Selama sepuluh tahun menjadi anak angkat dari nyonya Han. Aruna tidak banyak berada di ibukota. Ia lebih suka berpetualang di luar sana. Mengikuti Han Mora mengunjungi semua tempat dan negara di luar sana untuk mengembangkan kemampuan dan bisnisnya. Gadis kecil yang dulu telah benar-benar tiada. Dia telah berubah sepenuhnya.
Aruna masih terus berpetualang meskipun Sudah tiga tahun ini Nyonya Han memutuskan untuk tidak ikut berlayar dan memilih menikmati masa tuanya untuk duduk santai di kediamannya. Aruna masih setia ikut berlayar untuk memperdalam ilmu yang dia dapat. Setiap kali berlabuh ke suatu negara, Aruna akan banyak mempelajari tentang kebudayaan, keterampilan dan juga kehidupan masyarakat sekitar. Menambah wawasan.
"Sudah lama sekali aku tidak melihat banyak lampion menghiasi langit." kata Aruna pada Yang Se Se. Pelayan setianya. Memandang lampion yang baru saja dia terbangkan dan berkumpul dengan ratusan lampion lain yang menghiasi langit ibu kota kekaisaran Zhou.
"Nona sudah hampir lima tahun tidak berada di kediaman saat festival lampion diadakan." Yang Se Se yang berdiri di belakang menjawab dengan tersenyum.
"Ternyata lama juga ya. Pantas saja sepertinya begitu banyak perbedaan." Aruna masih melihat langit malam yang terlihat indah dengan kelip-kelip sinar redup dari lampion.
"Nona benar. Setiap tahun, lampion yang dilepaskan semakin banyak. Sekarang, bahkan pihak kerajaan juga membebaskan pangeran dan putri serta pejabat kekaisaran untuk ikut serta." jelas Yang Se Se.
"Pantas saja sekarang aku melihat banyak gadis yang berpakaian mewah dan Berdandan berlebihan." Aruna memperhatikan banyak gadis dengan pakaian tipis dengan belahan dada rendah dan memperlihatkan lekuk tubuh mereka berjalan mondar-mandir di depan restoran tempatnya berada.
Aruna berada di lantai dua sebuah restoran. Jadi dia dapat melihat dengan jelas apa yang terjadi di bawah.
"Tentu saja Nona. Para gadis tidak mungkin melewatkan kesempatan emas untuk bertemu dengan para pangeran dan tuan muda yang hadir pada malam ini. Jika mereka beruntung, mereka berharap menjadi istri ataupun selir salah satu dari mereka." Aruna menganggukkan kepalanya.
Pada zaman ini, sepertinya perasaan cinta tidaklah begitu penting. Di dunia yang memiliki sistem siapa yang kuat ialah yang berkuasa. Membuat orang memikirkan segala cara untuk bertahan hidup. Mengambil banyak langkah demi sebuah status yang menguntungkan. Han Aruna adalah seorang gadis yang telah mengenal banyak dunia. Tentu saja tidak seperti kebanyakan gadis yang ada di sekitarnya saat ini. Baginya, hati tidak bisa dibagi. Hidupnya bukan berjalan untuk dipaksa maupun ditekan.
"Begitukah?" Yang Se Se mengangguk antusias. Aruna menyesap tehnya. Dia tak menyangka para gadis sekarang banyak yang kehilangan malunya hanya untuk menarik perhatian lawan jenisnya.
"Ya nona. Apalagi putra mahkota Shen Su Huan tahun ini kembali dari perguruannya setelah menyelesaikan pendidikannya."
"Oo." ucap Aruna cuek. Dia tak sedikit pun tertarik dengan para pangeran ataupun para tuan muda yang dari tadi menjadi bahan pembicaraan para gadis yang lewat.
"Yang saya dengar, Putra Mahkota itu memiliki wajah yang tampan. Bahkan tidak kalah dengan ketampanan tuan muda Jang Hao Shan." hati Aruna bergetar. Jari-jari lentik miliknya tanpa sadar menekan cangkir itu. Sedikit saja kekuatan yang ia keluarkan, cangkir itu akan hancur berkeping-keping.
Bagaimana kabar kakak laki-laki kandungnya itu. Sudah sejak meninggalkan kediaman jendral Jang. Dia tidak pernah melihat wajah semua orang yang ada di sana setelah itu.
"Nona." Aruna melirik sebentar Jei menghadap untuk melapor.
"Hem."
"Kami baru saja menangkap pencuri di gudang utara." Pandangan gelap Aruna membuat Jei gemetar. Dia takut apa yang baru saja dia laporkan akan membuat nonanya murka.
"Huh! Mau santai sebentar saja masalah sudah datang." Dengus Aruna kesal. Aruna berdiri mengibaskan pakaian nya sebelum berjalan mendahului Jei yang baru saja memberikan laporan.
"Se Se, Pulanglah dulu. Sampaikan pada ibu aku pulang terlambat karena masih ada urusan. Jangan bicarakan alasanya atau ia akan khawatir nanti." ucap Aruna sebelum dia keluar dari pribadi dan keluar dari restoran dan menaiki kuda putih kesayangannya. Pergi dengan beberapa pengawalnya ke arah gudang utara.
Yang Se Se juga pandai melihat situasi. Dia segera masuk ke dalam kereta yang tadi membawanya dan juga Nonanya ke acara festival.
Yang Se Se merasa kasihan pada nonanya. Dia harus dewasa sebelum waktunya. Menjadi anak angkat dari pedagang nomer satu di kekaisaran Zhou membuatnya harus selalu siap kapanpun untuk menyelesaikan masalah yang sering muncul dalam usahanya.
