Sebuah suara terdengar merdu di telinga Xia Lu. Gadis kecil itu mengerjapkan kedua matanya. Menoleh ke arah suara yang dia dengar.
Seorang wanita cantik berumur tiga puluhan tahun tersenyum lembut ke arahnya. Membantunya duduk. Xia Lu memperhatikan pakaiannya yang sudah digantikan dengan pakaian miliknya yang lain.
"Kamu pasti lapar. Makanlah dulu." Wanita itu menata meja kecil di atas ranjang di depan Xia Lu. Memindahkan banyak makanan dari meja di samping ranjang ke atasnya.
"Tunggu apa lagi? Makanlah." Xia Lu pun mulai mengambil sumpit dan memasukkan makanan di atas mangkuknya dengan cepat. Dia memang sudah sangat lapar. Dalam sekejap, makanan itu sudah pindah ke dalam perutnya. Wanita itu tersenyum melihat cara Xia Lu makan.
"Nah, sekarang perkenalkan, namaku Han Mora. Kamu bisa memanggilku bibi Han. Aku menemukanmu pingsan di depan restoranku. Dan sekarang kamu berada di kediamanku."
"Terima kasih Bibi Han. Namaku Xia Lu."
"Kamu mempunyai nama yang indah. Dimana tempat tinggalmu nak? Dari pakaianmu, kamu sepertinya bukan dari kalangan biasa." tubuh Xia Lu menegang mendengarnya. Dia mengingat pengusiran yang dialaminya dua hari yang lalu.
"Emmm saya adalah putri dari Jendral Jang Fang Lin. Tapi dua hari yang lalu saya sudah diusir dan secara resmi bukan lagi putri dari jendral Jang Fang Lin."
"Oh begitu. Nasib yang tragis. Baiklah kalau begitu, maukah kamu menjadi anak angkatku? Kebetulan aku tidak mempunyai anak. Apakah kamu mau?" Han Mo Ra menatap Xia Lu penuh harap, tangannya mengelus kepala Xia Lu.
"Tapi saya hanyalah sampah." Xia Lu menundukkan kepalanya dengan dalam. Tidak akan ada yang mau menerima sampah sepertinya. Lagi pula ia juga tidak mau menjadi beban orang baik seperti bibi Han ini.
"Huh! Sampah apanya? Aku sudah memeriksamu, dan aku menemukan banyak racun yang menyumbat meridianmu. Itulah mengapa kamu tidak bisa mengolah Qi selama ini." Ucap Han Mora dengan jengkel. Ia tidak menyangka ada orang yang begitu kejam hingga menargetkan seorang anak.
Xia Lu yang mendengar hal ini tentu saja merasa syok. Selama dua tahun ini ia selalu menjadi bahan olok-olokan. Ayahya sendiri bahkan memberikan punggung yang dingin karena hal ini. Di saat anak seusianya sudah berada di tahap penempaan tubub Huang, dia masih belum bisa apa-apa. Merisiannya selalu kosong.
Tapi Xia Lu tidak menyangka jika kondisinya yang buruk itu dikarenakan adanya racun yang menyumbat meridiannya hingga membuatnya nyaris menjadi sampah!
"Tapi tenang saja. Di tanganku, kondisimu itu tidak lah ada apa-apanya. Jika kamu ikut denganku, percayalah aku akan merawatmu dengan baik. Bagaimana?" Ucapan Han Mora membuat Xia Lu kembali tersadar.
"Saya mau." Xia Lu memgangguk semangat. Ia sudah bosan dengan kondisi tubuhnya. Ia sudah tidak sabar untuk membalik keadaan.
"Karena sekarang kamu menjadi anak angkatku, namamu harus berubah sekarang. Bagaimana kalau Han Aruna?"
"Aruna?" kedengaran aneh. Tidak ada yang mempunyai nama seperti itu di sini.
