Perasaan

Natasha sudah bisa melakukan pemotretan, Rista juga hadir di studio foto. Termasuk Yuno, namun tidak dengan Darren.

"Kak, aku ingin kopi bisakah membelikannya untukku?" mohon Tasha pada manajernya.

"Nona tak boleh minum itu!" Yuno memotong pembicaraan artis dan manajer itu.

"Kenapa kau melarangku?" Tasha menatap tak senang pada sekretaris Presdir.

"Saya akan membelikan jus wortel untuk anda!" tawar Yuno.

"Aku tidak mau minuman itu!" tolak Tasha.

"Nona mau jatuh di sini, karena penyakit yang anda derita kambuh," ujar Yuno.

"Kenapa dia tahu penyakitku, Kak?" Tasha mengalihkan pandangannya ke arah manajernya.

"Maafkan Kakak, Tasha!" Dia menunduk bersalah.

"Baiklah, berikan saja aku air mineral!" pinta Tasha ketus.

Yuno tersenyum senang, ia lalu mengambil air mineral dalam botol dan diserahkan kepada modelnya.

"Terima kasih," Tasha meraihnya dengan wajah jutek.

-

Natasha mulai berpose di depan kamera, Rista tersenyum melihat dress hasil karyanya dipakai oleh artis terkenal.

Hampir dua jam pemotretan berakhir, Rista menghampiri Natasha. "Anda terlihat sangat cantik!" pujinya.

"Terima kasih, Rista. Hasil desain yang kamu buat juga bagus," ujarnya.

"Nona Rista, anda dipanggil Tuan Darren di ruangannya," ucap Yuno.

"Oh, baiklah. Saya akan ke sana sekarang, permisi!" pamitnya pada Yuno dan Natasha.

Yuno hendak pergi namun langkahnya terhenti saat Natasha memanggilnya.

"Aku cuma mau bilang terima kasih, karena sudah membantuku," ucap Natasha.

"Ya," jawab Yuno tanpa menatap sekali. Lalu ia meninggalkan studio.

"Pria aneh!" gumamnya.

-

Rista pergi ke ruangan kerja Presdir. "Kenapa anda sering sekali memanggil dan menyuruh saya?"

"Karena kau karyawanku."

"Kirain anda tidak ingin jauh dari saya," ujar Rista percaya diri.

"Ternyata kau memang gadis tidak tahu malu," celetuknya.

"Ya, kan saya cuma berpendapat saja. Mana tahu Tuan memiliki perasaan kepada saya," ujar Rista.

"Ya, aku memang memiliki perasaan padamu."

"Benarkah, Tuan?" Rista tersenyum senang.

Darren mendekati Rista lalu memukul pelan lengan gadis itu dengan majalah.

"Sakit, Tuan!" Rista memegang lengannya.

"Perasaan kesal yang ada," ujar Darren.

Rista tersenyum nyengir sambil menggaruk tengkuknya.

"Aku menyuruhmu ke sini untuk bertanya, bagaimana pemotretannya?"

"Semua berjalan lancar, Nona Natasha sangat cantik menggunakan pakaian hasil rancangan saya," Rista berbicara dengan bangga.

"Karena Natasha cantik, jadi mau pakai baju apa saja tetap menarik bukan seperti kau!"

"Aku juga cantik, Tuan!" Rista tersenyum menggoda.

"Kau ingin menggodaku dengan wajahmu itu?"

"Tidak, Tuan. Saya ke sini hanya untuk bekerja, bukan menggoda anda."

"Baguslah, saya juga tidak suka denganmu!"

"Tuan, menyuruh saya ke sini untuk bertanya itu saja?"

"Tidak juga, mana rancangan kau selanjutnya?" pinta Darren.

"Bagaimana saya bisa menyelesaikannya kalau Tuan menyuruh ke sana kemari," ungkapnya.

"Jadi kau tak senang aku suruh?"

