WARNING!!! 21+
Yang tidak suka dan merasa canggung. Bisa di lewat saja!
Terima kasih!
♥️♥️♥️♥️♥️♥️♥️♥️♥️♥️♥️♥️♥️♥️♥️♥️♥️♥️
Lea begitu lelah hari ini, ia tertidur pulas di kasur yang empuk, tidak menyadari ada orang yang berjalan menuju tempat tidurnya, mendekatinya dan berbisik di telinganya.
"Sudah tidur?"
Suara itu sejernih air di sungai, begitu enak di dengar tapi membuat Lea merinding.
Ia terbangun, membuka matanya lebar-lebar tapi tidak bisa melihat wajah pria di depannya. Bulu kuduknya terasa berdiri, rasa dingin mulai menyebar ke sekujur tubuhnya.
Pria itu mendekat. "Apakah kamu sudah siap?" tanpa basa basi ia bertanya.
Ia tahu, pertemuannya dengan wanita ini sekarang, di kamar ini hanya untuk membuat wanita ini mengandung anaknya.
Lea sangat gugup. Siap apa? Apakah siap untuuuukkkkk ....
Jantungnya berdetak dengan cepat. Tubuhnya bergetar, tangannya dingin dan sedikit berkeringat.
Lea panik.
Aku harus menjawab apa?
Melihat wanita yang berbaring ini tidak menjawab, pria itu berkata
"Baiklah, karena kamu adalah wanita yang terpilih untuk mengandung anakku, aku minta kerjasamanya!"
Mendengar kata kerjasama, tubuh Lea kembali bergetar.
Lea sangat gugup, ia segera berkata
"Ba-baiklah!"
Setelah mendengar persetujuan dari wanita ini, pria itu langsung membuka semua pakaiannya.
Lea memalingkan muka, ia mendengar suara seseorang yang sedang membuka pakaian.
Apakah sekarang saatnya? Saat untukkkkkk ....
Lea tidak bisa melanjutkan gumamannya dalam hati.
Lea memegang ujung selimut dengan erat. Ia menarik selimut sampai menutupi dadanya.
Ia sadar, walau ia tidak menutup badannya dengan selimut, pria ini tidak bisa melihat indahnya tubuh Lea yang berbalut lingerie tipis.
Pria itu mendekat padanya, memegang selimut Lea dan mencoba menariknya.
Lea memegangnya erat.
Ia dan pria itu saling tarik menarik selimut. Sampai pria itu sedikit tersenyum dan bertanya
"Hei wanita! Apakah ini pertama kalinya bagimu?"
Pria itu bisa merasakan bahwa wanita yang sedang berbaring ini begitu gugup dan sangat ketakutan.
Lea segera melepas pegangannya pada selimut. Ia ingat kata-kata pria ini tadi
Minta kerjasamanya.
Lea segera berkata
"Iya ... maaf! Aku ... belum pernah berada di situasi seperti ini. Maafkan aku!"
Pria itu menjawab
"Oke, tidak masalah!"
"Supaya cepat selesai, bagaimana jika kita memulainya sekarang?"
Lea menjawab dengan gugup "Ba-baiklah!"
Pria itu naik ke atas tempat tidur
Ia membuka selimut Lea dan menghempaskannya ke lantai.
Lea tanpa sadar merapatkan kedua kakinya, menyilangkan kedua tangan di dada.
Ada rasa malu menyebar dalam dirinya. Ini pertama kalinya Lea bisa sedekat ini dengan seorang pria.
Pria itu mendekat.
Dia menekan Lea, memegang tangannya dan berbisik
"Buka tanganmu! Tidak perlu gugup. Ini hal yang biasa antara pria dan wanita jika ingin memiliki anak!"
Lea semakin gugup mendengarnya.
Pria itu membuka tangan Lea dengan lembut. Seolah dia tahu cara memperlakukan seorang gadis ketika melakukan itu untuk pertama kalinya.
Sentuhan pria itu sangat lembut. Lembut membuat Lea nyaman dan rileks.
Pria itu mulai membuka baju tidurnya, melemparnya ke lantai.
Lea gugup, ia menggigil kedinginan.
Pria itu langsung memeluknya dan menghangatkan tubuhnya.
Tidak ada ciuman bibir dari keduanya.