"Ah. Aku adalah seorang pedagang yang sering bepergian ke banyak negara. Dan aku pernah mendengar nama Aruna di salah satu negara yang pernah aku singgahi. Bukankah itu terdengar indah?" Xia Lu mengangguk. Nama itu memang aneh. Tapi memang terdengar indah. Aruna.
"Kalau kamu tidak mau, kita bisa mencari namanya bersama-sama." Han Mora sebenarnya sudah mencari tahu tentang Xia Lu. dan saat mengetahui bahwa di telah ditinggalkan oleh keluarganya, ia langsung berniat untuk menjadikannya putri angkatnya.
"Tidak bibi Han. Nama itu sungguh cantik. Saya suka." Xia Lu tersenyum. Han Mo Ra memeluk putri angkatnya.
"Karena sekarang kamu adalah putriku, mulai sekarang panggil aku ibu. Oke?"
"Iya I-Ibu."
"Bagus. Itu baru putriku. Mulai sekarang, jangan pernah menundukkan dirimu di depan orang lain lagi. Dengan berada di sampingku, ibumu ini akan selalu melindungimu."
"Terima kasih ibu."
Setelah hari itu, tidak ada lagi yang namanya Jang Xia Lu. Yang ada hanya Han Aruna. Nyonya Han membawa Aruna dalam perjalanannya.
Selama itu pula, Aruna mendapatkan pengobatan yang akhirnya berhasil membuka jalan meridianya.
Han Mora memberikan segala perhatian pada Aruna. Memberinya pendidikan seorang putri bangsawan. Memberinya segala bakat yang mengagumkan selain memberikan pelajaran bela diri dan berkultivasi.
Dwngan bantuan Han Mora, Aruna tumbuh menjadi gadis multitalenta yang kuat.
Basis kultivasinya lebih baik dari gadis seusianya yang lain. Han Mora memberikan banyak sumber daya yang berharga untuk mendukung Aruna mengasah kemampuannya.
Han Mora sendiri adalah seorang padagang kaya yang malang melintang dari satu benua ke benua lainnya. Serikat dagangnya berada di seluruh kekaisaran di benua Timur. Apalagi di kekaisaran Tao, hampir dua pertiga perekonomian dikuasai oleh klan Han.
Namun klan Han sejak dulu tidak tertarik pada bidang politik. Dunia mereka hanyalah usaha. Dan saat ini, Han Mora adalah kepala keluarga yang paling dihormati karena selain Han Mora berasal dari keluarga pusat, basis kultivasinya adalah yang tertinggi di klan.
Sebenarnya, tidak ada yang tahu sampai mana basis kultivasi Han Mora, wanita itu selalu menyamarkan basis kultivasinya. Namun banyak yang menyakini jika itu adalah berada di ranah Alam Bumi. Cukup tinggi untuk seorang wanita yang masih berusia tiga puluh dua tahun.
Secara spesifik, Tingkatan basis kultivasi dibagi menajdi beberapa tahap:
Tahap pemula:
Tahap Penempaan Tubuh Huang
Tahap Penempaan Tubuh Xuan
Tahap Penempaan Tubuh Di
Tahap Penempaan Tubuh Tian
Tahap budidaya:
Tahap Budidaya Alam Roh
Tahap Budidaya Alam Jiwa
Tahap Budidaya Alam Bumi
Tahap Budidaya Alam Langit
Tahap lanjutan:
Tahap Saint
Tahap Immortal
Tahap Raja
Tahap Abadi
*
Seorang gadis muda yang berada di dalam masa puncaknya sedang duduk menyilangkan kedua kakinya di atas sebuah meja dari giok berwarna hitam tinta di atas sebuah kapal dagang.
