Perdebatan Enzo dan Ano perlahan mereda dan beralih topic. Sementara di sebuah kamar mewah dengan desain elegan bertirai biru laut dan hitam. Seorang wanita berdiri di depan jendela kamar. Hembusan angin menerbangkan rambut panjangnya.
Kalian adalah milikku. Kemarin, sekarang dan selamanya. ~ batinnya.
Sebuah bingkai foto di genggaman tangannya di peluk erat. Wajah cantik itu berubah dingin dengan tatapan kosong ke arah langit.
Andaikan pria itu tidak hadir di hidupku, dan menghancurkan kepercayaanku. Mungkin, aku tidak melampiaskan hasratku pada kalian. Maafkan aku, tapi kalian hanya milikku.~batin TanCa dan berbalik, meletakkan bingkai foto di atas bufet dan menyambar tas jinjingnya.
Langkah kakinya berjalan meninggalkan kamar dan menyusuri anak tangga dengan wajah serius. Beberapa pelayan yang tengah beberes berhenti dan menundukkan wajah. Sebuah kebiasaan, ketika majikan mereka lewat. Maka, memberikan jalan adalah bentuk kesopanan.
TanCa berhenti di tengah ruangan di bawah lampu gantung. "Malam ini, kami akan bermalam di luar. Kalian bisa istirahat lebih awal!"
"Baik, Nyonya." jawab serempak para pelayan.
TanCa kembali melanjutkan perjalanan, berjalan menuju pintu utama istananya. Setelah melewati pintu utama, sebuah mobil sport putih menantinya. Kunci di tangan ditekan dan lampu sen menyala. Seorang bodyguard bergegas membukakan pintu kemudi, TanCa masuk dan Bodyguard menutup pintu, serta melambaikan tangan ke arah satpam. Agar pintu gerbang dibuka.
Mesin mobil menyala dan melaju meninggalkan halaman istana, menuju pintu gerbang. Kepergian mobil TanCa, membuat kediaman itu menjadi sepi tanpa ketegangan. Berbeda dengan keseriusan TanCa yang mengotak-atik ponselnya, sembari menyetir.
Triiing.....
Satu notifikasi pesan masuk, segera dibuka. Wajah serius wanita itu perlahan berubah lebih datar. "Rupanya, ada tikus jalanan."
Ponsel diletakkan ke tempat semula, dan fokusnya kembali ke jalanan. Dari pertigaan, arah salon langganan adalah ke kiri. Tapi, mobil sport itu berbelok ke kanan. Dimana jalan itu menuju daerah pemukiman kumuh dan juga terbelakang. Tanpa memperdulikan jalanan yang rusak, mobil tetap melaju dengan kecepatan standart. Hingga dari jarak pandang lima belas meter, terlihat sebuah bangunan runtuh dan juga dipenuhi tumbuhan menjalar.
Ciiit......
Mobil berhenti tepat di depan bangunan terbengkalai. Pintu mobil dibuka, dan TanCa turun dari mobilnya. Kacamata hitam dilepaskan, tatapan matanya menelisik ke depan. Dimana suara jeritan dan permintaan maaf tak di dengarkan. Kenangan masa lalu bermunculan di dalam bangunan itu. Bahkan waktu tak mengubah apapun, termasuk rasa sakit yang membekas di hatinya.
Sepuluh tahun yang lalu,,
Buug...
Duug....
Kraak....
"Aaarrgghh.... " jerit seorang wanita menahan rasa sakit setelah mendapatkan penganiayaan dari kekasihnya.
"Sudah ku bilang, jangan datang ke rumahku. Tapi, kamu tidak mendengarkan aku. Apa kamu mau menjelekkan namaku di depan keluarga besarku? Cuih, jangan harap....."
"Mas, aku hanya ingin kau tahu...."
Pria itu mencengkam dagu wanitanya dengan tatapan tajam. "Kalau kamu hamil? Yah, aku sudah tahu, dan aku tidak sudi memiliki anak darimu. Lagipula, aku memiliki anak kembar dari istriku. Jadi jangan bermimpi menjadi nyonya di rumahku."
Ucapan pria itu masih membekas dan menusuk hingga ke nadi. Bukan hanya menghancurkan hati, setiap janji manis berubah menjadi racun yang menyebar keseluruhan aliran darahnya. Sejak malam itu, hubungan terlarang berakhir dalam pengkhianatan. Cinta yang merenggut kesuciannya, berubah menjadi dendam kesumat.
Akibat penyiksaan itu, bayi di dalam rahimnya pun tak terselamatkan. Benturan keras yang terjadi akibat dorongan ke sudut meja, membuat aliran darah mengalir dari kedua paha wanita itu. Pernyataan dokter, atas keguguran semakin menguatkan niat balas dendamnya. Meskipun, hubungan mereka memang terlarang. Tetap saja, pria itu mendapatkan mahkotanya.