"Senang, Tuan. Apapun yang ada perintahkan, saya tetap akan laksanakan," jawabnya.

"Baguslah kalau begitu, duduklah!" perintah Darren.

Rista pun duduk.

"Baca seluruh berkas ini!" Darren menyerahkan setumpuk kertas.

"Anda tidak salah, saya di sini desainer bukan sekretaris," ujar Rista.

"Kau bilang akan melakukan apapun jika ku perintahkan," Darren mengingatkannya.

Rista memundurkan kursinya. "Saya kembali ke ruangan saja, masih banyak desain yang belum disiapkan!"

Darren menarik lengan Rista, "Mau ke mana?"

Rista mendelikkan matanya lengannya di pegang Darren. "Tangan Tuan menyentuhku!"

Darren lantas melepaskannya.

Rista lalu tersenyum.

"Jangan tersenyum!" bentaknya.

Rista pun memudarkan senyumannya.

"Pergilah, serahkan tugasmu hari ini juga!" titahnya.

"Baik, Tuan." Rista melangkah cepat meninggalkan ruangan.

Darren melihat tangannya tidak memerah saat menyentuh lengan Rista, kemudian menarik sudut bibirnya.

-

-

Jarum jam menunjukkan pukul 4 sore, Rista berlari ke ruangan Presdir sebelumnya ia menghampiri Yuno.

"Kau ingin bertemu dengan Tuan Darren?" tebaknya.

"Ya."

"Silahkan masuk!"

"Baiklah!" Rista membuka pintu ruangan lalu masuk. "Selamat sore, Tuan!" ucapnya.

"Kau terlambat lima menit, gajimu akan ku potong!"

"Tidak bisa begitu, Tuan. Saya sudah menyelesaikan tugas yang anda minta!" Rista menyerahkan hasil gambarnya.

"Letakkan saja di situ, besok aku akan periksa!"

"Tapi gaji saya tidak di potong, kan?"

"Tetap akan di potong."

"Tuan, saya belum sebulan bekerja di sini sudah main potong saja," keluhnya.

"Gaji yang perusahaan berikan kepadamu sangat besar, cukup untuk makan sebulan jadi kalau ku potong tidak akan membuatmu mati kelaparan," jelas Darren.

Rista mendekati Darren.

"Jangan mendekat!" ucapnya.

Rista menghentikan langkahnya. "Tuan, tolonglah jangan dipotong. Kesalahan yang saya buat tidak terlalu fatal."

"Aku mau pulang!" Darren melewati Rista keluar ruangan.

Gadis itu pun juga, "Dasar bos kejam!"

Begitu sampai di pintu utama gedung, hujan turun sangat deras. Rista terpaksa berdiri sambil menunggu hujan reda.

Sebuah mobil berhenti tepat didepannya, seorang pria berteriak dari kendaraan itu. "Rista, ayo naik! Aku akan mengantarmu pulang!" ajaknya.

"Baik, Tuan!" Rista berlari ke mobil.

"Di mana rumahmu?" tanya Yuno.

"Tak jauh dari jalan ini, Tuan!"

"Baiklah," mobil pun melesat ke tempat tujuan.

"Tuan, saya ingin bertanya sesuatu," ujar Rista.

"Tanya apa?"

"Apa Tuan Darren tidak bisa bersentuhan langsung dengan orang lain?"

"Tidak, hanya keluarga saja yang bisa berjabat tangan dengannya."

"Begitu, ya. Sangat aneh!"

"Ya, begitulah. Kata Mamaku, Paman Devan begitu juga, tapi saat bersentuhan dengan Bibi Clarissa sebelum mereka menikah terlihat baik-baik saja namun ketika tanpa sengaja menyentuh orang lain langsung memerah," jelas Yuno.

"Apa tangan Presdir tadi juga memerah setelah menyentuhku?" gumamnya.

"Kau bicara apa?" tanya Yuno.

"Tidak ada, Tuan." Rista menjawab dengan cepat.

