Membalas Perlakuan Rista

Yuno bergegas menemui Rista untuk membuatkan contoh pakaian yang di desainnya hari ini juga.

"Apa terkejar waktunya, Tuan?" tanyanya.

"Saya tidak tahu, coba saja kamu buat hari ini," ujar Yuno.

"Baiklah, Tuan."

Rista mulai membuat sampel yang diminta oleh Darren bersama tim kerjanya ia sampai melewati makan siang padahal teman yang lainnya menyuruhnya untuk beristirahat namun ia menolak dengan alasan takut tidak siap tepat waktu.

Jam menunjukkan pukul 4 sore tapi Rista belum juga menyelesaikan tugasnya.

"Bagaimana kalau besok saja kita serahkan kepada Presdir bahan contohnya?" tanya salah satu teman kerja Rista.

"Kalian lanjutkan saja, tapi jika memang tidak bisa besok aku melanjutkannya kalian boleh pulang," jawabnya.

"Baiklah!"

Rista pergi menemui Yuno menanyakan hal tersebut.

Namun jawaban yang ia terima bahwa dirinya harus menyelesaikan tugas yang diberikan hari ini juga.

Rista pun kembali ke ruangannya, dalam hati ia berkata, "Ini hari pertama kerja tetap semangat!"

Ia menyampaikan kepada teman-temannya bahwa dirinya akan bertanggung jawab dengan sampel tersebut.

"Kau tidak masalah kami lebih dahulu pulang?"

"Tidak, pekerjaan ini tinggal sedikit lagi," jawab Rista.

"Kalau begitu kami pulang, ya!" pamit tim kerjanya.

"Ya, hati-hati."

Sementara di ruangan Presdir, Devan bersiap akan pulang. "Kamu akan tetap di sini sampai pekerjaan dia selesai?"

"Iya, Pa. Biar besok segera diproduksi besar," jawab Darren.

"Ya sudah, kalau begitu. Papa duluan!" Devan meninggalkan ruangan kerjanya.

Yuno yang bertugas sebagai sekretaris pribadi Presdir terus melihat arlojinya, beberapa karyawan sudah pulang. Ia sampai mondar-mandir di ruangan kerja Rista untuk mengetahui gadis itu menyelesaikan tugasnya tepat waktu atau tidak.

Akhirnya jam 6 sore, contoh pakaian yang akan ditunjukkan kepada Presdir telah selesai. Rista menyerahkannya kepada Yuno.

Belum menjatuhkan tubuhnya di kursi, Yuno menyuruhnya untuk masuk ke ruang Presdir. "Nona, saya hanya mengingatkan jarang sekali ada karyawan yang masuk ke ruang ini kecuali keluarga besarnya, saya dan sekretaris pribadinya yang lama. Sepertinya ini masalah serius!"

Mendengar ucapan Yuno membuat Rista ketakutan.

"Tuan, ini pertama kali saya bekerja. Tidak mungkin juga langsung dipecat," ujar Rista.

"Berdoalah, Nona!" Yuno tersenyum.

Rista pun memanjatkan doa dalam hati sambil membuka perlahan pintu.

"Cuci tanganmu di sana!" tunjuk Darren ke arah wastafel. "Jangan memakai sandal atau sepatu!" mengingatkan gadis itu lagi.

Rista membuka sepatunya lalu mencuci tangan sesuai perintah atasannya. Kemudian berdiri menghadap Darren.

"Entah apa yang dilihat Papaku dan jajaran direksi dari desainmu, sangat buruk!" Darren melemparkan pakaian contoh yang dikerjakan Rista.

Rista mendelikkan matanya karena terkejut pakaian yang dibuatnya dilempar ke lantai.

"Aku mau kau mengulanginya malam ini juga," perintah Darren.

"Malam ini juga, Tuan?"

"Iya, kau tak mau?"

"Tapi gedung ini kosong," jawab Rista.

