Setelah menempuh dua jam perjalanan, Aruna dan Ji Yan yang menggantikan Jei hari ini untuk menunjukkan jalan sudah sampai di depan markas Lotus Hitam.
Aruna meminta yang Ji Yan untuk turun dan memberitahukan kedatangannya pada penjaga di depan pintu gerbang.
“Sampaikan pada tuanmu bahwa Nona Muda Han datang ingin bertemu.” Kata Ji Yan pada penjaga disana.
“Baik. Mohon tunggu sebentar. Saya akan melaporkan kedatangan tuan Anda.” Salah seorang penjaga masuk ke dalam untuk melapor.
Tak lama setelah itu, penjaga itu kembali dan mempersilahkan Aruna beserta kelompoknya untuk masuk. Aruna dan Ji Yan saja yang memasuki paviliun.
“Mari saya antar Nona Han. Ketua sudah menunggu.” Aruna hanya mengangguk dan mengikuti penjaga yang membawanya.
Aruna diantar untuk berjalan ke arah aula yang ada di dalam paviliun terbesar disana. Di dalam aula, terlihat seorang laki-laki paruh baya dengan tubuh tegab dan besar duduk di salah satu kursi sambil menyesap teh hangat yang ada di depannya.
“Salam, tuan Gong.” Sapa Aruna saat sudah berada di dekat laki-laki itu. Nada bicaranya tidak merendah dan juga tidak menyombongkan diri.
“Anda terlalu formal Nona Han.” Tuan Gong segera berdiri dan mempersilahkan Aruna untuk duduk.
Aruna duduk di kursi yang berhadapan dengan tuan Gong. Sedangkan Ji Yan berdiri tepat dibelakangnya. Kemudian tuan Gong meminta pelayan menuangkan teh pada cangkir baru dan menyajikannya di depan Aruna.
“Saya tidak menyangka jika Nona Han ternyata mempunyai wajah yang luar biasa cantik.” Tuan Gong memperhatikan setiap pahatan sempurna wajah gadis di depannya.
‘Hem. Dengan wajah datar seperti itu saja sudah terlihat sangat cantik. Apalagi jika tersenyum. Pasti kecantikan itu berlipat hasilnya.’ Bathin tuan Gong.
“Tidak perlu bertele-tele tuan Gong. Kedatangan saya kemari ingin meminta anda memberitahukan pada saya, siapa yang menyewa serikat anda untuk membakar gudang milik Serikat Dagang Anggrek Bulan milik keluarga Han?” Aruna langsung to the point. Ia tak suka berlama-lama dengan urusannya. Apalagi melibatkan seorang yang mata keranjang seperti laki-laki tua di depannya ini.
“Nona Han terlalu terburu-buru. Anda bahkan belum menikmati teh yang saya sediakan.”
“Tidak terima kasih tuan Gong. Saya tidak begitu menyukai teh yang dicampur berbagai macam bahan.” Cibir Aruna dengan tersenyum tipis. Mengejek. Tuan Gong membeku.
‘Mengapa gadis ini menolaknya? Apa mungkin ia sudah tahu jika teh ini sudah dicampur ramuan musim semi? Sial! Aku terlalu meremehkan gadis cantik ini.’
“Seperti yang saya bilang tadi, tujuan saya kesini tidak lain adalah untuk menanyakan perihal anak buah anda yang semalam datang menyambangi gudang saya. Dan kebetulan sekali mereka mempunyai niat buruk. Karena mereka adalah orang-orang anda, saya kira saya bisa meminta pertanggung jawaban dari anda.”
Mulut Tuan Gong berkedut. Gadis ini benar-benar berani.
“Saya kira anda salah sangka Nona Han. Anak buah saya tidak mungkin berani menyinggung serikat sebesar serikat Anggrek Bulan.” Tuan Gong mempertahankan senyumnya. Membuat Aruna menipiskan bibir seksinya yang berwarna pink alami.
“Oh ya. Berarti jika memang seperti itu, pastilah bukan merekalah orang yang melakukannya.”
“Tentu saja. Itu bukan mereka.” tuan Gong tertawa renyah. Seperti tidak tahu apa-apa.
“Ya ya ya. Saya mengerti sekarang. Memang bukan mereka yang menyinggung saya. Tapi, orang yang memerintahnya.”
“Apakah Nona Han menuduh saya?”
“Saya tidak menuduh. Ayolah, saya tidak menyukai hal yang bersifat berjalan lambat. Membosankan." cibir Aruna. "Jei!” teriaknya.
Seorang pria berbaju serba hitam yang datang entah dari mana berlutut di samping Aruna dengan bertopang pedang di tangan kanannya.
“Saya Nona.”
“Bawa dia kesini.”
Jei memberi isyarat pada salah satu temannya yang ada di bayangan. Dengan cepat, empat orang kembali mendarat di depan Aruna yang masih duduk tenang di kursinya. Tuan Gong mulai berkeringat. Tangannya mengepal. Dua orang yang berada dalam tawanan dua orang penjaga rahasia terlihat linglung dia kenali sebagai anak buahnya.
"Maaf tuan Gong. Salah satu anak buah anda sangat loyal hingga memilih menggigit lidahnya dan berakhir." Aruna berkata dengan ringan seolah hilangnya nyawa seseorang bahkan tidak ada hubungannya dengannya.