-

-

-

Rista membuka siaran televisi sambil mengunyah cemilan, seketika perkataan Yuno terngiang di otaknya.

"Nyonya Clarissa sebelum menikah menyentuh kulit Tuan Devan tidak memerah dan akhirnya mereka berjodoh, tadi Presdir menyentuhku apa tangannya juga memerah? Kalau tidak, artinya kami berjodoh?"

Seketika Rista tersenyum senang, kemudian ia menggelengkan kepalanya cepat. "Tidak, mana mungkin Tuan Darren menyukaiku. Jangan mimpi, Rista!" berkata pada dirinya sendiri.

Suara ponselnya berdering tertera nama ibunya. Ia pun menjawab panggilan itu. "Halo, Bu!"

"Rista, kenapa dua hari ini kamu tidak menelepon Ibu?"

"Maafkan aku, Bu. Pekerjaan di kantor membuatku kelelahan jadi begitu pulang langsung tidur," jawabnya.

"Kamu sehatkan di sana?"

"Sehat, kalau Ibu?"

"Ibu juga sehat."

"Oh, ya Bu. Aku sudah menyewa rumah tapi tidak terlalu besar, Ibu bisa tinggal bersamaku di sini," ujar Rista.

"Dari mana kamu dapat uang padahal belum gajian?"

"Aku masih ada sisa tabungan, Bu."

"Baiklah, Ibu akan ke sana nanti."

"Kabarin aku jika Ibu ingin ke sini, biar ku jemput," ujar Rista.

"Iya, Nak. Jaga dirimu di sana, Ibu sangat merindukanmu!"

"Aku juga merindukan Ibu!" Rista lalu menutup teleponnya.

...----------------...

Jangan lupa like, komen, poin dan vote...

Selamat Membaca 🌹

Terpopuler

Comments

𝓐𝔂⃝❥𝑩𝒆𝒍𝒍𝒆𝒛𝒛𝒂❥⃝•ꨄ︎࿐

𝓐𝔂⃝❥𝑩𝒆𝒍𝒍𝒆𝒛𝒛𝒂❥⃝•ꨄ︎࿐

Iyya jodoh kog 🤭
Darren - Rista
Yuno - Natasha 😍🥳

2022-07-06

2

lihat semua
Episodes
1 Hari Pertama Bekerja
2 Foto Bersama Clarissa
3 Obrolan Keluarga Darren
4 Bermasalah dengan Darren
5 Membalas Perlakuan Rista
6 Mencari Brand Ambassador
7 Putri Musuh
8 Sapu Tangan
9 Perasaan
10 Potong Gaji
11 Obrolan Dua Pria
12 Potong Gaji (2)
13 Satu Mobil
14 Raisa Melahirkan
15 Ditegur Lagi
16 Pergi Berdua
17 Perhatian Kecil Darren
18 Keberhasilan Model Pengganti
19 Pembalut
20 Mendadak Menjadi Model
21 Mobil Baru
22 Hari Bahagia Rayi
23 Aku Cemburu
24 Obrolan Dua Pria (2)
25 Mengutarakan Perasaan
26 Giliran Yuno
27 Makan Malam Bersama Keluarga Darren
28 Kedatangan Neneknya Rista
29 Yuno dan Natasha Menjadi Kekasih
30 Kehebohan Berita Natasha
31 Tak Direstui (1)
32 Serangan Buat Yuno
33 Natasha Dijodohkan
34 Lusi Membuat Kekacauan
35 Tak Direstui (2)
36 Rista Dipecat
37 Pindah Pekerjaan
38 Baru Terasa Kehilangan
39 Mencari Rista
40 Kabar Rista
41 Masih Cinta
42 Bertemu Dengannya
43 Menjemput Rista Kembali
44 Kembali Ke Arta Fashion
45 Yuno Cemburu
46 Yuno Lamaran
47 Mencari Tahu Tentang Rista
48 Rista Sepupu Varrel
49 Bertemu Dengan Oma
50 Melamar Rista
51 Tak Direstui (3)
52 Tak Direstui (4)
53 Yuno dan Natasha Menikah
54 Mengundurkan Diri
55 Menjadi Pesaing
56 Aku Cemburu (2)
57 Tangis Penyesalan
58 Restu Oma Sophia
59 Bahagia
60 S2-bagian 1
61 S2-bagian 2
62 S2-bagian 3
63 S2-bagian 4
64 S2-bagian 5
65 S2-bagian 6
66 S2-bagian 7
67 S2-bagian 8
68 S2-bagian 9
69 S2-bagian 10
70 S2-bagian 11
71 S2-bagian 12
72 S2-bagian 13
73 S2-bagian 14
74 S2-bagian 15
75 S2-bagian 16
76 S2-bagian 17
77 S2-bagian 18
78 S2-bagian 19
79 S2-bagian 20
80 S2-bagian 21
81 S2-bagian 22
82 S2-bagian 23
83 S2-bagian 24
84 S2-bagian 25
85 S2-bagian 26
Episodes

