"Pergilah! Nikmati wanita itu, dan biarkan aku memberikan semua ini pada seorang saja," tantang wanita itu dengan melemparkan kemejanya ke lantai.
Bruug…..
"Astaga, kenapa jadi seperti ini," keluh si wanita dengan bangun dari tempatnya.
Langkahnya berjalan mendekati pria yang tersungkur ke bawah dengan posisi nyungsep, dan mencium lantai marmer. Wanita itu memegang kedua bahu si pria dan membantunya duduk dengan benar. Satu isyarat mata dengan kerlingan, membuat si pria tersenyum menahan malu.
"Sudah? Atau mau drama lagi? Kesalahan mu kali ini, bukan hanya sekedar kesalahan kecil. Tapi, kesalahan fatal. Apa kamu paham Kenzo...."
Kenzo menarik kedua tangan Tanca dan mengecupnya berulang kali, "Aku memang salah, maafin aku ya. Please, tidak akan ku ulangi lagi."
Puppy eyes menjadi jurus terakhir Kenzo untuk meluluhkan hati Tanca, tapi tidak semudah itu. Tanca menarik tangannya dan berdiri dari posisinya. "Pergilah! Aku ingin sendiri."
Kenzo langsung berdiri dan memeluk Tanca dari belakang, tidak biasanya wanita cantik nan molek di depannya melakukan pengusiran. Meskipun kesalahan yang diperbuat melampaui batas, tapi kali ini terlihat jelas wajah cantik Tanca berselimut kesedihan. Tangan yang melingkar sempurna di perut rata Tanca, membuat Kenzo semakin mengeratkan pelukan.
"Ada apa? Kenapa awan mendung mengambil alih sinar mentari ku? Ini tidak bisa dimaafkan. Aku akan menerima semua hukuman dari mu, tapi singkirkan awan mendung dari wajahmu honey," Kenzo melepaskan pelukan dan memutar tubuh Tanca menghadap ke arahnya, tangannya memegang dagu Tanca dan tatapan keduanya bertemu.
Mata jernih dan sendu, bibir yang biasanya tersenyum mendadak terkunci tanpa rasa manis sedikitpun. Kenzo menatap mata Tanca semakin dalam, pencarian kebenaran dalam diam. Semakin dalam tatapan mata bertaut, membuat Tanca memundurkan langkahnya. Wajah Kenzo semakin terlihat sama seperti wajah pria masa lalunya. Tanca berlari kecil menuju kamar mandi dan langsung mengunci pintu dengan double kunci.
Braak...
Kenzo terkejut dengan sikap tak biasa wanita itu dan menyusul menuju kamar mandi. Sayangnya pintu sudah tertutup rapat.
Tok!
Tok!
Tok!
"Honey, open the door!" Seru Kenzo dengan panik.
Ketukan pintu terus dilakukan, meskipun tidak ada jawaban sekalipun. Sementara di dalam kamar mandi, wanita itu membenamkan diri ke dalam bath up yang penuh dengan air. Kenangan pahit dengan rasa sakit yang tersisa seakan mencambuk kenyataan hidupnya. Setelah beberapa waktu menenangkan diri dengan kebiasaan buruknya itu.
Tanca keluar dari bath up dan berdiri di depan cermin kamar mandi. Tubuhnya masih terbalut beberapa helai pakaian, perlahan setiap penutup tubuhnya di lepaskan. Kini tubuh polos terpantul jelas di depan cermin. "Sekali lagi, tubuhku menjadi jalan hidupku. Akan kupastikan, kebanggaan keluargamu menjadi budak nafsuku. Kamu yang memulai, dan aku yang mengakhiri."
Kenangan darah yang mengalir di kakinya masih menyisakan duka yang mendalam, cinta menjadi mala petaka setelah pengkhianatan begitu besar dilakukan pria tercintanya. Malam naas yang menghancurkan seluruh harapan dan impiannya menjadi seorang ibu, berubah menjadi malam pekat dengan niat balas dendam.
"Kamu bilang tidak sudi memiliki anak dariku, bukan? Maka, anakmu akan menjadi pelindungku hingga nanti kita berjumpa lagi," Tanca tersenyum penuh arti, dan menatap satu pisau tajam di atas meja di depannya.
Sementara di luar kamar mandi, Kenzo melihat jarum jam. Perasaannya semakin tak karuan dan berjalan mondar mandir di depan kamar mandi. Sikap gelisah Kenzo, membuat pria yang baru saja tiba dan membuka pintu kamar menaikkan satu alisnya.
"Dimana Tanca?" tanya pria itu setelah melihat keseluruh sudut kamar.
Kenzo berbalik dan menatap siapa yang memberikan pertanyaan, "Di sana sejak setengah jam lalu," Kenzo menunjuk ke arah kamar mandi dengan cemas.
Tanpa menjawab, langkah pria itu berlari dan mendekati Kenzo.
Tok!
Tok!
Tok!
"Percuma, Tanca tidak mau membukakan pintu." Kenzo menghela napas dengan wajah frustasi, bahkan melupakan tujuan awalnya datang ke Villa.
"Kenapa gak bilang dari tadi, ayo dobrak!" cetus pria itu dan memberikan aba-aba untuk mendobrak pintu bersama.
Kenzo mengangguk dan memposisikan diri di sebelah saudara kembarnya.
"Satu!"
"Dua!"
"Ti...."
Ceklek.....
Posisi kuda-kuda dari duo K, membuat wanita yang baru membukakan pintu bingung. "Kalian sedang apa?"
Wuush....
Greeb....
"Hey lepaskan! Aku tak bisa bernapas." Tanca menarik diri dengan sekuat tenaga.
Tubuh kekar duo K benar-benar, membuat dirinya tak bisa berkutik. Beruntung pelukan tak seerat jerat tali nilon. Kenzo dan Keano melepaskan pelukan dan memeriksa tubuh Tanca tanpa malu dan sungkan.
Pluk...
Pluk....
"Kalian ini, modus." Tanca berjinjit dan melengos pergi begitu saja, setelah menepis tangan nakal si kembar dan berjalan mendekati almari kaca di sisi kiri tempat tidur.
Si kembar menyadari perbuatan spontan mereka sudah di luar waktu terapi, dengan wajah menahan senyum dan malu. Keduanya hanya berdiri dan menatap setiap pergerakan dari wanita cantik berbalut handuk yang menutupi bagian tengahnya saja. Tanca melepaskan handuk dan kain itu luruh ke lantai, tubuh polos dengan kulit putih mulus membungkam bibir si kembar.
Perlahan ada kedutan dan sesuatu memberontak dari balik kain. Posisi tegak dan menegang di bawah sana, membuat duo K menggigit bibir masing-masing.
Sudah waktunya kalian menjadi milikku seutuhnya. Tidak akan kubiarkan siapapun menghalangi jalan masa depanku.~batin Tanca dan tersenyum tipis sembari mengambil gaun malam dengan belahan depan rendah.
"Honey....."
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 123 Episodes
Comments
Farlia♡V
tapi kan gak harus semua kamu embat Tanca, aku yang baca aja geli. gimana kamu yang melakukan? 😣
2022-10-24
0
🍾⃝ͩᴢᷞᴜᷰɴᷡɪᷧᴀకꫝ 🎸🎻ଓε🅠🅛⒋ⷨ͢⚤
pasti kecewa banget si tanca 🤧🤧
2022-10-23
0
Andariya 💖
asraga tanca, kamu buat dou k binggung, 😇😇😇
2022-10-06
0