Tuan Gong membisu.
“Tunjukkan!” perintah tegas Aruna. Jei segera menyobek pakaian bagian belakang salah satu pria yang menjadi tawanan sejak semalam.
“Bukankah ini adalah simbol milik Serikat anda Tuan Gong?”
Selama ini serikat yang dipimpinnya tidak pernah gagal dalam menjalankan tugas, apalagi sampai tertangkap sehingga tidak ada yang tahu tentang simbol Khusus milik serikatnya.
“Bagaimana menurut anda? Apakah anda masih berniat untuk mengelak?”
“Baiklah saya akan memberitahu siapa yang membayar saya untuk misi ini. Tapi dengan satu syarat.” Alis Aruna menyipit. Sudah sampai sejauh ini masih bisa berada di atas awan.
“Saya akan dengan senang hati memberitahukannya pada anda asalkan anda bersedia untuk menjadi selirku.”
“Rupanya anda sungguh berani Tuan Gong. Tapi maaf saya sungguh tidak tertarik. Saya bisa membuat anda bicara tanpa anda mau sekalipun.” Aruna menyeringai.
“Anda salah besar jika anda menyerang saya di sarang saya. Ini adalah markas Lotus Hitam. Tempat para pembunuh bayaran berkumpul.”
“Tenang saja tuan. Ini tidak akan lama dan tidak akan berisik.” Aruna melirik Jei.
Dengan gerakan yang sangat cepat Jei berhasil menjatuhkan tuan Gong. Anak buah tuan Gong yang ada di dalam Aula juga sudah di lumpuhkan.
“Katakan.” Aruna menatap tajam Tuan Gong. Namun laki-laki itu tetap bergeming. “Sebenarnya saya sangat malas jika berurusan dengan kuman kecil seperti serikat anda ini tuan Gong. Namun sayangnya anda lah yang memulai semuanya. Jadi jangan salahkan saya jika saya berbuat berani.”
“Anda tidak akan mendapatkan apapun dari saya. Pe...hemp” teriakan Tuan Gong terpotong setelah sebelah kaki Aruna menekan kepala tuan Gong ke lantai.
“Ck ck ck. Sudah saya bilang saya akan melakukannya dengan tenang. Saya tidak akan membuat keributan di tempat anda.” cibir Aruna.
Kemudian, dari balik lengan hanfunya, ia mengeluarkan sebutir pil yang berbeda dengan yang semalam ia gunakan pada anak buah tuan Gong. Kali ini, pil itu berwarna biru laut dengan warna putih di tengahnya. Itu adalah pil pengendali pikiran. Jei segera memasukkan dengan paksa pil itu.
Dengan menggunakan pil itu, Aruna mengetahui siapakah yang memanfaatkan jasa serikat Lotus Hitam untuk membuat kerugian pada pihaknya. Dan itu membuat Aruna naik darah. Serikat dagang yang mempunyai niat buruk padanya adalah milik dari teman nyonya Han. Ini sebuah penghianatan.
Setelah membuat tuan Gong membuka mulutnya, Aruna meminta tuan Gong untuk mengantarkannya keluar untuk menghindari kecurigaan anak buah laki-laki itu. Dia tak boleh sembrono. Bagaimanapun dia sedang berada di dalam markasnya para pembunuh. Dan yang berada dalam tekanannya adalah pemimpin mereka. Ini sangatlah berbahaya.
“Mereka benar-benar minta diberi pelajaran. Ayo kita kembali. Minuman dinginku pasti sudah menunggu.” Kata Aruna ketika ia sudah menaiki kudanya.
Dengan cepat Aruna mengendalikan kudanya diikuti dengan Ji Yan di belakangnya. Dalam perjalanan, Aruna memikirkan bagaimana ia akan memberitahukan pada nyonya Han tentang penghianatan yang dilakukan oleh sahabatnya. Nyonya Han pasti akan sangat terpukul. Beberapa kali Aruna mendesah.
“Kenapa anda terlihat gelisah Nona?” tanya Ji Yan setelah mereka memelankan laju kuda mereka ketika memasuki kota.
“Aku bingung bagaimana aku akan memberitahukan kebenaran ini pada ibu nanti. Dia pasti merasa sangat sedih.”
“Nyonya Si sudah sangat keterlaluan kali ini. Padahal sudah lama kita bekerja sama dan telah banyak mentolelirnya setelah semua yang dia lakukan. Tapi semakin lama semakin keterlaluan sikapnya.”
“Itulah maksudku.”
“Aku rasa nyonya Si sudah hilang akal kali ini.”
Sebelum Aruna menimpali perkataan Ji Yan, sebuah teriakan keras menghentikan mereka.
“Minggir! Menyingkir! Nona Muda Tang lewat.” Mendengar teriakan dari seorang kusir membuat semua orang menyingkir. Namun tidak dengan Aruna dan Ji Yan. Mereka tetap berjalan pelan di sisi kanan jalan. Lagipula jalanan di kota sangatlah lebar. Cukup untuk dilewati dua buah kereta sekaligus.
......_-~* The Story Of Han Aruna _11*~-_......
*
*
*
Terima kasih sudah mampir 😊
Jangan lupa sempatkan menyentuh like 👍 sebelum beranjak....
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 79 Episodes
Comments