sempurna."
Ken berjalan mengambil map di atas meja kaca dan membawanya keluar kamar. Langkah kakinya berjalan menyusuri anak tangga dari sisi kiri, dan dari arah sisi kanan tangga, kembarannya juga baru keluar. Penampilan keduanya seperti pinang dibelah dua. Tentu saja karena mereka itu kembar identik. Hanya warna mata saja yang berbeda.
"Pagi," sapa keduanya serempak.
"Ano, kamu rapat bersama dewan direksi dan aku rapat bersama para klien. Bagaimana?" Kenzo mengambil dua map dan menyodorkan ke Keano.
Map diambil, dan sekilas dibaca dari nama file di depan map. "No problem. Ayo sarapan, aku sangat lapar."
Langkah duo K sudah dinanti wanita cantik di ruang makan. Sambutan manis dengan senyuman terbaik dari TanCa, semakin menghangatkan suasana pagi. "Duduk!"
"Hari ini, aku tidak akan ikut ke kantor. Kalian bisa sendiri kan?" ucap TanCa.
Ken yang baru saja memegang sendok, kembali diletakkan. "Apa maksudnya? Bukankah...."
"Ayolah, Enzo. Biarkan hari ini, aku melakukan perawatan." sela TanCa dengan puppy eyesnya.
"Pergilah, baby. Nikmati harimu." Jawab Keano.
"Enzo?" tanya TanCa menatap pria didepannya.
Kenzo menghela nafas, "Pergilah. Jangan lupa kabari kami."
"Thank's boy," ucap TanCa.
Cup...
Cup...
TanCa mengecup pipi Keano dan Kenzo bergantian. Tangannya kembali mengambilkan makanan untuk duo K. Sarapan kali ini, masih seperti biasa. Khidmat dan tanpa percakapan. Hanya ada bunyi kunyahan dan sendok beberapa kali.
Sarapan pun berakhir, Keano bangun setelah menghabiskan jus mangga nya. "TanCa mau bareng, gak?"
TanCa menggelengkan kepala, dan kembali memasukkan sepotong buah naga ke mulutnya. Kenzo ikut bangun, membawa map di atas meja dan meninggalkan meja makan. Wajah cemberut Ken, terlihat jelas. Tapi, hal itu tidak mengubah rencana wanita cantik itu. "Malam ini, aku tunggu kalian di Villa Flow."
Kenzo berhenti sesaat, hanya sesaat dan kembali berjalan menuju pintu utama. Sementara Keano mengacungkan jempol ke atas, langkah kaki pria itu menyusul saudara kembarnya.
"Ken, apa kamu mengejar kereta?" seru Keano dan berjalan normal setelah sampai di samping Kenzo.
Tidak ada jawaban. Kenzo membuka pintu mobil dan diikuti oleh Keano. Pintu ditutup tanpa perasaan. Sopir yang di depan terkejut dan mengelus dadanya.
"Jalan!" tukas Ken dengan wajah datar.
Keano meletakkan map di pangkuannya, dan menatap bagaimana ekspresi kesal saudara kembarnya. "Zo, apa kamu marah dengan TanCa?"
"Kamu, kenapa izinkan TanCa keluar? Kita berdua tahu 'kan. Jika....."
Keano membekap bibir Kenzo. "You know, Everything belongs to her. Come on, we just her lover. (Kamu tahu, semuanya miliknya. Ayolah, kita hanya kekasihnya.)"
Kenzo melepaskan tangan saudara kembarnya. "Hmmm. Kita bahas ini nanti. Bagaimana persiapan nanti malam?"
"Done.(Selesai.)" jawab Keano.
Perdebatan Enzo dan Ano perlahan mereda dan beralih topic. Sementara di sebuah kamar mewah dengan desain elegan bertirai biru laut dan hitam. Seorang wanita berdiri di depan jendela kamar. Hembusan angin menerbangkan rambut panjangnya.
Kalian adalah milikku. Kemarin, sekarang dan selamanya. ~ batinnya.
Sebuah bingkai foto di genggaman tangannya di peluk erat. Wajah cantik itu berubah dingin dengan tatapan kosong ke arah langit.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 123 Episodes
Comments
kim
enak kali ya terapi pagi-pagi dengan sentuhan yang menggairahkan jiwa dan raga 😣
2022-10-23
0
uf fu
hei.. pagi-pagi baru bangun malah sentuh-sentuh begitu 😳
2022-10-23
0
𝐀⃝🥀👙𝐄𝐥𝐥𝖘𝖍𝖆𝖓 E𝆯⃟🚀
Tanca ko mengerikan ya,, dua" nya pe di garap 🙈
2022-10-23
0