11. Tuan Gong, Ketua Pembunuh Bayaran

Setelah menempuh dua jam perjalanan, Aruna dan Ji Yan yang menggantikan Jei hari ini untuk menunjukkan jalan sudah sampai di depan markas Lotus Hitam.

Aruna meminta yang Ji Yan untuk turun dan memberitahukan kedatangannya pada penjaga di depan pintu gerbang.

“Sampaikan pada tuanmu bahwa Nona Muda Han datang ingin bertemu.” Kata Ji Yan pada penjaga disana.

“Baik. Mohon tunggu sebentar. Saya akan melaporkan kedatangan tuan Anda.” Salah seorang penjaga masuk ke dalam untuk melapor.

Tak lama setelah itu, penjaga itu kembali dan mempersilahkan Aruna beserta kelompoknya untuk masuk. Aruna dan Ji Yan saja yang memasuki paviliun.

“Mari saya antar Nona Han. Ketua sudah menunggu.” Aruna hanya mengangguk dan mengikuti penjaga yang membawanya.

Aruna diantar untuk berjalan ke arah aula yang ada di dalam paviliun terbesar disana. Di dalam aula, terlihat seorang laki-laki paruh baya dengan tubuh tegab dan besar duduk di salah satu kursi sambil menyesap teh hangat yang ada di depannya.

“Salam, tuan Gong.” Sapa Aruna saat sudah berada di dekat laki-laki itu. Nada bicaranya tidak merendah dan juga tidak menyombongkan diri.

“Anda terlalu formal Nona Han.” Tuan Gong segera berdiri dan mempersilahkan Aruna untuk duduk.

Aruna duduk di kursi yang berhadapan dengan tuan Gong. Sedangkan Ji Yan berdiri tepat dibelakangnya. Kemudian tuan Gong meminta pelayan menuangkan teh pada cangkir baru dan menyajikannya di depan Aruna.

“Saya tidak menyangka jika Nona Han ternyata mempunyai wajah yang luar biasa cantik.” Tuan Gong memperhatikan setiap pahatan sempurna wajah gadis di depannya.

‘Hem. Dengan wajah datar seperti itu saja sudah terlihat sangat cantik. Apalagi jika tersenyum. Pasti kecantikan itu berlipat hasilnya.’ Bathin tuan Gong.

“Tidak perlu bertele-tele tuan Gong. Kedatangan saya kemari ingin meminta anda memberitahukan pada saya, siapa yang menyewa serikat anda untuk membakar gudang milik Serikat Dagang Anggrek Bulan milik keluarga Han?” Aruna langsung to the point. Ia tak suka berlama-lama dengan urusannya. Apalagi melibatkan seorang yang mata keranjang seperti laki-laki tua di depannya ini.

“Nona Han terlalu terburu-buru. Anda bahkan belum menikmati teh yang saya sediakan.”

“Tidak terima kasih tuan Gong. Saya tidak begitu menyukai teh yang dicampur berbagai macam bahan.” Cibir Aruna dengan tersenyum tipis. Mengejek. Tuan Gong membeku.

‘Mengapa gadis ini menolaknya? Apa mungkin ia sudah tahu jika teh ini sudah dicampur ramuan musim semi? Sial! Aku terlalu meremehkan gadis cantik ini.’

“Seperti yang saya bilang tadi, tujuan saya kesini tidak lain adalah untuk menanyakan perihal anak buah anda yang semalam datang menyambangi gudang saya. Dan kebetulan sekali mereka mempunyai niat buruk. Karena mereka adalah orang-orang anda, saya kira saya bisa meminta pertanggung jawaban dari anda.”

Mulut Tuan Gong berkedut. Gadis ini benar-benar berani.

“Saya kira anda salah sangka Nona Han. Anak buah saya tidak mungkin berani menyinggung serikat sebesar serikat Anggrek Bulan.” Tuan Gong mempertahankan senyumnya. Membuat Aruna menipiskan bibir seksinya yang berwarna pink alami.

“Oh ya. Berarti jika memang seperti itu, pastilah bukan merekalah orang yang melakukannya.”

“Tentu saja. Itu bukan mereka.” tuan Gong tertawa renyah. Seperti tidak tahu apa-apa.

“Ya ya ya. Saya mengerti sekarang. Memang bukan mereka yang menyinggung saya. Tapi, orang yang memerintahnya.”

“Apakah Nona Han menuduh saya?”

“Saya tidak menuduh. Ayolah, saya tidak menyukai hal yang bersifat berjalan lambat. Membosankan." cibir Aruna. "Jei!” teriaknya.

Seorang pria berbaju serba hitam yang datang entah dari mana berlutut di samping Aruna dengan bertopang pedang di tangan kanannya.

