Setiap langkah kakinya berjalan menyusuri marmer berkualitas terbaik di dalam Villa Flow. Sejenak langkahnya terhenti di atas tangga tertinggi. Tangga yang posisinya selaras dengan pintu utama villa. Pandangan di depan perlahan kabur, berubah menjadi warna hitam putih. Bayangan masa silam kembali menjelma.
Pintu dengan ukiran bunga lotus terbuka. Seorang pemuda dengan canda yang menggetarkan hati mempersilahkan seorang gadis berambut kuncir kuda memasuki Villa bagaikan putri raja.
"Selamat datang Tuan Putri Aruna, ini adalah tempat tinggal baru Yang Mulia," ucap pemuda itu dengan tangan mempersilah gadisnya melangkahkan kaki memasuki villa.
Mata jernih dengan binar kebahagiaan jelas nampak di wajah gadis itu. Pipi merona merah dan tersipu malu sembari meremas gaun putih selututnya.
Plaak!
"Aruna sadarlah! Ingat semua itu hanya masa lalu. Sekarang waktunya mengguncang hidup pria brengsek itu," gumam Tanca setelah menampar pipinya sendiri.
Kesadarannya telah kembali, membuat langkahnya menuruni tangga satu persatu anak tangga. Sejarah manis, kelam dan keputusan drastis yang terjadi di dalam hidupnya tidak akan pernah bisa terlupakan. Meskipun maut menghampiri. Pastilah niat balas dendam di dalam hati tidak akan menyerah untuk berjuang bertahan hidup.
Kliing....
Kliing....
Kliing....
Suara dentingan dreamcatcher gantung di depan pintu taman terdengar samar menyebar ke seluruh ruangan dalam villa. Tanca bergegas membuka pintu utama lalu berjalan menghampiri mobil sport merah miliknya.
Villa Flow sudah menggunakan sistem keamanan terbaik, sehingga hanya membutuhkan sedikit pelayan yang tinggal di belakang villa. Tanca membuka pintu kemudi, masuk lalu duduk sembari menutup pintu mobilnya. Setelah memasang sabuk pengaman, kunci dimasukkan kemudian menyalakan mesin dan melaju perlahan meninggalkan halaman villa Flow.
Perjalanan menuju lokasi pertemuan hanya membutuhkan lima belas menit jika kecepatan diatas rata-rata. Suasana hati yang tak menentu seperti awan cerah menyambut malam, membuat wanita berwajah dingin menaikkan kecepatan laju mobilnya.
Laju mobil yang semakin cepat tanpa mempedulikan pengendara lain selama sepuluh menit, perlahan mulai melaju lebih pelan. Tatapan mata yang menajam terpatri pada arah kanan jalan. Dimana perdebatan dua lawan jenis di pinggir jalan itu menyita perhatiannya.
Hatinya tergerak untuk mendekat. Tanpa berpikir panjang menghentikan mobilnya di sisi kiri jalan. Langkah kakinya berjalan menyebrangi jalan utama, tak peduli debu jalanan dan asap kendaraan yang menyebar. Niat di dalam hati hanya ingin membantu menyelesaikan perdebatan lawan jenis di seberang jalan sana.
Tak!
"Ekhem! Apa kalian tidak punya rumah? Kenapa bertengkar di tempat umum...."
Kedua lawan jenis dengan pakaian seragam kerja berbeda pangkat itu berhenti berdebat, lalu mengalihkan perhatian ke arah wanita anggun yang menghampiri mereka.
"Maaf, Nona. Sebaiknya anda tidak ikut campur! Ini masalah pekerjaan saya. Ayo sekarang ikut aku ke kantor." tukas si pria dan menarik tangan wanita berwajah kusut.
"Pak, saya mohon..."
"Apa kamu tahu, pekerjaan ku bisa kandas jika tidak menangkap pembuat onar seperti mu!" cetus si pria dengan geram.
Perdebatan yang ntah seperti awal mulanya, membuat hati Tanca bergemuruh. Bayang-bayang masa lalu semakin mendekat. Sejenak Tanca memejamkan mata, lalu membuka matanya kemudian tanpa permisi menggandeng tangan wanita berwajah kusut di depannya.
"Katakan berapa biaya ganti ruginya?" tanya Tanca dengan serius.