Mereka sadar, ketika ciuman bibir itu terjadi, harus dari dua orang yang saling mencintai. Sebagai gantinya, pria asing itu mencium lehernya, terus berputar di sana.
Tanpa sadar Lea mendesah.
"Aahhh .... "
Lea sadar akan desahannya, ia segera menutup mulutnya sendiri dengan tangan.
Pria itu samar melihatnya.
Ia memegang tangan Lea, mencoba melepaskan tangan dari mulutnya, sambil berkata
"Jangan di tahan. Jika ingin bersuara, bersuaralah. Ruangan ini kedap suara. Kamu tidak perlu khawatir!"
"Ah, tidak!" tentu saja Lea tidak mencemaskan hal itu.
Pria itu bertanya "Boleh lanjut?"
Lea "Iya!"
Pria itu memegang sesuatu yang empuk dan hangat di depannya, dia mulai bermain dengan mulutnya, menghisapnya penuh gairah, membuat Lea kembali mendesah dan menggeliat.
Lea sudah mulai terpancing.
Pria itu berhenti dan tersenyum. Ia merasa puas dengan respon wanita ini.
Karena ia tahu, dalam hubungan intim seperti ini, harus sama-sama menikmati walau tanpa dasar cinta. Jangan hanya pria saja yang merasa nyaman dan enak, wanita pun harus merasakannya.
Pria itu melanjutkan tugasnya. Ia menyusuri setiap inci tubuh wanita ini. Walau dalam keadaan gelap gulita, pria itu bisa merasakan halus dan lembut kulitnya.
Setelah puas berjelajah, inilah saatnya untuk memasuki hal yang inti.
Pria itu masih dengan lembut berkata
"Buka kakimu! Kalau seperti ini, bagaimana aku bisa masuk?"
Lea terus merapatkan kedua kakinya.
Ia taku, takut kata orang bahwa akan sangat sakit.
"Aku takut!"
Pria itu membujuk
"Kamu jangan takut! Aku akan pelan. Oke?"
Perlahan pria itu membantu membuka kakinya.
Dengan hati-hati ia masuk ke dalam. Sedikit sempit ia mulai menaikan tempo.
Lea: "Aaaaaa!"
Pria itu berhenti, ia bertanya "Apakah sakit?"
"Iyaaa! Aaww!" Lea kesakitan.
Mau bagaimana lagi, untuk pertama kalinya memang sangat sakit. Jadi harus ditahan, tidak ada cara untuk menghilangkan rasa sakitnya.
Pria itu membujuk "Tahan ya? Aku akan pelan!"
Lea "Iya!"
Pada akhirnya, pria itu membungkam mulut Lea yang terus menjerit, membungkam dengan bibirnya.
Malam yang panjang, dua tubuh di tempat tidur itu entah kapan mulai tertidur,
*
Di pagi hari, cahaya mentari sedikit masuk melalui tirai jendela.
Tiba-tiba terdengar nada ponsel berdering, Lea tahu Itu nada dering ponselnya.
Ia segera membuka mata, walau tidak bisa melihat dengan jelas apa yang ada di dalam kamar itu, tapi samar terlihat punggung putih seorang pria yang membelakangi dirinya.
Ia mengangkat teleponnya dan berkata
"Halo .... "
"Nona, saya sudah didepan untuk menjemput anda pulang. Apa anda sudah siap?" tanya sang supir.
Lea kaget
Jam berapa ini? Ahhh jam 8. Sial ... padahal baru tadi aku tertidur, masih ngantukkk. Ini gara-gara pria ini.
Ia melirik sekilas pada pria yang membelakangi dirinya.
Menyiksaku semalaman, sampai badanku terasa sakit. Ia masih bergumam dan marah dalam hati.
Tapi apa boleh buat, ini adalah pilihannya.
Dengan malas Lea menjawab
"Baik ... saya akan segera turun."
Lea turun dari tempat tidur, ia memakai bajunya dan pergi ke kamar mandi.
Setelah selesai, ia segera pergi menuju rumahnya.
*
Hari ini Lea berniat untuk mengambil cuti sekolah selama 1 tahun. Ia baru 1 tahun sekolah dan kali ini 1 tahun cuti.
Hal konyol apa yang kamu mainkan Lea? ia memaki dirinya sendiri.
