4. Pria Bertopeng

Han Aruna menatap nona muda itu dengan jengkel. Ia meletakkan sumpitnya dan melipat kedua tangannya di atas meja. Ia menghela napas menahan amarahnya.

"Hei hei apa apaan kamu menatapku seperti itu?" Gadis muda itu melipat tangannya di depan dada dan menatap Aruna penuh permusuhan.

"Seharusnya aku yang bertanya padamu, apakah kamu tidak merasa jika wajahmu itu membuat naf5u makan kami menurun jika muncul di depan kami?" Ucap Aruna. Beberapa pelanggan restoran itu terkikik. Meskipun nona muda itu cantik, tetapi kelakuannya yang seenaknya sering membuat orang jengkel.

"Berani sekali kamu melawanku! Apa kamu tidak tahu siapa aku?!" Tanya gadis itu sombong.

"Tidak. Kenapa aku harus mengenalmu?" Aruna memandang remeh gadis itu.

"Kamu...! Kamu..!  Dengarkan aku! Aku adalah Chu Lan Shi. Aku adalah putri kesayangan menteri Chu. Apa kamu takut sekarang? " Chu Lan Si mengejek Aruna. Memamerkan statusnya yang tinggi.

"Oh...ternyata anak menteri. Pantas saja berlaku begitu sombong." Aruna menganggukkan kepalanya. "Karena nona Chu menginginkan tempat duduk ini, aku akan pergi." Aruna berdiri. Ia menoleh pada Jei mengisyaratkan nya untuk pergi juga. Jei menatap makanan di depannya dengan enggan. Ia baru saja memakan masakan daratan!

Kemudian Aruna menoleh pada pelayan yang takut-takut menonton di samping dan mengintruksikan untuk membawakan makan malam ke kamar Jei sebelum ia berbalik.

"Hei! Apa aku mengizinkanmu pergpergi?" Chu Lan Shi menghalangi Aruna dengan mengulurkan tangannya.

"Tsk. Tidak bisakah aku menikmati malam yang damai?" Aruna melirik kesal lengan putih di depannya.

"Huh! Kamu dengan sombong memberikan mejamu padaku! Apa kamu pikir aku adalah pengemis?" Chu Lan Shi menatap kesal Aruna.

"Sebenarnya apa maumu? Kamu meminta meja aku berikan. Mau apa lagi?" Aruna jengkel.

"Ini bukan masalah meja! Kamu sudah merendahkan harga diriku! Berlutut padaku dan meminta maaf. Mungkin aku akan berpikir untuk memaafkanmu kali ini." Ucap Chu Lan Shi dengan angkuh.

"Nona, tolong jaga batasan anda." Jei yang sejak tadi geram angkat bicara. Perutnya sudah keroncongan. Dan apa dia tidak merasa jika bau harum di restoran ini mampu membuat orang yang kelaparan semakin kelaparan?

"Nona Han maafkan gangguan ini." Manager Sin yang mendengar keributan segera keluar dari ruangannya. Dia tidak menyangka jika tamu terhormatnya sudah diganggu. Kalau tahu hal ini akan terjadi, dia akan menyediakan kamar VIP bagaimanapun caranya. Seperti apapun  keadaannya,  restoranku tidak akan mampu menanggung akibat jika nona Han merasa tidak puas.

Chu Lan Shi memandang manager Sin dengan kesal. Seharusnya ia yang dihormati di sini. Kenapa jadi pemuda, tunggu... bukankah baru saja manager Sin memanggilnya dengan 'nona'. Apakah itu artinya pemuda itu sebenarnya seorang perempuan?

"Nona Chu, kamar VIP kami sudah kami persiapkan. Silahkan naik ke atas." Manager Sin menoleh dan menatap Chu Lan Shi setelah melihat Aruna menganggukkan kepalanya dan terlihat tidak keberatan.

Sebelumnya kamar pribadi yang ada semuanya penuh saat Chu Lan Shi maupun Aruna datang. Jadi mereka hanya bisa menggunakan meja biasa. Tapi siapa sangka akan terjadi hal seperti ini? Saat ia tahu, ia menyuruh anak buahnya untuk segera membersihkan ruangan yang sebenarnya adalah kamar menajdi ruang pribadi sementara untuk meredakan kemarahan Chu Lan Shi karena semua orang di ibukota mengetahui karakter nona muda yang sombong itu.

"Huh! Kali ini aku membiarkanku lewat! Lain kali jangan harap aku berbelas kasih! Huh!" Chu Lan Shi mendengus sebelum ia mengibaskan lengannya dan naik ke atas mengikuti pelayan yang akan mengantarkan ke ruangannya.

