Pagi-pagi sekali setelah selesai sarapan, Aruna dan Jei melanjutkan perjalanan mereka. Perjalanan dari kekaisaran Bei ke kekasisaran Tao masih membutuhkan waktu satu hari lagi. Tetapi bila mereka mengambil jalan pintas melewati hutan hitam hanya membutuhkan waktu setengah hari. Namun karena hutan hitam memiliki rumah yang cukup menakutkan, kebanyakan orang akan memilih jalan memutar.
Hutan hitam sendiri merupakan perbatasan antara kekaisaran Tao dan Bei. Namun hutan itu bukan termasuk dalam wilayah keduanya. Wilayahnya yang selalu gelap sepanjang hari karena tebalnya vegetasi membuat sinar matahari hampir tidak bisa masuk ke dalam hutan membuatnya selalu gelap hampir seperti malam setiap saat. Itulah mengapa dinamakan hutan gelap.
Dikatakan bahwa hutan itu memiliki penguasanya sendiri. Di dalamnya terdapat banyak siluman dan binatang mitologi yang langka dengan seekor naga api yang menjadi penguasa. Selain itu, berbagai tumbuhan gerbang langka yang mahal tumbuh subur di sana. Namun sebanyak apapun kekayaan yang terdapat di dalam hutan hitam, sangat jarang ada orang yang akan masuk ke dalamnya karena bahaya yang emmgancam setiap jengkal kaki melangkah. Jadi hanya beberapa orang saja yang pernah masuk ke dalam hutan hitam.
Aruna sendiri sudah beberapa kali masuk ke dalam hutan. Baik itu sendiri atau bersama dengan Jei. Karena selain mempercepat waktu perjalanan, mereka juga akan menemukan beberapa tanaman obat yang langka saat mereka berjalan. Tentu saja itu tidak mudah. Mereka juga harus melawan beberapa binatang buas biasa dan binatang buas mitologi yang mendiami hutan. Tetapi, Aruna akan lebih memilih untuk menghindari daripada melawan mereka. Meskipun binatang mitologi itu bisa ditaklukkan dan dijadikan binatang kontraknya, Aruna tidak berniat menambah binatang kontraknya. Aruna sudah memiliki seekor kucing mitologi berwarna putih yang tinggal di ruang dimensinya.
Jika ini seperti biasanya, Aruna akan memilih jalan cepat. Tetapi kali ini Aruna memilih jalan memutar karena ia sebenarnya masih belum siap untuk pulang. Jadi dia akan memanfaatkan kesempatan untuk mempersiapkan hatinya.
"Apa kita akan memutar nona?" Jei yang bertanya dengan heran saat melihat rute yang diambil Aruna.
"Ya." Jawab Aruna singkat sebelum ia menambah laju kudanya. Dia tidak ingin diinterogasi Jei dan memilih melarikan diri.
Jei sendiri meskipun nonanya tidak memberitahu alasannya padanya, dia tahu niat nonanya mengambil jalan memutar. Jadi dia dengan cepat menyusul Aruna yang sudah melaju di depannya.
Setelah berkuda selama setengah hari, mereka sampai di sebuah desa yang ada di pinggir hutan. Desa itu meskipun kecil tetapi cukup ramai karena sering digunakan untuk pemberhentian para pengelana atau pedagang yang lewat. Menjadikan desa cukup ramai dan Makmur. Banyak pedagang yang berjualan di sepanjang jalan utama. Beberapa penginapan dan restoran juga berjalan di sepanjang jalan. Bahkan ada beberapa rumah hijau di sekitar. Menunjukkan desa ini merupakan desa yang serang berkembang. Aruna dan Jei memutuskan untuk beristirahat sebentar di tempat ini untuk mengisi perut mereka. Juga mencari tahu informasi terbaru dari penduduk dan larangan pedagang.
Aruna yang sudah menyamar menjadi laki-laki duduk di sebuah restoran bersama dengan Jei. Ia duduk di meja biasa. Jadi dia akan dengan mudah mendengarkan pembicaraan orang-orang mengenai berita terbaru.
Beberapa pria paruh baya berkumpul di meja tidak jauh dari meja mereka. Dari pakaiannya, mereka terlihat seperti para pedagang.
"Apa kamu yakin itu bunga Yuna?" Salah satu pria itu bertanya pada temannya yang memiliki perut yang buncit.