“Saya Nona.”

“Bawa dia kesini.”

Jei memberi isyarat pada salah satu temannya yang ada di bayangan. Dengan cepat, empat orang kembali mendarat di depan Aruna yang masih duduk tenang di kursinya. Tuan Gong mulai berkeringat. Tangannya mengepal. Dua orang yang berada dalam tawanan dua orang penjaga rahasia terlihat linglung dia kenali sebagai anak buahnya.

"Maaf tuan Gong. Salah satu anak buah anda sangat loyal hingga memilih menggigit lidahnya dan berakhir." Aruna berkata dengan ringan seolah hilangnya nyawa seseorang bahkan tidak ada hubungannya dengannya.

Tuan Gong membisu.

“Tunjukkan!” perintah tegas Aruna. Jei segera menyobek pakaian bagian belakang salah satu pria yang menjadi tawanan sejak semalam.

“Bukankah ini adalah simbol milik Serikat anda Tuan Gong?”

Selama ini serikat yang dipimpinnya tidak pernah gagal dalam menjalankan tugas, apalagi sampai tertangkap sehingga tidak ada yang tahu tentang simbol Khusus milik serikatnya.

“Bagaimana menurut anda? Apakah anda masih berniat untuk mengelak?”

“Baiklah saya akan memberitahu siapa yang membayar saya untuk misi ini. Tapi dengan satu syarat.” Alis Aruna menyipit. Sudah sampai sejauh ini masih bisa berada di atas awan.

“Saya akan dengan senang hati memberitahukannya pada anda asalkan anda bersedia untuk menjadi selirku.”

“Rupanya anda sungguh berani Tuan Gong. Tapi maaf saya sungguh tidak tertarik. Saya bisa membuat anda bicara tanpa anda mau sekalipun.” Aruna menyeringai.

“Anda salah besar jika anda menyerang saya di sarang saya. Ini adalah markas Lotus Hitam. Tempat para pembunuh bayaran berkumpul.”

“Tenang saja tuan. Ini tidak akan lama dan tidak akan berisik.” Aruna melirik Jei.

Dengan gerakan yang sangat cepat Jei berhasil menjatuhkan tuan Gong. Anak buah tuan Gong yang ada di dalam Aula juga sudah di lumpuhkan.

“Katakan.” Aruna menatap tajam Tuan Gong. Namun laki-laki itu tetap bergeming. “Sebenarnya saya sangat malas jika berurusan dengan kuman kecil seperti serikat anda ini tuan Gong. Namun sayangnya anda lah yang memulai semuanya. Jadi jangan salahkan saya jika saya berbuat berani.”

“Anda tidak akan mendapatkan apapun dari saya. Pe...hemp” teriakan Tuan Gong terpotong setelah sebelah kaki Aruna menekan kepala tuan Gong ke lantai.

“Ck ck ck. Sudah saya bilang saya akan melakukannya dengan tenang. Saya tidak akan membuat keributan di tempat anda.” cibir Aruna.

Kemudian, dari balik lengan hanfunya, ia mengeluarkan sebutir pil yang berbeda dengan yang semalam ia gunakan pada anak buah tuan Gong. Kali ini, pil itu berwarna biru laut dengan warna putih di tengahnya. Itu adalah pil pengendali pikiran. Jei segera memasukkan dengan paksa pil itu.

Dengan menggunakan pil itu, Aruna mengetahui siapakah yang memanfaatkan jasa serikat Lotus Hitam untuk membuat kerugian pada pihaknya. Dan itu membuat Aruna naik darah. Serikat dagang yang mempunyai niat buruk padanya adalah milik dari teman nyonya Han. Ini sebuah penghianatan.

Setelah membuat tuan Gong membuka mulutnya, Aruna meminta tuan Gong untuk mengantarkannya keluar untuk menghindari kecurigaan anak buah laki-laki itu. Dia tak boleh sembrono. Bagaimanapun dia sedang berada di dalam markasnya para pembunuh. Dan yang berada dalam tekanannya adalah pemimpin mereka. Ini sangatlah berbahaya.

“Mereka benar-benar minta diberi pelajaran. Ayo kita kembali. Minuman dinginku pasti sudah menunggu.” Kata Aruna ketika ia sudah menaiki kudanya.

Dengan cepat Aruna mengendalikan kudanya diikuti dengan Ji Yan di belakangnya. Dalam perjalanan, Aruna memikirkan bagaimana ia akan memberitahukan pada nyonya Han tentang penghianatan yang dilakukan oleh sahabatnya. Nyonya Han pasti akan sangat terpukul. Beberapa kali Aruna mendesah.

