Han Mora secara pribadi memyambut kepulangan putri tercintanya itu. Meskipun Aruna hanyalah anak angkatnya, ia memperlakukannya dengan sangat baik seakan ialah yang telah melahirkannya. Wanita paruh baya itu memakai gaun dengan pola sulam bunga mawar berwarna merah bata. Rambutnya semuanya digelung ke atas dengan beberapa jepit sederhana berhiaskan emas dan mutiara. Beberapa penatua dang anggota klan yang ikut menyambutnya.
Aruna turun dari atas kudanya ketika sampai di gerbang kediaman. Kudanya diserahkan pada pelayan untuk dibawanya masuk. Begitu juga dengan kuda yang ditunggangi Jei.
"Anak memberi hormat kepada ibu." Aruna menangkupkan tangannya untuk memberi penghormatan dengan sedikit membungkuk.
"Bangunlah putriku." Han Mora menghampiri Aruna dan menyentuh bahunya. Lalu membantunya bangun dan memeluknya. "Lihatlah dirimu, sudah beberapa bulan tidak bertemu dan kamu sudah kehilangan seluruh dagingmu dan kamu hanya menyisakan kulit dan tulangmu sekarang ini. Kamu pasti tidak makan dengan benar selama ini kan?" Han Mora memperhatikan penampilan fisik Aruna yang jebih kurus dari terkahir kali ia lihat.
"Ibu tidak perlu cemas. Anak bisa menjaga kondisiku." Lagipula kultivator bisa tidak makan selama beberapa hari. Dan juga, tubuh Aruna tidak bisa dikatakan kurus. Dia lebih berisi di beberapa tempat yang seharusnya. Dan itu terlihat sempurna di usianya yang sedang berada di puncaknya.
"Hah sudahlah. Yang terpenting adalah kamu sudah kembali." Han Mora menghela napasnya pasrah.
"Aruna memberi salam pada semua tetua." Aruna menoleh para ttua yang berbaris di kiri dan kanan mereja. Ia juga mengangkupkan tangannya pada para penatua yang datang menyambutnya.
"Nona besar terlalu sopan. Kami tidak layak mendapatkan penghormatan itu." Seorang pria tua menangkupkan tangannya pada Aruna. Meskipun Aruna hanya lah anak angkat di keluarga Han, tetapi pengaruhnya sangat besar.
"Kami memberi salam pada nona besar." Beberapa pemuda dan pemudi seusia Aruna berjajar di belakang para tetua.
Mereka adalah satu yang terbaik dari masing-masing keluarga cabang klan Han. Salah satu diantaranya maju dan mewakili teman-temannya menyambut nona besarnya. Mereka semua tampil dengan baik hari ini untuk menyambut kepulangan nona besar mereka. Mereka sudah berada di kediaman utama sejak dua hari yang lalu. Meskipun tidak ada dari mereka yang memiliki wajah mengeluh, sebaliknya mereka terlihat sangat bangga karena mereka dapat berpartisipasi untuk menyambut kepulangan Han Aruna.
Aruna menganggukkan kepalanya dan tersenyum pada mereka. Meskipun ia tidak banyak bertemu dengan mereka, mereka tidak pernah membuat masalah dengannya.
Klan Han tidak sama dengan klan- klan kebanyakan yang mementingkan garis keturunan dan gender. Yang menentukan status mereka adalah kemampuan. Dan Han Aruna adalah Yang paling menjanjikan dalam generasinya.
Yang paling penting adalah bahwa Klan Han tidak terlalu berambisi memperebutkan kekuasaan. Mereka akan pergi ke tempat mereka berkuasa dan diam-diam mengawasi dari jauh. Apalagi selama ini yang mereka dapati adalah bahwa hanya Han Aruna saja yang layak menjadi penerus dari klan Han. Baik kemampuan berbisnisnya maupun kemampuan beladirinya Han Aruna masih yang paling unggul dari yang lainnya. Mereka tidak terlalu siapa yang berada di atas, yang penting bisa memimpin Klan dan mendatangkan keuntungan bagi mereka.
Setiap penatua memiliki kediamannya sendiri yang terpisah dari kediamam utama. Dan mereka memiliki kekuasaan masing-masing dalam daerahnya. Hanya sesekali mereka akan berkumpul di kediaman utama untuk membicarakan masalah yang terjadi di kediaman mereka maupun di serikat dagang yang mereka pegang. Mereka meyakini dengan bersatu dan tidak berambisi pada apa yang tidak mereka mampu, mereka akan dapat kejayaan dan kedamaian.