Masa lalu itu menjadi awal dari kehidupan barunya. Sudah lama, tapi kenangan pahit itu tak bisa disingkirkan. Lamunannya terusik dengan suara sepatu yang melangkah semakin mendekat ke arahnya.
Tak!
Tak!
Tak!
Suara sepatu terdengar jelas, berjalan ke arahnya dari arah belakang. "Kamu sudah datang?"
"Hahaha tahu saja, jika aku datang. Bagaimana pekerjaanmu?" tanya balik dari orang yang baru datang.
TanCa memakai kacamatanya lagi, dan berbalik menatap seorang pria berperut buncit di belakangnya. "Pekerjaan yang mana? Seingatku, tidak ada perjanjian apapun diantara kita."
"Jangan main-main denganku....."
"Shiiit! Apa kamu pikir, aku bodoh? Ck. Jangan sok alim. Semua perjanjian batal, dan kamu jangan bermimpi mendapatkan bagian sepeserpun dariku." jelas TanCa dan menunjuk ke arah pria buncit itu.
"Kau!" seru pria itu dan maju ke depan dengan tangan terangkat.
Door!
Satu tembakan dari arah lain, melumpuhkan pria buncit. Tubuh pria itu terkejut dan terjatuh ke tanah dengan luka tembak di belakang kepalanya. TanCa tersenyum dan berjongkok menatap mayat pria buncit. "Seorang pengkhianat tidak pantas hidup. Kawan ataupun lawan, bagiku sama."
TanCa kembali berdiri dan masuk ke dalam mobil, meninggalkan mayat pria buncit begitu saja. Tangannya selalu bersih dan jauh dari noda darah. Wajah serius telah berganti wajah cantik dan manis. Kepergian mobil TanCa, membuat beberapa orang keluar dari tempat persembunyian dan membereskan kekacauan itu. Mereka adalah anak buah sekaligus bayangan sang Tante Cantik.
TanCa baru saja menyelesaikan masalah yang merusak mood paginya. Sementara di dalam gedung perkantoran terjadi kehebohan dengan kelakuan seorang OG baru. Gadis berambut panjang hitam, tak sengaja menabrak salah satu pemimpin yang baru saja keluar dari ruangan kerjanya. Lap kotor di pundak diambil dan digunakan untuk mengelap jus di jas pria itu.
"Stop! Menjauh dariku!" seru Keano menepis tangan OG baru itu.
Beberapa karyawan bergidik ngeri mendengar suara menggelegar pemimpin mereka. Seorang wanita paruh baya berlari kecil dan berhenti di depan Keano. "Maafkan dia, Tuan Muda. Dia masih baru bekerja disini."
"Aku tidak peduli. Baru maupun lama, harus tahu caranya bekerja dengan baik. Dia ceroboh, singkirkan saja!" tukas Keano melepaskan jasnya.
OG baru itu terkejut dan langsung berlutut di bawah. "Maaf, Tuan. Tolong beri saya kesempatan, sekali saja. Saya mohon."
Keano masih acuh dan memilih berjalan meninggalkan semua kehebohan itu. OG baru berlari dan menghentikan langkah Keano. Hal itu, membuat Keano kesal. "Menyingkir dari hadapanku!"
"Tuan, aku kan sudah minta. Kenapa anda tidak...."
"Apa kamu waras? Ini kantor ku, dan kamu mengajari ku? Virla, singkirkan wanita ini atau kamu yang angkat kaki." tegas Keano dan menyingkirkan OG baru dari hadapannya.
Wanita paruh baya yang bernama Virla bergegas menghampiri OG baru itu dan menahannya untuk diam di tempat. Setelah melihat Keano menghilang di balik dinding, Virla melepaskan cekalan tangannya. "Kamu ini, sudah ku bilang kan. Hati-hati, sekarang sudah terjadi. Ayo, gantilah pakaianmu dan carilah tempat kerja lain."
"Jangan, aku butuh pekerjaan ini. Ku mohon bantu aku, pasti ada cara meminta maaf pada tuan judes itu." ucap OG baru itu.
"Ada apa ini?" tegur seseorang dengan nada bariton.
Para karyawan memilih menunduk dan tak satupun berani menjawab. Hal itu, membuat sosok yang bertanya bingung.
"Apa kalian bisu?"
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 123 Episodes
Comments
kim
Terlalu sadis untuk di kenang, pantas aja kalo dendam. tapi dendam mu salah alamat, jangan sakiti yang tidak bersangkutan
2022-10-23
0
uf fu
kalo pun mau karena dendam, pilih lah salah satu dari mereka bukan malah keduanya kamu ambil 😔
2022-10-23
0
𝐀⃝🥀👙𝐄𝐥𝐥𝖘𝖍𝖆𝖓 E𝆯⃟🚀
Smoga OG itu jodoh nya keano spy bisa melepaskan keano dri jeratan si tanca
2022-10-23
1