"Kau takut?"

"Tuan, saya ingin beristirahat," jawab Rista.

"Kau ingin beristirahat tapi pekerjaan belum selesai begini. Ingat, kau hari ini baru sehari bekerja. Apa ingin dipecat?" tanya Darren dengan nada tinggi.

"Tidak, Tuan!"

"Kerjakan lagi, besok pagi aku akan melihat hasilnya," titahnya.

"Tuan, bahan kain yang saya gunakan kualitas nomor satu dan jahitannya rapi. Apa yang kurang?"

"Saya mau kau mengulanginya lagi!" perintah Darren.

Suara perut Rista berbunyi, membuat gadis itu memegangnya.

"Suara apa itu?" tanya Darren.

Rista tersenyum nyengir, "Maaf, tadi siang saya belum makan."

Darren tersenyum sinis, "Ku tak peduli kau belum makan atau tidak. Selesaikan tugasnya hari ini juga!"

"Bagian mana yang menurut anda tidak suka?"

"Seluruhnya mulai dari jenis kain, warna dan benang yang masih tampak," jawab Darren.

"Baiklah, Tuan."

Rista pun keluar dari ruangan Presdir.

Yuno berdiri kemudian bertanya, "Bagaimana?"

"Saya harus mengulanginya lagi, Tuan."

"Kau yang sabar, ya!" Yuno memaksakan tersenyum.

"Ya, Tuan." Rista pun pergi kembali ke ruangan kerjanya.

Tak lama kemudian Darren keluar. "Ayo kita pulang!"

"Bagaimana dengan wanita itu?" tanya Yuno.

"Biarkan saja menyelesaikan tugasnya malam ini," jawab Darren.

"Sendirian di sini?"

"Iya, kau mau menemaninya?"

"Tidak juga," jawab Yuno.

"Aku ingin memberikan pelajaran untuknya," ujar Darren.

"Bagaimana jika Tuan besar tahu?"

"Kalau kau tidak memberitahunya, dia takkan tahu!"

...----------------...

Pukul 6 pagi, Rista kembali ke rumah Sella untuk membersihkan diri dan sarapan. Rencananya seminggu lagi dia akan pindah rumah karena tak mungkin terus menerus menumpang di kediaman orang tua sahabatnya.

Beruntung jarak perusahaan dengan rumah sahabatnya tidak terlalu jauh hanya membutuhkan waktu 10 menit dengan menggunakan kendaraan umum.

Pukul 8 pagi, Rista kembali ke Arta Fashion untuk menyerahkan hasil contoh pakaiannya. Matanya terasa berat karena semalaman tidak tidur.

Begitu sampai di ruangan kerjanya, Rista malah menjatuhkan kepalanya di meja dan memejamkan matanya.

Darren meminta kepada Yuno hasil kerjaan Rista namun sekretarisnya itu mengatakan kalau belum menerima apapun darinya.

Darren lantas berjalan ke ruangan Rista, seluruh karyawan yang di ruangan itu berdiri dan memberikan hormat.

Matanya tertuju kepada gadis yang tertidur di meja kerjanya.

Darren mengambil tisu dan mengayunkan lembaran tipis itu ke wajah Rista namun tak juga bangun.

Lalu kemudian ia mengambil pena dan menoel pipi Rista.

Bukannya bangun, Rista malah memukul pena tersebut hingga jatuh. "Aku sangat mengantuk, jangan menggangguku!" ocehnya dengan mata terpejam.

"Apa kau ingin dipecat Ayumi Charista?" Darren bertanya dengan lantang.

Rista segera terbangun dan mengucek matanya. "Maafkan saya, Tuan!"

"Ke ruangan ku sekarang juga!" titahnya.

"Baik, Tuan!" Rista pun berdiri sambil memegang kepalanya yang masih terasa pusing membawa pakaian contoh yang diminta Darren.

