Tak!
Langkah Keano terhenti di depan pintu.
Apa yang harus aku lakukan? Disana ada Kenzo dan di dalam kamar ini ada Tanca. Apakah ini adil?~batin Keano menatap dua kamar bergantian.
Belum sempat membuat keputusan. Pintu kamar dengan hiasan dreamcatcher bulu merak terbuka. Sinar lampu dari dalam menerobos keluar pintu dari celah sepuluh centi dengan aroma mawar segar yang menyerbu keluar kamar. Harum bercampur dengan aroma manis lainnya. Keano menarik napas dan memantapkan hati memulai langkah pertamanya memasuki kamar terlarang.
Satu dorongan ringan, membuat pintu terbuka lebar. Tatapan pertamanya langsung terpatri pada tubuh berselimut kelopak mawar di atas ranjang king size. Seperti surga dunia dengan keindahan memanjakan mata. Tanca berbaring bermandikan kelopak bunga mawar dengan mata terpejam. Keano menutup pintu menggunakan tangan kiri lalu berjalan menghampiri meja kaca. Dimana dua gelas wine terbaik sudah terisi.
Triing
Kedua gelas di benturkan dengan elegan. Keano berjalan mendekati ranjang dan duduk di tepi sembari memberikan segelas wine. Tanca membuka mata ketika merasakan gelas dingin menyentuh pipi kanannya. "Kemarilah, singkirkan itu!"
Tanca menepuk ranjang sebelahnya dan menepis gelas wine di pipinya dengan pelan. Gelas wine ditarik kembali. Keano meletakkan kedua gelas berisi wine di lantai, lalu ikut merebahkan diri ke atas ranjang. Matanya menelusuri seluruh sudut kamar.
"Indah bukan?" tanya Tanca dengan suara lembut.
Keano mengalihkan perhatian dan memusatkan pandangan hanya pada wanita di depannya. "Tak seindah dirimu, cantik dan...."
"Menggoda, begitu kan?" sela Tanca dan memiringkan tubuhnya.
Kelopak bunga mawar berjatuhan dan memperlihatkan tubuh polosnya. Keano meneguk saliva dengan susah payah dengan mata membulat sempurna. Melihat reaksi pria di depannya. Tanca terkekeh pelan. "Are you okay, Ano?"
Keano mengusap wajahnya dengan tangan kiri, dimana luka sayatan masih mengeluarkan darah. Warna merah yang bersatu dengan mawar merah membuat Tanca bangun dan menarik tangan kiri Keano. Melihat wajah cemas wanitanya, membuat pria itu mengusap pipi Tanca dengan tangan kanan. "Lupakan luka ini, apa keinginan Tanca?"
Keano menarik tangan kirinya, namun ditahan Tanca dengan tatapan tajam. Sontak pergerakan dihentikan, dan membiarkan wanitanya turun dari ranjang mengambil kotak obat dan blazer di atas kursi. Setelah memakai blazer sebatas lutut yang menutupi tubuh polosnya. Tanca kembali ke atas ranjang lalu membuka kotak obat. Beberapa tetes antiseptik di tuangkan kedalam kapas. Perlahan luka dibersihkan.
"Jika sakit berteriak lah! Tidak perlu menahan dengan menggigit bibirmu." ucap Tanca.
Keano membenarkan rambut Tanca yang maju ke depan dengan menyelipkan ke belakang telinganya. "Obat ku sangat mujarab. Rasa sakit di tanganku masih kecil dibandingkan rasa sakit di matamu. Kenapa ada belas kasih di matamu, Honey?"
Tanca tak menggubris dan meneruskan mengobati luka sayatan di tangan kiri Keano. Sikap diam dan tenang dari Tanca, membuat Keano memahami satu hal. Senyuman tipis terbit menghiasi wajah tampannya. "Setiap tahun aku bertanya, kenapa kami tidak boleh memasuki kamar ini dan kenapa kami harus menunggu waktu yang tepat. Sementara setiap detik, kamu mengajarkan kami dasar dari setiap hubungan. Cinta dan kegilaan yang mengalir di dalam nadi, membuat kami memuja mu...."
"Rupanya Ano ku sudah dewasa. Apa dengan kedewasaan ini, maka Ano siap menjadi seorang ayah?" sela Tanca dan membereskan kotak obatnya.
Kini tangan kiri Keano sudah terbalut perban sepanjang limabelas centi. Tanca turun dari ranjang dan meletakkan kotak obat di atas nakas, berbalik dan kembali menghampiri ranjang. Hanya saja, kali ini memilih berdiri di hadapan Keano dengan wajah serius dan tanpa senyuman. Melihat itu, membuat Keano bangun dari posisinya dan duduk dengan tegak di hadapan Tanca.
"Apa ini yang Tanca tunggu selama ini? Jika iya, aku siap. Jiwa, raga, dan hatiku hanya milik Tanca. Setiap nafasku hanya demi Tanca seorang." Keano merengkuh pinggang Tanca dengan sekali tarikan.
Jemari lembut wanita itu mengusap wajah Keano dengan manja, membuat Keano memejamkan mata menikmati setiap sentuhan wanitanya. Perlahan tapi pasti. Tanca menelusuri mata terpejam Keano turun ke hidung mancung dan berakhir di biibir yang menggoda. Harum parfum semakin bercampur menjadi satu. Aroma maskulin dengan aroma manis memenuhi rongga hidung keduanya.
Cup...
Satu kecupan di kening, membuat Keano memeluk tubuh Tanca semakin erat.
"Mulailah, Aku milikmu."
Bisikan Tanca sangat lembut dan mendayu, membuat sesuatu dibawah sana yang bersembunyi kembali menegang. "Katakan sekali lagi, apa keinginan Tanca?"
"Melengkapi hubungan kita dengan penyatuan...."
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 123 Episodes
Comments
°•𝕃Ꭵɐ•°🫐°•ᒪ⅁•°
Asma tanggung jawab kamu, sekarang aku butuh kehangatan seorang pria. Ken sama aku aja yuk 😘
2022-10-24
1
Andariya 💖
tanca ubin punya anak dgn keano
2022-10-06
0
Lia 💜⁴
tinggal kamu pilih, mau kepuasan atau persaudaraan? tapi namanya cowok lagi bucin ya pilih kepuasan lah
2022-09-27
0