"Nona Han maafkan ketidaknyamanan ini. Kami sudah mempersiapkan kamar anda." Manager Sin menoleh dan berkata dengan hormat pada Aruna. Sebagai sesama pedagang, Aruna mengetahui posisi sulit manager Sin saat itu. Jadi dia mengangguk dan mengikuti pelayan ke kamarnya.

Sesampainya di kamar,  Aruna meminta pelayan untuk menyiapkan air mandi untuknya. Setelah semua siap, ia mengusir pelayan pergi. Ia tidak senang dilayani saat dirinya mandi. Dia lebih suka melakukannya sendiri.

Aruna melepas satu persatu lapisan hanfu nya. Memasukkan beberapa tetes aroma terapi yang dia buat sendiri ke dalam bak mandi sebelum ia melepas satu-satunya kain yang menutupi tubuhnya. Kemudian dia masuk kedalam dalam bak mandi dan memasukkan seluruh tubuhnya di sana.

Aroma terapi yang menenangkan membuatnya nyaman. Namun begitu ia tidak boleh terlalu lama lengah. Saat ini ia berada di luar,  jadi tidak ada yang tahu apa yang apakan terjadi. Jika sesuatu terjadi Saat di oalah masih dalam keadaan polos seperti ini, dia pasti tidak apakankan bisa bergerak. Jadi Aruna dengan cepat menggosok tubuh dan rambutnya agar bersih.

Insting Aruna terbukti benar. Di luar diapain mendengar ribut-ribut. Aruna segera keluar  dan memakai pakaian dalamnya. Namun pakaian dalam itu putih dan sedikit tipis. Jadi saat terkena tubuhnya yang basah, itu masih tidak nyaman.

Aruna menyambar hanfu luarnya saat ia mendengar suara keras dari dalam kamarnya dan dalam hitungan detik, dia merasakan tangan yang dingin membungkam bibirnya. Aroma cendana dan minta yang segar menyapa hidupnya. Ada juga sama-sama tercium aroma hebat dari berbagai rempah-rempah yang lembut.

"Diam." Suara yang dalam terdengar dari belakang telinganya. Napas hangat menerpa lehernya yang sedikit basah. Membuat tubuhnya merinding.

"Aku tidak akan menyakitimu jika kamu diam." Aruna menoleh ke belakang dan melihat seorang pria dengan topeng menutupi seluruh wajahnya.

Aruna bukanlah gadis polos yang mudah ditindas. Dia juga tidak akan menurut jika dia disuruh untuk diam oleh seseorang yang tidak dikenalnya dan dalam keadaan yang seperti ini. Aruna menundukkan tubuhnya saat dia memutar. Dengan mudah ia lepas dari cengkeraman pria bertopeng itu.

Pria itu tidak menyangka jika Aruna dapat dengan mudah lepas dari cengkeraman nya. Khawatir ia akan berteriak, ia berusaha menangkap Aruna kembali. Namun ternyata gadis itu tidak mudah dihadapi. Butuh beberapa usaha untuk menangkapnya lagi. Tetapi Tetapi ia merasa seperti itu karena saat ini gadis itu hanya menggunakan satu tangannya saat melawannya. Ya. Tangan kiri Aruna memegang hanfu nya yang belum ia kenakan dengan sempurna.

Aruna kembali dikuasai. Bibir Aruna kembali dibungkam. Kali ini, karena khawatir Aruna akan melawan lagi, pria bertopeng itu memegang erat kedua tangan Aruna di depan perutnya. Juga, tubuh mereka menempel sempurna. Punggung Aruna menabrak dada bidang pria itu.

"Nona, apa yang terjadi?" Suara Jei terdengar dari luar. Pria itu melirik Aruna dengan isyarat untuk diam.

"Biarkan aku bicara. Jika tidak temanku akan masuk saat mengetahui ada yang tidak beres terjadi di sini." Ucap Aruna dengan tidak jelas karena bibirnya yang masih dibungkam.

"Baiklah. Awas jika kamu berbohong." Aruna mengangguk. Pria itu melepaskan tangannya dari bibir Aruna.

"Tidak apa-apa Jei. Kembalilah ke kamarmu." Ucap Aruna dari dalam.

"Hmmm....baiklah nona." Jei merasa ada yang salah. Tetapi ia tidak akan melawan perintah nonanya. Jadi ia kembali kembalikan kamarnya sendiri namun terus bersiap jika mendengar sesuatu terjadi di kamar Aruna yang ada di samping kamarnya.

"Sepertinya orang-orang yang mencarimu sudah pergi." Ucap Aruna canggung. Posisi mereka berdua terlihat cukup intim dimana pria itu seperti sedang memeluk Aruna dari belakang.

Pria bertopeng itu tidak segera melepaskan Aruna.  Hanya setelah memastikan tidak ada suara dari luar ia melepaskan Aruna.

Aruna menjauhkan dirinya. Membalik tubuhnya saat ia mengikat tali hanfu nya dan memakai ikat pinggangnya. Pria itu memandang Aruna linglung.