Sudah sepuluh tahun berlalu sejak ia memutuskan untuk menjadi putri dari seorang Han Mora. Gadis itu tumbuh menjadi gadis yang sangat cantik. Kulitnya terawat putih seputih susu yang lembut dan kenyal. Hidungnya mancung. Mata poenixnya tajam dan menawan. Dibingkai alis melengkung yang sangat indah seperti sengaja diukir. Bulu mata yang panjang dan melengkung dengan sempurna. Saat kelopak mata itu berkedip akan terlihat seperti sayap kupu-kupu.
Yang lebih menawan adalah bibir tipis berwarna merah muda alami yang terbentuk cantik di atas dagu yang runcing itu akan membuat orang yang melihatnya ingin mengecupnya dalam sekali pandang. Rambut hitamnya yang terurai seperti air terjun yang begitu lembut turun hingga ke pinggangnya yang ramping.
Fitur tubuh ini membuat semua pria bahkan wanita tidak akan bisa menolak pesonanya. Para wanita akan merasa iri dan rendah saat melihat penampilannya yang sempurna.
Pada tahap ini, orang-orang dari masa lalunya tidak akan lagi mampu mengenai dirinya kecuali memang mereka menaruh perhatian padanya di masa lalu.
Tiba-tiba, langit yang cerah berubah menjadi gelap. Nahkoda segera mengintruksikan semua anak buahnya untuk bersiap.
"Ah Sial! Tidak bisakah menerobos saat sudah sampai di daratan?" Decak seseorang laki-laki yang masih cukup muda itu.
"Yah. Dewa memberikan kita saat yang sulit kali ini." Rekannya juga mengeluh. "Menerobos di tengah lautan sperti ini apa menginginkan kita semua ditelan badai?" Lanjutnya dengan kesal.
"Diam saja kalian! Jangan sampai kapal kita karam." Nahkoda yang mendengar ucapan keduanya menjadi kesal.
Lagit mulai memperdengarkan suara gemuruh. Angin bertiup kencang menciptakan ombak yang besar di tengah lautan. Kapal yang mereka tumpangi terombang ambing di atas luasnya samudra. Para awak segera menggulung layar agar tidak terbawa badai. Nahkoda sibuk menggerakkan kendali kapal untuk menghindari ombak besar. Di sela itu, mereka mulai menghitung sambaran petir ilahi yang ternyata menuju ke kamar nona muda mereka.
"Satu..."
"Dua..."
"Tiga..."
"Empat..."
"Lima..."
"Enam..."
"Enam! Nona benar-benar menerobos Tahap Lanjutan Alam Jiwa!" Seseorang berteriak. "Ini surga. Bakat nona benar-benar menantang langit. Nona kita adalah seorang Jenius beladiri."
Setelah petir terakhir berhenti, langit yang gelap mulai menyebar. Matahari bersinar dengan terangnya sama sekali seperti tidak ada badai yang besar yang baru saja terjadi.
"Mau bilang apa lagi kamu? Nona kita yang menerobos. Masih mau melayangkan protes?" Nahkoda itu melirik anak buahnya lagi dengan ketus.
"Bawahan tidak berani. Bawahan ikut bahagia nona muda telah menerobos." Bawahan itu segera berlutut.
"Sudahlah. Menerobos itu adalah hal yang baik bagi semua orang. Lain kali jika ada kejadian seperti ini aku tidak ingin lagi mendengar ada keluhan."
"Baik Nahkoda." Kedua Bawahan itu menjawab dengan kompak.
...~♡♡♡~...
...~*♡The Story Of Han Aruna_2♡*~...
*
*
*
Terima kasih sudah mampir ♤{^,^}♤
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 79 Episodes
Comments
Nf@. Conan 😎
meridian X thor
2024-09-16
0
fifid dwi ariani
trus sukses
2022-12-01
0
Al^Grizzly🐨
terbalik Tingktan kultivasinya..harusnya Habis tahapan Budidaya Langit...Ranah Raja.lalu Saint..Imortall dan Abadi..Karena Saint itu tingktan tertinggi.
2022-09-13
2