Han Aruna menatap nona muda itu dengan jengkel. Ia meletakkan sumpitnya dan melipat kedua tangannya di atas meja. Ia menghela napas menahan amarahnya.
"Hei hei apa apaan kamu menatapku seperti itu?" Gadis muda itu melipat tangannya di depan dada dan menatap Aruna penuh permusuhan.
"Seharusnya aku yang bertanya padamu, apakah kamu tidak merasa jika wajahmu itu membuat naf5u makan kami menurun jika muncul di depan kami?" Ucap Aruna. Beberapa pelanggan restoran itu terkikik. Meskipun nona muda itu cantik, tetapi kelakuannya yang seenaknya sering membuat orang jengkel.
"Berani sekali kamu melawanku! Apa kamu tidak tahu siapa aku?!" Tanya gadis itu sombong.
"Tidak. Kenapa aku harus mengenalmu?" Aruna memandang remeh gadis itu.
"Kamu...! Kamu..! Dengarkan aku! Aku adalah Chu Lan Shi. Aku adalah putri kesayangan menteri Chu. Apa kamu takut sekarang? " Chu Lan Si mengejek Aruna. Memamerkan statusnya yang tinggi.
"Oh...ternyata anak menteri. Pantas saja berlaku begitu sombong." Aruna menganggukkan kepalanya. "Karena nona Chu menginginkan tempat duduk ini, aku akan pergi." Aruna berdiri. Ia menoleh pada Jei mengisyaratkan nya untuk pergi juga. Jei menatap makanan di depannya dengan enggan. Ia baru saja memakan masakan daratan!
Kemudian Aruna menoleh pada pelayan yang takut-takut menonton di samping dan mengintruksikan untuk membawakan makan malam ke kamar Jei sebelum ia berbalik.
"Hei! Apa aku mengizinkanmu pergpergi?" Chu Lan Shi menghalangi Aruna dengan mengulurkan tangannya.
"Tsk. Tidak bisakah aku menikmati malam yang damai?" Aruna melirik kesal lengan putih di depannya.
"Huh! Kamu dengan sombong memberikan mejamu padaku! Apa kamu pikir aku adalah pengemis?" Chu Lan Shi menatap kesal Aruna.
"Sebenarnya apa maumu? Kamu meminta meja aku berikan. Mau apa lagi?" Aruna jengkel.
"Ini bukan masalah meja! Kamu sudah merendahkan harga diriku! Berlutut padaku dan meminta maaf. Mungkin aku akan berpikir untuk memaafkanmu kali ini." Ucap Chu Lan Shi dengan angkuh.
"Nona, tolong jaga batasan anda." Jei yang sejak tadi geram angkat bicara. Perutnya sudah keroncongan. Dan apa dia tidak merasa jika bau harum di restoran ini mampu membuat orang yang kelaparan semakin kelaparan?
"Nona Han maafkan gangguan ini." Manager Sin yang mendengar keributan segera keluar dari ruangannya. Dia tidak menyangka jika tamu terhormatnya sudah diganggu. Kalau tahu hal ini akan terjadi, dia akan menyediakan kamar VIP bagaimanapun caranya. Seperti apapun keadaannya, restoranku tidak akan mampu menanggung akibat jika nona Han merasa tidak puas.
Chu Lan Shi memandang manager Sin dengan kesal. Seharusnya ia yang dihormati di sini. Kenapa jadi pemuda, tunggu... bukankah baru saja manager Sin memanggilnya dengan 'nona'. Apakah itu artinya pemuda itu sebenarnya seorang perempuan?
"Nona Chu, kamar VIP kami sudah kami persiapkan. Silahkan naik ke atas." Manager Sin menoleh dan menatap Chu Lan Shi setelah melihat Aruna menganggukkan kepalanya dan terlihat tidak keberatan.
Sebelumnya kamar pribadi yang ada semuanya penuh saat Chu Lan Shi maupun Aruna datang. Jadi mereka hanya bisa menggunakan meja biasa. Tapi siapa sangka akan terjadi hal seperti ini? Saat ia tahu, ia menyuruh anak buahnya untuk segera membersihkan ruangan yang sebenarnya adalah kamar menajdi ruang pribadi sementara untuk meredakan kemarahan Chu Lan Shi karena semua orang di ibukota mengetahui karakter nona muda yang sombong itu.
"Huh! Kali ini aku membiarkanku lewat! Lain kali jangan harap aku berbelas kasih! Huh!" Chu Lan Shi mendengus sebelum ia mengibaskan lengannya dan naik ke atas mengikuti pelayan yang akan mengantarkan ke ruangannya.
"Nona Han maafkan ketidaknyamanan ini. Kami sudah mempersiapkan kamar anda." Manager Sin menoleh dan berkata dengan hormat pada Aruna. Sebagai sesama pedagang, Aruna mengetahui posisi sulit manager Sin saat itu. Jadi dia mengangguk dan mengikuti pelayan ke kamarnya.
Sesampainya di kamar, Aruna meminta pelayan untuk menyiapkan air mandi untuknya. Setelah semua siap, ia mengusir pelayan pergi. Ia tidak senang dilayani saat dirinya mandi. Dia lebih suka melakukannya sendiri.
Aruna melepas satu persatu lapisan hanfu nya. Memasukkan beberapa tetes aroma terapi yang dia buat sendiri ke dalam bak mandi sebelum ia melepas satu-satunya kain yang menutupi tubuhnya. Kemudian dia masuk kedalam dalam bak mandi dan memasukkan seluruh tubuhnya di sana.