"Siapa kamu? Kenapa orang-orang itu mengejarmu?" Tanya Aruna menyelidik.

"Itu bukan urusanmu. Terima kasih. Aku pergi dulu." Pria bertopeng itu melompat dari keluar dari jendela seperti saat ia datang.

Aruna memandang jendela yang bergerak tertipu angin. Menerawang di gelapnya langit yang luas.

"Siapa pria itu? Kenapa di tubuhnya begitu banyak terdapat racun?" Gumam Aruna sambil menutup jendela kamarnya. "Juga, ini bukan jenis racun biasa. Setidaknya ada lima belas jenis racun yang semuanya adalah jenis yang langka. Dan tiga diantaranya aku bahkan tidak mengetahui jenis racun apa itu?"

Aruna menggelengkan kepalanya. Ia tidak perlu repot-repot memikirkan pria yang bahkan tidak dia ketahui namanya itu.

*

*

*

Terima kasih sudah mampir ♡ ~(*,*)~♡

...~♡♡♡~...

...~<♡The Story Of Han Aruna_4♡>~...

Terpopuler

Comments

Nf@. Conan 😎

Nf@. Conan 😎

blum d revisi ya thor, soal nya msih bnyak typo

2024-09-16

0

yudi

yudi

❤️🌹

2023-05-02

0

fifid dwi ariani

fifid dwi ariani

trus ceria

2022-12-01

0

lihat semua
Episodes
1 1. Di Usir Dari Kediaman Jenderal
2 2. Menjadi Anak Angkat Nyonya Han
3 3. Kembali Ke Daratan
4 4. Pria Bertopeng
5 5. Bunga Yuna
6 6. Ingin Merampas barang dariku?
7 7. Harta Tak Terduga Dari Kantong Penyimpanan
8 8. Sampai Di Kediaman Utama Han
9 9. Festival Lampion
10 10. Kecantikan Nomor Satu
11 11. Tuan Gong, Ketua Pembunuh Bayaran
12 12. Aku Aruna, Han Aruna
13 13. Rencana Perjamuan Bunga
14 14. Persiapan Aruna
15 15. Pertemuan Setelah Sepuluh Tahun
16 16. Hadiah yang Menakjubkan
17 17. Membuat Semua Orang Terpesona
18 18. Permainan Bai Tianli
19 19. Dasar Mesum!
20 20. Seseorang Meragukan Kemampuan Han Aruna
21 21. Sittar Spiritual, Sittar Feiyuan
22 22. Menjadikan Sittar Feiyang Menjadi Bahan Taruhan. Berani?
23 23. Mendapatkan Sittar Feiyang Dan Banyak Bunga Mawar
24 24. Han Aruna, Nona Muda Pecinta Uang
25 25. Pangeran Arnold Datang Ke Arena Berburu
26 26. Pangeran Arnold Yang Tampan Ditolak, Lagi!
27 27. Bertemu Harimau Putih Spiritual
28 28. Bayi Harimau Putih Spiritual Tingkat Tinggi
29 29. Memiliki Dekrit Kosong Juga Tidak Akan Berani Bertindak Sejauh Itu
30 30. Sekte Hitam Devil Dolls
31 31. Xiao Qiu, Sang Pelahap
32 32. Yang Mulia Putra Mahkota Membawanya Secara Pribadi
33 33. Dua Putra Mahkota Datang Bersamaan
34 34. Tang Lin Hua Mengembalikan Dekrit Kosong
35 35. Pangeran Shen Lin Yang Yang Kejam
36 36. Terpaksa Bekerja Sama
37 37. Han Aruna Memenangkan Lomba
38 38. Xiao Qiu Melihat Bubuk Mesiu
39 39. Semua Orang Sibuk
40 40. Menyusup
41 41. Aku Ingin Kamu Mengakuinya
42 42. Siap Menangkap Penjahatnya
43 43. Antara Dua Pasukan
44 44. Ancaman Han Mora
45 45. Arnold VS Han Mora
46 46. Arnold Yang Diabaikan
47 47. Identitas Lain Shen Su Huan
48 48. Ruang Dimensi Mandala
49 49. Pemusnahan Keluarga Xu
50 50. Keluhan Hati Arnold
51 51. Arnold Yang Kejam?
52 52. Xu Ruo Feng Mengaku
53 53. Berhenti Menjadi Orang Baik
54 54. Permintaan Han Aruna
55 55. Meminta Waktu
56 56. Bertemu dengan Orang Yang Tak Terduga
57 57. Shen Su Huan Menerobos Kamar Lagi
58 58. Lamaran
59 59. Arnold Datang
60 60. Kelas Privat Khusus Shen Su Huan
61 61. Jang Mue Lan Yang Delusi
62 62. Suasana Sebelum Lelang
63 63. Hadiah Han Aruna
64 64. Permainan Harga
65 65. Pil Pembersih Tulang
66 66. Shen Su Huan Menawar Harga
67 67. Pasukan Berani Mati
68 68. Diikuti
69 69. Kesalahpahaman Jang Mue Lan
70 70. Potongan Kisah 1
71 71. Potongan Kisah 2
72 72. Permaisuri Li Yue
73 73. Memakai Giok Phoenik Api
74 74. Kesan Pertama
75 75. Memanggil Saksi
76 76. Identitas Asli Yang Terungkap
77 77. Jang Xia Lu Telah Lama Tiada
78 78
79 79. Kejujuran Jang Dong He
Episodes