Si pria mengerutkan alisnya, "Tuan Muda hanya ingin dia ditangkap, bukannya ganti rugi."
"Tuan Muda siapa? Berikan alamatnya, Aku akan bicara dengan Tuan mu itu." ucap Tanca tanpa basa basi.
Si pria melepaskan tangannya dari tangan wanita kusut, lalu mengambil ponselnya. Sejenak pria itu berusaha menghubungi seseorang. Percakapan singkat yang diakhiri sepihak.
"Wanita ini akan tetap bersamaku, Tuan Muda masih berada di taman cinta." jelas pria itu.
Tanca menarik wanita wajah kusut ke belakang tubuhnya. "Dia bersamaku!"
"Nona, saya tidak mau mobil mewah anda tercemari...."
"Tak usah banyak cakap! Ikuti saja mobilku." tegas Tanca menatap tajam pria di depannya.
Pria itu menghela nafas dan mengangguk pasrah. Setidaknya keinginan tuan muda nya tetap terlaksana. Tanca menggandeng wanita wajah kusut menyebrangi jalan utama. Keduannya memasuki mobil setelah sedikit drama penolakan dari wanita yang ditolong Tanca.
"Siapa namamu?" tanya Tanca sembari menyetir dan menatap ke depan.
"Via, maafkan saya Non. Saya tidak ingin merepotkan nona...."
Tanca tersenyum tipis, ''Santai lah! Bisa ceritakan apa masalahmu?"
"......"
Tanca melirik ke arah Via dimana wanita itu terlihat ragu dan juga menahan emosi dari dalam matanya. Bagaimana keadaan Via seperti penghuni jalanan. Penampilan kacau, dan juga sangat polos. Tapi, dari semua itu. Tanca melihat logo perusahaan yang teramat dikenali nya.
"Royal Diamond, kamu bekerja di perusahaan itu?" tanya Tanca dengan suara lebih lembut.
Via mengangguk dengan kedua telapak tangan saling meremas satu sama lain di atas pangkuannya. Kegugupan bercampur keringat dingin yang keluar dari keningnya, membuat Tanca diam dan fokus memarkirkan mobil di tempat khusus.
"Turunlah! Kita selesaikan masalahmu." titah Tanca sambil melepaskan sabuk pengaman.
Via mendongak menatap Tanca memelas. Pastinya wanita itu tidak ingin ikut turun, apalagi bertemu Tuan Muda. Tapi, Tanca melambaikan tangan dengan senyuman manis. "Ayo, masalah itu dihadapi. Jangan lari, tidak akan selesai jika kamu berlari."
"Tapi, Non...."
Tanca menahan nafas, lalu turun dari mobil. Setelah menutup pintu mobil, langkahnya berjalan memutari mobil dan membukakan pintu samping, "Turun! Jadilah wanita kuat. Jangan biarkan orang menindasmu."
Ucapan Tanca bagaikan sindiran pedas untuknya. Yah dirinya bukan wanita kuat yang siap berjuang. Melainkan seorang wanita yang selalu pasrah dengan keadaan, tapi semua demi sang ibu. Tanpa sadar, lelehan cairan bening turun begitu saja. Seluruh rangkaian tragedi selama beberapa jam terakhir menari di pelupuk mata.
"Astaga, kenapa kamu cengeng sekali. Ayo....."
"Honey!"
...****************...
***Hay reader, othoor akan up dobel setiap hari (Selama kesehatan tetap stabil)
Jangan lupa, kritik saran kalian melalui comment ya, like dan happy Reading READER'S
Salam dari othoor, ☺***
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 123 Episodes
Comments
Rangga Putra
pantes aja Tanca bilang begitu, tiap masalah jangan lari harus di hadapi. si Tanca gak lari, malah terus jalan kedepan dengan balas dendamnya.
2022-09-27
0
ˢ⍣⃟ₛ 𝙺͢𝚊𝚗𝚊𝚢𝚊͎͛ʸʳ♑︎
aduh pak emang gadis itu kuman elah,takut dicemari lagi
2022-09-27
1
ˢ⍣⃟ₛ 𝙺͢𝚊𝚗𝚊𝚢𝚊͎͛ʸʳ♑︎
waduh sakit gak tuh,kena tampar sendiri🏃♀️🏃♀️
2022-09-27
0