Rista kini berdiri dihadapan Darren, namun tak nampak Devan.

Darren memeriksa contoh pakaian buatan karyawan barunya dengan teliti.

Rista terus menguap selama Darren memeriksa hasil kerjanya.

"Aku pilih contoh yang pertama saja!" ujar Darren.

Seketika mata Rista mendelik, "Jika memang yang pertama yang dipilih, kenapa menyuruh saya mengulanginya lagi?"

"Kau tidak suka aku menyuruhmu?" Darren balik bertanya.

"Ya, saya suka!" jawabnya ketus.

"Antarkan ini ke bagian produksi dan ingat jangan tidur selagi masih jam kerja," Darren memberikan perintah.

"Saya juga tidur saat jam kerja juga karena anda, Tuan!"

"Kau mulai membantahku?"

"Tidak, Tuan. Hanya saja ingin mengingatkan kalau saya berhak diberikan uang lembur," jelas Rista.

"Lembur? Kau hanya karyawan baru di sini!"

"Kalau saya baru, seenaknya anda menyuruh," ujar Rista.

"Kau ingin dipecat?"

"Saya diterima di sini karena pilihan Tuan Devan bukan anda!" Rista pun berlalu.

Darren mengepalkan tangannya, "Dia sudah berani melawanku. Tunggu saja, ku akan buat kau tidak akan betah di sini!"

-

Jam istirahat dihabiskan Rista untuk tidur siang sesudah makan. Darren sengaja lewat ruangan kerja Rista padahal biasanya ia tak pernah melalui jalan itu.

Darren tersenyum licik melihat Rista sedang tidur dan karyawan yang lainnya tak ada di ruangan. Dengan jalan mengendap, ia mendekati meja Rista.

Darren mengangkat gelas lalu perlahan menuangkan airnya ke kepala Rista membuat gadis itu tersentak dan bangun.

"Apa yang anda lakukan?" hardiknya.

"Kenapa kau masih saja tidur di sini?" tanya Darren, wajahnya seakan tak bersalah.

"Ini jam istirahat, Tuan!" jawabnya.

"Tapi kau tidak boleh tidur di kantor," ujar Darren.

"Anda memang ingin cari masalah dengan saya, ya!" Rista mengambil buku besar lalu memukulkannya ke lengan.

"Aduh sakit," teriak Darren.

"Memangnya apa salah saya hingga anda selalu menyiksaku?"

"Hei, siapa yang menyiksamu?"

Rista menghentikan pukulannya, "Anda menyuruh saya kerja lembur, mengganggu saya tidur. Bukankah anda ingin menyiksaku?"

"Aku tidak menyiksamu, ku hanya memberikan tugas saja," jawab Darren.

"Jangan berbohong, Tuan!"

"Aku tidak berbohong!"

"Oh, jangan-jangan anda menyukai saya!" Rista dengan percaya diri mengatakannya.

"Ciih, aku suka denganmu!" menatap sinis. "Kau pikir kau gadis satu-satunya yang ada di dunia ini?"

"Lalu kenapa anda selalu mencari masalah dengan saya?"

"Karena kau sudah mempermalukan aku dan membuatku kesal!"

"Aku minta maaf, Tuan!" Rista lantas meraih tangan Darren dengan cepat pria itu menarik tangannya dan menyemprotkan cairan anti kuman. "Saya mengaku salah!" Rista mengambil posisi badan setengah berdiri dengan bertumpu pada lutut dan kaki.

Beberapa karyawan mulai memasuki ruangan karena jam istirahat telah selesai. Pandangan mereka dikejutkan dengan kehadiran calon Presdir.

"Tuan, tolong maafkan aku. Jangan buat saya tidak betah di sini!" Rista menunjukkan wajah pura-pura sedihnya.

"Hei, berdirilah!" Darren berbicara dengan pelan.

"Maafkan aku dahulu, Tuan. Baru ku akan berdiri," ucap Rista tertunduk lesu.