"Iya. Awalnya aku juga ragu-ragu. Tetapi saat aku mendekat dan melihatnya sendiri, Aku sangat yakin itu bunga Yuna. Apalagi ada ular Bixi yang menjaganya di dekatnya. Bukankah kita semua tahu jika ular Bixi hanya akan bertelur di sekitar bunga Yuna?"
Saat mendengar nama bunga Yuna yang disebutkan oleh pedagang itu, Aruna menajamkan matanya. Bunga Yuna adalah bunga langka yang merupakan salah satu bahan penawaran racun Dingin yang dimiliki pria bertopeng itu.
Aruna menggelengkan kepalanya saat dia tiba-tiba saja teringat pria itu.
"Ada apa nona?" Jei bertanya saat melihat Aruna menggelengkan kepala.
"Cari tahu dimana bunga Yuna itu berasal." Setelah memberikan perintahnya, Aruna sedikit linglung. Bibirnya bertindak tidak seperti apa yang pikirannya katakan!
"Baik nona." Meskipun tidak tahu mengapa nonanya memerlukan bunga itu, Jei tetap mematuhi perintahnya dan segera bangkit dari kursinya dan berjalan keluar. Yang ada di pikirannya saat ini adalah karena bunga itu langka dan mahal, jadi nonanya ingin mengambilnya dan menjualnya. Alasan itu saja yang dapat dipikirkan Jei.
Tetapi jika Jei mengetahui bahwa nonanya bahkan tidak berniat untuk menjualnya dan berniat untuk mengobati pria bertopeng itu, Jei mungkin akan memuntahkan darahnya.
Jei adalah salah satu anak buah terbaik yang dimiliki klan Han. Informasi yang dia dapat cepat dan akurat. Hanya satu jam Jei sudah kembali dengan membawa kabar yang diinginkan nonanya.
"Ayo kita ke sana." Aruna mengangguk setelah mendapatkan informasi dari Jei.
Bunga Yuna yang dimaksudkan ada di dalam hutan Hitam. Meskipun itu tidak berada di tengah hutan, untuk pergi ke sana harus melewati beberapa sarang binatang mitologi yang cukup merepotkan untuk ditaklukkan.
Jei mendapatkan informasi dari beberapa pedagang yang sedang berbincang-bincang di jalanan yang membicarakan tentang keberadaan bunga yang baru saja mekar dan menyebarkan aroma yang harum yang khas.
Kemunculan bunga Yuna yang mekar langsung menjadi pusat perhatian. Setiap orang akan membicarakannya. Banyak dari para pendekar yang datang ke hutan untuk mencarinya. Namun sampai sekarang belum ada yang berhasil kembali dan membawa bunga itu. Ada yang kembali namun mengalami luka serius karena diserang oleh binatang mitologi yang mereka jumpai di dalam hutan.
Aruna dan Jei masuk ke dalam hutan. Mereka bergerak dengan hati-hati agar tidak menarik perhatian binatang yang mendiami hutan. Beberapa kali mereka bertemu dengan binatang liar dan mitologi. Namun mereka akan memilih menghindar.
Setelah beberapa saat berjalan, mereka akhirnya sampai di tempat bunga Yuna tumbuh. Aroma harum khawatir bunga Yuna sudah tercium sejauh beberapa ratus meter. Aruna dan Jei melangkah dengan semakin hati-hati. Dengan perlahan mereka menyibak semak-semak saat mereka mendengar suara napas berat dari ular Bixi yang menjaga di sekitar bunga Yuna.
Aruna menoleh pada Jei dengan jari telunjuknya yang diletakkan di bibirnya mengisyaratkan agar diam karena ia sudah melihat ular Bixi yang sedang memakan rusa besar di belakang semak. Mereka bermaksud memanfaatkan ular Bixi yang sedang lemah mencerna makanan besarnya. Dibandingkan dengan saat biasa, ular Bixi yang baru saja makan berada dalam masa lemahnya.
Setelah memastikan ular Itu menelan habis rusa mangsanya, Jei keluar untuk mengalihkan perhatian ular itu dari bunga Yuna. Ular itu adalah ular betina yang sedang mengalami jaga telur-telurnya yang ada di bawah pohon bunga Yuna. Terlihat ada satu butir telur di dalam sarang.
Jei mulai menyerang ular Bixi yang mengamuk. Meskipun ular itu sedang berada dalam kondisi lemah. Itu masih cukup kuat. Jei memegang erat pedang di tangannya. Menebas dan menghindari ekor ular yang terus menyerangnya. Selain itu, ular Bixi terus menerus menumpahkan bisanya untuk menyerang.