*****
Di seberang restoran tempat Aruna tadi, seorang laki-laki tampan memperhatikan sejak kedatangan Aruna kesana. Laki-laki itu memperhatikan apa saja yang dilakukan oleh Aruna.
Aruna yang memang mempunyai banyak pengalaman dan pengetahuan tentang dunia luar terlihat berbeda dengan gadis pada umumnya. Gaya pakaian dan tingkah lakunya berbeda.
"Siapa yang mencuri perhatian anda Putra Mahkota?" tanya Shen Bi Yun kepada kakaknya Shen Su Huan. Dari tadi dia memperhatikan kakaknya mengunci pandangannya pada satu titik. Dia tahu bahwa itu adalah seorang gadis. Tapi wajahnya tidak terlihat jelas karena tertutup tirai.
"Apakah kamu mengenal gadis di lantai dua itu?"
"Apakah pangeran Putra Mahkota yang dingin ini mulai jatuh cinta?"
"Ck. Aku hanya merasa dia berbeda. Tidakkah kamu lihat gaya berpakaiannya?"
"Emmm. Aku tidak bisa melihat dengan jelas. Kalau aku melihatnya. Aku pasti akan langsung mengenalinya dari keluarga mana." Shen Bi Yun memang terkenal sebagai pangeran playboy. Di usianya yang baru menginjak dua puluh tahun dia sudah mempunyai dua anak dari dua orang selirnya. Dan seorang lagi dari permaisuri nya.
Kepribadiannya sangat bertolak belakang dengan sang Putra Mahkota yang berusia lima tahun diatasnya. Hingga mencapai umur dua puluh tiga tahun, Shen Su Huan masih belum mempunyai seorang calon pendamping.
Pada saat keduanya menatap ke lantai dua restoran itu, Aruna dan Mei Se Se keluar untuk menerbangkan lampion mereka karena acara sudah dimulai.
Keduanya terpesona pada Aruna. Gadis cantik berkulit putih dengan hidung yang mancung, bibirnya semerah buah cerry, mata yang lebar dengan binar kebahagiaan namun sorot tajam terpancar dari kedua bola mata yang dibingkai dengan bulu mata yang lentik menambah daya pikatnya. Apalagi senyum tipis yang terlihat seperti bulan sabit yang indah.
"Apakah dia seorang dewi Putra Mahkota?" tanya Shen Bi Yun setelah tersadar dari lamunannya.
"Dari yang kulihat kau tidak mengenali gadis ini." cibir Shen Su Huan.
"Ya. Kali ini aku benar-benar tidak mengenali gadis itu. Tapi kalau melihat pelayan yang bersamanya. Aku bisa menebak dia siapa. Apakah putra mahkota ingin tahu?" Shen Bi Yun mengetuk dagunya pelan. Mencoba memikirkan pelayan yang mengikuti gadis yang berhasil menarik perhatian putra mahkota.
"Itu tidak penting untukku."
"Benarkah? Bukankah sepertinya putra mahkota tadi sangat penasaran?"
"Aku hanya penasaran dengan penampilannya yang beda. Itu saja."
"Benarkah?"
"Hem."
"Kau ini sudah semakin tua putra Mahkota. Sudah saatnya memilih pendamping."
"Aku belum berfikir sejauh itu. Dan asal kau tahu. Aku tidak setua itu." Shen Su Huan mendengus setelah dikatai tua oleh adiknya. Dia masih dua puluh tiga tahun. Ya walaupun pada umumnya diusianya memang sudah pantas memiliki istri bahkan beberapa selir mungkin juga beberapa anak mengingat statusnya yang merupakan putra mahkota yang kelak akan menjadi kaisar.
Tapi Shen Su Huan mempunyai pemikiran lain untuk itu. Dia hanya akan memiliki satu istri. Di masa depan. Hanya akan ada satu permaisuri dalam hidupnya. Itulah mengapa dia sangat berhati-hati untuk menentukan pendamping hidupnya yang kelak akan menjadi ibu negara di kekaisaran Zhou.
Shen Su Huan tahu betapa kejamnya persaingan di harem yang bahkan lebih buruk daripada di sebuah peperangan. Di dalam harem, para wanita itu akan saling menjatuhkan demi kasih sayang dan perhatian yang akan menentukan posisi dan kekuasaan mereka. Mereka dapat saling menyapa dan tersenyum satu sama lainnya di satu saat, dan akan saling menjatuhkan di saat yang lain. Sungguh mengerikan saat melihat bagaimana para wanita itu bertarung.
Mengingat itu, dia tidak akan membiarkan istrinya kelak merasakan apa yang pernah dirasakan oleh permaisuri terdahulu. Ibu kandungnya yang meninggal karena diberi racun oleh salah satu selir dari Kaisar.
"Kita kembali." ucap Shen Su Huan.
"Baiklah. Aku juga sudah merindukan kehangatan selir baruku."
Shen Su Huan menggelengkan kepalanya. Dia sedikit menyesal mengajak adiknya yang playboy itu. Andaikan dia pergi dengan pangeran lain yang sedikit normal saja, pasti dia tidak akan sekesal ini.
...~♡♡♡~...
...•°☆The Story Of Han Aruna _9☆°•...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 79 Episodes
Comments
Nf@. Conan 😎
Ehh.....
2024-09-17
0
~Daf r r
mantull
2023-07-18
1
~Daf r r
mantapo
2023-07-18
0