Darren lantas pergi, dirinya sangat malu karena dilihatin para karyawan yang lainnya.

Rista menatap lantai dan tak tampak lagi sepatu Presdir segera mengangkat wajahnya lalu tersenyum puas.

"Hei, kenapa calon Presdir bisa sampai di sini?" tanya salah satu teman Rista.

"Dia hanya ingin mengatakan kalau sampel sudah dikirim ke bagian produksi atau belum," jawab Rista berbohong.

"Tidak biasanya dia ke sini, selama ku kerja di sini Nona Raisa juga tak pernah ke sini paling sering ke studio foto karena kebetulan suaminya mantan model di Arta Fashion."

"Benarkah?" tanya Rista.

"Info yang ku dapatkan juga kalau Nyonya Clarissa mantan model di sini juga."

"Jadi Mama dan kakak ipar Tuan Darren seorang model?"

"Ya."

"Apa calon istrinya dia juga seorang model?" tanya Rista penasaran.

"Aku tidak tahu, karena Tuan Darren hampir sama seperti Tuan Devan. Sulit jatuh cinta dan penyuka kebersihan."

"Pantas saja dia menyuruhku membuka alas kaki dan mencuci tangan saat masuk ke ruangannya," ungkap Rista.

"Kau ke ruangannya, sungguh beruntung!" ucap salah satu teman kerja pria.

"Kenapa begitu?"

"Setahu kami, yang boleh masuk ke ruangan itu hanya keluarga besar dan sekretaris pribadi. Nyonya Clarissa dan Tuan Eza juga pernah masuk ke sana lalu menjadi keluarga Artama. Apa jangan-jangan kau akan menjadi jodohnya Tuan Darren?" tebak teman kerja wanita.

Rista tertawa mendengarnya, "Mana mungkin aku berjodoh dengan pria aneh seperti itu!"

"Kenapa tidak mungkin?"

"Ya, dia orang kaya pasti jodohnya dari kalangan atas setidaknya model juga."

"Ya, apa yang kau katakan itu benar?"

"Ya iyalah, selera dia bukan seperti aku!" Rista merendah. "Aku pun juga tidak mau berjodoh dengannya!" lanjutnya membatin.

Episodes
1 Hari Pertama Bekerja
2 Foto Bersama Clarissa
3 Obrolan Keluarga Darren
4 Bermasalah dengan Darren
5 Membalas Perlakuan Rista
6 Mencari Brand Ambassador
7 Putri Musuh
8 Sapu Tangan
9 Perasaan
10 Potong Gaji
11 Obrolan Dua Pria
12 Potong Gaji (2)
13 Satu Mobil
14 Raisa Melahirkan
15 Ditegur Lagi
16 Pergi Berdua
17 Perhatian Kecil Darren
18 Keberhasilan Model Pengganti
19 Pembalut
20 Mendadak Menjadi Model
21 Mobil Baru
22 Hari Bahagia Rayi
23 Aku Cemburu
24 Obrolan Dua Pria (2)
25 Mengutarakan Perasaan
26 Giliran Yuno
27 Makan Malam Bersama Keluarga Darren
28 Kedatangan Neneknya Rista
29 Yuno dan Natasha Menjadi Kekasih
30 Kehebohan Berita Natasha
31 Tak Direstui (1)
32 Serangan Buat Yuno
33 Natasha Dijodohkan
34 Lusi Membuat Kekacauan
35 Tak Direstui (2)
36 Rista Dipecat
37 Pindah Pekerjaan
38 Baru Terasa Kehilangan
39 Mencari Rista
40 Kabar Rista
41 Masih Cinta
42 Bertemu Dengannya
43 Menjemput Rista Kembali
44 Kembali Ke Arta Fashion
45 Yuno Cemburu
46 Yuno Lamaran
47 Mencari Tahu Tentang Rista
48 Rista Sepupu Varrel
49 Bertemu Dengan Oma
50 Melamar Rista
51 Tak Direstui (3)
52 Tak Direstui (4)
53 Yuno dan Natasha Menikah
54 Mengundurkan Diri
55 Menjadi Pesaing
56 Aku Cemburu (2)
57 Tangis Penyesalan
58 Restu Oma Sophia
59 Bahagia
60 S2-bagian 1
61 S2-bagian 2
62 S2-bagian 3
63 S2-bagian 4
64 S2-bagian 5
65 S2-bagian 6
66 S2-bagian 7
67 S2-bagian 8
68 S2-bagian 9
69 S2-bagian 10
70 S2-bagian 11
71 S2-bagian 12
72 S2-bagian 13
73 S2-bagian 14
74 S2-bagian 15
75 S2-bagian 16
76 S2-bagian 17
77 S2-bagian 18
78 S2-bagian 19
79 S2-bagian 20
80 S2-bagian 21
81 S2-bagian 22
82 S2-bagian 23
83 S2-bagian 24
84 S2-bagian 25
85 S2-bagian 26
Episodes