Sedangkan Aruna, meskipun bagiannya hanya memetik bunga Yuna yang hanya ada satu tangkai itu merupakan tugas yang cukup sulit. Bunga Yuna memiliki duri beracun di sepanjang tangkainya. Jika tidak berhati-hati dan terkena duri itu, racun dari duri itu akan menyebar cepat di sekujur tubuh. Orang yang terkena racun ini akan mengalami penurunan sistem kekebalan dan juga akan tertidur Dengan tidak sadar. Racun duri bunga Yuna tidak bisa disembuhkan. Hanya bisa ditekan dengan mengkonsumsi hati ular Bixi satu bulan sekali seumur hidupna. Jadi saat memetik bunga Yuna, orang-orang akan menggunakan sarung tangan yang terbuat dari kantung telur ikan pari mitologi yang kuat.
Menyentuh tangkai bunga Yuna secara langsung akan sangat berbahaya. Tapi tidak dengan Aruna. Aruna sejak kecil sudah terbiasa dengan segala jenis racun. Han Mora memberinya racun dengan memberi dosis racun secara bertahap untuk membuat tubuh Aruna kebal pada segala jenis racun. Jadi dengan tubuh istimewa miliknya, Aruna dengan santai memetik bunga itu dan memasukkannya ke dalam ruang dimensinya. Setelah itu, ia melirik bangkai ular Bixi tak jauh darinya dan menemukan Jei yang masih melawan satu ular Bixi lagi. Sepertinya ini mereka adalah pasangan.
Ular Bixi itu akhirnya menemukan Aruna yang berada di dekat sarangnya dengan marah. Ia segera menerjang Aruna dengan keras empat setelah Aruna memasukkan telurnya ke dalam ruang dimensinya. Ia membuka lebar mulutnya. Bersiap untuk menelan Aruna bulat-bulat. Aruna menyeringai saat ia mengambil pisau Suexin yang dia dapatkan di pelelangan. Meskipun itu hanya pisau kecil yang terlihat indah, itu sangat tajam dan berbahaya.
Melihat ular Bixi yang semakin mendekat, Aruna meminta gunakan batu di belakangnya. Menggunakannya untuk mendorong tubuhnya maju dengan kencang.
Ular bixi tidak menyangka jika mangsanya akan mendekat ke arahnya dengan kecepatan tinggi. Dia membuka mulutnya dan mempercepat gerakannya.
Jei melihat dari belakang dengan tenang. Ia tahu ular itu bukan tandingan nonanya sama sekali.
Senyum di bibir Aruna semakin indah terbentuk saat ular itu hanya satu meter darinya. Ular itu membuka mulutnya dengan lebar sebelum ia terjatuh di tanah dengan sebuah lubang dari rongga mulutnya sampai ke atas kepalanya. Ular itu mati seketika. Aruna menggunakan pisau nya yang telah ia isi dengan kekuatan internal dan dengan kekuatan cepat melempar pisau dengan akurat dan menembus kepala ular.
Jei mengangguk puas sebelum ia memanjat pohon untuk mengambilkan pisau dan kesayangan nonanya yang menancapkan di atas pohon.
"Bereskan ular-ular ini." Perintah Aruna saat Jei baru turun dengan menyerahkan pisau miliknya yang sebelumnya berlumuran darah telah dibersihkan.
Ular Bixi memiliki banyak manfaat. Kulitnya yang tebal namun elastis bisa digunakan sebagai mantel dan juga baju perang yang kuat. Dagingnya memiliki nutrisi dan memiliki aura spiritual yang bagus untuk membantu proses kultivasi. Selain itu, darah dari ular bisa diekstraksi menjadi bubuk dan dapat digunakan sebagai obat maupun racun. Belum lagi jeroan yang memiliki manfaat masing-masing. Dan mereka mendapatkan dua!
Bisa dikatakan, mereka panen besar.
...~♡♡♡~...
...~<♡The Story Of Han Aruna_5♡>~...
*
*
*
Terima kasih sudah mampir ♡ ~(*,*)~♡
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 79 Episodes
Comments
Syiffa Aulia
hebat aruna
2023-04-04
0
fifid dwi ariani
trus sabar
2022-12-01
0
Arix Zhufa
ya begitulah insting pedagang...
2022-11-17
0