“Kenapa anda terlihat gelisah Nona?” tanya Ji Yan setelah mereka memelankan laju kuda mereka ketika memasuki kota.

“Aku bingung bagaimana aku akan memberitahukan kebenaran ini pada ibu nanti. Dia pasti merasa sangat sedih.”

“Nyonya Si sudah sangat keterlaluan kali ini. Padahal sudah lama kita bekerja sama dan telah banyak mentolelirnya setelah semua yang dia lakukan. Tapi semakin lama semakin keterlaluan sikapnya.”

“Itulah maksudku.”

“Aku rasa nyonya Si sudah hilang akal kali ini.”

Sebelum Aruna menimpali perkataan Ji Yan, sebuah teriakan keras menghentikan mereka.

“Minggir! Menyingkir! Nona Muda Tang lewat.” Mendengar teriakan dari seorang kusir membuat semua orang menyingkir. Namun tidak dengan Aruna dan Ji Yan. Mereka tetap berjalan pelan di sisi kanan jalan. Lagipula jalanan di kota sangatlah lebar. Cukup untuk dilewati dua buah kereta sekaligus.

......_-~* The Story Of Han Aruna _11*~-_......

*

*

*

Terima kasih sudah mampir 😊

Jangan lupa sempatkan menyentuh like 👍 sebelum beranjak....

Episodes
1 1. Di Usir Dari Kediaman Jenderal
2 2. Menjadi Anak Angkat Nyonya Han
3 3. Kembali Ke Daratan
4 4. Pria Bertopeng
5 5. Bunga Yuna
6 6. Ingin Merampas barang dariku?
7 7. Harta Tak Terduga Dari Kantong Penyimpanan
8 8. Sampai Di Kediaman Utama Han
9 9. Festival Lampion
10 10. Kecantikan Nomor Satu
11 11. Tuan Gong, Ketua Pembunuh Bayaran
12 12. Aku Aruna, Han Aruna
13 13. Rencana Perjamuan Bunga
14 14. Persiapan Aruna
15 15. Pertemuan Setelah Sepuluh Tahun
16 16. Hadiah yang Menakjubkan
17 17. Membuat Semua Orang Terpesona
18 18. Permainan Bai Tianli
19 19. Dasar Mesum!
20 20. Seseorang Meragukan Kemampuan Han Aruna
21 21. Sittar Spiritual, Sittar Feiyuan
22 22. Menjadikan Sittar Feiyang Menjadi Bahan Taruhan. Berani?
23 23. Mendapatkan Sittar Feiyang Dan Banyak Bunga Mawar
24 24. Han Aruna, Nona Muda Pecinta Uang
25 25. Pangeran Arnold Datang Ke Arena Berburu
26 26. Pangeran Arnold Yang Tampan Ditolak, Lagi!
27 27. Bertemu Harimau Putih Spiritual
28 28. Bayi Harimau Putih Spiritual Tingkat Tinggi
29 29. Memiliki Dekrit Kosong Juga Tidak Akan Berani Bertindak Sejauh Itu
30 30. Sekte Hitam Devil Dolls
31 31. Xiao Qiu, Sang Pelahap
32 32. Yang Mulia Putra Mahkota Membawanya Secara Pribadi
33 33. Dua Putra Mahkota Datang Bersamaan
34 34. Tang Lin Hua Mengembalikan Dekrit Kosong
35 35. Pangeran Shen Lin Yang Yang Kejam
36 36. Terpaksa Bekerja Sama
37 37. Han Aruna Memenangkan Lomba
38 38. Xiao Qiu Melihat Bubuk Mesiu
39 39. Semua Orang Sibuk
40 40. Menyusup
41 41. Aku Ingin Kamu Mengakuinya
42 42. Siap Menangkap Penjahatnya
43 43. Antara Dua Pasukan
44 44. Ancaman Han Mora
45 45. Arnold VS Han Mora
46 46. Arnold Yang Diabaikan
47 47. Identitas Lain Shen Su Huan
48 48. Ruang Dimensi Mandala
49 49. Pemusnahan Keluarga Xu
50 50. Keluhan Hati Arnold
51 51. Arnold Yang Kejam?
52 52. Xu Ruo Feng Mengaku
53 53. Berhenti Menjadi Orang Baik
54 54. Permintaan Han Aruna
55 55. Meminta Waktu
56 56. Bertemu dengan Orang Yang Tak Terduga
57 57. Shen Su Huan Menerobos Kamar Lagi
58 58. Lamaran
59 59. Arnold Datang
60 60. Kelas Privat Khusus Shen Su Huan
61 61. Jang Mue Lan Yang Delusi
62 62. Suasana Sebelum Lelang
63 63. Hadiah Han Aruna
64 64. Permainan Harga
65 65. Pil Pembersih Tulang
66 66. Shen Su Huan Menawar Harga
67 67. Pasukan Berani Mati
68 68. Diikuti
69 69. Kesalahpahaman Jang Mue Lan
70 70. Potongan Kisah 1
71 71. Potongan Kisah 2
72 72. Permaisuri Li Yue
73 73. Memakai Giok Phoenik Api
74 74. Kesan Pertama
75 75. Memanggil Saksi
76 76. Identitas Asli Yang Terungkap
77 77. Jang Xia Lu Telah Lama Tiada
78 78
79 79. Kejujuran Jang Dong He
Episodes