"Lea ... kamu benar mau mengambil cuti sekolah?" tanya Emily penasaran.
"Iya ... cuma 1 tahun! Setelah aku hamil dan melahirkan, bayinya akan langsung di ambil oleh keluarga itu, dan aku bisa sekolah lagi." Lea menjelaskan.
"Lea, kamu serius apa yang kamu lakukan?" Emily menatap tak percaya.
Dia mengira cerita seperti ini hanya ada di film-film ... ternyata malah terjadi kepada temannya sendiri.
"Kemarin ... mereka sudah mengirim uang muka 50% ke rekeningku!"
Itu menandakan Lea sangat serius, dan kejadian tadi malam ... itu mempertegas bahwa ini benar-benar sangat serius.
Emily membuka leba-lebar mulutnya, menatap tak percaya
"Waw ... kamu benar-benar di transfer 500 juta oleh mereka?" ia kaget.
Lea hanya menganggukan kepalanya.
Dengan bahagia Emily membujuk
"Kamu banyak uang sekarang ... traktir makan enak lah!"
"Hahahhaha .... "
"Baiklah ... let's go ... kita makan sepuasnyaaa!"
Akhirnya, mobil melaju dengan kencang menuju Restoran termahal di pusat kota A.
Kita harus merayakannya.
*
Satu bulan berlalu, akhirnya Lea positif hami, ia sangat bahagia.
Akhirnya pengorbanannya tidak sia-sia.
Sebelum perut ini membesar, aku harus mulai memikirkan usaha apa yang cocok di Ruko itu?
Jadi, setelah melahirkan nanti, aku bisa langsung menjalankan usahaku.
Lea mulai memutar otak. Ada beberapa ide usaha yang terlintas dalam benaknya.
Tapi, ia lebih ingin membuka sebuah tempat makan.
Walau kecil, tapi suatu hari nanti ia ingin menjadikan usahanya sebagai waralaba. Membuka cabang di mana mana dan bersaing dengan Soba. Itulah cita-citanya!
Mungkin bukan sebuah cita-cita. Lebih tepatnya sebuah sakit hati yang ia rasakan sewaktu bekerja dan dipecat di Soba.
Jadi ... ia ingin membuka tempat makan seperti Soba dan dia yang menjadi Bosnya, tidak akan ada lagi orang yang akan menghina, menindas dan memecatnya.
.
Di sebuah Kafe ternama, Lea duduk berdampingan dengan kedua sahabatnya, Emily dan Nathan.
Ia meminta bantuan sahabatnya untuk mencari ide tentang rencan usahanya.
"Bagimana ... apa kalian mempunyai ide? Tema, dekorasi atau apalah?" tanya Lea pada kedua sahabatnya.
Emily menjawab "Kamu kapan mulai renovasi tempat?"
Emily lanjut berkata
"Mungkin temanya minimalis bergaya korea, itu bagus!"
"Jalan utara tempat ruko kamu itu dekat dengan Kampus Frada Wista."
"Untuk menarik minat para anak kampus, bisa di design yang simple dan unik."
Nathan pun tak mau kalah, ia menambahkan
"Aku punya ide nama."
Ia tersenyum cerah menambahkan
"LEAYUMI FOOD bagaimana?"
Lea tertawa mendengarnya, ia hampir muntah dengan nama yang keluar dari mulut Nathan.
"Gkgkgk .... Nama macam apa itu? Hahhaha ... Nathan kamu tidak asal memberi ide kan? Yang benar saja!"
"Heyyyy ... mengapa meremehkan ideku? Itu artinya Lea nama kamu, dan yummmmy sama dengan enak."
"Anak muda kalau mengekspresikan enak tuh seperti itu .... 'Emmmh yumyy ' .... kaku tidak gaul sih ... ahhhh." Nathan mulai kesal.
Lea masih saja ketawa ketiwi mendengarnya. Merasa geli dengan nama itu.
"Hihi ... iyaa maaf ... bagus juga ide kamu! Aku akan memakai nama itu."
"Leayumi Food. Oke?" ia membujuk Nathan yang sedikt marah.
"Terus apa lagi ayo! Aku tampung semua ide kamu dan kamuuuuu!" ucap Lea sambil menunjuk ala-ala koboy bawa pistol ke arah Emily dan Nathan.