Updated 85 Episodes

1
Hari Pertama Bekerja
2
Foto Bersama Clarissa
3
Obrolan Keluarga Darren
4
Bermasalah dengan Darren
5
Membalas Perlakuan Rista
6
Mencari Brand Ambassador
7
Putri Musuh
8
Sapu Tangan
9
Perasaan
10
Potong Gaji
11
Obrolan Dua Pria
12
Potong Gaji (2)
13
Satu Mobil
14
Raisa Melahirkan
15
Ditegur Lagi
16
Pergi Berdua
17
Perhatian Kecil Darren
18
Keberhasilan Model Pengganti
19
Pembalut
20
Mendadak Menjadi Model
21
Mobil Baru
22
Hari Bahagia Rayi
23
Aku Cemburu
24
Obrolan Dua Pria (2)
25
Mengutarakan Perasaan
26
Giliran Yuno
27
Makan Malam Bersama Keluarga Darren
28
Kedatangan Neneknya Rista
29
Yuno dan Natasha Menjadi Kekasih
30
Kehebohan Berita Natasha
31
Tak Direstui (1)
32
Serangan Buat Yuno
33
Natasha Dijodohkan
34
Lusi Membuat Kekacauan
35
Tak Direstui (2)
36
Rista Dipecat
37
Pindah Pekerjaan
38
Baru Terasa Kehilangan
39
Mencari Rista
40
Kabar Rista
41
Masih Cinta
42
Bertemu Dengannya
43
Menjemput Rista Kembali
44
Kembali Ke Arta Fashion
45
Yuno Cemburu
46
Yuno Lamaran
47
Mencari Tahu Tentang Rista
48
Rista Sepupu Varrel
49
Bertemu Dengan Oma
50
Melamar Rista
51
Tak Direstui (3)
52
Tak Direstui (4)
53
Yuno dan Natasha Menikah
54
Mengundurkan Diri
55
Menjadi Pesaing
56
Aku Cemburu (2)
57
Tangis Penyesalan
58
Restu Oma Sophia
59
Bahagia
60
S2-bagian 1
61
S2-bagian 2
62
S2-bagian 3
63
S2-bagian 4
64
S2-bagian 5
65
S2-bagian 6
66
S2-bagian 7
67
S2-bagian 8
68
S2-bagian 9
69
S2-bagian 10
70
S2-bagian 11
71
S2-bagian 12
72
S2-bagian 13
73
S2-bagian 14
74
S2-bagian 15
75
S2-bagian 16
76
S2-bagian 17
77
S2-bagian 18
78
S2-bagian 19
79
S2-bagian 20
80
S2-bagian 21
81
S2-bagian 22
82
S2-bagian 23
83
S2-bagian 24
84
S2-bagian 25
85
S2-bagian 26

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!