Updated 79 Episodes

1
1. Di Usir Dari Kediaman Jenderal
2
2. Menjadi Anak Angkat Nyonya Han
3
3. Kembali Ke Daratan
4
4. Pria Bertopeng
5
5. Bunga Yuna
6
6. Ingin Merampas barang dariku?
7
7. Harta Tak Terduga Dari Kantong Penyimpanan
8
8. Sampai Di Kediaman Utama Han
9
9. Festival Lampion
10
10. Kecantikan Nomor Satu
11
11. Tuan Gong, Ketua Pembunuh Bayaran
12
12. Aku Aruna, Han Aruna
13
13. Rencana Perjamuan Bunga
14
14. Persiapan Aruna
15
15. Pertemuan Setelah Sepuluh Tahun
16
16. Hadiah yang Menakjubkan
17
17. Membuat Semua Orang Terpesona
18
18. Permainan Bai Tianli
19
19. Dasar Mesum!
20
20. Seseorang Meragukan Kemampuan Han Aruna
21
21. Sittar Spiritual, Sittar Feiyuan
22
22. Menjadikan Sittar Feiyang Menjadi Bahan Taruhan. Berani?
23
23. Mendapatkan Sittar Feiyang Dan Banyak Bunga Mawar
24
24. Han Aruna, Nona Muda Pecinta Uang
25
25. Pangeran Arnold Datang Ke Arena Berburu
26
26. Pangeran Arnold Yang Tampan Ditolak, Lagi!
27
27. Bertemu Harimau Putih Spiritual
28
28. Bayi Harimau Putih Spiritual Tingkat Tinggi
29
29. Memiliki Dekrit Kosong Juga Tidak Akan Berani Bertindak Sejauh Itu
30
30. Sekte Hitam Devil Dolls
31
31. Xiao Qiu, Sang Pelahap
32
32. Yang Mulia Putra Mahkota Membawanya Secara Pribadi
33
33. Dua Putra Mahkota Datang Bersamaan
34
34. Tang Lin Hua Mengembalikan Dekrit Kosong
35
35. Pangeran Shen Lin Yang Yang Kejam
36
36. Terpaksa Bekerja Sama
37
37. Han Aruna Memenangkan Lomba
38
38. Xiao Qiu Melihat Bubuk Mesiu
39
39. Semua Orang Sibuk
40
40. Menyusup
41
41. Aku Ingin Kamu Mengakuinya
42
42. Siap Menangkap Penjahatnya
43
43. Antara Dua Pasukan
44
44. Ancaman Han Mora
45
45. Arnold VS Han Mora
46
46. Arnold Yang Diabaikan
47
47. Identitas Lain Shen Su Huan
48
48. Ruang Dimensi Mandala
49
49. Pemusnahan Keluarga Xu
50
50. Keluhan Hati Arnold
51
51. Arnold Yang Kejam?
52
52. Xu Ruo Feng Mengaku
53
53. Berhenti Menjadi Orang Baik
54
54. Permintaan Han Aruna
55
55. Meminta Waktu
56
56. Bertemu dengan Orang Yang Tak Terduga
57
57. Shen Su Huan Menerobos Kamar Lagi
58
58. Lamaran
59
59. Arnold Datang
60
60. Kelas Privat Khusus Shen Su Huan
61
61. Jang Mue Lan Yang Delusi
62
62. Suasana Sebelum Lelang
63
63. Hadiah Han Aruna
64
64. Permainan Harga
65
65. Pil Pembersih Tulang
66
66. Shen Su Huan Menawar Harga
67
67. Pasukan Berani Mati
68
68. Diikuti
69
69. Kesalahpahaman Jang Mue Lan
70
70. Potongan Kisah 1
71
71. Potongan Kisah 2
72
72. Permaisuri Li Yue
73
73. Memakai Giok Phoenik Api
74
74. Kesan Pertama
75
75. Memanggil Saksi
76
76. Identitas Asli Yang Terungkap
77
77. Jang Xia Lu Telah Lama Tiada
78
78
79
79. Kejujuran Jang Dong He

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!