Perbincangan itu masih seputar ide dekorasi, nama, dan menu. Semua campur tangan kedua orang ini.
Lea sangat menghargai sahabatnya, sampai melibatkan masalah pencarian properti dan koki kepada mereka.
Nathan membantu masalah pencarian para karyawan, bahkan ia sementara ini menjadi Manajer di Leayumi Food.
Akhirnya persiapan selama hampir dua bulan itu berjalan dengan lancar.
*
🎉HARI PEMBUKAAN LEAYUMI FOOD.
Jalan Utara Samola Pusat Kota A.
📢 "Hari pertama buka nih ... yuk Adek, Kakak, Ibu, Bapa, Nenek, Kake, Paman, Bibi dan semuuuaaaaa yang ada disini"
"Kalian bisa mencoba menu-menu baru kami dengan harga perkenalan, Diskon 50% di mulai hari ini sampai seminggu ke depan, untuk semua menu."
"Yuukk ... mariiiiii makannn. Emmhh yummyyyyyyy, di Leayumi food tentunyaaa."
Emily yang memakai pengeras suara, terus mempromosikan tempat usaha Lea yang baru buka hari ini.
Sampai suaranya serak ia terus berkicau seperti burung kenari yang cantik.
Tamu begitu banyak di hari pertama buka.
Untungnya Ruko Lea ini memiliki Dua lantai dengan bangunan yang sangat luas, membuat para tamu yang datang merasa nyaman.
Lea yang menginjak masa kehamilan 3 bulan, hanya duduk sambil mengerutkan kening di meja Bos.
Ia mual mencium bau masakan di tempat usahanya ini.
Ia bahkan merasa pusing melihat lalu lalang orang keluar masuk Restorannya. Ia juga sakit kepala mendengar teriakan nyaring Emily.
Tapi apa boleh buat, ini pilihannya.
Untung ada Nathan yang menangani semuanya.
Lea tahu, Nathan begitu baik kepadanya. Entah dengan cara apa Lea harus membalas semua kebaikannya.
Yang jelas ... tanpa Nathan, semua ini tidak akan berjalan dengan baik.
-
Di tengah malam yang mulai gelap, Leayumi Food mulai sepi pengunjung. Semuanya sudah lelah seharian bekerja keras dan sekarang waktunya tutup.
Lea mengumpulkan semua karyawan dan berkata
"Terima kasih untuk semuanya yang telah bekerja keras hari ini di acara pembukaan Leyumi Food."
"Kalian semua pasti lelah. Untuk merayakan keberhasilan hari pembukaan ini, saya selaku pemilik Leayumi Food sudah menyiapkan bonus untuk kalian semua!"
Tepuk tangan meriah pecah di sana.
Lea sebelumnya memang sudah menyiapkan bonus untuk para karyawan di hari pembukaan ini.
Dengan karyawan sebanyak 20 orang termasuk Emily dan Nathan, Lea segera menyerahkan Bonus uang tunai masing-masing 1 juta.
Tentu saja Emily dan Nathan berbeda, mereka 2x lipat lebih banyak dari Bonus karyawan lain. Itu membuat semuanya senang.
"Untuk merayakannya, sekarang kita makan dan minum sepuasnya. Oke? Ayo semuanya, jangan sungkan, makan dan minumlah sebanyak yang kalian mau." ucap Lea bersangat, membuat suasana pecah kembali.
Melihat Lea membagikan bonus untuk para karyawan, Emily sedikit khawatir, ia bertanya "Lea, mengapa belum apa-apa sudah membagikan bonus untuk kami?"
Lea tersenyum, ia dengan senang menjawab, "Tidak, ini uang pribadiku! Aku hanya ingin berbagi dengan kalian. Tanpa kalian, usahaku tidak akan berjalan lancar!"
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 173 Episodes
Comments
Okto Mulya D.
Wahhh belum apa2 sudah 3 bulan aja, kehamilannya. Thor itu hanya sekali tembakan ya, soalnya tidak diceritakan berapa kali Lea dan si tuan misterius melakukan hubungannya..
2023-04-12
0
SOO🍒
kirain lea hamil melalui inseminasi
2023-02-05
0
Asih Ningsih
seharusnya kmu gak menyerahkan mahkotamu lea tpi semua author yg mgatur.
2022-11-15
0