Keyakinan ini diturunkan dari generasi ke generasi.
"Kamu pasti lapar sekarang. Ibu sudah menyuruh pelayan untuk menyiapkan makanan yang bergizi yang semuanya adalah kesukaanmu. Ayo masuk."
Han Mora menarik Aruna masuk ke dalam aula utama. Para penuta dan anak muda mengikuti di belakangnya. Di dalam aula, sebuah meja panjang sudah diatur dengan berbagai macam hidangan. Itu adalah tempat duduk untuk para penatua. Sedangkan untuk penerus, mereka memiliki meja mereka sendiri yang ada di kiri dan kanan. Mereka sudah memiliki nama mereka di meja tempat mereka. Hanya Aruna yang memiliki hak khusus untuk duduk bersama dengan para penatua karena dia adalah calon penerus klan.
Melihat semua orang sudah duduk dengan rapi, Han Mora segera memulai perjamuan. Sebagai hiburan, sekelompok penari hadir dalam aula. Ditemani dengan musik merdu yang mendayu-dayu. Mereka berasal dari Serikat mereka sendiri.
Bisnis klan Han sangat beragam. Mereka memiliki pelelangan yang terkenal di setiap daerah. Toko obat dan juga senjata. Rumah sakit dan tabib mereka semua terkenal dan ramah pada rakyat miskin. Mereka mengambil tarif berdasarkan kemampuan seseorang. Ada beberapa keluarga cabang yang memiliki generasi yang menyukai kesenian juga membuka sanggar kesenian drama dan tari.
Tapi semua bisnis mereka masih saling berhubungan satu dengan yang lainnya. Jika salah satu mengalami masalah, yang lainnya akan membantu mereka. Mereka juga sering bekerja sama dalam berbagai hal. Tapi mereka selalu bekerja secara transparan dan tidak pernah menyembunyikan apapun dari anggota mereka. Terutama anggota keluarga inti.
Setelah perjamuan makan selesai, Han Mora meminta para pelayan untuk menarik makanan yang tersisa dan menggantikannya dengan teh dan camilan. Mereka akan memulai pertemuan rutin mereka.
"Kalian sudah bekerja keras selama ini. Setelah ini kalian bisa berjalan-jalan di kediaman." Han Mora berbicara pada para generasi muda.
Biasanya mereka akan ikut dalam diskusi para tetua. Mereka akan duduk dan melihat dari samping. Lalu mereka juga bisa menyampaikan jodoh mereka jika mereka memilikinya atau mereka dapat memberikan pendapat mereka untuk menyelesaikan suatu masalah. Ini berguna agar mereka belajar.
Tapi karena hari ini Han Mora telah memberi kelonggaran pada mereka untuk bersenang-senang, mereka tentu tidak menyia-nyiakan kesempatan. Mereka dengan tenang berdiri dan mulai keluar dari ruangan setelah memberi hormat pada para tetua.
Meskipun mereka sudah beberapa kali datang ke kediaman utama ini, mereka hampir tidak memiliki waktu luang untuk melihat-lihat apalagi untuk berjalan-jalan dan menikmati pemandangan. Mereka hanya merasa jika kediaman utama ini seharusnya memiliki kemewahan yang hampir sama dengan istana milik kekaisaran.
Tapi perkiraan mereka memang benar. kekayaan kediaman utama, nyatanya memang lebih banyak daripada harta milik istana. Dan jika mereka mau, mereka bahkan akan sanggup membuat sebuah negara baru yang lebih besar dari kekaisaran saat ini.
"Kamu duduk dan dengarkan! Kamu sudah lama tidak pulang. Jadi dengarkan baik-baik." Perintah tegas Han Mora pada Aruna yang sudah mengangkat setengah pan22tnya untuk berdiri.
Aruna akan memprotes perintah sang ibu, tapi saat ia menoleh dan mendapati wajah tegas Han Mora, ia kembali duduk diambil menarik bibirnya beberapa centi ke depan.
Masih seperti itu, di atas orang kuat, akan ada orang kuat yang lainnya.
Aruna yang mengesankan, yang mengalahkan puluhan orang dengn mudah masih akan takut pada wajah serius ibunya.
...~♡♡♡~...
...•°☆The Story Of Han Aruna _8☆°•...
Terima kasih sudah mampir😊
Jangan lupa Like,Vote, Komen, Share dan Favoritkan 😍
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 79 Episodes
Comments
mitha
beberapa tetua dan
2023-01-18
0
fifid dwi ariani
trus bahagia
2022-12-01
0