Updated 85 Episodes

1
Hari Pertama Bekerja
2
Foto Bersama Clarissa
3
Obrolan Keluarga Darren
4
Bermasalah dengan Darren
5
Membalas Perlakuan Rista
6
Mencari Brand Ambassador
7
Putri Musuh
8
Sapu Tangan
9
Perasaan
10
Potong Gaji
11
Obrolan Dua Pria
12
Potong Gaji (2)
13
Satu Mobil
14
Raisa Melahirkan
15
Ditegur Lagi
16
Pergi Berdua
17
Perhatian Kecil Darren
18
Keberhasilan Model Pengganti
19
Pembalut
20
Mendadak Menjadi Model
21
Mobil Baru
22
Hari Bahagia Rayi
23
Aku Cemburu
24
Obrolan Dua Pria (2)
25
Mengutarakan Perasaan
26
Giliran Yuno
27
Makan Malam Bersama Keluarga Darren
28
Kedatangan Neneknya Rista
29
Yuno dan Natasha Menjadi Kekasih
30
Kehebohan Berita Natasha
31
Tak Direstui (1)
32
Serangan Buat Yuno
33
Natasha Dijodohkan
34
Lusi Membuat Kekacauan
35
Tak Direstui (2)
36
Rista Dipecat
37
Pindah Pekerjaan
38
Baru Terasa Kehilangan
39
Mencari Rista
40
Kabar Rista
41
Masih Cinta
42
Bertemu Dengannya
43
Menjemput Rista Kembali
44
Kembali Ke Arta Fashion
45
Yuno Cemburu
46
Yuno Lamaran
47
Mencari Tahu Tentang Rista
48
Rista Sepupu Varrel
49
Bertemu Dengan Oma
50
Melamar Rista
51
Tak Direstui (3)
52
Tak Direstui (4)
53
Yuno dan Natasha Menikah
54
Mengundurkan Diri
55
Menjadi Pesaing
56
Aku Cemburu (2)
57
Tangis Penyesalan
58
Restu Oma Sophia
59
Bahagia
60
S2-bagian 1
61
S2-bagian 2
62
S2-bagian 3
63
S2-bagian 4
64
S2-bagian 5
65
S2-bagian 6
66
S2-bagian 7
67
S2-bagian 8
68
S2-bagian 9
69
S2-bagian 10
70
S2-bagian 11
71
S2-bagian 12
72
S2-bagian 13
73
S2-bagian 14
74
S2-bagian 15
75
S2-bagian 16
76
S2-bagian 17
77
S2-bagian 18
78
S2-bagian 19
79
S2-bagian 20
80
S2-bagian 21
81
S2-bagian 22
82
S2-bagian 23
83
S2-bagian 24
84
S2-bagian 25
85
S2-bagian 26

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!