Satu kecupan di kening, membuat Keano memeluk tubuh Tanca semakin erat.
"Mulailah, Aku milikmu."
Bisikan Tanca sangat lembut dan mendayu, membuat sesuatu dibawah sana yang bersembunyi kembali menegang. "Katakan sekali lagi, apa keinginan Tanca?"
"Melengkapi hubungan kita dengan penyatuan...."
Ucapan tak terselesaikan. Keano merampas bibir semerah buah plum dengan bibirnya. Pagutan tak terelakkan, keduanya saling bertukar saliva dan berebut udara untuk bernafas. Perlahan tangan Keano menarik tali blazer lalu melepaskan kain penghalang itu. Tanca hanya memberikan kebebasan sembari menikmati setiap sesap@n serakah Ano.
Pagutan berakhir, keduanya menyatukan hidung dengan tatapan saling terkunci. Bibir basah dengan senyuman manis, membuat Ano mengusap bibir Tanca. "Tanca siap?"
Bukannya menjawab, tangan wanita itu justru turun kebawah dan membuka kancing kemeja satu persatu tanpa mengalihkan tatapan matanya dari Ano. Sedikit bicara dan banyak bertindak, membuat Ano mengerlingkan tatapan nakal. Hanya beberapa menit, setiap lembar penutup tubuh terbang dan berserakan di lantai.
Tanca memulai pemanasan dengan memainkan perannya seperti biasa. Pijatan ringan di beberapa titik sensitif semakin membangkitkan g*irah Ano. Suara des@h@n terdengar pelan, membuat Tanca semakin menguasai tubuh prianya. Kali ini Ano tak mau kalah. Tangannya menyentuh satu titik sensitif milik Tanca.
"Anoo...." panggil Tanca me-sra.
"You mine, honey." Keano mengambil alih kekuasaan dan merebahkan tubuh Tanca ke atas ranjang dengan memberikan kecup*n.
Kecup*n demi kecup*n mendarat dari mata, hidung lalu turun ke leher jenjang Tanca. Tangan Keano yang ikut bergerilya, membuat Tanca mengikuti arus kebersamaan kali ini. Setelah sekian lama, tubuhnya kembali mendapatkan sentuhan manja. Keano sejenak menghentikan kegiatan dan menatap mata indah Tanca. "Bagaimana dengan Ken?"
Tanca merangkul kan kedua tangannya di leher Ano dan menariknya mendekati bibir manisnya. Satu senyuman tenggelam dalam pagutan cium*n p*nas. Sikap aktif Tanca, membuat pikiran Ano terkontaminasi. Bukan soal Kenzo lagi, kini ular naga miliknya tak ingin tinggal diam. Berkedut semakin sering dan mengeras mencari rumah untuk bersinggah.
Melihat Tanca masih biasa saja, bahkan belum terbang dengan setiap sentuhannya. Keano mengubah haluan. Satu tangannya sibuk bergerilya memberikan us*pan lembut, sedangkan satu tangannya lagi merengkuh leher Tanca dan pagutan semakin panas. Hingga keduanya melepaskan pagutan untuk bernafas. "Permainanmu semakin lama, Ano. Bawalah aku terbang bersamamu,"
"Seperti keinginanmu Ratuku," jawab Ano dengan menurunkan tujuannya.
Ano memberikan tanda kepemilikan di leher jenjang Tanca. Warna merah pekat seperti di kerokin dengan koin. Stempel cinta ala Keano mulai memenuhi setiap jengkal tubuh wanita itu. Warna kulit putihnya berubah menjadi jejak merah tak beraturan. Hingga kecup*n Ano berhenti di pusat dari semua titik sensitif. Aroma khas harum sabun import sangat menggoda, membuat Ano menghirup dalam dengan mengecup manja gua keramat wanitanya.
"@aaahh..."
Des@han dari wanitanya, membuat Ano melakukan penjelajahan dengan men-julurkan l!dahnya meng absen rongga gua keramat dengan lekuk mulus dan putih merona. Gua keramat yang terawat dengan aroma khas semakin memabukkan Ano. Suara merdu semakin sering terdengar, membuat Ano bersemangat mengobrak-abrik isi gua keramat itu. Lum@t@n dan ses@pan semakin memburu dengan rakusnya. Selama beberapa menit hingga getaran tubuh Tanca memperdalam permainannya.
"Want more, Ano..." Tanca memelas dengan suara serak.
Ano mengangkat wajahnya dan menaiki tubuh Tanca, memberikan kecup*n kecil pada bibir plum itu. "I will do, honey."
Satu tangan Keano gunakan untuk memposisikan ular naganya. Setelah merasakan memasuki sedikit mulut gua keramat, Ano menarik tangan Tanca dan melingkarkan nya ke punggung. Mata keduanya tertutup kabut hawa n*fsu. Ano kembali merengkuh leher Tanca dengan meraup bibir plum. Bersamaan dengan kecup*n hangat, satu hentakan di bawah sana membuat tubuh keduanya tersentak. Sejenak Ano membiarkan ular naganya menyesuaikan diri.
"Sorry...." Ano menatap Tanca dengan cemas, wajah tegang dengan semburat merah di pipi wanita di bawah kungkungan nya itu terlihat jelas menahan sakit.
Tanca menarik punggung Ano semakin merapat ke tubuhnya. "It's okay, Ano. Mari kita terbang,"
Cup...
Pergulatan panas baru saja dimulai, bahkan Ano harus mengikuti isyarat dan irama Tanca. Rasa setiap ges3kan tak ubahnya seperti wanita yang tak tersentuh. Selama ini Tanca melakukan senam demi menjaga tubuhnya. Penyatuan keduanya menjadi seperti malam pertama, hawa dingin AC tak menghentikan tetesan keringat dari kedua pasangan itu. Semakin lama, ritme penyatuan semakin memanas hingga tubuh keduanya bergetar hebat.
"Love youu... arrrggghhh...." Seru Ano dengan melepaskan benih ular naganya ke dalam gua keramat Tanca.
Sembur@n panas begitu terasa masuk dan memenuhi rahimnya, membuat bibir Tanca tersenyum penuh arti.
Bruug....
"Thanks, Ano. Cup, istirahatlah!" Tanca berniat bangun, tapi Ano menarik tubuh wanita itu ke dalam dekapannya.
"Tetaplah bersamaku, aku ingin membiasakan diri. Biarkan milik kita saling mengenal lebih jauh, atau harus ku ulangi?" ucap Ano dengan kedipan mata.
Tanca hanya menggelengkan kepala, dan membalas pelukan Keano. Membiarkan gua keramat dan ular naga tetap menyatu seperti perkenalan lebih dalam. Sementara di kamar lain, suara er@ngan memenuhi kamar mandi dengan gemericik air yang mengalir.
Hufftt, akhirnya pusing ku bisa berkurang. Rasanya sangat tidak enak main solo. Apa aku sewa orang saja ya? Tapi, aku tidak mau wanitaku murka.~batinnya dengan menjambak rambutnya frustasi.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 123 Episodes
Comments
°•𝕃Ꭵɐ•°🫐°•ᒪ⅁•°
jangan perdulikan Kenzo, dia aman bersama ku. kan ku puaskan dia dengan sebiasaku, kalian lanjutkan saja 😚
2022-10-24
0
Lia 💜⁴
untung nya abis si Ano kelelahan si Tanca gak cari Ken
2022-09-27
0
Aziz Abdul
pantes aja Tanca ngebet sama duo K, karena Keano seorang masih belum bisa memuaskan dirinya
2022-09-27
0