Updated 79 Episodes

1
1. Di Usir Dari Kediaman Jenderal
2
2. Menjadi Anak Angkat Nyonya Han
3
3. Kembali Ke Daratan
4
4. Pria Bertopeng
5
5. Bunga Yuna
6
6. Ingin Merampas barang dariku?
7
7. Harta Tak Terduga Dari Kantong Penyimpanan
8
8. Sampai Di Kediaman Utama Han
9
9. Festival Lampion
10
10. Kecantikan Nomor Satu
11
11. Tuan Gong, Ketua Pembunuh Bayaran
12
12. Aku Aruna, Han Aruna
13
13. Rencana Perjamuan Bunga
14
14. Persiapan Aruna
15
15. Pertemuan Setelah Sepuluh Tahun
16
16. Hadiah yang Menakjubkan
17
17. Membuat Semua Orang Terpesona
18
18. Permainan Bai Tianli
19
19. Dasar Mesum!
20
20. Seseorang Meragukan Kemampuan Han Aruna
21
21. Sittar Spiritual, Sittar Feiyuan
22
22. Menjadikan Sittar Feiyang Menjadi Bahan Taruhan. Berani?
23
23. Mendapatkan Sittar Feiyang Dan Banyak Bunga Mawar
24
24. Han Aruna, Nona Muda Pecinta Uang
25
25. Pangeran Arnold Datang Ke Arena Berburu
26
26. Pangeran Arnold Yang Tampan Ditolak, Lagi!
27
27. Bertemu Harimau Putih Spiritual
28
28. Bayi Harimau Putih Spiritual Tingkat Tinggi
29
29. Memiliki Dekrit Kosong Juga Tidak Akan Berani Bertindak Sejauh Itu
30
30. Sekte Hitam Devil Dolls
31
31. Xiao Qiu, Sang Pelahap
32
32. Yang Mulia Putra Mahkota Membawanya Secara Pribadi
33
33. Dua Putra Mahkota Datang Bersamaan
34
34. Tang Lin Hua Mengembalikan Dekrit Kosong
35
35. Pangeran Shen Lin Yang Yang Kejam
36
36. Terpaksa Bekerja Sama
37
37. Han Aruna Memenangkan Lomba
38
38. Xiao Qiu Melihat Bubuk Mesiu
39
39. Semua Orang Sibuk
40
40. Menyusup
41
41. Aku Ingin Kamu Mengakuinya
42
42. Siap Menangkap Penjahatnya
43
43. Antara Dua Pasukan
44
44. Ancaman Han Mora
45
45. Arnold VS Han Mora
46
46. Arnold Yang Diabaikan
47
47. Identitas Lain Shen Su Huan
48
48. Ruang Dimensi Mandala
49
49. Pemusnahan Keluarga Xu
50
50. Keluhan Hati Arnold
51
51. Arnold Yang Kejam?
52
52. Xu Ruo Feng Mengaku
53
53. Berhenti Menjadi Orang Baik
54
54. Permintaan Han Aruna
55
55. Meminta Waktu
56
56. Bertemu dengan Orang Yang Tak Terduga
57
57. Shen Su Huan Menerobos Kamar Lagi
58
58. Lamaran
59
59. Arnold Datang
60
60. Kelas Privat Khusus Shen Su Huan
61
61. Jang Mue Lan Yang Delusi
62
62. Suasana Sebelum Lelang
63
63. Hadiah Han Aruna
64
64. Permainan Harga
65
65. Pil Pembersih Tulang
66
66. Shen Su Huan Menawar Harga
67
67. Pasukan Berani Mati
68
68. Diikuti
69
69. Kesalahpahaman Jang Mue Lan
70
70. Potongan Kisah 1
71
71. Potongan Kisah 2
72
72. Permaisuri Li Yue
73
73. Memakai Giok Phoenik Api
74
74. Kesan Pertama
75
75. Memanggil Saksi
76
76. Identitas Asli Yang Terungkap
77
77. Jang Xia Lu Telah Lama Tiada
78
78
79
79. Kejujuran Jang Dong He

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!