Aroma terapi yang menenangkan membuatnya nyaman. Namun begitu ia tidak boleh terlalu lama lengah. Saat ini ia berada di luar, jadi tidak ada yang tahu apa yang apakan terjadi. Jika sesuatu terjadi Saat di oalah masih dalam keadaan polos seperti ini, dia pasti tidak apakankan bisa bergerak. Jadi Aruna dengan cepat menggosok tubuh dan rambutnya agar bersih.
Insting Aruna terbukti benar. Di luar diapain mendengar ribut-ribut. Aruna segera keluar dan memakai pakaian dalamnya. Namun pakaian dalam itu putih dan sedikit tipis. Jadi saat terkena tubuhnya yang basah, itu masih tidak nyaman.
Aruna menyambar hanfu luarnya saat ia mendengar suara keras dari dalam kamarnya dan dalam hitungan detik, dia merasakan tangan yang dingin membungkam bibirnya. Aroma cendana dan minta yang segar menyapa hidupnya. Ada juga sama-sama tercium aroma hebat dari berbagai rempah-rempah yang lembut.
"Diam." Suara yang dalam terdengar dari belakang telinganya. Napas hangat menerpa lehernya yang sedikit basah. Membuat tubuhnya merinding.
"Aku tidak akan menyakitimu jika kamu diam." Aruna menoleh ke belakang dan melihat seorang pria dengan topeng menutupi seluruh wajahnya.
Aruna bukanlah gadis polos yang mudah ditindas. Dia juga tidak akan menurut jika dia disuruh untuk diam oleh seseorang yang tidak dikenalnya dan dalam keadaan yang seperti ini. Aruna menundukkan tubuhnya saat dia memutar. Dengan mudah ia lepas dari cengkeraman pria bertopeng itu.
Pria itu tidak menyangka jika Aruna dapat dengan mudah lepas dari cengkeraman nya. Khawatir ia akan berteriak, ia berusaha menangkap Aruna kembali. Namun ternyata gadis itu tidak mudah dihadapi. Butuh beberapa usaha untuk menangkapnya lagi. Tetapi Tetapi ia merasa seperti itu karena saat ini gadis itu hanya menggunakan satu tangannya saat melawannya. Ya. Tangan kiri Aruna memegang hanfu nya yang belum ia kenakan dengan sempurna.
Aruna kembali dikuasai. Bibir Aruna kembali dibungkam. Kali ini, karena khawatir Aruna akan melawan lagi, pria bertopeng itu memegang erat kedua tangan Aruna di depan perutnya. Juga, tubuh mereka menempel sempurna. Punggung Aruna menabrak dada bidang pria itu.
"Nona, apa yang terjadi?" Suara Jei terdengar dari luar. Pria itu melirik Aruna dengan isyarat untuk diam.
"Biarkan aku bicara. Jika tidak temanku akan masuk saat mengetahui ada yang tidak beres terjadi di sini." Ucap Aruna dengan tidak jelas karena bibirnya yang masih dibungkam.
"Baiklah. Awas jika kamu berbohong." Aruna mengangguk. Pria itu melepaskan tangannya dari bibir Aruna.
"Tidak apa-apa Jei. Kembalilah ke kamarmu." Ucap Aruna dari dalam.
"Hmmm....baiklah nona." Jei merasa ada yang salah. Tetapi ia tidak akan melawan perintah nonanya. Jadi ia kembali kembalikan kamarnya sendiri namun terus bersiap jika mendengar sesuatu terjadi di kamar Aruna yang ada di samping kamarnya.
"Sepertinya orang-orang yang mencarimu sudah pergi." Ucap Aruna canggung. Posisi mereka berdua terlihat cukup intim dimana pria itu seperti sedang memeluk Aruna dari belakang.
Pria bertopeng itu tidak segera melepaskan Aruna. Hanya setelah memastikan tidak ada suara dari luar ia melepaskan Aruna.
Aruna menjauhkan dirinya. Membalik tubuhnya saat ia mengikat tali hanfu nya dan memakai ikat pinggangnya. Pria itu memandang Aruna linglung.
"Siapa kamu? Kenapa orang-orang itu mengejarmu?" Tanya Aruna menyelidik.
"Itu bukan urusanmu. Terima kasih. Aku pergi dulu." Pria bertopeng itu melompat dari keluar dari jendela seperti saat ia datang.
Aruna memandang jendela yang bergerak tertipu angin. Menerawang di gelapnya langit yang luas.
"Siapa pria itu? Kenapa di tubuhnya begitu banyak terdapat racun?" Gumam Aruna sambil menutup jendela kamarnya. "Juga, ini bukan jenis racun biasa. Setidaknya ada lima belas jenis racun yang semuanya adalah jenis yang langka. Dan tiga diantaranya aku bahkan tidak mengetahui jenis racun apa itu?"
Aruna menggelengkan kepalanya. Ia tidak perlu repot-repot memikirkan pria yang bahkan tidak dia ketahui namanya itu.
*
*
*
Terima kasih sudah mampir ♡ ~(*,*)~♡
...~♡♡♡~...
...~<♡The Story Of Han Aruna_4♡>~...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 79 Episodes
Comments
Nf@. Conan 😎
blum d revisi ya thor, soal nya msih bnyak typo
2024-09-16
0
yudi
❤️🌹
2023-05-02
0
fifid dwi ariani
trus ceria
2022-12-01
0