Mobil masih terparkir di depan gerbang, tapi mata licik turun dengan wajah terburu-buru. "Sayang parkiran mobil ke dalam ya! Aku tidak tahan lagi,"
"Tapi, Mas...."
"Nyonya, biar saya parkir kan. Sebaiknya nyonya masuk menyusul Tuan Dion." ucap Pak satpam.
Wanita bergaun pendek dengan syal melilit di lehernya turun dari mobil sambil menjinjing tas besar. Setelah menutup pintu mobil, wanita itu berjalan menghampiri pak satpam rumah mertuanya.
"Terima kasih, Pak. Maafkan ucapan suami saya," ucap Wanita itu.
Pak satpam hanya mengangguk tanpa mengangkat wajahnya, membuat wanita itu berjalan meninggalkan pak satpam menyusuri halaman yang sangat luas dari mansion berlantai lima di depan sana.
Langkah kakinya terasa berat, ada rasa takut dan juga cemas yang berlebihan. Rasanya ingin berbalik untuk tidak kembali lagi, tapi sebagai seorang istri sudah tugasnya mengikuti langkah sang suami.
"Maafkan, Aku putraku. Andai papa kalian bukan seorang monster, ibu akan membawa kalian jauh dari penjara istana ini." gumamnya dengan lelehan air mata.
Tak ingin ada yang melihat, tangannya segera mengusap air mata lalu berpura-pura tersenyum manis seperti biasanya.
Tiiin....
Suara klakson terdengar sekali lagi, membuat wanita itu berbalik dan menatap ke arah pintu gerbang yang berjarak sepuluh meter. Mobil mercedes-benz hitam mengkilap memasuki halaman mansion dan di ikuti mobil sport hitam di belakang sana.
Lampu depan yang masih menyala, menyoroti wanita itu membuat tangannya digunakan untuk menutupi mata agar tidak silau. Hingga suara pintu mobil terbuka dan tertutup terdengar, barulah lampu padam.
Langkah kaki terdengar berjalan semakin mendekat, membuat wanita itu menurunkan kedua tangannya. Sambutan pertama yang di dapat adalah tatapan tajam aroma permusuhan dari wanita lanjut usia yang berjalan menghampiri dirinya.
"Bu....."
Tak!
Nyonya Abizar berhenti di depan menantu tunggalnya dengan menyilangkan kedua tangannya. "Apa uang kalian habis?"
"Bukan begitu, Aku...."
Kenzo yang berjalan dengan merangkul tubuh Tanca ikut berhenti di samping sang nenek. Melihat neneknya melayangkan permusuhan pada sang ibu, membuat pria itu mengepalkan tangan. Tanpa sadar kepalan itu mencubit lengan Tanca.
"Mami, biarkan Kenzo istirahat. Kami ada rapat penting besok pagi, dan mami sudah terlalu lama di luar rumah dengan cuaca ekstrim." ucap Tanca dengan lembut.
Nyonya Abizar menghela nafas, dan berjalan melewati menantunya tanpa sudi menatap wajah wanita itu. Langkahnya diikuti Tanca. Sedangkan Kenzo masih berdiri dengan wajah tegang.
"Nak, apa kamu tidak merindukan ibu?" tanya wanita itu dengan tatapan mata sendu.
Kenzo bersiap melangkah mendekati ibunya, namun teriakan sang nenek tak bisa diabaikan.
"Kenzo, masuk!"
"Maaf, Bu. Sebaiknya kita masuk, dan istirahat." ucap Kenzo langkah kakinya berjalan meninggalkan sang ibu dan menyusul yang lainnya.
Penolakan dari ibu mertuanya berimbas pada Kenzo yang tak bisa berkutik. Setidaknya putranya itu masih sudi menatap dirinya tanpa jijik dan dendam.
"Kesalahan ku hanya satu, aku memilih suamiku bukan kalian. Andai dulu aku memilih kalian. Mungkin bukan wanita itu yang menjadi kesayangan kalian." ucapnya dengan mengepalkan tangan hingga memutih.
"Wanita itu duniaku, sedangkan kamu hanyalah wanita pencetak anak." sindir seseorang dari belakang, membuat wanita itu melepaskan kepalan tangannya lalu beralih menatap seorang pemuda tampan yang berdiri di depannya dengan tegak.
"Kea...."
Keano berjalan tiga langkah ke depan, jarak keduanya hanya dua meter. Tatapan tajam dan tak suka jelas nampak dari mata Ano. Tatapan itu penuh kebencian. "Jangan sebut namaku dari mulutmu! Boleh saja Ken menganggap kamu ibunya, tapi jangan berharap dari ku."
"Tapi, Nak. Aku ini ibu yang melahirkan mu, sedangkan dia hanya sekedar pengasuh kalian. Tempatku jauh di atasnya...."
Keano terkekeh kecil sebelum mengubah modenya menjadi lebih sangar dan tegas. "Kamu dan dia bagaikan air selokan dan susu murni. Seorang ibu tidak akan menelantarkan anak mereka dalam keadaan kritis. Jangan sebut dirimu ibu. Kamu tidak pantas menjadi seorang ibu. Sementara dia yang orang asing, justru siap mengorbankan nyawa demi kami. Ingat satu hal ini, jangan berharap aku menganggapmu sebagai ibuku."
Jleeb....
Keano meninggalkan sang ibu setelah puas memberikan tamparan kenyataan yang selalu dilupakan oleh wanita itu. Baginya wanita yang melahirkan dirinya bersama Kenzo hanyalah wanita pencetak anak.
Bagaimana caraku meluluhkan hatimu, Nak. Kenapa kamu tidak seperti Kenzo? Penolakan selalu kamu lakukan demi wanita itu, padahal aku ibumu. ~batin wanita itu dengan geram.
Tanda wanita itu sadari, dari atas tepatnya di balkon yang mengarah ke depan mansion. Seorang pria hanya menatap malas dengan jelas wine di tangan kanannya.
"Sekali wanita bodoh, tetap saja bodoh. Kenapa juga aku mempertahankan wanita seperti dia," gumamnya lalu meneguk wine.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 123 Episodes
Comments
☠ᵏᵋᶜᶟ♚⃝҉𓆊ᴅᴇᴡᷢɪͣ ғͭᴏᷡʀͣᴛᴜɴᴀᴀᷟ
astaga sindiran yang menusuk hati
2022-10-23
0
➳️ anna🐣 ༒࿐ 🦣
kasian juga ibu kandung si kembar, nggak diakui sebagai ibu dan menantu... tapi itu kesalahannya juga sih kan dia milih suaminya bukan anaknya,,,,
2022-10-23
0
❤️⃟Wᵃf❁︎⃞⃟ʂ𝕬𝖋⃟⃟⃟⃟🌺ᶫᶦᵃ🌍ɢ⃟꙰Ⓜ
sedih dan kasian juga namanya twins sama sekali gk di anggap oleh ibu mertuanya dan juga anaknya hanya karena lebih memilih bersama suaminya
2022-09-27
0